Upacara Ngaben Satu lagi kekayaan budaya Indonesia. Di Bali yang kita kenal juga dengan sebutan ‘Pulau Seribu Pura’ dan tidak pernah surut dengan kunjungan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kelas : XI IPA 4 Jajar Martono
Advertisements

Masuk dan berkembangnya
Objek Wisata di Tana Toraja
Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
Masuk Dan Berkembangnya Agama Dan Kebudayaan Hindu - Budha Di Indonesia.
BUDAYA HINDU Mamahami Seni Keagamaan Hindu.
PENGARUH KENAIKAN AIR LAUT PADA KAWASAN WISATA PANTAI
MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP KELAS 7 PENULIS TRIYANI WISMANINGSIH,S.Pd SMP NEGERI 5 SLEMAN PANDOWOHARJO SLEMAN.
SEJARAH KELAS 11 BAB 1 PERKEMBANGAN PENGARUH HINDU BUDHA DI INDONESIA
B. MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
Budaya Kalimantan.
Upacara Adat Rambu Solo
Suku Sasak Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami Pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Suku ini berasal dari Jawa dan Bali. Sebagian besar masyarakatnya.
Tempat wisata indonesia
BAB 6 PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA DI ASIA
Menyusuri Seribu Kuil di Chiang Mai Kalau Anda menyukai hawa yang sejuk, Chiang Mai adalah tempat yang tepat untuk Anda! Selain udaranya yang nyaman, kota.
PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
Oleh: Rudy Fajrin Amin, S.Pd www. History86.multiply.com
Pesona Alam Gunung Kelud
PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
Seni Sakral: Tari Rejang
Gamelan Gambang Dalam Upacara Dewa Yadnya
Upacara Kematian pada Masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan)
Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
SISTEM HUKUM WARIS ADAT DI DESA TRUNYAN DAN TENGANAN BALI
Teori Penyebaran Hindu-Budha
SEJARAH INDONESIA.
Masuk dan berkembangnya
HUKUM ADAT DALAM SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN (Dulu & Sekarang)
BUDAYA LOKAL 2017.
Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn.
AGAMA HINDU-BUDHA.
Teori Penyebaran Hindu-Budha
Makalah Acara Agama Hindu
POLA KERUANGAN DESA AMALUDIN, S.IP, MM.
Legenda Gunung Semeru Menurut kepercayaan masyarakat Jawa yang ditulis pada kitab kuno abad 15, Pulau Jawa pada suatu saat mengambang di lautan luas, dipermainkan.
Agama Saya Cinta Paradoks, itulah judul yang diberikan terhadap kecenderungan kekinian dalam kehidupan. John Naisbitt adalah salah satu tokoh yang berkontribusi.
UPACARA PEMBAKARAN MAYAT
TUGAS APLIKOM 1 UNIVERSTAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA REGINA PACIS SURAKARTA
TUGAS TEKKOM “SENI TARI SALAH SATU BAGIAN DARI KEBUDAYAAN INDONESIA”
1.PROSES PERKEMBANGAN HINDU-BUDHA A.PERTUMBUHAN AGAMA HINDU
Peninggalan Sejarah Hindu dan Buddha di Indonesia
MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS
“STRATIFIKASI SOSIAL”
Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag
PERKEMBANGAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
Suprastruktur.
Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia.
Masuk dan berkembangnya
DANAU BEDUGUL -BALI   MENJADI DUTA DAERAH.
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Mati / wafat / meninggal dunia dan penanganannya secara islam
ASSALAMU’ALAIKUM Wr.Wb.
BUDAYA HINDU Mamahami Seni Keagamaan Hindu.
Kepedulian Umat Islam terhadap Jenazah
SISTEM KEKERABATAN Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama- sama dalam rumah.
Asal usul manusia menurut agama
Tari Pendet.
NAMA KELOMPOK DIMAS DWI SAPUTRO HASMI SYABILLA ACHMAD MUCHLIS DIPOALAM
Pengertian agama kata agama berasal dari bahasa sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu.
