MAKROEKONOMI ® BAB 5 Perekonomian Terbuka
Arus Modal dan Barang Internasional Ketika perekonomian disebut, “terbuka,” berarti pengeluaran negara di tiap tahun tertentu tidak sama dengan output barang dan jasanya. Suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Mari kita lihat perhitungan pendapatan nasional untuk menjelaskannya.
Identitas Pos Pendapatan Nasional pada Perekonomian Terbuka Y = C + I + G + NX Jumlah permintaan untuk output domestik terdiri dari Investasi oleh sektor usaha dan rumah tangga Pembelian pemerintah Ekspor netto atau permintaan luar negeri netto Konsumsi rumah tangga Perhatikan kita telah menambah ekspor netto, NX, didefinisikan sebagai EX - IM. Juga, catat bahwa pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara.
Investasi Asing Neto & Neraca Perdagangan Mulai dengan identitas pos pendapatan nasional. Y = C + I + G + NX. Kurangi C dan G dari kedua sisi dan diperoleh Y – C - G = I + NX. Kita sebut ini S, tabungan nasional. Jadi, sekarang kita punya S = I + NX. Kurangi I dari kedua sisi untuk memperoleh persamaan baru, S – I = NX. Bentuk identitas pos pendapatan nasional ini menunjukkan bahwa ekspor neto suatu perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara tabungan dan investasinya. S – I = NX Neraca Perdagangan (Trade Balance) Investasi Asing Neto (Net Foreign Investment)
Y = C + I + G + NX NX = Y - (C + I + G) Setelah beberapa manipulasi, identitas pos pendapatan nasional dapat ditulis ulang sebagai : NX = Y - (C + I + G) Ekspor Neto Pengeluaran Domestik Output Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor selisihnya : ekspor neto adalah positif. Jika output kurang dari pengeluaran domestik, kita mengimpor selisihnya : ekspor neto adalah negatif.
Arus Modal Ke Luar Neto = Neraca Perdagangan (Net Capital Outflow) = (Trade Balance) S – I = NX Jika S - I dan NX positif, kita punya surplus perdagangan (trade surplus). Kita jadi negara donor di pasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang daripada mengimpornya. Jika S - I dan NX negatif, kita punya defisit perdagangan (trade deficit). Kita jadi negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita mengimpor lebih banyak barang daripada mengekspornya. Jika S - I dan NX nol, kita punya perdagangan berimbang (balanced trade) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor.
neraca perdagangan bilateral Neraca perdagangan bilateral antara dua negara berarti bahwa nilai apa yang satu negara jual ke negara lain sama dengan nilai apa yang dibeli dari negara itu. Contohnya, ada neraca perdagangan bilateral antara Amerika Serikat (AS) dan Cina jika AS membeli sepasang sepatu dari Cina seharga $300, tapi juga menjual jeans ke Cina seharga $300. Suatu negara bisa punya defisit dan surplus perdagangan besar dengan berbagai negara tapi punya perdagangan berimbang keseluruhan.Contoh, ada perdagangan berimbang keseluruhan jika AS jual jeans $300 ke Jepang, Jepang jual jok mobil $300 ke Cina, dan Cina jual sepatu $300 ke AS. Pada kasus ini, tiap negara yang membeli sesuatu tanpa menjual sesuatu ke negara yang sama punya defisit perdagangan bilateral. Tapi, tiap negara punya perdagangan berimbang keseluruhan, mengekspor dan mengimpor barang seharga $300.
Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil Kita akan mengembangkan model arus modal dan barang internasional. Lalu kita akan membahas isu seperti bagaimana neraca perdagangan merespons terhadap perubahan kebijakan.
Mobilitas Modal dan Tingkat Bunga Dunia Telah diurai bahwa neraca perdagangan sama dengan arus modal ke luar neto, yang lalu sama dengan tabungan dikurangi investasi. Model kita berfokus pada tabungan dan investasi. Kita gunakan bagian model dari Bab 3, tapi tak mengasumsikan tingkat bunga riil menyeimbangkan tabungan dan investasi. Sebaliknya, kita biarkan perekonomian mengalami defisit perdagangan dan meminjam dari negara lain, atau mengalami surplus perdagangan dan memberi pinjaman pada negara lain. Misal perekonomian terbuka kecil dengan mobilitas modal sempurna di mana tingkat bunga di dalamnya sama dengan tingkat bunga dunia r*, dinotasikan r = r*. Dalam perekonomian tertutup, yang menentukan tingkat bunga adalah keseimbangan tabungan domestik dan investasi—dan dunia, seperti perekonomian tertutup—karenanya, keseimbangan tabungan dunia dan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia.
