Hikmah menerapkan kualitas berfikir: Mendalam, Obyektif dan Universal sebagai Langkah Sukseskan Berpikir.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Solusi ketertinggalannya negara-negara Islam
Advertisements

(IKHLAS, TAAT, KHAUF , DAN TAUBAT)
TIME MANAGEMENT. TIME MANAGEMENT Kisah Percepatan Waktu Bruno, remaja yang tidak puas dengan apa yang ia raih saat ini, memohon kepada Allah untuk.
Apa yang salah dengan sistem pendidikan kita ?
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Page 1 MELAMPAUI KRISIS. Page 2 First Page : 1.TEMUKAN VISI DAN OBSESI HIDUP YANG BERMUTU DAN BERKUALITAS. 2.MENJADIKAN IBADAH SEBAGAI SUMBER ENERGI KEHIDUPAN.
Membangun Pribadi Pantang Menyerah
AL-QURAN MEMAHAMI DAN MENGHAMPIRINYA
10 Kunci Sukses mengubah impian menjadi kenyataan dream will be come true Helmi Mubarok.
Cara Berfikir Etis Ferly David, M.Si..
PSIKOLOGI & KARAKTERISTIK MAD`U
Langkah Menuju SUkses 5.
MUSLIMAH AKTIF DAN MANDIRI
DAKWAH ADALAH KEBUTUHAN MANUSIA
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM
MENEMUKAN CARA BERFIKIR YANG BENAR:
Fungsi Al-qur'an bagi kehidupan kita sehari hari
Nilai penting berfikir
URGENSI AGAMA BAGI MANUSIA
MANUSIA, HUKUM DAN MORAL
PERTEMUAN 15.
BAB. III MENUNTUT ILMU Pengertian Ilmu: Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ILM yang berarti: pengetahuan/kepandaian tentang sesuatu. Lawan kata JAHL.
SEKEDAR SUMBANGAN PEMIKIRAN BAHAN PENDALAMAN IMAN APP 2010 TEMA ORANG DEWASA.
Menghargai Diri Sendiri
Tertib Sosial Keadaan yang aman, damai, tenteram atau stabil/ harmonis. MENGAPA DIPERLUKAN KEADAAN YANG TERTIB? Agar upaya kebutuhan hidup itu dapat.
BAB II IMAN DAN TAQWA.
Tujuh Karakter Kaya Mental untuk Sukses
MOTIVASI AL-QUR’AN QS. AL-INSYIRAH
MEMBANGUN SIKAP ADIL DAN BERADAB
ETOS KERJA.
ENTREPREUNERSHIP (Kewirausahaan)
MANUSIA, HUKUM DAN MORAL
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
Disusun Oleh:Laila Latifatun Nisa
Yusuf Enril Fathurrohman FP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
PENGANTAR STUDI ISLAM APA ITU PENGANTAR STUDI ISLAM (PSI)?
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Bersabar Tanpa Terbebani
URGENSI AGAMA BAGI MANUSIA
Kata-Kata Mutiara Bernuansa Islami
Syirik Dan Bahaya Bagi Manusia
BLOK I PROSES BELAJAR & HUMANIORA
NAMA : IKA NPM : PRODI/KELAS :HUKUM EKONOMI SYARIAH/B/4 MATA KULIAH : PUSKOM.
Pergaulan Masa Kini (Pendidikan)
TUHAN YANG MAHA ESA dan KETUHANAN
HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Welcome to the gate of Sociology
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Memahami hakikat ilmu pengetahuan
III. IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN
Politik dalam Islam Pegangan Guru. Politik dalam Islam Rumusan Masalah 1.Apa itu politik islam? 2.Nilai-nilai dasar dalam politik islam? 3.Apa itu negara.
DASAR-DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM: HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN NILAI KEBAIKAN DAN KEINDAHAN Oleh: IDRUS : SYAPUANSYAH.
Kandungan Kalimat Syahadat (Madlulusy syahadah)
Agama Islam Ke-iman-an dan Dan ke-taqwa-an.
Pemahaman Pancasila & Tanya Jawab
…mengapa pemenang mendapat kemenangan
TELECENTER SEBAGAI FASILITATOR PERUBAHAN KOMUNITAS
TAAT PADA ATURAN TAAT PADA ATURAN. QS. An – Nisa’ 4 : 59 Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara.
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
10 Kunci Sukses mengubah impian menjadi kenyataan dream will be come true Helmi Mubarok.
MOTIVASI AL-QUR’AN QS. AL-INSYIRAH
Perilaku da-lam menen-tukan sasaran
NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA YANG RELEVAN
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
SMART PARENTING KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2016.
Ketegaran Hidup Sang Raja Koran
BAB 6: PERKARA-PERKARA YANG MENGHIDUPKAN HATI
Transcript presentasi:

