REKLAMASI RAWA Topik 2 Reklamasi rawa Indonesia Makna, Tujuan dan Potensinya. Suhardjono kuliah S1 2009/2010
Pengertian Lahan Rawa Rawa = swamp, marsh, bog, flooded, waterlogged, submerged land, wetland, dll Rawa Pasang Surut ( tidal swamps). Mendapat pengaruh langsung atau tidak langsung oleh pasang surut air laut atau sungai di sekitarnya Rawa Lebak (nontidal swamps, paya, lumo, lebung) tidak dipengaruhi pasut, mendapat genangan > 3 bulan antara 25-50 cm Sebagian rawa terus ada airnya (stagnan) Umumnya rawa terairi saat musim hujan (bonorowo, lebak) kuliah S1 2009/2010
Rawa Indonesia Rawa merupakan kekayaan alam Indonesia Suatu ekosistem yang kompleks dan unik Sumber air multi fungsi: mencegah intrusi air asin dan banjir, proteksi alam dari erosi, retensi sedimen, dll Pertemuan ekosistim dataran tinggi / pegunungan dengan ekosistem pesisir/pantai kuliah S1 2009/2010
Data Rawa Indonesia Dari luas daratan Indonesia (198 juta ha) 20% adalah rawa (33,4 juta ha terdiri dari rawa pasut 20 juta ha dan lebak 13,4 juta ha) Rawa pasut: lahan gambut 10,9 juta ha, lahan sulfat masam 6,7 juta ha, dan jenis tanah lainnya 1996 – 1994 telah dibuka 5 juta ha rawa, mentransmigrasi 2 juta orang, ke 324 UPT Projek PLG Sejuta Ha: 5 triyun, proyek dihentikan. 2006 sebagian dilanjutkan. kuliah S1 2009/2010
Luas Rawa Indonesia sekitar 33,4 juta hektar Sumatera 10,9 juta Ha Kalimantan 10,5 juta Ha Sulawesi 1,5 juta Ha Irian Jaya 10,5 juta Ha Rawa yang telah direklamasi untuk berbagai keperluan persawahan, kebun, tambah, pemukiman, oleh pemerintah, swasta maupun swadaya, sekitar 5,4 juta Ha baik rawa pasang surut maupun rawa lebak kuliah S1 2009/2010
Sebaran rawa Indonesia kuliah S1 2009/2010
Rawa di Indonesia kuliah S1 2009/2010
Rawa Pasang Surut Hidrotopografi = hubungan elevasi topografi dengan elevasi fluktuasi muka air sungai Berdasar kondisi hidrotopografi ; 4 kelompok rawa pasang surut Kategori 1 : selalu terluapi air pasang, padi –padi 2: tidak selalu terluapi, padi – polowijo 3 : tidak pernah terluapi, padi tadah hujan, palawija atau tanaman keras yg ditanam di guludan 4 : air tanah lebih dalam dari 0,5 m, palawija, tanaman keras kuliah S1 2009/2010
Ciri Khas Rawa Pasang Surut Merupakan tanah yang belum matang (unriped soil) Di tempat tertentu mengandung pirit atau tanah sulfat masam dan tanah gambut Permasalah utama: adanya air yang tersekap pada periode yang lama (waterlogged) yang bersifat racun dan menghambat terjadinya proses pematangan/ameliorasi tanah. kuliah S1 2009/2010
Rawa Lebak Berdasar kondisi hidrotopografi ada 3 (tiga) kelompok rawa lebak Lebak Pematang (genangan air relatif dangkal dengan periode waktu pendek) Lebak Tengahan (genangan air relatif agak dalam dengan periode waktu agak lama) Lebak Dalam (genangan air relatif dalam dengan periode waktu lama dan terus menerus) Reklamasi diprioritaskan pada lebak pematang dan lebak tengahan (lebak dalam dalam dipertahankan seperti keadaan alami) kuliah S1 2009/2010
Tipologi lahan rawa Berdasar Kesulitan dalam Pengelolaan Pertanian Lahan Potensial Lahan Sulfat Masam Lahan Gambut Lahan Salin Lahan Lebak Berdasar Tinggi Rendahnya Luapan Air (Hidrotopografi) Pasang surut (A, B, C, dan D) Lebak ( dangkal, tengahan, dalam) Berdasar Jenis Tanah Tanah Gambut (peat soil) Tanah Marin Sulfat Asam (acid sulphate soil) Tanah Aluvial Non Sulfat Asam kuliah S1 2009/2010
