SUBSTANSI BAHAN PEGANGAN LO PROVINSI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Advertisements

KOORDINASI BAWAS - BPKP : PENINGKATAN KUALITAS LK TA.2011
Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah (RPJP/MD)
Strategi Nasional Literasi Keuangan
1. 1. Reviu Besaran Angka Dasar TA 2012 : a)Penggunaan Laporan (aplikasi) untuk Menganalisis Angka Dasar; b)Memastikan volume angka dasar sudah benar;
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
REVITALISASI MUSRENBANGDA “LESSON LEARN” PROVINSI SUMATERA SELATAN
RENCANA KERJA PEMERINTAH
Sosialisasi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD - GRK
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 1 Mei 2010 Paparan Penutup Musyawarah.
“KEBIJAKAN PEMBENTUKAN
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT RAPAT KONSULTASI REGIONAL SUMATERA I
POKOK-POKOK HASIL DESK BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN
PENYEMPURNAAN arSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT RAPAT KONSULTASI REGIONAL
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS Kerangka dan Agenda Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (RAKORBANGPUS) II Tahun.
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
PELUANG PEMBIAYAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH
PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Rapat Kerja Kemendagri dengan Komisi II DPR RI Jakarta, 8 Maret 2012 Sekretariat Jenderal Pembahasan Perubahan.
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
UNDANG-UNDANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (UU 25 TH 2004)
Perencanaan Pembangunan
FORUM SKPD Dinas Pendidikan 2015.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
KABUPATEN CIAMIS Drs. H. KUSDIANA, MM Bappeda Ciamis
UNDANG – UNDANG NO. 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
PAPARAN KEPALA BAPPEDA KOTA BEKASI
Rencana kerja kementerian/lembaga tahun 2013
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D (Ketua Tim Penilai Teknis Pusat)
DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN
Kerangka dan Agenda Pertemuan Bilateral antara Kementerian/Lembaga dan Bappeda Provinsi Pasca-Musrenbangnas Tahun 2010 dalam rangka Penyempurnaan Rancangan.
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
PERSIAPAN PENDANAAN RKP TAHUN 2013
PETA FISKAL DAERAH SECARA NASIONAL TAHUN DAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL DALAM RAPBN 2008 DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA DENGAN PAH IV DEWAN.
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Asisten Pemerintahan dan Kesra
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
- Direktur Otonomi Daerah Bappenas -
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
SIKLUS PERENCANAAN & PENGANGGARAN TAHUNAN
KERANGKA UMUM PERUBAHAN RPJMD PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PERSIAPAN MUSRENBANG DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2018
PEMBUKAAN FORUM KABUPATEN/KOTA (KEWILAYAHAN)
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
PENGANTAR EVALUASI RPJMD KABUPATEN BANDUNG TAHUN
Mekanisme Penilaian ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2016
FORUM SKPD SARANA PRASARANA
KEBIJAKAN DAK PERTANIAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SISTEM PERENCANAAN STRATEJIK PEMBANGUNAN NASIONAL
Samarinda, Rabu 14 Oktober 2018
PENAJAMAN PROGRAM DAN ANGGARAN
Disampaikan oleh: Tavip Agus Rayanto Kepala Bappeda DIY
PELAKSANAAN FORUM MUSRENBANG TAHUN 2018 Forum Perangkat Daerah
MEKANISME PENGALOKASIAN DAK FISIK 2018
TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SAMPANG 2018
Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Bidang Pangan
FORUM KONSULTASI PUBLIK
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Transcript presentasi:

SUBSTANSI BAHAN PEGANGAN LO PROVINSI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SUBSTANSI BAHAN PEGANGAN LO PROVINSI Disampaikan oleh: Direktur Pengembangan Wilayah

Materi Paparan Agenda Tahapan Musrenbang Analisis Provinsi Contoh Capaian Kinerja Pembangunan Provinsi D.I. Yogyakarta Revitalisasi Musrenbang Nasional 2015