Model Output perekonomian Y ditentukan oleh Y = Y = F(K, L) faktor-faktor produksi dan fungsi produksi. Konsumsi berhubungan secara positif dengan pendapatan disposabel (Y - T). C = C (Y-T) Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga riil r. I = I (r) NX = (Y-C-G) - I atau NX = S - I Identitas pos pendapatan nasional, diekspresikan dalam tabungan dan investasi. Mensubstitusi tiga asumsi dari Bab 3 dan asumsi bahwa tingkat bunga sama dengan tingkat bunga dunia, r*. NX = (Y-C(Y-T) - G) - I (r*) NX = S - I (r*) Persamaan ini menunjukkan bahwa neraca perdagangan ditentukan oleh selisih antara tabungan dan investasi pada tingkat bunga dunia.
Bagaimana Kebijakan Mempengaruhi Neraca Perdagangan Anggaplah perekonomian berada pada posisi perdagangan berimbang (balanced trade). Dengan kata lain, pada tingkat bunga dunia, investasi I sama dengan tabungan S, dan ekspor neto sama dengan nol. Mari kita gunakan model kita untuk memprediksi dampak kebijakan di dalam dan luar negeri.
Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil I(r) Investasi, Tabungan, I, S Tingkat bunga riil, r* rtertutup Di perekonomian tertutup, r menye- imbangkan tabungan dan investasi. r* NX Di perekonomian terbuka kecil, tingkat bunga ditentukan pasar keuangan dunia. Selisih antara tabungan dan investasi menentu- kan neraca perdagangan. Di kasus ini, karena r* diatas rtertutup dan tabung an melebihi investasi,ada surplus perdagangan. r*' NX Jadi, pada perdagangan berimbang, kenaikan tingkat bunga dunia karena ekspansi fiskal luar negeri menyebabkan surplus perdagangan. Jika tingkat bunga dunia berkurang ke r* ', I akan melebihi S dan akan ada defisit perdagangan.
Ekspansi Fiskal Domestik pada Perekonomian Terbuka Kecil Kenaikan belanja pemerintah atau penurunan pajak mengurangi tabungan nasional dan menggeser kurva tabungan ke kiri. S I(r) Investasi, Tabungan, I, S Tingkat bunga riil, r* r* S' NX = (Y - C(Y - T) - G) - I (r*) NX = S - I (r*) NX Hasilnya pengurangan tabungan nasional yang menyebabkan defisit perdagangan, di mana I > S.
Ekspansi Fiskal Luar Negeri pada Perekonomian Terbuka Kecil Ekspansi fiskal di perekonomian luar negeri yang cukup besar untuk mempengaruhi tabungan dan investasi dunia meningkatkan tingkat bunga dunia dari r1* ke r2*. S I(r) Investasi, Tabungan, I, S Tingkat bunga riil, r* r1* NX Tingkat bunga dunia yang lebih tinggi mengurangi investasi pada perekono- mian terbuka kecil ini, menyebabkan surplus perdagangan di mana S > I. r2*
Pergeseran Kurva Investasi pada Perekonomian Terbuka Kecil Pergeseran ke kanan pada kurva investasi dari I(r)1 ke I(r)2 meningkatkan jumlah investasi pada tingkat bunga dunia r*. NX Akibatnya, investasi melebihi tabungan I > S, yang berarti perekonomian meminjam dari luar negeri dan mengalami defisit perdagangan. S I(r)1 Investasi, Tabungan, I, S Tingkat bunga riil, r* r1* I(r)2
Mekanisme Bursa Valuta Asing Misalnya Amerika Serikat dan Jepang dalam hubungan dagang. Tiap negara punya budaya, bahasa dan mata uang berbeda, semuanya dapat menghambat perdagangan. Tapi, karena bursa valuta asing, transaksi perdagangan jadi lebih efisien. Bursa valuta asing adalah pasar global di mana bank-bank terhubung lewat sistem telekomunikasi hi-tech untuk membeli mata uang untuk pelanggan mereka. Slide berikut adalah representasi grafis dari arus perdagangan antara Amerika Serikat dan Jepang, dan bagaimana campuran barang-barang dagangan dapat berbeda, tapi selalu seimbang. Juga, perhatikan bagaimana bursa valuta asing berperan sebagai perantara pada transaksi-transaksi ini. Contohnya, bursa valuta asing mengkonversi penawaran dolar dari AS ke dalam permintaan untuk yen, dan sebaliknya, penawaran yen ke dalam permintaan untuk dolar.