Tipologi lahan rawa 1 Lahan potensial Jenis tanah sulfat masam dgn kadar pirit < 2% dan berada pada > 50 cm dari muka tanah. Kendala produksi kecil, mutu tanah tidak bermasalah. 2 Lahan suflat masam Lapisan pirit berada kurang dari 50 cm dari muka tanah. Kendala produksi sedang sampai berat 3 Lahan Gambut Terbentuk dari bahan organik. Berdasar ketebalan gambut dibedakan lahan gambut dangkal, sedang, dalam, dan amat dalam. Kendala produksi sedang sampai sangat berat 4 Lahan salin, lahan yang bersifat payau Lahan rawa yang terkena pengaruh penyusupan air laut. Kendala produksi sedang sampai berat 5 Lahan lebak , rawa non pasang surut Mengalami genangan minmal 25-50 cm selama minimal 3 bulan dalam setahun. Kendala produksi sedang sampai berat terutama dalam pengendalian air saat musim hujan kuliah S1 2009/2010
Klasifikasi rawa kuliah S1 2009/2010
kuliah S1 2009/2010
Tanah Sulfat Masam (cat clay) Cat clay (Inggris), katteklei (Belanda)= lempung yang warnanya seperti bulu kucing –kelabu bercak kuning pucat- Pirit (bahan sulfida) yang teroksidasi mengahsilkan asam sulfat akibatnya tanah menjadi masam (pH 2 – 3) Tanah sulfat masam potensial lapisan pirit > 50 cm dari permukaan tanah, pH sekitar 4 kuliah S1 2009/2010
Klasifikasi lahan sulfat masam Tipe A Kategori I Selalu mendapat luapan pasang, serta mengalami pematusan (drain) secara harian. Umumnya berada di pesisir pantai dan di sepanjang sungai Tipe B Kategori II Mendapat luapan saat pasang tunggal (purnama) pengatusannya harian. Meliputi wilayah sejauh < 50-100 km dari tepian sungai Tipe C Kategori III TIdak mengalami luapan, mengalami pematusan secara permanen. Pengaruh ayunan pasang melalui resapan (seepage) muka air tanah < 50 cm dari muka tanah Tipe D Kategori IV TIdak mengalami pengaruh pasut, mengalami pematusan secara terbatas. Muka air tanah > 50 cm dari muka tanah kuliah S1 2009/2010
Data Indonesia Jumlah penduduk 208 juta (th 2000) diperkirakan 239 juta (th 2010) laju pertumbuhan 1,5%, 3 juta per tahun Laju alih fungsi lahan pertanian 30 – 50 ha per tahun Memerlukan tambahan pangan sekitar 1 juta ton gabah kering giling (GKG) per tahun kuliah S1 2009/2010
Masalah: Berkurangnya luasan lahan sawah produktif produksi beras menurun Bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan beras meningkat kuliah S1 2009/2010
Pernah…. Kurang beras, th 1977 importir beras utama dunia 2 juta ton Swasembada 1984 -1989 Impor lagi rata-rata 2 juta ton/th, th 1998 hampir 5 ton Impor besar melemahkan ketahanan petani kuliah S1 2009/2010
Meningkatkan produksi beras Intensifikasi : sistem pengairan, varitas tanaman, pupuk, teknologi pasca panen, proteksi hama, dll yang lebih baik. Ekstensifikasi : menambah luas lahan persawahan kuliah S1 2009/2010
Mengapa Reklamasi Rawa? Swamp is our future Budidaya rawa memberi dukungan pada Pengembangan produksi pertanian Mendukung transmigrasi Pengembangan wilayah produktif Mendukung Hankamnas kuliah S1 2009/2010
Peraturan Pemerintah No. 27/1991 tentang Rawa Reklamasi rawa yaitu upaya untuk meningkatkan fungsi dan manfaat rawa guna kepentingan masyarakat luas Reklamasi rawa hanya dilakukan di rawa-rawa yang ditetapkan sebagai rawa yang dapat ditingkatkan fungsi dan manfaatnya kuliah S1 2009/2010
Rawa sebagai pilihan… Ketersediaan air yang melimpah Topografi datar Dekat sungai yang dapat sebagai sarana transportasi Pemilihan lahan luas, mendukung mekanisasi Budi daya lain : perikanan, perkebunan, dll kuliah S1 2009/2010