I. AGENDA TAHAPAN MUSRENBANG NASIONAL

AGENDA TAHAPAN MUSRENBANGNAS 2015…(1) MEKANISME DAN KELUARAN Rakorbangpus I dan Forum Konsultasi Bappeda ( 26 Maret 2015, Bappenas) Penyampaian draft Rancangan Awal RKP 2016 Indikasi kebutuhan pendanaan program/kegiatan Tahun 2016 Penyampaian kerangka makro ekonomi dan kebijakan fiskal Tahun 2016 Forum diskusi Bappeda Provinsi se-Indonesia terkait dengan pola pendekatan dimensi pembangunan, kebijakan Dana Alokasi Khusus Tahun 2016 dan kebijakan Dana Dekonsentrasi Bappenas. Pendalaman Dimensi Pembangunan (26 – 30 Maret 2015) Pembahasan Pencapaian sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) lintas sektor Output : sinkronisasi antar sektor dalam mencapai sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita). Pembahasan per dimensi : Deputi penanggung jawab dimensi Ratek/Rakernis dengan K/L(Maret 2015) Memastikan bahwa hasil ratek/rakernis sesuai dengan sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) sebagai dasar untuk pembahasan pra musrenbangnas Menyampaikan arahan mengenai tema dalam pelaksanaan sasaran dimensi pembangunan (Nawa cita) di RKP 2016 dalam Ratek/Rakernis

AGENDA TAHAPAN MUSRENBANGNAS 2015…(2) MEKANISME DAN KELUARAN Musrenbangprov ( 2 Maret - 13 April 2015) Dukungan APBD dalam mencapai sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita); Usulan kegiatan oleh pemerintah daerah untuk pencapaian sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) Kegiatan berdasarkan sasaran jangka menengah dengan mengacu pada sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) yang akan menjadi prioritas pembahasan dalam Pramusrenbangnas. Sinkronisasi kegiatan K/L dan Pemerintah Daerah dalam mendukung pencapaian sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) Kesepakatan usulan kegiatan dan kerangka pembiayaan dalam mendukung sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) Forum Konsultasi Publik (6 April 2015) Memberikan masukan terhadap rancangan awal RKP 2016. Rakor Khusus Papua dan Papua Barat (14 April 2015) Sinkronisasi kegiatan K/L, kegiatan Dana Otonomi Khusus, kegiatan percepatan pembangunan infrastruktur dan kegiatan APBD dalam rangka mendukung percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan Kementerian/Lembaga.

AGENDA TAHAPAN MUSRENBANGNAS 2015…(3) MEKANISME DAN KELUARAN Rakorbangpus II (15 April 2015) Penyampaian Rancangan Awal RKP dan SB Pagu Indikatif Tahun 2016 Trilateral Meeting (15 – 24 April 2015) Skema : Trilateral Desks (Bappenas, K/L, Keuangan) Penajaman dan pengakomodasian hasil Musrenbangnas 2015 dalam inisiatif baru Rancangan Akhir Renja K/L 2016; dan Rancangan Akhir RKP 2016. Pra Musrenbangnas (16 -24 April 2015) Penutupan Pra Musrenbangnas (28 April 2015) Skema : Kelompok musyawarah berdasarkan sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) Hasil kesepakatan program/kegiatan, lokasi, target, dan anggaran untuk mencapai sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita) antara pemerintah provinsi dan K/L yang difasilitasi oleh Kementerian PPN/Bappenas dan disepakati dalam bentuk berita acara kesepakatan; Musrenbangnas (29 April 2015) Laporan Menteri PPN mengenai kesepakatan program, kegiatan strategis dan pendanaan pusat dan daerah kepada Presiden RI; Arahan Presiden dan Wakil Presiden RI; dan Paparan 4 Menteri Koordinator.