Hikmah menerapkan kualitas berfikir: Mendalam, Obyektif dan Universal sebagai Langkah Sukseskan Berpikir

Pengantar Kita sudah memahami berfikir yang benar  berfikir yang obyektif yaitu sesuai dengan obyek/realitasnya Kebenaran tidak terletak pada subyek, kebanyakan orang maupun tradisi karena melekat pada kenyataan Sehingga kebenaran bersifat mutlak-universal tidak relatif (karena realitas memiliki hukum sedemikian) Untuk menguji sebuah kebenaran membutuhkan langkah2 yang mendalam, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan Ketika kita sudah memahami dan sepakat bahwa berfikir obyektif adalah berfikir yang benar, lantas apa yang kita lakukan? berhentikah kita dengan pengetahuan itu??? ataukah kita lakukan sesuatu??? apa???

Beberapa Pilihan Kebenaran  cukup diyakini, tidak harus diamalkan Contoh: Keputusan rapat, waktu belajar Kebenaran  harus diamalkan, tanpa perlu pendasaran Contoh: Tatib Skul, budaya MOS Kebenaran  tidak harus diyakini/ diketahui Contoh: pelajaran sejarah, alamat skul

Hakekat hikmah pemikiran obyektif adalah Ilmu – Iman - Amal Ilmu  Pendasaran Keimanan  ada pertanggung jawaban, kokoh Keimanan  baru berarti ketika diamalkan  kalo tidak di amalkan sama saja tidak beriman dan tidak membawa perubahan Mengamalkan Kebenaran  berperadaban dan kemajuan (bukti obyektifitas dalam memandang realitas)

Contoh sederhana kebenaran obyektif yang harus diamalkan Orang yang sakit Typhus

Kesimpulan Ketika mengetahui kebenaran, maka kita harus mengamalkan kebenaran yang sudah kita ketahui. Termasuk kebenaran, tentang berpikir. Berpikir yang benar adalah berpikir obyektif. Sehingga hasil dari berpikir obyektif adalah kebenaran itu. Maka setiap kebenaran dari hasil berpikir, harus diamalkan apapun resikonya.

Dampak tidak menerapkan kebenaran obyektif ∞ Dampak tidak menerapkan kebenaran dari hasil berpikir obyektif " Analogi pasien - dokter " Sakit tambah parah Terserang penyakit baru Meninggal Contoh lain: Terjun dari gedung lantai 13 Naik roller coaster bagi penderita jantung Merokok dkk

Real Fact

Sebab2 tidak mau mengamalkan kebenaran Pandangan relatifisme ==> kebenaran itu tergantung masing-masing individu, sehingga kebenaran tidak harus dilakukan. 2. Tidak siap konsekuensi dari kebenaran Ketika kita memilih sekolah di SMA3, pasti akan menerima konsekuensi harus bayar SPP, harus pake seragam sekolah, harus berangkat pagi sebagai konsekuensi sekolah di SMA3. Setiap manusia pasti akan mendapat konsekuensi dari pilihan hidupnya. Ia memilih tidak sekolah juga mendapat konsekuensi bodoh, tidak dapat kerja, pengangguran, hidup sengsara, sebaliknya orang yang sekolah juga akan mendapat konsekuensi ia harus belajar, ngerjakan LKS, ikut ulangan, bayar SPP, datang tiap hari ke sekolah. Jadi pasti manusia ketika memilih p/l pasti akan mendapat konsekuensi. Tinggal pilihan hasil berpikir itu benar atau salah. Kalau salah p/l-nya maka konsekuensinya hidupnya keliru. Kalau benar, ia akan hidup dengan benar. Takut ditinggalkan teman, satu geng, lingkungan, takut dicueki Misal : gara2 berfikir obyektif di jauhi sama teman, dianggap sok 4. Hawa nafsu ==> enak gak enak kalau spt ini, berarti kita masih berpikir subyektif bukan obyektif

