1 OLEH Prof. dr. BAMBANG SUDIBYO
2 MENGAPA PENDIDIKAN HARUS KREATIF DAN ENTREPRENURIAL? SEJAK DAHULU KALA keENTREPRENuran DAN KREATIVITAS MERUPAKAN FAKTOR KUNCI SUKSES DALAM HIDUP, APA PUN PROFESI SESEORANG SEMAKIN BESARNYA PERAN SEKTOR EKONOMI KREATIF DALAM PEREKONOMIAN, MISALNYA: – tik, media kreatif, periklanan, PENDIDIKAN, kesehattan, – ARSITEKTUR dan konstruksi, DESAIN INTERIOR, – pemrosesan makanan, KULINER, PARIWISATA, HOTEL, – KERAJINAN, film, seni pertunjukan, seni lukis, seni pahat, – DLL EKONOMI SEMAKIN BERBASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASED ECONOMY), DI MANA KREATIVITAS DAN keENTREPRENuran MENJADI SEMAKIN PENTING perannya.
3 NILAI KREATIVITAS “SEMANGAT UNTUK MENCIPTAKAN KEBARUAN (NOVELTY) dalam hidup” KEBARUAN YANG TIDAK ORISINIL (KLISE) ADALAH kepalsuan dan kebohongan yang tidak bernilai. Kreativitas atau kemampuan menambah kebaruan dalam hidup bermasyarakat menentukan derajat, kualitas, kedalaman, serta kesegaran peradaban BANGSA
4 FAKTOR PENENTU KREATIVITAS BASIS SIKAP BATIN Kompetensi yang harus dikembangkan Primer sekunder Iman dan akhlak mulia LOGIKA AKU MENCINTAI TUHAN BAHASA, MATEMATIKA, SAIN, DAN TEKNOLOGI/TEKNOKRASI ESTETIKA MERASAKAN DAN MENGEKSPRESIKAN KEHALUSAN DAN KEINDAHAN EMPATI PEDULI, TENGGANG RASA, TEPA SELIRA WAHYU INSPIRASI/ HIDAYAH CINTAKAH TUHAN PADAKU? MEMPERSIAPKAN HATI MAMPU MENERIMANYA (TOBAT, ISTIGHFAR, SYUKUR, TAWAKAL)
5 Jenis semangat yang dibutuhkan UNTUK SELALU MANDIRI tidak bergantung kepada apa atau siapa pun, kecuali tuhan. ketaukhidan SELALU MENEMUKAN JALAN KELUAR DALAM MENGHADAPI PERSOALAN APA PUN DALAM HIDUP KETAKWAAN Ulet dan TIDAK MENYERAH MENGHADAPI TANTANGAN APA PUN DALAM HIDUP KETAWAKALAN NILAI KEENTREPRENURAN keENTREPRENuran adalah buah dari iman, dIPERLUKAN SIAPA PUN, BUKAN HANYA PENGUSAHA
6 PENDIDIKAN ENTREPRENURIAL DAN KREATIF MEMERLUKAN ADANYA MANAJEMEN PENDIDIKAN MAKRO DAN MIKRO YANG KONDUSIF BAGI kikk : o KREATIVITAS o INOVASI o KEMANDIRIAN o keENTREPRENuran Prakondisi PENDIDIKAN ENTREPRENURIAL DAN KREATIF
7 Ciri MANAJEMEN PENDIDIKAN MAKRO YANG KONDUSIF memberikan kebebasan BAGI DAN MEMFASILITASI Warga Negara untuk belajar. Sisdiknas memfasilitasinya melalui: – TIGA JALUR PENDIDIKAN (formal, nonformal, dan informal) – TANGGUNGJAWAB NEGARA UTK menyelenggarakan tiga jalur pendidikan. – PARADIGMA PEMBELAJARAN SEPANjANG HAYAT MEMPERLAKUKAN SATUAN PENDIDIKAN “OTONOM.” SISDIKNAS MEMBERIKAN OTONOMI MELALUI MBS, OTONOMI PT, OTONOMI KEILMUAN, DAN badan hukum pendidikan.