Peran Liaison Officer (LO) dan Staf Penghubung Provinsi Keterangan Liaison Officer (LO) Sebagai penghubung antara Bappenas dengan Provinsi dalam mengkoordinasikan usulan kegiatan strategis daerah yang mendukung pencapaian sasaran Dimensi Pembangunan (Nawa Cita); Sebagai penghubung antara Bappenas dengan Provinsi dalam mensinergikan perencanaan di pusat dan daerah terkait program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran dimensi pembangunan (Nawa Cita); Sebagai pendamping bagi provinsi yang menjadi tanggung jawabnya selama pelaksanaan rangkaian Musrenbangnas 2015. Staf Penghubung Membantu LO dalam melaksanakan perannya baik dari sisi subtantif, teknis, maupun administrasi

Tugas Liaison Officer (LO) Rakorbangpus I dan Forum Konsultasi Bappeda Tahap Tugas Rakorbangpus I dan Forum Konsultasi Bappeda (26 Maret 2015) Mengikuti kegiatan pembekalan sebagai LO (Senin, 23 Maret 2015); Mengawal perumusan kegiatan-kegiatan strategis provinsi; Memberikan arahan dalam penjabaran sasaran prioritas Dimensi Pembangunan (Nawa Cita) ke dalam usulan kegiatan sektor-sektor; Memantau kesiapan materi dan tim Bappeda Provinsi yang menjadi tanggung jawabnya pada kegiatan Rakorbangpus dan Forum Konsultasi Bappeda; Memantau kesiapan indikasi kebutuhan pendanaan program/kegiatan tahun 2016 yang sudah diuraikan per provinsi; Membangun komunikasi sepanjang waktu diantara Rakorbangpus dan tahap sebelum Pra-Musrenbangnas untuk memastikan kesesuaian kegiatan strategis provinsi yang diusulkan provinsi dengan yang dirumuskan Bappenas.

Tugas Liaison Officer (LO) Tahap Tugas Pelaksanaan Musrenbangprov (2 Maret - 13 April 2015) Menjaring isu-isu strategis provinsi yang akan dibahas dalam Musrenbangnas tahun 2015 sesuai dengan Potret Analisis per daerah (Analisis Provinsi 2014 dan Pembangunan Daerah Dalam Angka 2014); Mencermati masalah, potensi dan isu-isu yang berkembang saat ini di setiap provinsi berdasarkan data sekunder maupun primer, dan mendiskusikan dengan Bappeda Provinsi untuk dikerucutkan sebagai usulan Prioritas Pembangunan Wilayah untuk mendukung pencapaian sasaran Dimensi Pembangunan (Nawa Cita); Mengikuti keseluruhan pelaksanaan Musrenbangprov dan memberikan arahan dan penjelasan mengenai pencapaian sasaran Dimensi Pembangunan (Nawa Cita); Menyampaikan laporan pelaksanaan Musrenbangprov yang penyusunannya dibantu oleh Staf Penghubung Provinsi.

Tugas Liaison Officer (LO) Tahap Tugas Pra Musrenbangnas (16-24 April 2015) Memantau kesiapan materi dan kesediaan tim Pemerintah Provinsi yang akan hadir pada forum Pra Musrenbangnas; Sebagai penanggungjawab provinsi dalam trilateral desk Pra-musrenbangnas; Memantau penyusunan rekapitulasi hasil kesepakatan per Provinsi. Musrenbangnas (29 April 2015) Memantau kesiapan tim Pemerintah Provinsi yang akan hadir pada Musrenbangnas 2015; Menyusun laporan ringkas terkait kesiapan pemerintah provinsi yang menjadi tanggung jawabnya untuk mendukung pencapaian sasaran Dimensi Pembangunan (Nawa Cita).

II. ANALISIS PROVINSI

I. ANALISIS PROVINSI (1) Bahan Pegangan LO Provinsi terdiri dari: Buku Seri Analisa Pembangunan Daerah (softfile) Buku Pembangunan Daerah Dalam Angka (softfile) Buku Seri Analisa Pembangunan Daerah, merupakan analisa pembangunan 34 provinsi yang menyajikan hasil analisis perkembangan darah yang utama: Perkembangan indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran, dan pengurangan kemiskinan. Kinerja pembangunan kota/kabupaten dalam bentuk analisa kuadran untuk menggambarkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan; pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM; pertumbuhan ekonomi dan pengurangan pengangguran; serta kesenjangan ekonomi di masing-masing kabupaten/kota dalam setiap provinsi. Penyebab permasalahan pembangunan yang dilihat dari 5 faktor utama, yaitu: tingkat ketergantungan pada sektor primer; sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; kualitas lapangan kerja; kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah; kualitas sumber daya manusia; mobilitas tabungan masyarakat; serta kualitas belanja daerah. Prospek pembangunan provinsi pada tahun 2015. Slide - 12