Tapi bila tidak ada, maka membuka rawa dapat menjadi pilihan Sawah baru, semestinya dibuka pada lahan yang “kurang” produktif. Lahan kering: Mutu tanah baik, Air kurang, tenaga, pasar, tranportasi dll oke Rawa: Mutu Tanah Buruk, Air berlebih, tenaga kerja kurang, pasar, transportasi, dukungan sarana prasarana terbatas Tapi bila tidak ada, maka membuka rawa dapat menjadi pilihan kuliah S1 2009/2010
Memperluas Sawah dengan Mengembangkan Rawa Mahal Kegagalan relatif tinggi Produksi rendah Risiko Lingkungan Jangan dilakukan, bila ada pilihan lain misalnya intensifikasi, menjadikan sawah teknis Masih adalah lahan lain? Desain yang cermat kuliah S1 2009/2010
Syarat Utama Sistem Tata Air: Keadaan tata air di daerah rawa biasanya kurang baik : Sistem tata air yang baik, Kualitas tanah, akibat air rawa yang selalu menggenang dan membusuk mengakibatkan rendahnya tingkat keasaman sehingga tanaman tidak mungkin tumbuh dengan baik: Kualitas tanah sangat perlu perbaikan kuliah S1 2009/2010
Permasalahan Reklamasi Rawa untuk Persawahan Adalah rendahnya hasil pertanian yang diperoleh, karena…… keadaan tanahnya yang relatif belum matang (belum cocok/sesuai ) untuk tanaman tertentu, keadaan tata air yang belum stabil, dan gangguan hama dan penyakit pada tanaman kesiapan tenaga kuliah S1 2009/2010
Kualitas Tanah Ada tanah rawa yang subur (endapan lumpur sungai). Banyak yang kurang baik. tanah sulfat asam, tanah gambut, tanah salinitas dengan kadar garam yang tinggi dan tanah yang ditumbuhi rumput-rumputan Tanah sulfat-asam menimbulkan masalah bila mengandung pirit Tanah gambut, perubahan bentuk dan sifat drainasi. kuliah S1 2009/2010
Perbaikan tanah gambut : teknologi hidrolika dengan pengaturan drainasi, pemberian irigasi, kolmatasi dan lain-lain, teknologi kimia melalui penambahan kapur, pemupukan, dan lain-lain, teknologi fisika/mekanis dengan melakukan pembakaran untuk menambah unsur hara, penurunan kadar air, pengolahan tanah dan lain-lain, dan teknologi biologi melalui pelapukan dan penghancuran bahan organik. kuliah S1 2009/2010
Mempercepat pencucian dengan gerakan air pasang surut Sistem tata air : Sistem Handil, Sistem Garpu Sistem Garpu dengan Kolam, Sistem Jaringan Kanalisasi Sistem Polder sukses tidaknya reklamasi daerah rawa pasang surut sangat ditentukan oleh faktor pengaturan air atau faktor tata saluran. kuliah S1 2009/2010
Klasifikasi Reklamasi Rawa Sederhana Saluran drainasi saja Pembagian air belum ada Tidak ada bangunan tata air permanen Setengah teknis Pembagian dan pemberian air kurang akurat Ada tanggul-tanggul di sekeliling atau sebagian Ada saluran dan bangunan air permanen Teknis Polder Pembagian dan pemberian air akurat Ada pompa, pintu, saluran dan bangunan air permanen yang lengkap Pemasukan dan pengeluaran debit dapat diatur Saluran pembuang terpisah dengan pembawa Ada tanggul keliling yang mengisolasi daerah Rawa Pasang Surut Terletak di daerah rawa dipengaruhi pasut Pemberian / pembuangan air memanfaatkan mekanisme pasut Saluran pembawa pembuang dapat terpisah atau menjadi satu. kuliah S1 2009/2010
Teknologi Reklamasi Rawa Teknologi Hidrolika Membangun jaringan saluran agar terjadi proses pematangan serta konsolidasi tanah Teknologi Fisika / Mekanis Mengeringkan dan menimbung tanah Teknologi Kimia Memberikan zat-zat kimia tambahan untuk proses pematangan tanah Teknologi Biologi Memilih tanaman dengan varitas yang cocok dan yang dapat mempercepat pematangan tanah kuliah S1 2009/2010
Manfaatkan Pasang Surut Manfaatkan mekanisme pasang-surut ! Mekanisme pasang dan surut digunakan untuk: Membuang air waktu air surut. Mengairi dengan air pasang yang berasal dari sungai kuliah S1 2009/2010
