KONSEP & PEMANFAATAN SEVEN BASIC QUALITY TOOLS Sukma | P2CC10 Woro Yuliyastiningrum | P2CC10028 Dianita P | P2CC10 Diana | P2CC10
SEVEN BASIC QUALITY TOOLS Tujuh alat kendali mutu adalah suatu metode atau perlengkapan statistik minimal yang harus dikuasai oleh setiap karyawan, dan diterapkan dalam aktivitas Gugus Kendali Mutu guna membantu mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah serta mengusahakan perbaikan hasil dan proses kerja. Alat-alat itu dirancang sederhana hingga dapat dipakai siapa saja dengan bekal pendidikan menengah. Tujuannya adalah untuk memudahkan pelacakan secara tepat atas masalah yang mungkin terjadi (troubleshooting).
SEVEN BASIC QUALITY TOOLS Tujuh alat kendali mutu tersebut terdiri dari : Lembar periksa ( check sheet ) : Lembaran yang berisi catatan tentang kegiatan atau kejadian dalam suatu jangka tertentu. Stratifikasi : Mengklasifikasikan masalah menjadi kelompok sejenis yang lebih kecil atau unsur tunggal sehingga lebih jelas. Histogram : Diagram yang terdiri dari grafik balok dan menggambarkan distribusi data yang ada. Diagram pareto : Diagram yang terdiri atas grafik balok dan garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Diagram sebab akibat/diagram tulang ikan ( fish-bone diagram ) : Memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh pada mutu hasil berdasarkan metode, material, manusia, mesin/alat, dan lingkungan. Diagram pencar ( scatter diagram ) : Diagram yang menggambarkan korelasi dari suatu penyebab atau faktor yang berkesinambungan terhadap karakteristik mutu. Bagan kendali ( control chart ) : berupa grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian.
Lembar Periksa (check sheet) Merupakan alat yang mutlak diperlukan bagi mereka yang melaksanakan penelitian dan pengendalian kualitas atau kuantitas barang ataupun jasa. Karena dari data yang didapat dan dikumpulkan dapat mengambil suatu gambaran, kesimpulan ataupun keputusan yang akurat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet, antara lain : Sasarannya harus jelas Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran Dapat diisi dengan mudah dan cepat Dapat disimpulkan dengan cepat
NoJenis cacatMIMII MIVJumlahKet. 1Logo Jahitan Anyaman Jumlah Contoh Lembar Periksa
Stratifikasi Data dapat disusun dengan mengklasifikasi masalah atau membagi keseluruhan area perhatian menjadi kelompok sejenis atau subkelompok yang lebih kecil untuk identifikasi faktor masalah sehingga lebih jelas. Data pada Check Sheet dibuat Stratifikasi : No.Jenis cacatJumlah% Kumulatif 2Jahitan9560 3Anyaman logo Jumlah160100
Histogram Adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan distribusi yang diperoleh bila mana datadalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun suatu histogram dibuat berdasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk memberikan saran mengenai kemungkinan distribusi keseluruhan data (populasi) yang contoh datanya diambil. Dalam Histogram, nilai dari peubah berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi dalam kelas atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam jarak yang digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah dengan melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.
