LATAR BELAKANG PERLUNYA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Penelitian pada dasarnya merupakan proses untuk melakukan pengukuran. Oleh karena itu agar kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tidak keliru atau tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya maka diperlukan alat ukur yang berupa skala atau test yang valid dan reliabel.
Teknik Pengukuran Variabel yang dapat Diamati (Observed) dan Variabel yang tidak dapat Diamati (Unobserved) Pengukuran Variabel Observed Langsung dilakukan pengukuran berdasarkan nilai skala yang ditunjukkan oleh alat ukur tersebut. Pengukuran Variabel Unobserved Dilakukan dengan melalui indikator (indikasi) yang dapat digunakan untuk menggambarkan variabel tersebut.
Perbedaan Pengukuran Variabel Observed dan Unobserved Pengukuran Observed Panjang Tinggi Berat Luas Pendapatan Pengukuran Unobserved Loyalitas Pelanggan Kepuasan Kerja Motivasi Kerja Komitmen Karyawan Kepercayaan
MODEL INDIKATOR PENELITIAN REFLEKTIF Indikator dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Oleh karena itu angka dalam indikator harus menunjukkan pola saling berkorelasi agar dapat diterima sebagai pengukuran. X1 X2 Kepuasan Pelanggan X3 X4 X5
MODEL INDIKATOR PENELITIAN FORMATIF Indikator dipandang sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten. Oleh karena itu angka dalam indikator formatif tidak harus menunjukkan pola saling berkorelasi agar dapat diterima sebagai pengukuran. Pendidikan Demografi Umur Jenis Kelamin
UJI VALIDITAS Sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument digunakan untuk mengukur atribut A dan ternyata mampu memberikan informasi tentang A maka instrument tersebut dinyatakan valid. Suatu alat ukur yang valid, tidak hanya sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat, namun juga harus mampu memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Suatu alat ukur biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik.
JENIS UJI VALIDITAS Validitas Eksternal Suatu instrument dikatakan valid secara eksternal jika data yang diperoleh sesuai dengan informasi lain mengenai variabel yang dimaksud. Validitas Internal Bila terdapat kesesuian antara bagian-bagian instrumen dengan instrument secara keseluruhan.
Contoh Validitas Eksternal Diantara nilai ujian berikut, manakah yang dapat digunakan sebagai instrument untuk mengukur kemampuan berhitung: Kemampuan dalam Mata Kuliah Statistika Kemampuan dalam Mata Kuliah Bahasa Kemampuan dalam Mata Kuliah Filsafat Jika: Selama ini alat untuk mengukur kemampuan berhitung adalah nilai Matematika.
Pemecahan Valititas Eksternal RESPONDEN MATEMATIKA STATISTIKA BAHASA FILSAFAT 1 9 8 7 6 2 5 3 4 10
Hasil Pengujian Berdasarkan analisis korelasi ternyata diperoleh nilai koefisien korelasi antara matematika dengan statistika paling tinggi yaitu 0,803 sehingga statistika merupakan instrument yang paling valid untuk mengukur kemampuan berhitung dibanding bahasa dan filsafat.
VALIDITAS INTERNAL Pengujian validitas internal dapat dilakukan dengan dua cara: Analisis Butir Analisis butir dilakukan dengan mengkorelasikan item pertanyaan dengan jumlah seluruh item pertanyaan. Analisis Faktor Analisis faktor dilakukan dengan cara mengelompokan item pertanyaan menjadi beberapa variabel menggunakan analisis faktor.
Kriteria Pengujian Validitas Internal dengan Analisis Butir Jika koefisien korelasi item terhadap total ≥ 0,3 (Aswar Nasution, 1992) Jika koefisien korelasi item terhadap total > r tabel pada p = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas v = n-2 (Santoso, 2000) Jika nilai Sig. korelasi item terhadap total (Santoso, 2000)
CONTOH UJI VALIDITAS INTERNAL Ujilah apakah istrument berikut valid untuk mengukur kepuasan pelanggan atas pelayanan UNISBA ? Apakah pelayanan UNISBA sesuai dengan yang Anda harapkan ? Apakah secara umum anda puas atas pelayanan di UNISBA ? Apakah Anda akan melanjutkan ke program pascasarjana di UNISBA? Apakah Anda bersedia untuk merekomendasikan saudara anda untuk kuliah di UNISBA ? Apakah Anda suka dengan Gangnam-style ?