Agar AS membayar impor barang dan jasa dan securitiesnya dari Jepang, ia harus menawarkan Bursa Valuta Asing dolar yang lalu dikonversi ke dalam yen oleh bursa valuta asing. & Securities BARANG & JASA PermintaanYEN Penawaran$ Jepang Bursa Valuta Asing AS PenawaranYEN Barang dan Jasa & SECURITIES Permintaan$ Agar Jepang membayar impor barang dan jasa dan securitiesnya dari AS, ia harus menawarkan yen yang lalu dikonversi ke dalam dolar oleh bursa valuta asing.
KURS nOMINAL DAN RIIL Kurs antara dua negara adalah harga yang penduduk negara-negara tersebut tukarkan satu sama lain. Kurs nominal adalah harga relatif mata uang dua negara.
-harga mata uang relatif dari dua negara -dinotasikan sebagai e kURS Nominal -harga barang relatif antara dua negara -kadang disebut terms of trade -dinotasikan sebagai e KURS RIIl
Kurs Nominal, e Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Contohnya, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per dolar, maka Anda dapat menukar satu dolar untuk 120 yen dalam pasar dunia untuk mata uang asing. Seorang Jepang yang ingin mem- peroleh dolar akan membayar 120 yen untuk tiap dolar yang ia beli. Seorang Amerika yang ingin memperoleh yen akan mendapat 120 yen untuk tiap dolar yang ia bayar. Jika orang merujuk pada “kurs” antara dua negara, biasanya berarti kurs nominal.
Apresiasi dan Depresiasi Anggap ada kenaikan permintaan untuk barang dan jasa AS. Bagaimana ini akan mempengaruhi kurs nominal ? e Nilai Dolar dari Transaksi D$ A e0 S$ $ D$ D$ bergeser ke kanan dan meningkatkan kurs nominal, e. Ini dikenal sebagai apresiasi dari dolar. B e1 Event yang mengurangi permintaan dolar, dan sehingga mengurangi e, akan jadi depresiasi dari dolar.
Kurs Riil, e Kurs riil adalah harga relatif barang-barang di antara dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan barang- barang suatu negara untuk barang-barang negara lain. Untuk melihat perbedaan antara kurs riil dan nominal, misalkan barang yang diproduksi di banyak negara : mobil. Anggap harga mobil Amerika $10.000 dan harga mobil Jepang 2.400.000 yen.Untuk membandingkan harga kedua mobil tersebut, kita harus mengkonversinya ke mata uang umum. Jika satu dolar bernilai 120 yen, maka harga mobil Amerika 1.200.000 yen. Membandingkan harga mobil Amerika (1.200.000 yen) dan harga mobil Jepang (2.400.000 yen), kita simpulkan bahwa mobil Amerika berharga setengah mobil Jepang. Dengan kata lain, pada harga saat ini, kita dapat menukar dua mobil Amerika untuk satu mobil Jepang.
e Kurs Riil, Kita dapat meringkas perhitungan kita sebagai berikut : Kurs Riil = (120 yen/dollar) (10.000 dolar/mobil Amerika) (2.400.000 yen/mobil Jepang) = 0,5 Mobil Jepang Mobil Amerika Pada harga-harga ini, dan kurs ini, kita peroleh setengah mobil Jepang per mobil Amerika. Lebih umum, kita dapat menulis perhitungan ini sebagai Kurs Riil = Kurs Nominal Harga Barang Dalam Negeri Harga Barang Luar Negeri Tingkat harga di mana kita memperdagangkan barang dalam dan luar negeri bergantung pada harga barang dalam mata uang lokal dan pada tingkat kurs yang terjadi.
