PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI PESERTA DIDIK
Pengertian Emosi Emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya. Emosi diwakili oleh perilaku yang mewakili (mengekspresikan) kenyamanan atau ketidaknyamanan dari keadaan atau interaksi yang sedang individu alami. Emosi adalah suatu kegiatan atau pergolakan pikiran, persaan , nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap (Daniel Goleman,1995).
Emotional development is the growth in the child ability to distinguish between and to express their emotions in socially acceptable ways and to be able to understand the emotional content of other peoples communication.
PERNGERTIAN PERKEMBANGAN SOSIAL Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi “ adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial. (Hurlock, 1978 : 250)
PERKEMBANGAN ANAK AWAL Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2 - 4 th Play group atau TK : 4 – 5,6 th Perkembangan Anak Awal
Perkembangan Anak Awal
Tahapan Perkembangan Sosial Menurut Eriksons 0-1tahun; basic trust vs basic mistrust. Mengembangkan kepercayaan pada ibu atau pengasuh utama. 2-3 tahun; autonomy vs shame, doubt. Mulai belajar berjalan dan keterampilan fisik lainnya yang akan menjadi kemampuan untuk membuat keputusan. Pengalaman berhasil akan membuat anak mandiri, Jika gagal anak akan malu.
Lanjutan Eriksons 4-5tahun; initiative vs guilt. Belajar mengorganisasikan aktivitas untuk mencapai tujuan. Hasilnya bisa menjadi anak yang suka memaksa dan agresif atau sebaliknya : merasa bersalah. 6-12 tahun ; industry vs inferiority. Mampu menyerap semua budaya dasar dan norma. Termasuk kemampuan akademik dan menggunakan berbagai peralatan.
PERKEMBANGAN EMOSI PADA MASA KANAK-KANAK AWAL Rasa bangga muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukse melakukan perilaku tertentu (Lewis, 2002). Rasa bangga sering kali diasosiasikan dengan pencapaian tujuan tertentu. Rasa malu muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target tertentu (Lewis, 2002). Rasa bersalah biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan (Lewis, 2002).
Inti dari perkembangan emosi Moeslichatoen (2002:56) menjelaskan bahwa yang penting dalam perkembangan emosi anak usia TK (anak awal) adalah: kemampuan memahami perasaan dengan cara menyebutkan nama perasaan, menerima perasaan, mengekspresikan secara tepat, memahami perasaan orang lain, kemampuan berlatih membuat pertimbangan, kemampuan memahami perubahan, menyenangi diri sendiri.
Perkembangan Sosial-Emosional Pada Masa Kanak-Kanak Awal Elemen-Elemen Sosial dari Bermain dan Implikasinya pada Pendidikan Selama masa prasekolah, banyak anak yang mulai mengadakan hubungan dekat dengan orang-orang non keluarga. Pada saat anak menjelajahi dunia prasekolah, mereka mengalami serangkaian situasi sosial yang baru dan bervariasi. Beberapa situasi baru berhubungan dengan bermain. Pada masa prasekolah ada peralihan pola bermain anak, dari permainan soliter ke permainan paralel. Anak prasekolahpun akan dapat terlibat pada permainan kooperatif dengan anak lainnya, seperti pada permainan sosiodrama. Hal lain yang penting ialah anak membutuhkan waktu, ruang, dan kebebasan untuk mengembangkan permainan mereka.
Tugas perkembangan sosial emosional anak berusia 3-5 tahun adalah sebagai berikut: Anak usia 3 tahun diharapkan dapat: Memilih teman bermain Memulai interaksi sosial dengan anak lain Berbagi mainan, bahan ajar atau makanan Anak usia 3 tahun, 6 bulan diharapkan dapat: Menunggu atau menunda keinginan selama 5 menit Menikmati kedekatan sementara dengan salah satu teman bermain Anak usia 4 tahun diharapkan dapat: Menunjukkan kebanggan terhadap keberhasilan Membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan
Anak usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat: Menunjukkan rasa percaya diri Menceritakan kejadian yang baru berlalu Lebih disukai ditemani teman sebaya dibanding orang dewasa Menggunakan barang milik orang dengan hati-hati Anak usia 5 tahun diharapkan dapat: Memiliki beberapa kawan, mungkin satu sahabat Memuji, memberi semangat, atau menolong anak lain Anak usia 5 tahun, 6 bulan diharapkan dapat: Mencari kemandirian lebih banyak Sering kali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat krisis muncul Berteman secara mandiri.
PERKEMBANGAN ANAK AKHIR (sosial-emosi)
PERKEMBANGAN ANAK AKHIR Usia 6 sampai 13 tahun Tiga ciri utama pada masa akhir (late childhood) adalah sebagai berikut: - Dorongan anak untuk keluar dari rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya (peer group) - Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk kedalam permainan dan perkerjaan yang membutuhkan keterampilan otot-otot - Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol, dan komunikasi secara dewasa.
PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK Sikap emosi muncul melalui berbagai interaksi Hurlock, pada masa anak-anak emosi anak ditunjukan dengan berbagai perilaku Fobia anak Cerita hantu, gambar menakutkan, perilaku dewasa sengaja menakuti, tempat tinggi dan gelap Memberikan berbagai motivasi Cemburu Hilangnya kasih sayang dari seseorang baik secara nyata maupun dugaan saja Melalui cerita/drama yang menggambarkan bahwa sifat cemburu dapat membawa kesengsaraan
Rasa Cemas Rasa ingin tahu Iri hati Gembira Sedih Kasih sayang Sesuatu yang diharapkan belum ada jawaban/ penyelesaian Rasa ingin tahu Melalui mengajukan berbagai pertanyaan Iri hati Sifat ingin memiliki sesuatu yang kadang tidak didapat Gembira Menyenangkan hati Sedih Merasa kehilangan sesuatu Kasih sayang Perwujudan cinta terhadap seseorang terutama orang tua
PERKEMBANGAN EMOSI MASA KANAK-KANAK AKHIR Berikut ini adalah beberapa perubahan yang penting dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak madya dan akhir. (Kuebli, 1994; Wintre & Vallance, 1994). Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks. Peningkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih dari satu emosi dalam situasi tertentu. Peningkatan kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi emosional yang negatif. Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu.
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK Perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial Hurlock Kemampuan berprilaku sosial/bermasyarakat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan sosial anak Dorongan untuk bergaul dengan temannya Bahagia apabila diterima dalam kelompok Memahami pikiran dan perasaan kelompok Menjaga keharmonisan dan kebersamaan kelompok
tugas-tugas perkembangan pada masa anak akhir Ada Sembilan tugas-tugas perkembangan pada masa ini, yaitu berikut ini : Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan mempelajari kehidupan fisik merupakan hal yang penting unntuk permainan dan aktivitas fisik karena hal itu mempunyai nilai yang tinggi pada masa anak-anak. Secara psikologis anak sebaya akan mengajarkanya. Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme yang sedang berkembang belajar bergaul dengan teman sebaya Belajar berperan sebagai pria dan wanita secara tepat Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca,menulis, dan berhitung dengan baik
Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan seahri-hari Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai mencapai kemerdekaan pribadi Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial
PERKEMBANGAN REMAJA
Pengertian Remaja Helms & Turner (1995) : “remaja berarti tumbuh menjadi matang” dan memberikan perngertian bahwa remaja adalah kehidupan yang berada antara masa kanak-kanak dan masa dewasa Santrock (1998) : “Adolescence is defined as developmental period of transition between childhood and adulthood; it involves biological, cognitive and socio-emotional changes.” Papalia & Olds (2001) : “developmental transition between childhood and adulthood, entailing major physical, cognitive, and psychosocial changes”
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL
PERKEMBANGAN EMOSI Pola emosi remaja adalah sama dengan pola emosi kanak-kanak, jenis emosi yang secara normal adalah cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas, cemburu, sedih, dan lain-lain.
Cinta/kasih sayang Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Gembira dan bahagia Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang lebih baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energy emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
Kemarahan dan permusuhan Dalam upaya memahami remaja, ada empat faktor yang sangat penting sehubungan dengan rasa marah. 1) Adanya kenyataan bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk memiliki dirinya dan menjadi dirinya sendiri. 2) subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menjadi surut, tetapi juga mempunyai sikap-sikap dimana ada sisa kemarahan dalam bentuk permusuhan yang meliputi kemarahan masa lalu. 3) Perasaan marah sengaja disembunyikan dan sering kali tampak dalam bentuk yang samar-samar. \ 4) Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri. Dalam beberapa hal, aspek ini merupakan yang sangat penting dan juga paling sulit dipahami. (sunarto,2002:154)
Ketakutan dan kecemasan Menjelang anak mencapai remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pesang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, serinng kali berusaha untuk mengatasi ketakutan yang timbul dari persoalan kehidupan. rasa takut yang disebabkan otoriter orang tua yang akan menyebapkan aankl itu tidak berkembang daya kreatifnya dan menjadi orang penakut, apatis, dan penggugup. selanjutnya sikap apatisyang timbul oleh otoriter orang tua aknmengakibatkan anak menjadi pendiam, memencilkan diri, tak sanggup bergaul dengan orang lain (Willis,2005:57).
frustasi dan dukacita frustasi merupakan keadaansaat individu mengalami hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannya, terutama bila hambatan tersebut muncul dari dirinya sendiri. konsekuensi frustasi dapat menimbulkan perasaan rendah diri. dukacita merupakan perasaan galau atau depresi yang tidak terlalu berat, tetapi menggangu ndividu. keadaan ini terjadi bila kehilangan sesuatu atau seseorangyang sangat berarti buat kita. kalau dialami dalam waktu yang panjang dan berlebihan akan menyebapkan kerusakan fisik dan psikis yang cukup serius sehingga depresi.