Bagian 4 Hukum dan Undang-Undang Kepariwisataan
Bab.4 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Kelompok 4. X-6 Nama Anggota : 1. Firizki Rahayu Maharani 2. Febri Nuryadi 3. Fredrik Ariel.O 4. Erlando 5. Widya.
PERKEMBANGAN NEGARA TRADISIONAL BERLATAR BELAKANG HINDU-BUDHA
BERDIALOG DENGAN HINDU
Sejarah Peminatan Kelas 11 Sejarah Peminatan Kelas 11 Kerajaan-kerajaan maritim Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem pemerintahan, sosial,
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Pembahas (Putu Gatot yogiawan)
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PGO 6230
HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN.
Transcript presentasi:

Upacara Ngaben Satu lagi kekayaan budaya Indonesia. Di Bali yang kita kenal juga dengan sebutan ‘Pulau Seribu Pura’ dan tidak pernah surut dengan kunjungan para wisatawan, mempunyai ritual khusus dalam memperlakukan leluhur atau sanak saudara yang telah meninggal. Istilah ‘Ngaben’ mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Ya, Ngaben memang identik dengan Pulau Dewata ini, meski di daerah-daerah di luar Bali juga punya ritual semacam Ngaben. Bila umumnya orang yang sudah meninggal kita kubur, tidak demikian dengan masyarakat Hindu Bali. Sebagaimana penganut Hindu di India, mereka akan menyelenggarakan upacara kremasi yang disebut Ngaben, yaitu ritual pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang meninggal. Menurut kepercayaan Hindu, jasad manusia terdiri dari badan kasar (fisik) dan badan alus (roh atau atma). Badan kasar tersebut dibentuk oleh 5 unsur yang disebut Panca Maha Bhuta, yang terdiri dari pertiwi (tanah), apah (air), teja (api), bayu (angin), serta akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia yang kemudian digerakkan oleh roh. Ketika seseorang meninggal, yang mati sebetulnya hanyalah jasad karsanya saja, sementara rohnya tidak. Oleh sebab itu, untuk menyucikan roh tersebut diperlukan Upacara Ngaben/Upacara Pelebon untuk memisahkan antara jasad kasar dan roh tersebut. Asal kata Ngaben sendiri ada tiga pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari kata beya yang artinya bekal, ada yang menurutnya dari kata ngabu atau menjadi abu, dan ada juga yang mengaitkannya dengan kata ngapen yaitu penyucian dengan menggunakan api. Adapun maksud dari api di sini adalah Brahma (Pencipta). Dalam agama Hindu, dewa pencipta atau Dewa Brahma dikenal juga dengan dewa api. Oleh sebab itu, Upacara Ngaben dapat juga dilihat sebagai upaya untuk mengantarkan roh menuju Brahma-loka yaitu linggih Dewa Brahma sebagai manifestasi Hyang Widhi dalam mencipta (utpeti). Semua orang Hindu pada dasarnya ketika ia meninggal dunia maka harus dilakukan upacara pengabenan/harus diaben. Sedangkan untuk bayi biasa dikenal dengan istilah Ngelungah (sinonim dari Ngaben) dimana intinya sama saja dengan Ngaben tetapi sedikit lebih sederhana dilihat dari dana/anggaran, upacara dan upakara, sarana dan prasarana yang tentunya tidak semegah dan semewah Upacara Ngaben orang dewasa. Upacara Ngaben bisa dilaksanakan jika orang yang meninggal tersebut ada jenazahnya. Jika tidak ada jasadnya atau susah dikenali, misalnya karena kecelakaan pesawat, terseret arus laut, tertimpa musibah kebakaran, pihak keluarga tetap dapat melaksanakan Ngaben dengan cara mengambil tanah lokasi meninggalnya untuk dibakar. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum jenazah di kremasi, yaitu Nyiramin Layon atau memandikan jenazah, Ngajum, pembakaran atau Ngaben, serta Nyekah. Pelaksanaan Ngaben juga harus memperhitungkan hari yang baik. Biasanya pihak keluarga menanyakan kepada pedanda (pendeta Hindu Bali) hari yang baik untuk melakukan Ngaben. Apabila Ngaben ingin dilakukan segera setelah orang tersebut meninggal, biasanya pedanda akan memilih hari tidak lebih dari 7 hari sejak kematiannya. Setelah didapat harinya, maka keluarga segera melakukan Nyiramin Layon atau memandikan jenazah. Prosesi memandikan jenazah ini dilakukan oleh pedanda yang mewakili kaum Brahmana. Setelah dimandikan, jenazah kemudian dipakaikan pakaian adat Bali lengkap. Selanjutnya melaksanakan ritual Ngajum, yaitu melepaskan roh dengan cara membuat simbol-simbol yang menggambarkan proses dan unsur-unsur penyucian roh. Untuk pembuatan bade (menara) dan lembu (patung mirip lembu yang akan menjadi tempat jenazah), sanak saudara akan dibantu oleh masyarakat sekitar. Bade (menara) tingginya dipengaruhi oleh kasta sang jenazah. Menara paling tinggi (bisa mencapai puluhan meter) diperuntukkan bagi jenazah dari golongan Brahmana (pemimpin agama), yang lebih rendah untuk golongan Ksatria (raja-raja) dan Wesia (pedagang), dan menara yang paling rendah untuk golongan Sudra (rakyat biasa). Menara ini juga merupakan simbol pemisahan antara langit dan bumi. Bade dan lembu kemudian diusung dan diarak menuju setra (kuburan) diiringi gamelan bleganjur. Di setra, jenazah dibacakan mantra oleh seorang pedanda. Mantra ini merupakan simbol api niskala (api abstrak) yang akan membakar kotoran yang melekat pada atma atau roh. Selanjutnya, prosesi kremasi dilakukan dengan membakar bade dan lembu yang berisi jenazah dengan api sekala (api konkret) hingga menjadi abu, kemudian abu dilarung di laut. Masyarakat Hindu percaya, laut sebagai simbol alam semesta serta pintu menuju nirwana. Prosesi terakhir yaitu Nyekah, ritual menebalkan roh leluhur yang telah di-aben sebagai leluhur pada masing-masing Merajan (tempat suci di kompleks pura keluarga), dengan harapan pihak keluarga dapat terus mendoakan leluhur di kompleks pura keluarga masing-masing. Lepas dari itu, Upacara Ngaben merupakan momen bahagia, sebab dengan melaksanakan Ngaben, keluarga telah melaksanakan kewajibannya. Ini sebagai salah satu bentuk terima kasih kepada yang meninggal. Karenanya, tidak ada isak tangis keluarga, melainkan mereka sambut dengan sukacita. Mereka percaya isak tangis hanya akan menghambat perjalanan roh menuju nirwana. Upacara Ngaben memang membutuhkan banyak biaya, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah, karena pelaksanaannya memang memerlukan berbagai perangkat upacara (upakara). Tidak semua orang yang meninggal langsung di-aben. Ada juga yang dikubur terlebih dahulu, jika sudah memiliki biaya barulah di-aben. Ada juga yang melaksanakan Upacara Ngaben secara massal, dengan pertimbangan penghematan biaya. Keistimewaan dari ritual Ngaben ini, selain diselenggarakan secara meriah juga mengikutsertakan ratusan hingga ribuan orang yang terdiri dari sanak saudara maupun penduduk banjar setempat (organisasi sosial khas masyarakat Bali setingkat dengan Rukun Warga). Tak jarang pula upacara unik ini menjadi salah satu agenda pariwisata, dimana wisatawan domestik dan mancanegara dapat turut serta menonton ritual ini dari awal sampai akhir tanpa dipungut biaya.