Hubungan antara kurs riil dan nominal e = e × (P/P*) Hubungan antara kurs riil dan nominal Kurs Riil Kurs Nominal Rasio Tingkat Harga Catat : P adalah tingkat harga domestik (diukur dalam mata uang lokal) dan P* adalah tingkat harga luar negeri (diukur dalam mata uang asing).
e = e × (P/P*) Rasio Tingkat Harga Kurs Riil Kurs Nominal Kurs riil antara dua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara. Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif murah, dan barang-barang domestik relatif mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang luar negeri relatif mahal, dan barang-barang domestik relatif murah.
Paritas Daya-Beli Bagaimana tingkat harga mempengaruhi kurs ? Tidak ada. Semua perubahan pada tingkat harga suatu negara akan diserap penuh ke dalam kurs nominal. Ini adalah hukum satu harga yang diterapkan untuk pasar internasional. Paritas Daya Beli (Purchasing-Power Parity) menyatakan bahwa pergerakan kurs nominal terutama merefleksikan perbedaan tingkat harga negara-negara. Ini menyatakan bahwa jika arbitrase internasional dimungkinkan, maka satu dolar harus memiliki daya beli yang sama di setiap negara. Paritas daya beli tidak selalu berlaku karena beberapa barang tidak mudah diperdagangkan, dan kadang barang dagangan tidak selalu merupakan substitusi sempurna—tapi ini memberi alasan untuk berharap bahwa fluktuasi kurs riil akan kecil dan bersifat sementara.
Paritas Daya Beli Hukum satu harga yang diterapkan di pasar internasional menyatakan bahwa ekspor neto sangat sensitif terhadap perubahan kecil pada kurs riil. Sensisvitas tinggi ini dicerminkan dengan kurva ekspor-neto yang sangat datar. Kurs Riil, e S-I NX(e) Ekspor Neto, NX
Kurs Riil dan Neraca Perdagangan Hubungan antara kurs riil dan ekspor neto adalah negatif : semakin rendah kurs riil, semakin mahal barang-barang domestik relatif terhadap barang-barang luar negeri, dan sehingga semakin besar ekspor neto kita. NX(e) Ekspor Neto, NX Kurs Riil, e Kurs riil ditentukan oleh perpotongan dari garis vertikal mewakili tabungan dikurangi investasi dan kurva ekspor neto yang melandai ke bawah. S-I Di sini jumlah dolar yang di- tawarkan untuk investasi luar negeri neto sama dengan jumlah dolar yang diminta untuk ekspor neto barang dan jasa.
Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansioner Dalam Negeri pada Kurs Riil Kebijakan fiskal ekspansioner dalam negeri, seperti kenaikan belanja pemerintah G atau pemotongan pajak mengurangi tabungan nasional. S2 - I Ekspor Neto, NX Kurs Riil, e NX1 Turunnya tabungan mengurangi penawaran dolar untuk ditukar ke mata uang asing, dari S1-I ke S2-I. Pergeseran ini meningkatkan kurs riil ekuilibrium dari e1 ke e2. S1- I e2 e1 Turunnya tabungan mengurangi penawaran dolar, yang menyebabkan kurs riil meningkat dan me- nyebabkan ekspor neto menurun. NX(e) NX2
Dampak Kebijakan Fiskal Luar Negeri pada Kurs Riil Kebijakan fiskal ekspansioner luar negeri mengurangi tabungan dunia dan meningkatkan tingkat bunga dunia dari r1* ke r2*. Kenaikan tingkat bunga dunia mengurangi investasi dalam negeri, yang lalu meningkatkan penawaran dolar untuk ditukarkan ke mata uang asing. S - I (r2*) NX(e) Ekspor Neto, NX Kurs Riil, e NX2 S - I(r1*) e1 e2 Akibatnya, kurs riil ekuilibrium turun dari e1 ke e2. NX1