Munculnya emosi negatif pada diri remaja disebabkan oleh berbagai hal, Hurlock (1980) & Luella Cole(1963) menyimpulkan faktor penyebab yang menimbulkan emosi negatif pada diri remaja, yaitu: Orang tua atau guru meperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan. Apabila dirintangi membina keakraban dengan lawan jenis. Terlalu banyak dirintangi daripada disokong disikapi secara tidak adil oleh orang tua Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua, padahal orang tua mampu. Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut patuh, banyak dicela hukum dan dihina.
Menurut Biehler (1972) Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri Kemarahan biasa terjadi Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka
PERKEMBANGAN SOSIAL Pengaruh teman sebaya sangat kuat Terbentuknya pengelompokan sosial (nge-gank, dsb)
Ciri-ciri perkembangan sosial remaja awal : Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup. Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagi individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya.
PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI : Erikson :dentity vs confuse identity PENCARIAN IDENTITAS DIRI proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001) Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Papalia & Olds, 2001)
Perkembangan sosial remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
PUBERTY
PERKEMBANGAN PUBERTAS Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
Psychological & Emotional Traits For some, increased ability to empathize with others; greater vulnerability to worrying, depression, and concern for others, especially among girls. Many show an increase in responsible behaviors. Process of identity formation is intense. Experimentation with different roles: looks, sexuality, values, friendships, ethnicity, and especially occupations. Some girls might experience obsessive dieting or eating disorders, especially those who have higher body fat, are chronically depressed, or who have highly conflicted family relationships.
PERKEMBANGAN EMOSI Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004: 212-213).
PERKEMBANGAN EMOSI Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja. Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namum benar benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009: 1).
PERKEMBANGAN SOSIAL Peers help youth explore and develop own identity. Cross-gender friendships become more common. Antisocial peer groups increase antisocial of values and personal behaviors. Close friendships help youth with process of developing an individual identity separate from a child in a family.
How to differenciate?
PERKEMBANGAN REMAJA AKHIR Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa latin yang kata bendanya, Adolescentia yang berarti “tumbuh” atau ”tumbuh menjadi dewasa” (Mighwar 2006). Remaja akhir (Late Adolescence) adalah individu yang berada pada kisaran umur 18-21 tahun (Santrock 2002).
Ciri-ciri Kematangan Emosi Remaja Akhir Remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapaT dilihat dari ciri- ciri tingkah lakunya sebagai berikut : Mandiri dalam artian emosional yaitu bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Mereka tidak cenderung menyalahkan diri sendiri ataupun menyalahkan orang lain atas kegagalan yang dialaminya. Mampu mengendalikan emosi-emosi negatif, sehingga pemunculannya tidak impulsif.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional remaja akhir adalah : Mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan, Mengungkapkan perasaan, Menilai intensitas perasaan, Mengelola perasaan, Menunda pemuasan, Mengendalikan dorongan hati, Mengurangi stress, dan Memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi: Perubahan jasmani atau fisik Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung cepat selama masa puber menyebabkan keadaan tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini mempengaruhi kondisi psikis remaja. Keadaan anak Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri anak akan sangat mempengaruhi emosional. Misalnya: rendah diri, mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkungan. 3. Perubahan dalam hubungan dengan sekolah Menginjak remaja mereka mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk kehidupan di masa mendatang. Hal ini sedikit banyak menyebabkan kecemasan pada diri remaja tersebut.
PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA AKHIR Ada sejumlah karakteristik menonjol dari perkembangan social remaja, yaitu sebagai berikut: Berkembanganya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan pergaulan. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial. Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis. Mulai cenderung memilih karier tertentu
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi pada remaja akhir : 1. Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. 2. Status Sosial Ekonomi Keluarga Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam kehidupan masyarakat. 3. Pendidikan Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberi warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi Individu mengalami proses perkembangan emosi selama hidupnya, mulai dari bayi sampai dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja individu. Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, pendidikan, pendidikan, merupakan variabel yang sangat berperan dalam perkembangan emosi individu. Perbedaan individu juga dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang bersangkutan, antara lain yaitu: a) Kondisi dasar individu Berkaitan dengan struktur pribadi individu. Misalnya, ada yang mudah marah, ada juga yang susah marah. b) Kondisi psikis individu pada suatu waktu Misalnya, saat sedang kalut, seseorang mudah tersinggungdibanding dalam keadaan normal c) Kondisi jasmani individu Pada saat sedang sakit biasanya lebih mudah perasa atau lebih mudah marah.
TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA : Mampu menjalin hubungan baru dan hubungan yang lebih dewasa dengan teman seusia Mencapai peran sosial yang maskulin dan feminin Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya Mencapai kepastian/jaminan akan kemandirian ekonomi Memilih dan menyiapkan bidang pekerjaan
TUGAS PERKEMBANGAN : Mempersiapkan diri untuk menikah dan menghadapi kehidupan berkeluarga Mengembangkan keahlian intelektual dan menguasai konsep yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi pribadi sebagai warga negara Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial Memperoleh sejumlah nilai-nilai dan sistem-sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkahlaku
Danke ……