Disusun Oleh : Wahyu Prasetiyo B JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON – BANTEN 2010
Tujuan : untuk menunjukkan bagaimana bisa memanfaatkan alat- alat manajemen mutu untuk proses pengelolaan proyek. Desain/metodologi/pendekatan : penyajian penelitian telah diterapkan metode penelitian yang berdasar pada analisis teroi dan penelitian empiris. Temuan: basis penemuan adalah menyajikan konsep terbaru dari diagram Ishikawa. Batasan penelitian : dalam penelitian hanya menggunakan satu buah alat kualitas. Hal ini mempertimbangkan dengan fakta bahwa tujuan dari peneltian adalah untuk kemungkinan alat perbaikan manajemen Implikasi praktis: artikel, terutama metode yang memungkinkan untuk mengenmabngkan penelitian. Nilai : menyajikan improvisasi diagram Ishikawa dan analisis stratifikasi.
Diagram ishikawa tradisional adalah alat bantu kualitatif dalam manajemen. Dengan menggunakan alat ini kita dapat menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Yang paling sering digunakan adalah diagram Ishikawa dengan bentok model 6M+E. 6M+E menjelaskan penyebab umum yakni: manusia, mesin, material, metode, manajemen, measurement(pengukuran), dan lingkungan.
Model diagram Ishikawa klasik tidaklah lengkap karena tidak adanya informasi kuantitatif yang didapat dari diagram ini. Pada makalah ini mengusulkan penyelesaian diagram dengan hubungan bobot. Persiapan untuk menyajikan diagram ishikawa berbobot adalah: 1.Penentuan serangkaian penyebab utama 2.Penentuan Subcause 3.Penentuan bobot penyebab utama 4.Persiapan diagram ishikawa berbobot 5.Melakuakan analisis stratifikasi. 6.Penentuan set penyebab penting dan subcause
Menggunakan matrik ini kita dapat membandingkan setiap penyebab melalui analisis dari tingkatan yang sama. Skala yang digunakan adalah : 0,0.25,0.5,0.75,1. “0” mengartikan penyabab tidak memiliki pengaruh. Sedangkan “1” menunjukkan penyebab sangatlah berpengaruh.
Dengan perilaku yang sama terhadap bobot dari subcause, untuk setiap penyebab utama secara terpisa, ditentukan. Berikutnya dihitung bobot mutlak dengan membandingkan bobot dari subcause dengan bobot dari penyebab utama. Hasilnya kita dapat mempersiapkan diagram Ishikawa berbobot seperti yang digambarkan dalam gambar berikut ini,
Langkah selanjutnya adalah analisis stratifikasi, Analisis ini berbasis pada aturan Pareto. Langkah pertama dalam analisis ini adalah mempersiapkan histogram dari bobot. Berikutnya adalah menentukan bidang referensi, sebuah faktor khusus yang digunakan sebagai aturan Pareto klasik. Titik utama, dimana bidang referensi adalah memiliki limit terbesar untuk 2 set yang telah ditentukan. Dalam kasus dapat direpesentasikan oleh 7 sub penyebab pertama yang merupakan kelompok penyebab utama.
Proses ini membiat kitta mempersiapkan diagram ishikawa berbobot dan untuk memperoleh informasi kuantitatif dari diagram ini. Dapat dilihat penyebab utama adalah: Lingkungan 1, mesin 1, dan manusia 3. ketiga penyebab menghasilkan lebih dari 30% cacat dari pendukung tambang.
Penyajian diagram ishikawa bebrbobot dapat digunakan dalam banyak permasalahan nyata didunia. Berikut ini presentasi dari penerapan diagram ishikawa berbobot untuk meningkatkan proses perancangan produk pendukung pertambangan baru. Gambar dari sebuah alat pendukung tradisional :
Hasil investigasi akan menunjukkan beberapa penyebab utama kesalahan dari alat pendukung tradisional. Pertama kita harus menganalisa penyebab utama dari kumpulan penyebab. Itu semua digambarkan dalam diagram ishikawa berbobot berikut :
Dapat dilihat dalam diagram tersebut permasalahan utama adalah pada tiga kelompok : mesin, lingkungan, dan manusia. Hal ini dapat menafsirkan bahwa kesalahan utama dari alat pendukung tradisional adalah kesalahan manusia (desainer dan operator) atau oleh faktor geologi. Ketiga kelompok tersebut meliputi 64% dari jumlah kesalahan umum. Jadi kita dapat dengan mudah menentukan pemecahan masalah dengan mengimprovisasi kelompok radikal tersebut.
Berdasarkan parameter konstruksional yang telah disiapkan ini menghasilkan desain baru dari hidrolik
Perubahan utama mempertimbangkan pada sistem dari silinder hidrolik. Dalam konsep ini telah digunakan empat silinder. Yang kedua silinder ini dipasang secara vertikal. Perubahan dari kelompok kedua adalah mempertimbangkan dari faktor manusia. Pada kontruksi ini telah direncanakan ruang kerja untuk melindungi penambang dengan pelindung kejut hidrolik. Penyajian tersebut telah ditetapkan sebagai konstruksi asli dan telah dipatenkan.
SEKIAN & TERIMA KASIH