Fitriana Puspita Dewi Isu Masyarakat Jepang -2014 格差社会 (Gap Society) Fitriana Puspita Dewi Isu Masyarakat Jepang -2014
Stratifikasi Sosial Dari waktu ke waktu 江戸時代 Shi(士) Nou (農) Ko(工) Sho(商) Eta Hinin
Buruh dan Pekerja pabrik Industrialisasi Zaibatsu Pemerintah Buruh dan Pekerja pabrik
Post War Agriculture to manufacture Manual to Automatic Mid 1960 90 percent middle class society (kyu wari churyu) 100 million mass middle class (ichioku sochuryu) middle class consciousness (churyu ishiki) Agriculture to manufacture Manual to Automatic Blue Collar to White Collar Low Education to high education
Post Bubble Era 格差社会 (Gap Society)
Kakusa Shakai (Gap Society) Diperkenalkan oleh Masahiro Yamada thn 2006 (parasite single) ; masyarakat berpendapatan tidak setara sejak bubble era Istilah ini muncul sbg akibat kesenjangan ekonomi dan perbedaan sosial sehingga muncul istilah Kachi Gumi (Pemenang) dan Make Gumi (pecundang). Ditambah lagi, meningkatnya jumlah Freeter, NEET dan pengangguran. Kelompok marjinal spt pengangguran ini kerap juga disebut 下流社会(Karyu Shakai, Under Class) antonim dari 上流社会(Joryu Shakai, Upper Class). Jepang mayoritas 中流社会( Churyu Shakai, Middle Class) Kesenjangan antar kelas di era modern, sbg contoh 1 dari 3 pekerja adalah pekerja tidak tetap.
Penyebab Aslinya Jepang memang negara atas stratifikasi kelas, namun karena budaya Tatemae jadi seolah-olah sempat menjadi “middle class society” Ilusi selama pertumbuhan ekonomi yang tinggi. (industrialisasi sbg ukuran kemakmuran) Kesenjangan meluas karena proporsi jumlah lansia di Jepang. (Yang tua= generasi kaya, anak muda = miskin, populasi lansia Pengaruh Sistem Perpajakan Jepang seperti pajak konsumsi, pajak penjualan 5% perbarang (sehingga yang beli berapapun penghasilannya terpaksa harus membayar pajak ini)
Efek kepada bursa kerja Freeter Haken (Outsourcing) Keiyaku Shain (Kontrak) ARubaito NEET Shokutaku Shain
Kakusha Shakai dan Pelajar Banyak muncul Ochikobore (Murid D.O) karena tidak punya tujuan sekolah yang jelas antitesis dari nihon ha gakureki shakai Muncul kelas pekerja baru ; pekerjaan berorientasi jasa dengan keuntungan dan kestabilan ekonomi yang kurang. (pelajar, lulusan sekolah menengah banyak memilih sektor ini) Keengganan dalam berkompetisi di sekolah pasif di tempat kerja dan enggan membangun karir
Efek Ke Pelajar Wanita Praktek Enjo Kosai “Twilight Snack,” (Snack Bar dimana anak SMA berseragam sekolah, menyajikan minuman dan menemani ngobrol pengunjung pria mulai jam 8-9 malam. Beberapa gadis muda bahkan banyak yang berakhir di Ikebukuro (Distrik hiburan di Tokyo) sepanjang malam.
Solusi dari pemerintah Bukan Ke Kakusa Shakai nya tapi ke pendidikan Yutori Kyouiku (Pendidikan yang rileks) ; mengurangi jam belajar, lebih fleksibel dalam pemilihan sekolah dan mata pelajaran. (Menggantikan pola Kanri Kyouiku (Pendidikan Manajemen). Efeknya ; bagi murid di posisi atas (secara ekonomi, prestasi dan sosial) bisa memaksimalkan kebijakan ini sehingga semakin bebas dan lebih baik. Tapi bagi kelas bawah malah kerap disebut “pengabaian kriminal”.
Bibliography Sugimoto, Yoshio. Class and Work in Cultural Capitalism: Japanese Trends. http://www.japanfocus.org/-Yoshio-Sugimoto/3419 Slater, David. The Making of Japan's New Working Class: "Freeters" and the Progression From Middle School to the Labor Market. http://japanfocus.org/-David_H_-Slater/3279 www.wiki.nus.edu.sg.display/kakusa shakai