8 1. kikk MENJADI BUDAYA SATUAN PENDIDIKAN. 2. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MENGINTERNALISASI KIKK 3. PARADIGMA “PEMBELAJARAN,” BUKAN “PENGAJARAN” 4. KURIKULUM MEMBERIKAN RUANG BAGI DAN MENDORONG kikk. 5. KEGIATAN EKTRA KURIKULER MELATIH DAN MERANGSANG kikk. 6. SISTEM PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN KONDUSIF BAGI KIKK Ciri MANAJEMEN PENDIDIKAN MIKRO YANG KONDUSIF
9 Budaya satuan pendidikan KONDUSIF kikk tercemin A.L. DALAM: – VISI, MISI, DAN PROGRAM – SISTEM NILAI – TRADISI – IKLIM ORGANISASI – HUBUNGAN INTERPERSONAL – KTSP – PERILAKU PENDIDIK, tendik, DAN PESERTa didik – KEGIATAN EKSTRA KURIKULER – PERATURAN SATUAN PENDIDIKAN – SISTEM PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN.
10 PENDIDIK DAN TENDIK MENGINTERNALISASI KIKK kikk MENJADI NILAI HIDUPNYA. HIDUP DENGAN EMPATI MENGHADAPI PERISTIWA, PROBLEMA, TANTANGAN, DAN COBAAN HIDUP DENGAN KETERLIBATAN SEPENUH HATINYA. SADAR AKAN KODRAT EKSISTENSIALNYA SEBAGAI MAKHLUK MORAL, YANG SENANTIASA MENGAMBIL PILIHAN MORAL SEnantiasa ASYIK DALAM BEKERJA. BIJAKSANA (ARIF) MENGAMBIL KEPUTUSAN TIDAK SEMATA DIDASARKAN PADA HASIL ANALISIS LOGIKA. HASIL ANALISIS LOGIKA SELALU DITIMBANG DENGAN MORAL JUDGMENT.
11 PARADIGMA PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK MENJADI SUBYEK PEMBELAJARAN, BUKAN sekedar OBYEK PENGAJARAN. PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK (scl), BUKAN PADA PENDIDIK PEMBELAJARAN UNTUK PEMBERDAYAAN MANUSIA. KOMUNIKASI LEBIH BERSIFAT HORISONTAL DEMOKRATIS, TIDAK TOP DOWN OTORITARIAN MENGAPRESIASI KURIUSITAS. SISTEM PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN TOLERAN TERHADAP KEKELIRUAN DAN KEGAGALAN MENDORONG PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, MANDIRI, DAN menyenangkan MELALUI LEARNING BY DOING. Mengimplementasikan knowledge triangle yang dinamis.
12 KNOWLEDGE TRIANGLE KNOWLEDGE LEARNING CREATIVITY / INNOVATION SMART PLANNING AND EXCELLENT IMPLEMENTATION
13 KURIKULUM YANG KONDUSIF SESUAI DENGAN PRINSIP otonomi, SATUAN PENDIDIKAN MENYUSUN SENDIRI KTSP YANG: MENGARUS-UTAMAKAN KUALITAS HATI MENGARUS-UTAMAKAN KOMPETENSI LOGIKA MENGARUS-UTAMAKAN KOMPETENSI ESTETIS MENERAPKAN SISTEM KREDIT, JIKA FEASIBLE. MENERAPKAN SISTEM PENYEMPURNAAN KTSP BERKELANJUTAN MENERAPKAN PRAKTEK-PRAKTEK TERBAIK YANG SUDAH TERBUKTI DARI SATUAN PENDIDIKAN LAIN.
14 DESAIN KEGIATAN EKSTRA KURIkULER BERBASIS KEILHLASAN, TIDAK DIWAJIBKAN. NILAINYA MEMPENGARUHI NILAI KELULUSAN DARI SATUAN PENDIDIKAN. LEARNING BY DOING. MENYENANGKAN DAN ENAK UNTUK DIKENANG JENIS KEGIATAN BERAGAM ANTARA YANG MELATIH KREATIVITAS HATI, OTAK, RASA, DAN RAGA. MERANGSANG KURIOSITAS, EMPATI, KEARIFAN, dan kikk.
15 DESAIN SISTEM PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN UNTUK SETIAP OBYEK PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN, SETIAP PESERTA DIDIK DINILAI SECARA EKSPLISIT DARI SISI: – KOMPETENSI YANG BERHASIL DIRAIH. – Kikk-nya (BISA JADI KEGAGALAN MERAIH SKOR KOMPETENSI YANG MEMADAI DIIMBANGI OLEH SKOR kikk YANG MEMADAI, ATAU SEBALIKNYA) SISTEM MEMBERIKAN KESEMPATAN MEmperbaiki BAGI PESERTA DIDIK YANG GAGAL.
16