Sesi 9
Pengantar Dalam penelitian komparasional yang melakukan pembandingan antar dua variabel, yaitu apakah memang secara signifikan dua variabel yang sedang diperbandingkan atau dicari perbedaannya itu memang berbeda, ataukah perbedaan itu terjadi semata-mata karena kebetulan saja, kita dapat menggunakan Tes “t” sebagai teknik analisisnya
T test mula-mula dikembangkan oleh William Seely Gosset ntahun Pada waktu itu ia menggunakn nama samaran Student, dan huruf “t” yang terdapat dalam istilah Tes “t” itu diambil dari huruf akhir nama beliau. Sehingga Tes “t” sering disebut Studen t. T test dibedakan menjadi dua macam : 1. T test satu sama lain mempunyai hubungan. (t test two related sample) 2. T test satu sma lain tidak mempunyai hubungan (t test for deference between mean).
Para ahli statistik melalui berbagai macam penelitian dan eksperimen pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa besar- kecilnya kesalahan sampling itu dapat diketahui dengan melihat besar- kecilnya suatu angka standar yang disebut Standard Error of the Mean ( biasa disingkat atau diberi lambang : SEM ), yang dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: SEM = besarnya kesesatan mean sampel. SD = deviasi standar dari sampel yang diteliti N = number of cases ( banyaknya subjek yang diteliti ) 1 = bilangan konstan
2 Sampel Related Pengujian T test two sampel untuk membandingkan dua data kuantitaif yang pada setiap set saling terkait/berhubungan. Kriteria : –Banyaknya poin pada setiap data harus sama dan terorganisir serta mempunyai satu hubungan yang sama. –Jika data telah diambil secara sampel acak, harus menggunakan test yang mandiri meskipun banyaknya data setiap set sama. –Sekalipun data saling terkait, kadang kadang t yang dipasangkan masih tidak sesuai. –Ini suatu aturan sederhana untuk menentukan t related tidak boleh digunakan, jika data pada golongan pertama dapat dipasangkan pada data manapun do golongan kedua, maka t related ini tidak bisa digunakan untuk menguji.
Sedangkan menurut Uma Sekaran (1992:267), “ The t test can also be used to examine the differences in the same group before and after a treatment. For example, would a group of employees who have undergone training perform better after receiving the training than they did before? In this case, the formula for t test is adjusted to take inti account correlation between the two scores, if any. In other words, the adjusted t- test for the matched sample or other of dependet samples reflects the true mean differences”. Artinya secara singkat t test untuk sampel yang saling berhubungan digunakan unutk mengetahui ada tidaknya perbedaaan sebelum dan setelah diberikan suatu tindakan.
Sampel kecil (< 30) Rumus untuk mencari “t” atau to dalam keadaan dua sampel yang kita teliti merupakan sampel kecil (N kurang dari 30), sedangkan kedua sampel kecil tersebut satu sama lain saling berhubungan adalah sebagai berikut : to = MD = Mean of Difference Nilai rata- rata Hitung dari Beda/Selisih antara skor Variabel I dan Skor Variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus: MD =
∑D = Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I (Variabel x) dan Skor Variabel II (Variabel y) dan dapat diperoleh dengan rumus: D = X – Y N = Number of Cases = jumlah Subjek yang kita teliti. SEMD = Standard Error (Standar Kesesatan) dari Mean of Difference yang dapat diperoleh dengan rumus: SDD = Deviasi Standar dari perbedaan antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II, yang diperoleh dengan rumus : N = Number of Cases
Contoh aplikasi
Persoalan pokok yang harus kita pecahkan atau kita jawab dalam pnelitian ini ialah : :Apakah Hipotesis Nihil (yang kita ajukan di muka) yang menyatakan tidak adanya perbedaan volume penjualan yang signifikan Supermarket di Yogyakarta, antar sbelum dan setelah dilakukan pengiklanan. Untuk mengetes hipoesis tersebut, langkah-langkah perhitungan adalah :
Selanjutnya kita interprestasi to dengan terlebih dahulu memperhitungkan df atau db-nya, df atau db = N-1 = = 19. Dengan df sebesar 19 kita berkonsultasi pada Tabel nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Ternyata dengan df sebesar 19 diperoleh harga kritik t atau harga tabel pada ttabel signifikansi 5% sebesar 2,09, sedangkan pada taraf signifikansi 1 % dipeorleh 2,86. Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam perhitungan (to = 3,591) dan besarnya ”t” pada Tabel nilai maka dapat diketahui bahwa ,86 Karena to lebih besar daripada tt maka hipotesis Nihil ditolak, ini berarti bahwa ada perbedaan volume penjualan antara sebelum dan setelah dilakukan pengiklanan merupakan perbedaan yang meyakinkan 9signifikan). Kesimpulan, bahwa dengan dilakukan pengikklanan menunjukkan volume penjualan akan meningkat pada Supermarket di Yogyakarta.
Sampel besar (>=30)
Memberikan interprestasi terhadap to : df = N -1 = 50 – 1 = 49 (konsultasi Tabel Nilai “t”) Ternyata dalam table tidak dijumpai df sebesar 49, karena itu kita gunakan df yang terdekat, yaitu df sebesar 50. Dengan df sebesar 50 itu, diperoleh harga kritik “t” pada table atau tt sebesar sebagai berikut : –Pada taraf signifikansi 5% tt = 2,01 –Pada taraf sigifikansi 1% = tt = 2,68 Dengan demikian to jauh lebih besar dari pada tt yaitu 2,01 2,68 Karena itu Hipotesis Nihil ditolak. Ini berarti antara kedua variable tersebut terdapat perbedaan yang signifikan. Menarik kesimpulan, dengan dilakukan pengiklanan dalam rangka meningkatkan volume penjualan, secara meyakinkan dapat meningkatkan volume penjualan pada Supermarket di Yogyakarta.
Sampel Independen Sampel kecil (< 30)
Sampel besar (>= 30)
Penugasan !! Kumpulkan data dari BEJ yang berupa data laporan keuangan dan ratio keuangan dari beberapa perusahaan. Kemudian dari data tersebut, buatlah hipotesis untuk uji statistik satu sampel dan dua sampel (berkorelasi dan terpisah)