KELOMPOK MODEL UMUM ( TUCKMAN, 1965) Pendahuluan Kelompok adalah bagian yang tidak terelakkan dari kehidupan manusia. Dalam pertumbuhan dan perkembangan kelompok terdapat beberapa tahap yang terbagi dalam modal teoritik yang berbeda-beda, antara lain : • Kelompok penyelesaian masalah • Kelompok berorientasi pada tugas • Kelompok analisa diri • Kelompok model umum Kelompok model umum dapat dijalankan lebih lanjut antara lain menurut teori Parsons (1961), cople (1978), dan Tuckman (1965). Disini hanya akan dibahas pertumbuhan dan pengembangan kelompok model Tuckman. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KELOMPOK MODEL UMUM Teori pertumbuhan dan pengembangan kelompok model umum menurut tuckman ini mengambarkan urutan yang lazim terjadi pada pembentukan tahapan kelompok.
1. Teori Pembentukan (forming phase) Tahap ini adalah tahap orientasi di mana timbul sikap prihatin akan perlunya dibentuk kelompok karena didesak oleh adanya kebutuhan yang menjadikannya sebagai motivasi dasar. Perhatian pada orientasi melalui penjajagan untuk mengetahui perilaku interpersonal dan kaitan dengan tugas. Orientasi lebih diperhatikan melalui pengujian (testing) yang bertujuan untuk lebih mengetahui perilaku yang berhubungan dengan interpersonal dan tugas. Pengujian bisa berbentuk tertulis, interview ataupun penyelesaian melalui hubungan interpersonal. Contoh : • Pemilihan pengurus senat mahasiswa PSIK, dibutuhkan karena baru disahkannya PSIK . KEUNTUNGAN : Motivasi anggota terfokus pada tujuan. KERUGIAN : Kelompok tidak termotivasi bila tidak ada kebutuhan yang mendesak.
2. Tahap Keributan (Storming phase) Konflik dan polarisasi tentang isu interpersonal yang terrefleksi dalam perilaku tugas (task behavior). Konflik ini timbul misalkan pada pembagian tugas, pemilihan peran kelompok, atau pengungkapan usul / rancangan. Konflik tersebut dapat terlihat melalui tingkah laku personal dalam tugasnya dalam rangka pembentukan kelompok. KEUNTUNGAN : banyak masukan/ide, mudah mengidentifikasi perilaku tugas masing-masing anggota. KERUGIAN : bila konflik berlanjut terus (tidak menemukan kesepakatan), terjadi perpecahan dalam kelompok sehingga tujuan tidak tercapai.
3. Tahap Pembentukan Norma (Norming Phase) Pada tahap ini konflik mulai selesai dan mulai menyusun standart berupa peraturan atau tata tertib serta menyusun peran baru yang dirasakan lebih cocok. Disamping tiu timbul perasaan berada dalam kelompok (in group feelings) dan adanya keutuhan dalam kelompok (cohesiveness). KEUNTUNGAN : - Bila ada anggota kelompok yang melakukan pelanggaran, jelas sanksinya. - Anggota dapat di monitor tugasnya. - Tahap pencapaian tujuan jelas. • KERUGIAN : - Peraturan atau tata tertib cenderung kaku - Terfokus pada tugas masing-masing
4. Tahap Pencapaian Hasil (Performing Phase) Tahap ini merupakan tahap penentuan tujuan kelompok dengan struktur interpersonal menjadi landasan pencapaian tujuan kelompok, peran yang flrksibel saling membantu dalam pelaksanaan tugas, energi diy\tujukan pada penyelesaian tugas, karena masing-masing anggota sudah merasa sebagai suatu kelompok. KEUNTUNGAN : Peran lebih berkembang, tidak kaku dan peran dapat diganti sesuai dengan kemampuan. KERUGIAN : Sulit mengidentifikasi peran dan tugas anggota bila ada masalah. Contoh Kelompok Model Umum menurut Tuckman (1965) : - Pemilihan pengurus senat mahasiswa PSIK dibutuhkan karena baru disahkannya PSIK-FIKES UIEU - Pemilihan pengurus kelas.
KELOMPOK MODEL CAPLE Kelompok model Caple pada umumnya dapat deterapkan pada setiap jenis kelompok. Tahapan : Tahap Orientasi (Orientation Stage) pada saat pertama kali saat ingin memasuki kelompok biasanya kita diliputi rasa ragu-ragu apakah keberadaan kita dalam kelompok tersebut akan diterima ataukah tidak. Keragu-raguan yang sifatmya sementara sering menimbulkan perilaku yang tidak terorganisir. Keuntungan : dapat lebih mengenai kelompok yang dimasuki. Kerugian : akan memeprlama proses interaksi. Contoh : pada pembentukan karang taruna anggota yang termasuk mempunyai perasaan ragu-ragu apakah dia akan diterima atau tujuannya sama atau tidak.