Dampak Kenaikan Permintaan Investasi pada Kurs Riil Akibatnya, penawaran dolar untuk ditukar ke mata uang asing turun dari S - I1 ke S - I2. S - I1 Kenaikan permintaan investasi meningkatkan jumlah investasi domestik dari I1 ke I2. NX(e) Ekspor Neto, NX Kurs Riil, e NX1 S - I2 e2 Turunnya penawaran ini meningkatkan kurs riil ekuilibrium dari e1 ke e2. e1 NX2
Konsep-konsep Penting Bab 5 Ekspor neto (Net exports) Aliran modal ke luar Neto (Net capital outflow) Neraca perdagangan (Trade balance) Surplus perdagangan dan defisit perdagangan (Trade surplus and trade deficit) Perdagangan berimbang (Balanced trade) Perekonomian terbuka kecil (Small open economy) Tingkat bunga dunia (World interest rate) Kurs nominal (Nominal exchange rate) Kurs riil (Real exchange rate) Paritas Daya Beli (Purchasing-power parity)
Perekonomian Terbuka, Tinjauan Ulang : Model Mundell-Fleming dan MAKROEKONOMI ® BAB 12 Perekonomian Terbuka, Tinjauan Ulang : Model Mundell-Fleming dan Sistem Kurs
Model Mundell-Fleming Memperkenalkan… Model Mundell-Fleming Model ini mirip dengan model IS-LM; keduanya menekankan interaksi antara pasar barang dan pasar uang. Tingkat harga tetap, dan keduanya menunjukkan fluktuasi jangka-pendek pada pendapatan agregat. Model Mundell-Fleming mengasumsikan perekonomian terbuka di mana perda-gangan dan keuangan ditambahkan; IS-LM mengasumsikan perekonomian tertutup. e LM* Kurs Ekuilibrium IS* Pendapatan, output, Y Pendapatan ekuilibrium
Model Mundell-Fleming Model ini, sering digambarkan sebagai “paradigma kebijakan dominan untuk mempelajari kebijakan moneter dan fiskal perekonomian-terbuka,” membuat satu asumsi penting dan ekstrim : perekonomian yang sedang dipelajari adalah perekonomian terbuka kecil dan ada mobilitas modal sempurna, berarti bahwa ia dapat meminjam atau meminjamkan sebanyak yang ia inginkan dalam pasar keuangan dunia, dan karenanya, tingkat bunga perekonomian dikontrol oleh tingkat bunga dunia, dinotasikan secara matematis sebagai r = r*. Satu pelajaran penting model ini yaitu kinerja perekonomian bergantung pada sistem kurs yang diadopsinya—mengambang atau tetap. Model ini akan membantu menjawab pertanyaan sistem kurs mana yang sebaiknya diadopsi suatu negara.
kurs mengambang Di bawah sistem kurs mengambang, kurs dibuat oleh kekuatan pasar dan diizinkan berfluktuasi sebagai respons terhadap kondsisi ekonomi yang berubah. Kurs e, menyesuaikan untuk meraih ekuilibrium simultan dalam pasar barang dan pasar uang. Ketika sesuatu mengubah ekuilibrium itu, Kurs dimungkinkan menyesuaikan ke tingkat yang baru.
Membangun Model Mundell-Fleming Perekonomian Terbuka Kecil Di Bawah Kurs Mengambang Dua persamaan (perhatikan tanda bintang di samping IS dan LM untuk mengingatkan kita persamaan menganggap tingkat bunga konstan): IS*: Y = C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e) LM*: M/P = L (r*,Y) Asumsi 1: Tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia (r = r*). Asumsi 2: Tingkat harga ditentukan secara eksogen karena model digunakan untuk menganalisis jangka pendek (P). Ini berarti kurs nominal proporsional terhadap kurs riil. Asumsi 3: Jumlah uang beredar ditentukan secara eksogen oleh Bank Sentral (M). Assumption 4: Kurva LM* kita akan vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam persamaan LM* kita.