I. ANALISIS PROVINSI (2) Buku Pembangunan Daerah Dalam Angka (PDDA), menyajikan data dan informasi tentang perkembangan pembangunan daerah dalam kurun waktu 2008/2009 sampai dengan 2013/2014 untuk 7 pulau besar, yang meliputi delapan pokok bahasan yaitu: Kependudukan, Ketenagakerjaan, Sosial Ekonomi, Perekonomian Daerah, Pertanian, Keuangan Daerah, Infrastruktur Wilayah, dan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Seluruh Data dan Informasi sebagian besar diperoleh dari Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS). Slide - 13

II. CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL II. CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan PDRB per Kapita Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Kemiskinan Kesenjangan Antar Golongan dan Antar Wilayah Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Jumlah Orang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan

LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI D. I LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TERHADAP PROVINSI LAIN TAHUN 2014 Sumber: BPS, 2015 5,2 Slide - 15 Slide - 15 Slide - 15

LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROV. D.I.YOGYAKARTA TERHADAP PDRB NASIONAL Sumber: BPS, 2015 Slide - 16

PDRB PER KAPITA PROV. D.I.YOGYAKARTA TERHADAP NASIONAL Pencapaian PDRB per kapita D.I Yogyakarta dari 2006 s.d 2012 selalu berada dibawah PDB per kapita Nasional Slide - 17

PRESENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) D.I.YOGYAKARTA TERHADAP PROVINSI LAIN (Agustus 2014) Sumber: BPS, 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka D.I Yogyakarta 2014 jauh berada di bawah Nasional Slide - 18

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI DI YOGYAKARTA TERHADAP NASIONAL TPT DI Yogyakarta TPT Nasional Slide - 19

PRESENTASE PENDUDUK MISKIN PROV. D. I PRESENTASE PENDUDUK MISKIN PROV. D.I. YOGYAKARTA TERHADAP PROVINSI LAIN (September 2014) Sumber: BPS, 2015 Tingkat kemiskinan D.I Yogyakarta 2014 masih berada di atas rata-rata Nasional Slide - 20

KEMISKINAN PROVINSI DI YOGYAKARTA TERHADAP NASIONAL Sumber: BPS, 2015 Tingkat kemiskinan D.I Yogyakarta dari 2004 s.d 2014 selalu berada di atas tingkat kemiskinan Nasional Slide - 21

INDEKS RASIO GINI PROVINSI DI YOGYAKARTA TERHADAP PROVINSI LAIN Slide - 22

INDEKS RASIO GINI PROVINSI DI YOGYAKARTA TERHADAP NASIONAL Sumber: BPS, 2015 Slide - 23

INDEKS KESENJANGAN ANTAR WILAYAH (Indeks Williamson) Sumber: BPS DIY Kesenjangan antar wilayah semakin meningkat yang ditunjukan dari Indeks Williamson yang meningkat dari tahun ke tahun Slide - 24

PERKEMBANGAN NILAI PDRB PERKAPITA KABUPATEN/KOTA D.I YOGYAKARTA TAHUN 2007-2012 (Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas) Kab/Kota 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Kulon Progo 6.955 7.872 8.481 9.121 9.910 10.671 11.770 Bantul 7.343 8.372 9.060 9.957 10.960 12.115 13.565 Gunung Kidul 7.214 8.146 8.865 9.808 10.694 11.629 12.981 Sleman 9.635 10.852 11.635 12.451 13.635 14.977 16.921 Kota Yogyakarta 21.947 25.095 27.220 30.304 33.190 36.363 40.473 DIY 9.798 11.193 12.084 13.195 14.850 16.227 17.981 Sumber: BPS Ket: dalam 000/jiwa Kesenjangan antardaerah di D.I Yogyakarta dapat dilihat dari perbedaan antara pendapatan per kapita penduduk Kota Yogyakarta hampir 4 kali lipat pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Kulon Progo . Slide - 25

