Oleh: Dedi Junaedi Tenaga Ahli Mentan Bidang Informasi dan Komunikasi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SINKRONISASI REGULASI : MENYUKSESKAN TRANSFORMASI BPJS 1 JANUARI 2014
Advertisements

Data produksi ( ) • Produksi padi, pada tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
4/3/2017 9:12 AM GAMBARAN UMUM PP nomor 71 TAHUN 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan © 2007 Microsoft Corporation. All rights reserved. Microsoft,
DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS IDENTIFIKASI MASALAH PENDIDIKAN DALAM RANGKA PENYEMPURNAAN DAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PENDIDIKAN KEMENTERIAN.
Sesi 7: Manajemen Risiko & Asuransi
PENGATURAN LABEL PRODUK PANGAN DAN NON PANGAN DALAM RANGKA PENGUATAN PASAR DOMESTIK dr. Bayu khrisnamurti wakil menteri KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI 11.
GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) Oleh: Ismulhadi.
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
Pasal 54. Penyelesai mempunyai hak,wewenang,dan kewajiban sebagai berikut: a.melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama”koperasi dalam penyelesaian”
KEBIJAKAN BIRO HUKUM DAN KLN DALAM BIDANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Pencapaian sasaran kinerja
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DALAM TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
SERTIFIKASI PRODUK SEGAR (Prima) pada buah & sayuran
Oleh Anis Hidayah Direktur Eksekutif Migrant CARE

PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
Makalah Kunci (Keynote Speech)
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Awal Kemerdekaan – Orde Baru
Jakarta Convention Centre, 29 Januari 2010
Pajak Penghasilan Final
Business Law Badan Usaha dalam kegiatan Bisnis -2 M-4 1Tony Soebijono.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)
Oleh : Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian, Sekretariat BPSDM KP
Kebijakan Perpajakan Dalam Mendukung Pembentukan Kawasan Pelabuhan Dan Perdagangan Bebas disampaikan oleh: Direktorat Jenderal Pajak.
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS PERTANIAN PROVINSI NTB
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
HUKUM LINGKUNGAN HUKUM YG MENGATUR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Disampaikan AGUS RIYANTO,SH.,MH
REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
UNDANG – UNDANG NO. 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
PPh Pasal 25 PPh Pasal 25 mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.
Materi Ke-1: Sejarah Bentuk dan Proses Legislasi di Indonesia
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
Capt. Dr. Anthon Sihombing (Anggota DPR RI Fraksi Golkar)
DASAR HUKUM PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
K EBERHASILAN G AYA K EPEMIMPINAN S OEHARTO Pada masa pemerintahan Soeharto, banyak sekali hal yang dilakukan selama 7 periode pemerintahan beliau sejak.
ASPEK HUKUM USAHA WARALABA
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 PPh 23 & 26.
Department of Business Adminstration Brawijaya University
ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA
KERANGKA STRATEGIS PROGRAM AKREDITASI MADRASAH
RAHASIA BANK Materi Kuliah.
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
PENATAAN KELEMBAGAAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia
Arah Kebijakan Persusuan
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
Disampaikan Oleh: MY ESTI WIJAYATI ANGGOTA DPR RI KOMISI X
Arah Kebijakan Persusuan
Arah Kebijakan Persusuan
PERAN SERTA DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
Arah Kebijakan Persusuan
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
PEMBANGUNAN PERTANIAN
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
Transcript presentasi:

Efektivitas Kebijakan Perundang-undangan thd Pencapaian Swasembada Pangan Oleh: Dedi Junaedi Tenaga Ahli Mentan Bidang Informasi dan Komunikasi Bogor, 24 Agustus 2011 26 Mei 2011

Pengalaman Swasembada Target Swasembada Swasembada Beras I & II RUANG LINGKUP Definisi Pengalaman Swasembada Target Swasembada Swasembada Beras I & II Kebijakan & Perundangan Analisisis Efektivitas Kebijakan

DEFINISI Perundang-undangan: Segala bentuk peraturan mulai dari UU, PP, Kepres, Inpres, Permen yang mengatur tentang kebijakan pangan dan budidaya tanaman pangan/pertanian Swasembada Pangan: Kondisi ketahanan pangan dimana sebuah negara mampu mencukupi kebutuhan konsumsi pangan warganya dengan pasokan minimal 90% berasal dari kemampuan produksi dalam negeri (FAO).