Kurva IS* Kurva IS* miring ke bawah karena kurs yang lebih tinggi mengurangi ekspor neto (karena meningkatnya nilai mata uang membuat barang-barang domestik lebih mahal bagi orang asing), yang lalu, menurunkan pendapatan agregat. Kurs, e IS* Pendapatan, output, Y
Menderivasi Kurva Mundell-Fleming IS* Perpotongan Keynes Kenaikan kurs, menurunkan ekspor neto, yang menggeser pengeluaran yang direncanakan ke bawah dan menurunkan pendapatan. Kurva IS* meringkas perubahan ini dalam ekuilibrium pasar barang. (b) Y=E Pengeluaran, E Pengeluaran direncanakan, E = C + I + G + NX Pendapatan, output, Y (c) (a) Kurva NX Kurva IS* Kurs, e Kurs, e, NX(e) IS* Pendapatan output, Y Ekspor neto, NX
Menderivasi Kurva Mundell-Fleming LM* Kurva LM LM Kurva LM dan tingkat bunga dunia bersama-sama menentukan tingkat pendapatan. Kurva LM* vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam persamaan LM*. Ingat persamaan LM* : M/P = L (r*,Y) Tingkat bunga, r r = r* Pendapatan, output, Y Kurva LM* LM* Kurs, e Pendapatan, output, Y
Model Mundell-Fleming Di Bawah Kurs Mengambang Kebijakan Moneter Ekspansif Kebijakan Fiskal Ekspansif e LM* LM*' e LM* +DG, atau –DT +De, bukan DY +DM -De, +DY IS*' IS* IS* Pendapatan, output, Y Pendapatan, output, Y Ketika pendapatan naik di perekonomian terbuka kecil, karena ekspansi fiskal, tingkat bunga mencoba naik tapi aliran modal dari luar menekan tingkat bunga ke bawah. Aliran ini menyebabkan kenaikan permintaan mata uang mendorong nilainya ke atas dan membuat barang domestik lebih mahal bagi orang asing (menyebabkan a –DNX). –DNX mengatasi kebijakan fiskal ekspansif dan berdampak pada Y. Ketika peningkatan jumlah uang beredar menekan tingkat bunga domestik ke bawah, modal mengalir ke luar karena investor mencari pengembalian lebih tinggi di tempat lain. Aliran modal ke luar mencegah tingkat Bunga turun. Aliran ke luar juga menyebabkan kurs terdepresiasi, membuat barang domestik lebih murah relatif terhadap barang asing, dan menstimulasi NX. Jadi, kebijakan moneter mempengaruhi e daripada r.
Kurs Tetap Di bawah kurs tetap, bank sentral mengumumkan nilai kurs dan siap membeli dan menjual mata uang domestik pada harga yang ditentukan sebelumnya untuk menjaga kurs pada tingkat yang diumumkannya. Kurs tetap memerlukan komitmen bank sentral untuk mengizinkan jumlah uang beredar untuk menyesuaikan ke tingkat apapun yang memastikan kurs ekuilibrium dalam pasar bursa valuta asing sama dengan kurs yang diumumkan. Paling baru, China menetapkan nilai mata uangnya terhadap dolar AS, yang mengakibatkan ketegangan antara dua negara. Penting disadari bahwa sistem kurs ini menetapkan kurs nominal. Apakah menetapkan kurs riil bergantung pada horizon waktu.
Model Mundell-Fleming Di Bawah Kurs Tetap Kebijakan Moneter Ekspansif Kebijakan Fiskal Ekspansif +DG, or –DT + DY +DM no DY e LM* e LM* LM*' IS*' IS* IS* Pendapatan, output, Y Pendapatan, output, Y Ekspansi fiskal menggeser IS* ke kanan. Untuk menjaga kurs tetap, Bank Sentral harus meningkatkan jumlah uang beredar, menambah LM* ke kanan. Tidak seperti pada kurs fleksibel, tidak ada dampak crowding out pada NX karena kurs lebih tinggi. Jika Bank Sentral mencoba meningkatkan jumlah uang beredar dengan membeli obligasi dari publik, itu akan menekan tingkat bunga ke bawah. Arbitrase merespons dengan menjual mata uang domestik ke bank sentral, menyebabkan jumlah uang beredar dan kurva LM berkontraksi ke posisi awalnya.
Kesimpulan-kesimpulan Kurs Tetap vs. Kesimpulan-kesimpulan Kurs Mengambang Kurs Tetap Kurs Mengambang Kebijakan Fiskal Kuat. Kebijakan Moneter Lemah. Kebijakan Fiskal Lemah. Kebijakan Moneter Kuat. Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan fiskal tidak mempengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs mengambang. Ekspansi fiskal menyebabkan mata uang apresiasi, mengurangi ekspor neto dan mengatasi dampak ekspansif yang biasa pada permintaan agregat. Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan agregat di bawah kurs tetap. Tiap usaha ekspansi jumlah uang beredar sia-sia, karean jumlah uang beredar harus menyesuaikan untuk memastikan kurs bertahan pada tingkat yang diumumkannya.