Real Fact Sejarah Umat Islam Kemajuan umat Islam pada masa abad pertengahan (Abad 12) Kedokteran : Mampu menyembuhkan penyakit yang saat itu kontroversi (Ibnu Sina) Ibnu Khaldun: teori sosial tentang masyarakat Al-Jabar : Menemukan angka aljabar *Artinya pada abad-abad tersebut justru peradaban Islam menjadi kontribusi paling besar yang menjadikan peradaban barat (yang notabenenya masih ”Dark Ages” ) mengarah kepada peradaban seperti saat ini *Perbandingan pola perilaku umat Islam dulu VS negara maju saat ini (Jepang, Amerika) VS umat Islam saat ini (MIT waktu belajarnya 24 jam, istirahat hanya 5 menit-an, kerja keras dan konsisten) bagaimana... jam belajar, kerja kerasnya, konsisten untuk menjadi yang terbaik

Teguran Allah SWT Hakikat orang yang memiliki pengetahuan tapi tidak mengamalkan Al-Sha’af (1-2) Allah murka kepada orang-orang yang tidak melakukan apa-apa yang dibicarakan Al-Jum’ah ayat 5 (62:5) seperti Binatang keledai yang memikul kitab Bahwa dalam menyelesaikan masalah2 kehidupan tidak cukup hanya dengan pengetahuan saja tapi juga harus ada pengamalan dari apa yang kita ketahui. Sukses dalam memikirkan dan memaknai hidup ini belum cukup mengantarkan kita semua pada kesuksesan hidup.

Tantangan lingkungan Lingkungan cenderung mengkondisikan diri kita untuk tidak berpikir, dan tidak ada pola sistem yang mengarah pada realisasi pemikiran. ~ Di sekolah : hanya waktu mengerjakan ingat sekolah + ulangan kita berpikir. Padahal waktu sekolah kita 6 jam benarkah telah teroptimalkan untuk senantiasa berpikir. ~ Di TRUST : Cuma 1-1,5 jam kita membiasakan untuk berpikir dalam 1 minggu. ~ Di keluarga : Jarang ibu / bapak menyuruh kita untuk terbiasa berpikir semua kebutuhan terpenuhi, bahkan yang sering dibicarakan bukan tentang berpikir. ~ TV : sinetron, film yang mensosialisasikan tentang impian-impian semu, namun tidak pernah ditunjukkan cara berpikir dan langkah-langkah teknis untuk menjadi seperti itu. ~ Di mall, kantin: Di kalangan remaja ada jargon "Just Follow the Stream" ==> tidak perlu mikir rumit hidup alamiah saja. Ini sebenarnya secara halus membunuh semangat berpikir kita dan semangat kemajuan kita.

Final Conclution SO, kita harus memiliki pengkondisian yang kuat untuk bisa merealisasikan hasil berfikir, senantiasa berfikir mendalam dan menjunjung obyektifitas kebenaran sehingga bisa menjaga konsistensi mari kita bangun komunitas itu di dalam Trust sebagai media kita dalam menegakkan eksistensi universalitas kebenaran ke depan kita akan berusaha menerapkan kualitas berfikir yang sudah kita miliki untuk menemukan visi hidup yang akan kita perjuangkan dengan pendasaran yang mendalam dan penuh pertanggung jawaban sehingga kita bisa menjadi seorang visioner yang terencana, be the real success teens Sebuah visi hidup mendasari sebuah perubahan sejarah hidup kita, hal itu akan menentukan siapa kita dan akan seperti apa kita….