STRUKTUR PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 2013 PROVINSI D.I YOGYAKARTA No. Lapangan Usaha Distribusi Persentase (%) 2000 2013 1. Pertanian 16,07 14.23 2. Pertambangan 0,71 0,70 3. Industri Pengolahan 13,48 14,36 4. Listrik, Gas, Air Minum 0,91 1,31 5. Konstruksi 9,89 10,78 6. Perdagangan, Hotel, Restauran 20,84 19,79 7. Angkutan, Telekomunikasi 10,98 8,83 8. Keuangan 9,87 9,96 9. Jasa-jasa 17,25 20,05 Kontribusi 100,00 Sumber: BPS Kontribusi PDRB didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (20%) dan jasa-jasa (20%) Sementara itu sektor pertanian peranannya menurun dari 16% menjadi 14% Sedangkan sektor industri pengolahan dari 13,48% menjadi 14,36%. Slide - 26

PERUBAHAN JUMLAH ORANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN 2010-2014 No. Lapangan Pekerjaan 2010 (orang) 2014 (Feb) Perubahan Orang % 1 Pertanian 625.832 505.660 25,4 -120.172 2 Pertambangan 17.237 4.002 0,2 -13.235 3 Industri Pengolahan 292.624 296.485 14,9 3.861 4 Listrik, Gas, Air 242 1.750 0,1 1.508 5 Bangunan 91.864 96.255 4,8 4.391 6 Perdagangan, Hotel, Restoran 445.443 529.841 26,6 84.398 7 Angkutan & Telekomunikasi 86.417 75.244 3,8 -11.173 8 Keuangan 4.238 67.048 3,4 62.810 9 Jasa-Jasa 338.547 412.627 20,7 74.080   Total 1.902.444 1.988.912 100,0 86.468 Sumber: BPS Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian (25,4%), perdagangan, hotel dan restoran (26,6%), dan jasa (20%). Selama 4 tahun, pekerja di sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan terbanyak masing-masing 77 % dan 20%. Sementara itu, pekerja di sektor industri pengolahan hanya menyerap tenaga kerja 15% dan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja relatif stagnan. Slide - 27

MENURUT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN Pendidikan Tinggi yang Ditamatkan ANGKATAN KERJA MENURUT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN No. Pendidikan Tinggi yang Ditamatkan 2008 2014 (Feb) % 2014 Perubahan 1 ≤ SD 785.064 601.552 29,6 - 183.512 2 SMTP 409.859 356.653 17,5 - 53.206 3 SMTA Umum 577.871 737.945 36,3 160.074 5 Diploma I/II/III/Akademi 95.459 85.893 4,2 - 9.566 6 Universitas 131.481 250.853 12,3 119.372 Total 1.999.734 2.032.896 100,0 33.162 Sumber: BPS Sebagian angkatan kerja telah mentamatkan pendidikan SMTA (36,3%) Slide - 28

RASIO SIMPANAN DAN PINJAMAN DI BANK UMUM DAN BPR TAHUN 2013 Wilayah Posisi Simpanan di Bank Umum dan BPR (Milyar Rp) Posisi Pinjaman di bank Umum dan BPR (Milyar Rp) Rasio Pinjaman terhadap Simpanan Rasio PMTB terhadap Simpanan DI Yogyakarta 36.592 25.056 0,68 0,54 Jawa Bali 2.785.534 2.357.461 0,84 0,42 Nasional 3.575.891 3.322.683 0,92 0,47 Sumber: BPS Potensi simpanan masyarakat masih mencukupi untuk pembiayaan investasi di daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pinjaman masyarakat yang dilakukan di DI Yogyakarta adalah bersifat konsumtif. Dalam perspektif jangka panjang, pola ini kurang sehat karena pertumbuhan yang digerakkan oleh konsumsi saja tidaklah berkelanjutan. Oleh karena itu selain upaya mendorong akumulasi tabungan masyarakat, juga diperlukan upaya mendorong investasi masyarakat di sektor produktif. Slide - 29