Pengalaman Swasembada Beras 1984 Beras 2008-sekarang Jagung 2009 Swabada Daging dan telur ayam (2009-sekarang)

Target Swasembada 2014 Swasembada Beras Berkelanjutan (Surplus 10 juta ton, Cad 3,5 juta ton) Swasembada Jagung Swasembada Gula Swasembada Kedelai Swasembada Daging Sapi

Swasembada Beras Swasembada I (1984-1985) Kebijakan Ektensifikasi dan Intensiifikasi melalui Program Bimas dan Insus berhasil melejitkan produksi padi dari 21 juta ton GKG (1973) menjadi sekitar 40 juta ton GKG (1984) sehingga tahun 1985 Indonesia mendapat penghargaan FAO. Sejatinya, saat itu masih ada impor beras sekitar 400.000 ton dan ekspor 60.000 ton ke negara rawan pangan. Swasembada II (2008-2011) Kebijakan P2BN (bantuan benih dan pupuk, SL-PTT) dimulai tahun 2006 berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas hingga swasembada kembali tercapai. Produksi gabah 2008 mencapai lebih 60 juta ton GKG, surplus 5 juta ton beras.

Kebijakan Perundangan UU 41/2009 PLPB UU 18/2009 Peternakan & Keswan UU 7/96 Pangan UU 12/92 Sistem Budidaya UU 16/2006 Penyuluhan Kepres 39/1978 Bulog BP Bimmas. Kepres 62/1983 Kepres 36/1980 Insus UU Agraria 5/1960

Kebijakan Perundangan (1969-1984) UU No 5/1960 Pokok Agraria Amanat Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, pasal 33 Undang-undang Dasar dan Manifesto Politik RI, yang mewajibkan Negara untuk mengatur pemilikan tanah dan memimpin penggunaannya, hingga semua tanah di seluruh wilayah kedaulatan bangsa dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara perseorangan maupun secara gotong-royong.

Kepres da PP Badan Urusan Logistik (BULOG) Sejarah Bulog: Voeding Middelen Fonds (VMF) berdiri 1939; tugasnya membeli, menjual dan mengadakan persediaan bahan makanan. 1942-1945 VMF dibekukan dan diganti dengan "Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha". 1945-1950, Jawatan Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) dan 1947/48 dibentuk Kementrian Persediaan Makanan Rakyat

Sejarah Bulog 1950 Yayasan Bahan Makanan (BAMA) 1952 Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM) 1958 selain YUBM (ditugaskan untuk impor) ada pula YBPP (Yayasan Badan Pembelian Padi) 1964 YUBM dan YBPP dilebur menjadi BPUP (Badan Pelaksana Urusan Pangan) (1964-1966). 1966 BPUP dilebur menjadi Kolognas (Komando Logistik Nasional) (1966-1967). 1967 KOLOGNAS diganti dengan BULOG (Badan Urusan Logistik) (1967-1969) melalui Keppres No. 114/1967.

Sejarah Bulog Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, BULOG menjadi "Single Purchasing Agency" dan Bank Indonesia sebagai Single Financing Agency (Inpres No. 1/1968). 1969 Bulog direorganisasi dengan Keppres 11/1969. Tugasnya: membantu Pemerintah untuk menstabilkan harga pangan khususnya 9 bahan pokok. BULOG terus disempurnakan melalui Keppres No. 39/1978, 50/1995, 45/1997, 19/1998, 29/2000, 166/2000,103/2001, dan akhirnya menjadi Perum Bulog berdasar PP No 7/2003 dan direvisi lagi PP No 61/2003