Sejarah pengembangan daerah rawa Sejak ratusan tahun, petani Bugis (Sulsel) dan Banjar (Kalsel) telah memanfaatkan sumberdaya lahan rawa (disekitar sungai Barito, Kapuas, Kahayan, Musi, Batanghari, Indragiri, Rokan, Siak, Kampar) Dengan cara tradisional, hamparan terbatas, tata pengairan berupa parit (handil) sepanjang 1 km sampai 2 km yang berhubungan langsung dengan sungai yang dipengaruhi pasang surut 1924 – 1934 dibangun proyek rawa pasang surut Sisir Gunting (Sumut) dan Purwasari (Kalsel) dengan sistem POLDER 1996 – 1994 telah dibuka 5 juta ha rawa, mentransmigrasi 2 juta orang, ke 324 UPT Projek PLG Sejuta Ha: 5 triyun, proyek dihentikan, lemah konsep, dukungan kurang, kebijakan politik, 2006 sebagian dilanjutkan. kuliah S1 2009/2010
Lahan Rawa INDONESIA kuliah S1 2009/2010
1950 – 1960 mulai upaya reklamasi rawa nono pasang surut: Polder Alabio, Kalsel (6 ribu Ha) dan Mentaren Kalteng (2,3 ribu Ha) Program kanalisasi : Anjir Tamban, Serapat, Besarang, Kelampan dan Marabahan (Kalsel dan Kalteng) : sarana transportasi air dan mendorong pemanfaatan rawa di sekitarnya. PJP 1 1,2 juta Ha rawa pasut kalimantan dan sumatera. Kombinasi sistem kanalisasai dan sistem parit/handil skala kecil (5-30 ribu Ha) masing-masing unit terpisah. kuliah S1 2009/2010
PJP 2 pengembangan rawa terpadu lintas sektoral, di Riau, Jambi, Sumsel, dan Kalbar. Menerapkan pendekatan zona pengelolaan air (water management zone) 1996 dimulai Proyek Pengembangan Lahan Gambut 1 juta Ha di Kalteng, memakai prinsip konservasi, jaringan tata air tertutup dan terkendalai melalui sistem jaringan pengairan yang mengintegrasikan fungsi drainasi, suplisi, dan pengamanan banjir. kuliah S1 2009/2010
Perencanaan sistem tata air kuliah S1 2009/2010
Keberhasilan Pengembangan Rawa Dukungan kebijakan pemerintah pusat/daerah Program kerja dan wewenang yang jelas Ketepatan pengelolaan tata air dan lahan Dukungan teknologi usaha tani Dukungan infra structrure SDM yang mencukupi Kondisi sosial/ekonomi/budaya yang memungkinkan kuliah S1 2009/2010
Didapat informasi … di Indonesia, beras = makanan pokok. produksi beras dunia (2007) sekitar 645 juta ton, 90% dihasilkan di Asia, terutama di India dan China. luas lahan pertanian Indonesia keenam terendah di Asia Tenggara, 531m2/kapita (tahun 2002) Thailand 1.606 , Vietnam 929 dan Kamboja 1.783 m2/kapita. kuliah S1 2009/2010
Didapat informasi … lahan pertanian Indonesia makin berkurang alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis 80 ribu hektar per tahun . kemampuan cetak sawah nasional di bawah laju alih fungsi tersebut. di jawa kepemilikan hanya 0,3 hektar/KK, di luar Jawa 1 hektar/KK. padalah, luas lahan ekonomis minimal 2 hektar di Jawa dan lebih dari 10 hektar di luar Jawa kuliah S1 2009/2010
Didapat informasi … Indonesia konsumen beras tertinggi dunia ( tahun 2007 mencapai 139,15 kg/kapita/tahun). konsumsi (kapita/tahun) di Jepang hanya 60kg, Malaysia 80 kg, Thailand 90 kg, rata-rata konsumsi beras dunia sekitar 60 kg/kapita/tahun. Menurut ”pola pangan harapan PPH” angka ideal konsumsi beras Indonesia 87 kg/kapita/tahun. kuliah S1 2009/2010
Didapat informasi … Jika tidak ada koreksi terhadap perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, maka akan mengorbankan lahan sawah subur 3,1 juta hektar, di antaranya 1,67 juta hektar terjadi di Jawa dan Bali. kontribusi produksi padi yang saat ini mencapai 60% dipastikan akan terganggu. kuliah S1 2009/2010