Model Mundell-Fleming : Kebijakan dalam Model Mundell-Fleming : Ringkasan Model Mundell-Fleming menunjukkan dampak hampir tiap kebijakan ekonomi pada perekonomian terbuka kecil bergantung pada apakah kurs mengambang atau tetap. Model Mundell-Fleming menunjukkan kekuatan kebijakan moneter dan fiskal untuk mempengaruhi permintaan agregat bergantung pada sistem kurs.
Devaluasi & Revaluasi Negara dengan kurs tetap dapat melakukan sejenis kebijakan moneter dengan memutuskan mengubah tingkat di mana kurs ditetapkan. Penurunan nilai resmi mata uang disebut devaluasi, dan peningkatan nilai disebut revaluasi.
Perbedaan Tingkat Bunga & Aliran Modal Internasional Bagaimana jika tingkat bunga domestik di atas tingkat bunga dunia ? Pengembalian lebih tinggi akan menarik dana dari luar negeri, membuat tingkat bunga domestik kembali turun. Dan, jika tingkat bunga domestik di bawah tingkat bunga dunia, r*, penduduk domestik akan meminjamkan ke luar untuk mendapat pengembalian lebih tinggi, membuat tingkat bunga domestik kembali ke atas. Akhirnya, tingkat bunga domestik sama dengan tingkat bunga dunia.
Risiko Negara dan Ekspektasi Kurs Mengapa logika ini tidak selalu berlaku ? Ada dua alasan mengapa tingkat bunga berbeda di berbagai negara : Risiko Negara : ketika investor membeli obligasi pemerintah AS, atau memberi pinjaman pada perusahaan AS, mereka yakin mereka akan dibayar beserta dengan bunga. Sebaliknya, di beberapa negara kurang berkembang, muncul ketakutan bahwa kemelut politik akan mengganggu pelunasan pinjaman. Peminjam di negara-negara tersebut sering harus membayar tingkat bunga lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko. 2) Ekspektasi Kurs : misal orang berharap franc Perancis turun terhadap dolar AS. Pinjaman dalam franc akan dibayar dengan mata uang yang kurang berharga daripada pinjaman dalam dolar.Untuk mengkompensasi penurunan yang diharapkan pada mata uang Perancis, tingkat bunga di Perancis akan lebih tinggi daripada tingkat bunga di AS.
Perbedaan pada Model Mundell-Fleming Untuk memasukkan perbedaan tingkat-bunga ke dalam model Mundell- Fleming, kita asumsikan tingkat bunga di perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah premi risiko q. r = r* + q Premi risiko ditentukan oleh risiko politik memberi pinjaman di sebuah negara dan perubahan yang diharapkan pada kurs riil. Kita anggap premi risiko q sebagai variabel eksogen. Untuk tiap kebijakan fiskal, kebijakan moneter, tingkat harga, dan premi risiko yang ada, dua persamaan ini menentukan tingkat pendapat- an kurs yang menyeimbangkan pasar barang dan pasar uang. IS*: Y = C(Y-T) + I(r* + q) + G + NX(e) LM*: M/P = L (r* + q,Y)
Misal kemelut politik menyebabkan premi risiko negara q naik. Dampak yang paling langsung adalah tingkat bunga domestik . Tingkat bunga lebih tinggi memiliki dua dampak : Kurva IS* bergeser ke kiri, karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi investasi. 2) LM* bergeser ke kanan, karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi Permintaan uang, dan tingkat pendapatan lebih tinggi untuk tiap jumlah uang beredar yang ada. Dua pergeseran ini menyebabkan pendapatan naik dan menurunkan kurs ekuilibrium pada pasar dunia. Implikasi penting : ekspektasi kurs ikut menentukan kurs sebenarnya. Contoh, misal orang percaya franc Perancis tak akan berharga di masa depan. Investor akan mengenakan premi risiko lebih besar pada aset Perancis : q akan naik di Perancis. Ekspektasi ini akan menaikkan tingkat bunga dan akan menurunkan nilai franc Perancis. Jadi, ekspektasi bahwa mata uang akan turun nilainya di masa depan menyebabkan penurunan saat ini. Slide berikut akan menunjukkan mekanismenya.
