Tissue Culture / Kultur Jaringan Bio mol ke 14 Erlindha Gangga August
Kultur jaringan tanaman Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in vivo.
In vitro (bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan Petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoritis dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan maupun hewan (termasuk manusia) namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu.
Keuntungan Dapat memperbanyak jumlah tumbuhan tanpa harus menunggu terlalu lama. Cukup dengan beberapa minggu, bibit tumbuhan sudah tercipta. Hanya menggunakan bagian dari tanaman ( daun, polen, benang sari dll). Lahan yang digunakan kecil. Pembuatan metabolit tidak perlu menunggu sampai terbentuk tanaman lengkap. Dapat digunakan untuk tanaman yang sulit berkembang biak / tumbuh.
Prasyarat Wadah dan media tumbuh yang steril. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi Media tumbuh adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Ada dua penggolongan media tumbuh: Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: Media padat Media cair. ♦ Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. ♦ Nutrisi dicampurkan pada agar. ♦ Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. ♦ Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak. karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.
Keunggulan Kultur Jaringan : Pengadaan bibit tidak tergantung musim Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit) Bibit yang dihasilkan seragam Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu) Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
Pembuatan media Inisiasi Sterilisasi Multiplikasi Pengakaran Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah: Pembuatan media Inisiasi Sterilisasi Multiplikasi Pengakaran Aklimatisasi
Terminologi Kultur Jaringan Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi ole hama penyakit, termasuk virus. Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan
Kultur organ / embrio: Kultur Kalus : Merupakan kultur yang diinisiasi dari bagian bagian tanaman seperti,ujung akar pucuk aksilaris, ujung pucuk dan embrio. Kultur Kalus : Merupakan kultur sekumpulan sel yang tidak teratur/ terorganisir. Hanya sel sel parenkhim yang berasal dari berbagai bahan awal.
Kultur Suspensi : Kultur Protoplasma Kultur sel bebas atau agregat sel kecildalam media cair dengan pengocokan.pada umumnya kultur suspensi diinisiasi dari kalus. Kultur Protoplasma Sel sel muda yang diinisiasi dalam media cair kemudian dihilangkan dinding selnya dengan menggunakan enzim.Protoplasma kemudian dibiarkan membelah diri dan membentuk dinding kembali pada mediapadat. Kultur protoplasma digunakan untuk hibridisasi somatik dengan
Kultur Embrio
Kultur Anther
Kultur Meristem
Kultur Somaklonal
Kultur Kalus
Tahapan kultur jaringan
Teknik kultur Dengan tekhnik poliploid ; Dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
Kloning, Mutasi, Bank plasma, Tehnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini. Mutasi, Secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur memperkirakan peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi Bank plasma, Meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting dalam proses pemuliaan anggrek.
Faktor faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Morfogenesis tanaman 1. Genotip dari sumber bahan tanaman yang digunakan . 2. Media mencakup komponen penyusun media dan juga zat pengatur tumbuh yang digunakan. 3. Lingkungan tumbuh ( keadaan fisik tempat tumbuhnya kultur ) 4. Fisiologi jaringan tanaman sebagai eksplan
Media Kultur Jaringan Media kultur tersusun dari beberapa atau seluruh komponen: Hara makro yang digunakan pada semua media. Hara mikro hampir selalu digunakan. Ada beberapa komposisi media yang hanya menggunakan besi atau besi-kelat. Vitamin-vitamin, umumnya ditambahkan dalam jumlah yang bervariasi Gula merupakan keharusan, kecuali untuk tujuan yang sangat khusus. Asam amino dan N organik
6. Persenyawaan-persenyawaan kompleks alamiah seperti: air kelapa, ekstrak ragi, (yeast extract), juice tomat, ekstrak kentang, dan sebagainya 7. Buffer, terutama buffer organik 8. Arang aktif. Sering dipergunakan untuk menstimulir pertumbuhan akar. 9. Zat pengatur tumbuh: terutama auksin dan sitokinin.Zat pengatur tumbuh merupakan komponen yang sangat penting dalam media kultur jaringan. Tetapi jenis dan konsentrasinya sangat tergantung pada jenis tanaman dan tujuan kulturnya 10. Bahan pemadat media. Untuk membuat media padat, biasanya digunakan agar-agar
Eksplan Adalah bagian dari tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk inisiasi suatu kultur. Sumber eksplan : Umur eksplan Ukuran eksplan ke 3 nya akan mempengaruhi hasil kultur jaringan ( plantlet )
Hara makro dan mikro Makro : Senyawa yang terdapat pada media hidrophonik dan dilengkapi dengan Garam garam anorganik , Jumlah yang dibutuhkan tergantung pada jenis tanaman ataupun sumber tanaman
Mikro : Terdiri dari senyawa senyawa anorganik seperti :Fe, Mn,Al, Zn,B, Cu, Co,Mo. Jumlah senyawa yang digunakan tidak sama untuk semua kultur, tetapi senyawa ini harus ada.
Vitamin dan asam amino Vitamin yang umum digunakan : Asam amino : Thiamin ( B1) Pyridoxin ( B6) Asam nikotinat ( niasin ) Asam amino : Asam amino merupakan sumber N organik bagi perkembangan kultur. Sumber N dari asam amino lebih cepat diserap dibandingkan dengan sumber N dari senyawa anorganik
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Adalah senyawa organik selain nutrien yang dalam jumlah sedikit dapat merangsang , menghambat atau mengubah pola pertumbuhan perkembangan tanaman. Ada 2 golongan zpt. Sitokinin Auksin Zpt ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel,jaringan,organ. Selain kedua zpt tersebut giberelin dan beberapa senyawa tertentu harus ditambahkan.
Pemilihan jenis auksin dan jumlahnya tergantung pada Auksin : Digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk merangsang pertumbuhan kalus,suspensi sel,dan organ. Pemilihan jenis auksin dan jumlahnya tergantung pada Tipe pertumbuhan yang dikehendaki Level auksin endogen Kemampuan jaringan mensintesis auksin Golongan zpt lain yang ditambahkan.
Auksin Endogen Level auksin endogen dalam eksplan tergantung : Bagian yang diambil dan jenis tanamannya Musim Umur tanaman
Dalam kultur jaringan sel sel yang dapat tumbuh dan memperbanyak diri tanpa pemberian auksin adalah Sel tumor pada tanaman. Kultur yang telah berkali kali di subkulturkan Kultur yang telah lama dipelihara.