2. Tahapan Konflik (Conflict Stage) Dalam tahap ini banyak terjadi perselisihan atau pertikaian dalam kelompok, karena diantara anggota kelompok tidak ada saling pengertian satu sam lain. Diantara mereka ada yang ingin menonjolkan diri atau tidak mau menerima pendapat yang lainnya. Juga ada yang tidak mau menerima usul rancangan yang telah diajukan kelompok, kadang kadang sampai memutuskan pembicaraan pada saat diskusi. Keuntungan : dapat mengungkapkan pendapat secara terbuka. Kerugian : Sulit untuk menyatukan pendapat karena tidak adanya pengertian diantara anggota. Contoh : aggota kelompok akan mengalami pertentangan baik dengan dirinya sendiri maupun dengan anggota yang lainnya.
3. Tahap Integrasi ( Integration stage) Pada tahap ini terjadi perdamian/ kerukunan kembali. Yang mana pada tahap konflik mereka saling menyerang dan berselisih, pada tahap ini mereka saling menghargai, menghormati dan menyesuaikan diri terhadap anggota kelompoknya. Maka secara otomatis diantara mereka saling mendengar pendapat, dan mulai muncul percakapan kesepakatan/konsensus. Keuntungan : konflik mereda, tujuan lebih mudah tercapai. Kerugian : Pendapat-pendapat kurang sehingga terkesan pasif. Contoh : Bila anggota berhasil menyelesaikan konflik dia akan lebih meghargai dan menghormati anggota kelompoknya.
4. Tahap Pencapaian (Achievement Stage) Pada tahap ini kelompok mulai berkembang dan tumbuh berfungsi dengan baik. Ikatan hubungan antara anggota mulai kuat. Dalam tahap ini norma dan peran terbentuk dengan baik. Maksudnya aturan-aturan dalam kelompok tersebut mulai berfungsi dan mulai dipatuhi anggotanya. Peran para anggotanya mulai terlihat/tampak. Misalnya ada yang berperan sebgai ketua, sekretaris, bendahara dan peran lainnya. Sehingga terlihat adanya keteraturan, masalah yang timbul mulai diselesaikan secara rasional dengan melihat fakta dan kenyataan yang ada. Pada tahap-tahap sebelumnya masalah-masalah deselesaikan berdasarkan emosi/perasaan dan pikiran mereka sendiri tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi sehingga penyelesaian masalah tidak tuntas. Tahap ini merupakan tahap ideal yang harus dicapai oleh setiap kelompok. Maksudnya apabila tahap ini berhasil dengan baik maka akan tercapai tujuan dari kelompok tersebut atau dikatakan kelompok tersebut telah berhasil. Keuntungan : apabila tahap ini berhasil maka tujuan kelompok berhasil. Kerugian : Ide-ide mulai jarang. Contoh : Dengan mengetahui perannya ia lebih berminat untuk mengembangkan kelompok tersebut dalam pencapaian tujuan.
5. Tahap Tentram/Kedamaian (Order Stage) Kelompok pada dasarnya sudah mempunyai rasa puas terhadap kelompoknya, sehingga mereka tidak berkeinginan menilai kembali norma-norma yang telah mereka buat. Dalam tahap ini mereka tidak banyak mengeluarkan bahan-bahan atau materi untuk mempertimbangkan, sehingga kelompok mereka tidak bertambah berkembang karena mereka telah terlanjur puas. Keuntungan : Tidak ada konflik Kerugian : Tanpaknya tidak ada keinginan untuk berkembang.
Kesimpulan dari Keuntungan dan Kerugian secara keseluruhan Karena memasuki kelompok tersebut melalui berbagai tahap, mereka lebih mengenal apa dan bagaimana kelompok tersebut sehingga mereka mencintai kelompok tersebut. Kerugian : Apabila mereka mencapai tahap perdamaian kelompok tersebut seolah-olah tidak berkembang karena ide-ide mereka sudah jarang diungkapkan. Contoh : Bila tujuan kelompok telah tercapai, maka anggotanya merasa puas dan bersikap loyal terhadap kelompok.
Teori Tentang Terjadinya Kelompok Teori Tukar- menukar Interaksi dalam suatu kelompok terjadi dalam proses tukar- menukar antara imbalan (reward) dengan ongkos (Cost). 2. Teori Kesamaan Sikap Seseorang cenderung tertarik kepada orang lain yang dianggapnya mempunyai sikap yang sama dengannya. 3. Teori saling Melengkapi Seseorang tertarik untuk mengadakan interaksi bukan karena ada kesamaan sikap, tetapi justru adanya perbedaan.