Kenaikan Premi Risiko Apa ini di mana perekonomian ber-akhir? Di slide berikut, kita akan lihat bahwa kenaikan risiko negara tidak diinginkan. e LM* LM*' IS* IS*' Pendapatan, output, Y Kenaikan premi risiko suatu negara mendorong naik tingkat bunganya. Karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi investasi, kurva IS* bergeser ke kiri. Karena ini juga mengurangi permintaan uang, kurva LM* bergeser ke kanan. Pendapatan naik, dan kurs mengalami depresiasi.
Ada tiga alasan mengapa, prakteknya, kenaikan besar pendapatan tidak terjadi. Pertama, bank sentral mungkin ingin mencegah depresiasi besar pada mata uang domestik dan karenanya, bisa merespons dengan menurunkan jumlah uang beredar M. Kedua, depresiasi mata uang domestik bisa tiba-tiba meningkatkan harga barang domestik, menyebabkan kenaikan tingkat harga keseluruhan P. Ketiga, ketika beberapa peristiwa meningkatkan premi risiko negara q, penduduk negara itu mungkin merespons dengan meningkatkan permintaan uang Mereka (untuk tiap pendapatan dan tingkat bunga), karena uang sering adalah aset teraman yang tersedia. Semua tiga perubahan ini akan cenderung menggeser kurva LM* ke kiri, yang mengurangi penurunan kurs tapi juga cenderung menekan pendapatan.
Apakah Sebaiknya Kurs Mengambang atau Tetap ? Pro Tetap Volatilitas kurs membuat ketidakpastian dan membuat perdagangan lebih sulit. 2) Penggunaan yang baik oleh otoritas moneter. Pro Mengambang Memungkinkan kebijakan moneter digunakan untuk maksud lain seperti menstabilkan kesempatan kerja atau harga. Kontra Tetap Kontra Mengambang Kebijakan moneter ditujukan untuk tujuan tunggal memelihara tingkat yang diumumkan. 2) Dapat menyebabkan volatilitas lebih besar dalam pendapatan dan kesempatan kerja. Lebih banyak spekulasi dan volatilitas (pasang surut) yang dapat terjadi.
Serangan Spekulatif , Currency Boards, dan Dolarisasi Serangan spekulatif adalah kasus di mana perubahan persepsi investor membuat kurs tetap tidak dimungkinkan. Untuk mencegah serangan ini, beberapa ekonom menyarankan penggunaan currency boards, aturan di mana bank sentral memegang cukup mata uang asing untuk mendukung tiap unit mata uang domestik. Berikutnya negara mempertimbangkan dolarisasi, rencana di mana mata uang domestik diabaikan dan dolar AS digunakan.
SEGI TIGA TIDAK MUNGKIN Tidak mungkin suatu negara memiliki aliran modal bebas, kurs tetap, dan kebijakan moneter independen. Aliran modal bebas Pilihan 1: Amerika Serikat Pilihan 2: Hong Kong Kebijakan Moneter Independen Kurs Tetap Pilihan 3: China
Model Mundell-Fleming dengan Tingkat Harga Berubah Ingat dua persamaan model Mundell-Fleming : IS*: Y=C(Y-T) + I(r*) + G + NX(e) e LM* LM*' LM*: M/P=L (r*,Y) Ketika tingkat harga turun, kurva LM* bergeser ke kanan. Tingkat pendapatan ekuilibrium naik. Grafik kedua menampilkan hubungan negatif antara P dan Y, yang diringkas oleh kurva permintaan agregat. IS* P Pendapatan, output,Y AD Pendapatan, output,Y
Ekuilibrium Jangka-pendek dan Jangka-panjang dalam Perekonomian Terbuka Kecil LM* LM*' Kurs riil Titik K pada kedua panel menunjukkan ekuilibrium dalam asumsi Keynes bahwa harga tetap di P1. Titik C pada kedua diagram menunjukkan ekuilibrium dalam asumsi klasik bahwa tingkat harga menyesuaikan untuk menjaga pendapatan pada tingkat alaminya Y. e1 K C e2 IS* Pendapatan, output,Y P K SRAS1 P1 SRAS2 P2 C AD Pendapatan, output,Y
Konsep-konsep Penting Bab 12 Model Mundell-Fleming (Mundell-Fleming Model) Kurs mengambang (Floating exchange rates) Kurs tetap (Fixed exchange rates) Devaluasi (Devaluation) Revaluasi (Revaluation)