KOMPOSISI APBD PROVINSI YOGYAKARTA AGREGAT PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu Hampir 76% dana APBD digunakan untuk belanja pegawai (59%) dan belanja barang jasa (17%). Sementara itu, porsi belanja modal yang merupakan investasi publik masih rendah sekitar 12%. Slide - 30

RANGKUMAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Pertumbuhan ekonomi relatif masih rendah. Pencapaian PDRB per kapita D.I Yogyakarta dari 2006 s.d 2012 selalu berada di bawah PDB per kapita Nasional. Tingkat kemiskinan D.I Yogyakarta 2014 masih berada di atas rata-rata Nasional. Kesenjangan antar golongan maupun antar wilayah semakin meningkat yang ditunjukan dari Rasio Gini dan Indeks Williamson yang meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian (25,4%), perdagangan, hotel dan restoran (26,6%), dan jasa (20%). Sementara itu, pekerja di sektor industri pengolahan hanya menyerap tenaga kerja 15% dan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja relatif stagnan. Pebagian besar pinjaman masyarakat yang dilakukan di DI Yogyakarta adalah bersifat konsumtif. Pola ini kurang sehat karena pertumbuhan yang digerakkan oleh konsumsi saja tidaklah berkelanjutan. Porsi belanja modal yang merupakan investasi publik masih rendah sekitar 12%. Slide - 31

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI YOGYAKARTA Peningkatan produktivitas sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan mendukung kedaulatan pangan. Peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan untuk mendorong akses permodalan usaha (investasi). Peningkatan porsi belanja modal pemerintah daerah untuk menstimulasi kegiatan perekonomian masyarakat. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan suplai kelistrikan. Slide - 32

REKOMENDASI DAN SARAN Mendorong peningkatan investasi industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperluas lapangan kerja, terutama untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Pemberdayaan usaha kecil, menengah, dan koperasi khususnya dalam hal akses permodalan dan penguasaan teknologi tepat guna. Peningkatan kemudahan perijinan usaha dan penyederhanaan prosedur perijinan, melalui PTSP dan pengurangan biaya untuk memulai usaha. Peningkatan porsi belanja modal APBD untuk pembangunan infrastruktur yang menjadi kewenangan daerah. Menerapkan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dengan tetap mempertimbangkan peningkatan produktivitas untuk menarik investor. Peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dan otoritas moneter di tingkat wilayah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif: peningkatan fungsi intermediasi perbankan di daerah, penjaminan kredit dan pengendalian inflasi daerah. Peningkatan kualitas infrastruktur terutama jaringan jalan dan listrik. Membatalkan perda yang bermasalah untuk meningkatkan kepastian berusaha. Slide - 33

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGURANGAN PENDUDUK MISKIN, 2008-2012 Slide - 34

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENINGKATAN IPM, 2008-2012 Slide - 35

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGURANGAN PENGANGGURAN, 2008-2012 Slide - 36

III. REVITALISASI MUSRENBANGNAS 2015

JADWAL PENYUSUNAN BAHAN PRA MUSRENBANG MELALUI APLIKASI E-MUSRENBANG Sudah sesuai dengan jadwal penyusunan RKP 2016 secara keseluruhan Tanggal Uraian Penanggung Jawab 16 Februari Prototype e-Musrenbang Tim e-Musrenbang 25 Februari Presentasi Draft e-Musrenbang 3 Maret Sosialisasi dan Pelatihan e-Musrenbang ke Bappeda Provinsi dan Sekretariat Musrenbang 2015 9 – 22 Maret Pengisian Data e-Musrenbang dalam Musrenbangprov (online) dan Bappeda Provinsi/Kab/Kota 23 – 25 Maret Finalisasi Data e-Musrenbang hasil input provinsi (online) Bappeda Provinsi 26 – 29 Maret Finalisasi Data e-Musrenbang hasil input oleh pendamping provinsi (LO) dan penghubung provinsi 30 Maret Sosialisasi dan Pelatihan konfirmasi input Provinsi kepada KL dan Biro Perencanaan K/L Terkait 31 Maret – 3 April Input konfirmasi hasil input Provinsi kepada KL 4 – 5 April Pengecekan Hasil konfirmasi KL untuk bahan Pra Musrenbangnas 6 April Pelatihan Notulis