Langkah Dengan Excel Jumlahkan semua skor item Pertanyaan sehingga diperoleh nilai total. Korelasikan semua skor item pertanyaan dengan nilai total. Ujilah koefesien korelasi skor item pertanyaan dengan nilai total, suatu item pertanyaan dikatakan valid, dengan kriteria sebagai berikut: Jika koefisien korelasi item terhadap total ≥ 0,3 (Aswar Nasution, 1992) Jika koefisien korelasi item terhadap total > r tabel dengan p = 0,05/2 = 0,025, dan v = n-2(Santoso, 2000) Jika nilai Sig. korelasi item terhadap total (Santoso, 2000)
Korelasi X1_1 terhadap total : 0,517 > 0,3739: Valid OUTPUT DENGAN EXCEL Kriteria : Korelasi X1_1 terhadap total : 0,517 > 0,3739: Valid Korelasi X1_2 terhadap total : 0,440 > 0,3739: Valid Korelasi X1_3 terhadap total : 0,631 > 0,3739: Valid Korelasi X1_4 terhadap total : 0,627 > 0,3739: Valid Korelasi X1_5 terhadap total : 0,302 < 0,3739: Tidak Valid
UJI RELIABILITAS Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukur yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.
Metode Pengukuran Reliabilitas Reliabilitas Eksternal Teknik Paralel (parallel form) Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden yang intinya sama akan tetapi menggunakan kalimat yang berbeda: Misalnya: Apakah saudara betah tinggal di perumahan ini ? Apakah saudara ingin pindah dari perumahan ini?
Teknik Ulang (double test / test pretest) Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda. Misalnya: Pada minggu I ditanyakan: Bagaimana tanggapan saudara terhadap kualitas dosen di UNISBA ? Pada minggu III ditanyakan: Ditanyakan lagi pada responden yang sama dengan pertanyaan yang sama.
Kelemahan Metode Reliabilitas Eksternal Kemungkinan adanya perubahan kondisi subyek sejalan dengan perbedaan waktu. Sulitnya mencari kembali responden yang sama pada periode yang berbeda. Sulitnya menentukan tenggang waktu yang pas.
Metode Pengukuran Reliabilitas Reliabilitas Internal Uji reliabilitas internal digunakan untuk menghilangkan kelemahan-kelamahan pada uji reliabilitas eksternal. Uji reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisis data dari satu kali pengetesan.
Beberapa Metode Reliabilitas Eksternal Dengan rumus Spearman-Brown Dengan rumus Flanagant Dengan rumus Rulon Dengan rumus K – R.21 Dengan rumus Hoyt Dengan rumus Alpha Cronbach
Metode Spearman Brown Langkah-langkah metode Spearman Brown: Membuat tabel analisis butir. Mengelompokan skor menjadi dua bagian soal. Belahan Ganjil-Genap Belahan Awal-Akhir Korelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dan diperoleh rxy.
r11 : Reliabilitas instrumen Hitung nilai reliabilitas internal dengan persamaan sebagai berikut: Keterangan: r11 : Reliabilitas instrumen r1/2.1/2 : rxy indeks korelasi antara dua belahan instrument. Kriteria: Instrument dikatakan reliabel: Jika r11 > r tabel (df: , n-2)
Contoh
Perhitungan Reliabilitas Spearman Brown Kriteria: Karena r11(0,661) > r tabel (0,374) maka instrument dinyatakan reliabel.
Metode Alpha Cronbach Langkah-langkah metode Alpha Cronbach: Membuat tabel analisis butir. Menghitung nilai total item pertanyaan Hitung nilai varian butir dan varian total. Jumlahkan nilai varian butir.
: Koefisien Alpha Cronbach k : Jumlah butir pertanyaan Hitung nilai reliabilitas internal dengan persamaan sebagai berikut: Keterangan: : Koefisien Alpha Cronbach k : Jumlah butir pertanyaan b2 : Jumlah varian butir t2 : Jumlah varian total Kriteria: Instrument dikatakan reliabel: Jika > r tabel (df: , n-2)
Contoh
Perhitungan Reliabilitas Alpha Cronbach Kriteria: Karena (0,637) > r tabel (0,374) maka instrument dinyatakan reliabel.
Metode Alpha Cronbach dengan SPSS Buka file yang akan diuji. Analyze Scale Reliabilty Analysis… Pada item masukan : X1_1, X1_2, X1_3, X1_4. Aktifkan List item labels Abaikan pilihan yang lain (biarkan pada posisi Default). Klik OK
Output
Kriteria Tingkat Reliabilitas No Interval Kriteria 1. < 0,200 Sangat rendah 2. 0,200 – 0,399 Rendah 3. 0,400 – 0,599 Cukup 4. 0,600 – 0,799 Tinggi 5. 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Summary PENDEKATAN DEFINISI KELEMAHAN TEST-RETEST Menyajikan tes dua kali pada satu kelompok subyek dengan tenggang waktu diantara kedua penyajian tersebut. Kemungkinan adanya perubahan kondisi sub-yek sejalan dengan per-bedaan waktu Adanya efek bawaan (carry-over effect) pada subyek Sulitnya menentukan tenggang waktu yang pas PARALLEL-FORM Menggunakan dua tes yang sama tujuan ukurnya dan setara isi item-nya Sulitnya menyusun dua tes yang paralel yang setara INTERNAL CONSISTENCY Menggunakan satu bentuk tes yang dikenakan sekali pada sekelompok subyek dan dibagi menjadi bebera-pa belahan Diperlukan bantuan teknik komputasi yang cermat