Langkah-langkah pembuatan Histogram 1. Kumpulkan data sekurang-kurangnya atau lebih, makin banyak datanya makin banyak kesimpulan yang disarankan oleh data itu dapat dipercaya 2. Carilah nilai frekuensi yang terbesar (L) dan nilai frekuensi yang terkecil (S) dan kurangi untuk memperoleh bidang yang dicakup (jarak) : R= L – S 3. Menentukan jumlah kelas data dapat digunakan dengan rumus Sturges yaitu : k = log n Atau k √n, dimana k harus dijadikan bilangan bulat k = jumlah kelas n = jumlah frekuensi / angka yang terdapat dalam data 4. Untuk memperoleh interval kelas atau panjang kelas adalah dengan jarak dibagi jumlah kelas i = jarak / k 5. Tentukan batas kelas, batas kelas ini merupakan kelipatan berurutan dari ukuran kelas. Angka yang paling kecil adalah kurang dari pada atau sama dengan nilai contoh yang terkecil
Langkah-langkah pembuatan Histogram 6. Buat lembar hitungan (tally sheet) dengan memasukkan data angka ke dalam kelas yang telah ditentukan. Setelah pemasukan angka-angka sedemikian selesai, hitung jumlah frekuensi data pada setiap kelas. 7. Gambarlah garis mendatar dan garis tegak pada selembar kertas grafik. Pada garis horizontal, tunjukkan semua batas kelas dengan beri tanda “X” pada jarak yang sama. Periksalah lembar hitungan untuk mencari jumlah tanda hitungan yang terbanyak pada suatu kelas tertentu dan gambarkan skalanya pada garis tegak sesuai dengan itu. 8. Pindahkan data dari lembar hitunga n ke kertas grafik dengan menggambar satu kolom pada setiap kelas yang tinggi kolomnya sebanding dengan jumlah tanda hitungan yang ada di kelas tersebut. 9. Tambahkan suatu catatan pada histogram tersebut, yang menunjukkan siapa yang mengumpulkan data kapan dan dimana, serta masukkan informasi tambahan apa saja yang diperlukan untuk pengenalan data tersebut. Cantumkan
Diagram Pareto Adalah kombinasi dua macam bentuk grafik, yaitu grafik kolom dan grafik garis, yang berguna untuk : menunjukkan masalah utama/pokok masalah menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan menunjukkan perbadingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan
Diagram Pareto
Diagram Sebab-Akibat ( fishbone diagram) Disebut juga “Grafik Tulang Ikan”, yaitu diagram yang menunjukkan sebab-akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab-sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya. Penggunaan Analisis Sebab Akibat : Untuk mengenal penyebab yang penting Untuk memahami semua akibat dan penyebab Untuk membandingkan prosedur kerja Untuk menemukan pemecahan yang tepat Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan Untuk mengembangkan proses
Diagram Sebab-Akibat ( fishbone diagram) Diagram tulang ikan : Bahan Metode Peralatan Manusia Akibat (Persoalan yang akan dipecahkan)
Diagram Pencar ( scatter diagram ) Disebut juga Diagram Tebar, menggambarkan hubungan antara dua data yang dipetakan dalam suatu diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan antara sebab dan akibat. Langkah-langkah pembuatan Diagram Tebar Langkah 1: Kumpulkan data dan masukkan dalam table Langkah 2: Gambarkan sumbu tegak dan sumbu datar beserta skala dan keterangannya Langkah 3: Gambarkan titik-titik koordinat data tersebut
Bagan Kendali ( control chart ) Control Chart berupa grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian, dimana data diplotkan berdasarkan waktu. Digunakan untuk mempelajari bagaimana proses perubahan yang terjadi selama kurun waktu yang telah ditentukan. Control Chart mempunyai central-line untuk garis rata-rata, upper-line untuk garis maksimum kontrol limit, dan lower-line untuk garis minimum kontrol limit. Dimana ketiga garis tersebut diukur berdasarkan historikal data. Dengan membandingkan data yang ada dengan garis-garis tersebut, kita dapat menggambarkan apakah proses kendali sudah konsisten atau masih unpredictable (out of control).
Tahap Pemecahan MasalahAlat Kendali yang Digunakan Menemukan persoalan (menetapkan tema masalah). Menemukan penyebab persoalan (mengapa tema dipilih). Menemukan penyebab utama (mengenali status masalah). Membuat rencana penanggulangan. Melaksanakan langkah-langkah perbaikan. Mengevaluasi hasil terhadap rencana (pemeriksaan hasil). Standarisasi tindakan perbaikan. Mencatat persoalan yang belum terpecahkan. Lembar periksa, Diagram Pareto, Histogram, Bagan Kendali. Stratifikasi, Diagram Sebab Akibat. Diagram Pareto, Diagram Pencar. Diagram Pareto, Histogram, Bagan Kendali.