REVITALISASI MUSRENBANGNAS RUANG LINGKUP REVITALISASI MUSRENBANGNAS REVITALISASI MUSRENBANGNAS Penetapan Isu Strategis Nasional untuk memfokuskan Arah Pembangunan Penetapan dan Penyelarasan Indikator, Program, Kegiatan dan Target per Isu Strategis Pengembangan e-Musrenbang utk kemudahan Penginputan, Pembahasan dan Pelaporan Perubahan Mekanisme Pembahasan & Penyepakatan Usulan Prog, Kegiatan Pembangunan Penambahan Durasi Waktu Pembahasan Perluasan Sarana, Media dan Event Pembahasan Perluasan dan Perubahan Scope Tugas dan Komposisi “Liaison Officer” ( LO ) Pengaturan dan Pengendalian Waktu, Cakupan dan Mekanisme Musrenbang di Daerah dan Forum2 Lainnya Revitalisasi Dalam Aspek Regulasi/Peraturan Revitalisasi Dalam Aspek SDM (Pendamping Daerah) Revitalisasi Dalam Aspek Teknis Pelaksanaan Forum-Forum Musyawarah Revitalisasi Dalam Aspek Sarana (Sistem Informasi, Network, dsb) Revitalisasi Dalam Aspek Substansi Materi Usulan Pembangunan TUJUAN DAN SINKRONISASI MUSRENBANGDA SUBSTANSI POKOK FORMAT PELAKSANAAN POLA KOMUNIKASI PROSES PELAKSANAAN Slide - 39

MEKANISME PEMBAHASAN NAWA CITA (1) MENKO KEMENTERIAN DESK PEMBAHASAN: PERBAIKAN &PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI, BENDUNGAN, PASAR, SARPRAS TRANSPORTASI PROVINSI BAPPENAS K/L Kemenko Indikator Outcome Program K/L Kegiatan K/L Indikator Output Target Output Perbaikan &Pembangunan Jaringan Irigasi, Bendungan, Pasar, Sarpras Transportasi Kemen PU Kemenko Perekonomian 9,89 juta Hektar tahun 2019 Kementan Kemendagri

MEKANISME PEMBAHASAN NAWA CITA (2) Peta MENKO Kesepakatan Kegiatan, Indikasi Anggaran, dan Lokasi KEMENTERIAN DESK PEMBAHASAN: PERBAIKAN &PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI, BENDUNGAN, PASAR, SARPRAS TRANSPORTASI PROVINSI Dapat Dilakukan tergantung dengan ketersediaan data peta tematik dan Operator Terknis Desk BAPPENAS K/L Kemenko Indikator Outcome Program K/L Kegiatan K/L Indikator Output Target Output Perbaikan &Pembangunan Jaringan Irigasi, Bendungan, Pasar, Sarpras Transportasi Kemen PU Kemenko Perekonomian 9,89 juta Hektar tahun 2019 Pembangunan Jalan Penghubung daerah produksi pertanian Kementan Kemendagri

PENGEMBANGAN APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2016 (Pemetaan Usulan Pemda)

PENGEMBANGAN APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2016 (Pemetaan Usulan Pemda)

PENGEMBANGAN APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2016 (Pemetaan Usulan Pemda)

PENGEMBANGAN APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2016 (Pemetaan K/L)

PENGEMBANGAN APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2016 (Pemetaan K/L)

PENGEMBANGAN APLIKASI e-MUSRENBANG RKP 2016 (Pemetaan K/L)

TERIMA KASIH