Kepres No 36/1980 tentang Intensifikasi Khusus (Insus) Pemberian premi Rp 3/kg GKG yang menjual gabah kepada pemerintah (sampai 50% hasil Insus per Poktan) Berlaku mulai musim tanam 1980 dari dana subsidi pangan Pembayaran satu bulan sebelum tanam atau selambat-lambatnya dua pekan sebelum tanam musim berikutnya. Pembayaran melalui BRI kepada Poktan peserta Insus

Kepres No 9/1982 Tunjangan Pangan Pegawai Negeri Pensiunan Pegawai Perusahaan Keperluan Khusus Operasi Pasar

Bimas dan Badan Pengendalian Bimas Dasar: Kepres No 6/1979 (Bimas) dan Kepres No 62 (BP Bimas) Bimas: perangkat terpadu dari kegiatan penyuluhan, disertai penyediaan paket saprotan dan kredit, untuk peningkatan produksi pertanian melalui intensifikasi tanaman padi, palawija, hortikultura, peternakan, perikanan, dan perkebunan, dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, peternak, nelayan dan keluarganya

BP Bimas Badan Pengendali Bimas adalah wadah koordinasi non struktural yang menyeleng- garakan Bimas dipimpin oleh Menteri Pertanian selaku Ketua, dibantu oleh Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Pangan selaku Ketua Bidang Tanaman Pangan, Menteri Muda Urusan Peningakatan Produksi Tanaman Keras selaku Ketua Bidang Perkebunan, Menteri Muda Urusan Peningkatan Urusan Produksi Peternakan dan Perikanan selaku Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan;

Kepres 62/1982

Kebijakan Harga Gabah/Beras Harga Dasar Gabah (1969-2000) HDG diterapkan untuk memberi jaminan profitabilitas bagi petani minimal 30% dan dengan memperhatikan perkembangan harga beras dan biaya hidup. Harga atas ditetapkan untuk memberi insentif bagi pedagang secara wajar. Formula HA =1,155*HD Harga Pembelian Pemerintan (2001-sekarang) HPP dipakai karena HDG dipandang tidak efektif karena intrumen pendukung (pembatasan impor dan kemampuan Bulog saat panen raya) tidak memadai.

Kebijakan Perundangan (1992-2011) UU Sistem Budidaya Tanaman (12/1992) UU Pangan (7/1996) UU Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutana (16/2006) UU Peternakan dan Kesehatan Hewan (18/2009) UU Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (41/2009)

Kebijakan Turunan (1992-2011) 21 buah PP (antara lain tentang Usaha Budidaya Tanaman Skala Luas; Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Berkelanjutan; Pupuk; Perbenihan; Alsintan; Bakorluh; Ketahanan Pangan; Perlindungan Tanaman; Keamanan dan Mutu Pangan; Sistem Kewaspadaan pangan; Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan 25 Keppres, 9 Perpres, 9 Inpres, dan sedikitnya 31 Permentan

Kebijakan Efektif? Mencapai sasaran Menjadi solusi, Menciptakan Sinergi Berjalan baik (Implementatif) Berwibawa (instrumental)

Beberapa Indikator Postur Anggaran Nominal naik, proporsi menurun Anggaran Deptan 1983 (13,5% APBN), 2010 (1,3% APBN), Anggaran Pertanian 2010 (4,5%) Komitmen Pusat – Daerah variasi dan gap antardaerah dalam implementasi program dan kebijakan Capaian kinerja - kuantitas (produksi dan produktivitas) - kualitas (NTB, PDB, neraca pembayaran)

PDB DAN NTP PDB PERTANIAN SEMESTER I 2011: RP 549,5 TRILYUN (NAIK 3,7%) KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PDB NASIONAL 15,5% NTP PER JULI 2011 104,7

NERACA EKSPOR IMPOR EKSPOR KOMODITAS PERTANIAN SEMESTER I 2011: US$ 17,95 MILYAR IMPOR BARANG KONSUMSI SEMESTER I 2011: US$ 6,35 MILYAR NERACA EKSPOR IMPOR PERTANIAN SEMESTER 1 SURPLUS US$ 11,6 MILYAR

Jazakumullah...