Rokok Bisa Tingkatkan Risiko Katarak KONDISI lensa mata sangat berpengaruh pada tajamnya penglihatan. Jika lensa mata keruh, gambar yang tertangkap tidak jelas. Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, sehingga bayangan yang dihasilkan pada retina mata menjadi kabur. Satu hal yang penting untuk diketahui adalah katarak bisa disembuhkan. Operasi adalah cara yang paling tepat untuk mengatasi katarak. Masalahnya, di Indonesia saat ini masih ada ketidakseimbangan antara jumlah penderita katarak dengan operasi katarak. "Sehingga banyak jumlah penderita katarak yang masih belum disembuhkan," kata dr Jusuf Wijaya SpM dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat. Gejala dan Penyebab Proses katarak biasanya terjadi secara perlahan, sehingga orang yang mengalaminya sering mengeluhkan penurunan ketajaman penglihatannya. Gejala gangguan katarak pada umumnya meliputi penglihatan yang tidak jelas seperti adanya kabut yang menghalangi obyek, peka terhadap sinar matahari, terkadang penglihatan pada satu mata menjadi dua atau ganda, jika ingin membaca, si penderita harus membutuhkan cahaya yang terang dan lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. "Perubahan tajam penglihatan menjadi kabur membuat orang yang mengalami gangguan itu sering mengganti ukuran kaca matanya," kata dr Jusuf. Gangguan penglihatan pada penderita katarak tergantung pada letak kekeruhan lensa mata. Bila katarak terdapat pada pinggir lensa atau tidak terletak pada bagian tengah lensa, penderita tidak merasakan adanya gangguan penglihatan. "Jika kekeruhan terdapat pada bagian tengah lensa, tajam penglihatan akan terganggu," lanjutnya. Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeratif yang umumnya terjadi pada usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas. Akan tetapi katarak dapat pula terjadi pada bayi yang disebut dengan katarak kongelital karena sang ibu telah terinfeksi virus pada saat hamil muda. Katarak juga terjadi pada mereka yang mengalami miopia atau rabun jauh. Dan ini bisa terjadi pada usia yang lebih muda. "Hal itu dikarenakan proses degeratif yang terjadi pada lensa mata orang miopia lebih cepat terjadi," ungkapnya. Katarak juga dapat disebabkan oleh adanya penyakit sistematis misalnya diabetes melitus (DM) atau kencing manis, penggunaan obat tertentu khususnya steroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang panjang, mata yang terkena sinar matahari (UV) dalam waktu yang cukup lama tanpa adanya pelindung, terlalu sering merokok, dan mengonsumsi alkohol. "Katarak juga terjadi karena orang tersebut pernah melakukan operasi, trauma atau kecelakaan pada mata, dan bisa juga ignorance yaitu ketidakpedulian seseorang ketika mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan tidak ke dokter spesialis mata untuk memeriksakan matanya," jelasnya. Pengobatan Satu-satunya cara untuk mengatasi katarak adalah operasi. Itulah cara yang paling tepat. Dahulu, katarak baru dioperasi bila dikatakan sudah matang atau kekeruhan lensanya sudah penuh. Pada kondisi itu sudah barang tentu penderitanya telah mengalami kebutaan. Sekarang tidak lagi. Sejak katarak diketahui masih dini pun sudah bisa dioperasi. "Dengan begitu, penderita terhindar dari kebutaan yang sebenarnya bisa dicegah," tandasnya. Sekarang ini, teknik operasi katarak sudah menggunakan alat modern yang disebut dengan phacaoemulsification. Dengan alat ini, dokter bisa melakukan penyerpian lensa pada mata orang yang mengalami katarak dan penyedotan serpian-serpian lensa tersebut. Sayatan yang dilakukan sangat minimal, yaitu sekitar 2 mm saja, sehingga hanya digunakan obat bius lokal (dalam bentuk obat tetes mata). Luka sayatannya pun tidak perlu dijahit. "Waktu operasi menjadi lebih singkat dan setelah operasi pasien dapat kembali beraktivitas seperti biasa," katanya. Pada tahap operasi, lensa keruh dihancurkan dan dikeluarkan. Setelah itu dimasukkan lensa penggantinya atau Artifical Intraocular Lens (IOL). Saat ITU IOL telah mengalami perkembangan pesat. Dahulu, IOL yang biasa digunakan adalah jenis lensa standar nonaspheric. Kekurangannya itu dapat diperbaiki dengan adanya lensa aspheric yangn mempunyai sifat mengurangi bias sehingga kualitas penglihatan menjadi lebih baik," terangnya. Selain itu juga ada pula lensa multifokal yang berfungsi untuk mengoreksi penglihatan jauh dan dekat, sehingga penderita setelah operasi diharapkan bebas dari kacamata. Ada pula lensa toric yang mampu mengoreksi mata silinder. "Pemilihan jenis lensa itu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien," tukasnya. Pencegahan Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya katarak, antara lain menghindari paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV) secara langsung dengan memakai kacamata gelap. Mengapa? Karena sinar ultraviolet dapat menyebabkan pembentukan katarak. Cara lain ada mengonsumsi makanan dan minuman bergizi. Sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti jeruk, mengandung vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan untuk melumpuhkan radikal bebas penyebab penuaan sel, sehingga berguna untuk mencegah katarak. "Anggur banyak mengandung proantosianidin dan lebih kuat dari vitamin C dan E. Proantossianidin bisa memperbaiki fungsi retina, terutama yang rusak akibat pendarahan pembuluh darah di mata dan ketidakseimbangan gula darah. Dan nanas banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya vitamin C, B kompleks, betakaroten atau pro vitamin A," jelasnya. Selain itu, ikan salmon dan tuna juga bisa membantu mencegah katarak. Dagingnya yang berwarna gelap kaya akan DHA (Docosahexaenoid Acid) dan mengandung asam lemak omega 3 yang berperan penting dalam pembentukan retina mata. "Dan bagi yang merokok, berhentilah merokok karena rokok memproduksi risiko bebas yang meningkatkan risiko katarak. Konsumsilah makanan bergizi yang seimbang," tandasnya. Label: rokok, katarak