HAKIKAT PENGETAHUAN Pranarka: pengetahuan adalah persatuan intrinsik antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan selalu berada dalam relasi subjek dan objek. Pertanyaan: 1. Bagaimana hubungan antara subjek dan objek
2. Apakah subjek itu materi atau immateri? 3. Pengetahuan itu diperoleh dg logika induksi atau deduksi? 4. pengetahuan itu bersifat subjektif ataukah objektif? 5. Apa ukuran kebenaran pengetahuan itu? Proses mengetahui: Ada aktivitas dari subjek maupun objek dan ada pasivitas subjek dan objek. Persoalan: Siapa yang lebih dulu aktif? Subjek atau objek? (muncullah aliran subjektivisme dan objektivisme)
Subjektivisme idealisme Objektivisme empirisisme Sebenarnya pengetahuan itu selalu bersifat subjektif-objektif dan objektif-subjektif. Masing-masing baik subjek maupun objek mempunyai daya. Subjek mempunyai daya intelektual untuk mengetahui. Objek mempunyai daya untuk dirasa dan dimengerti (sensibility & intelligibility)
Sifat pengetahuan 1. Pengetahuan adalah kegiatan yang bersifat mengembangkan, menambah kesempurnaan (perspective activity), pendorong evolusi, baik di diri subjek maupun di dalam objek. Evolusi pengetahuan adalah pendorong perubahan manusia dan kosmos. Maju tidaknya pengetahuan tergantung seberapa jauh manusia membudayakan kekuatan evolusi pengetahuan itu sendiri. 2. Pengetahuan manusia itu bersifat terbatas, tidak sempurna, karena itu tumbuh dan berkembang, pengetahuan bersifat diskursif (bersifat wacana), relasional, berjalan dengan pola analisis-sintesis, membedakan-menyatukan.
Jenis-jenis Pengetahuan 1. Pengetahuan spontan (common sense) Paham orang awam, diperoleh dari tradisi, adat dan budaya dari generasi ke generasi. Sifatnya: Cenderung meniru dari kebiasaan masa lalu Samar-samar / tidak jelas, dangkal Berbeda antar daerah Campuran antara fakta dan prasangka, kebijaksanaan dan emosi Tidak teliti dan tidak kritis Dapat menyesatkan tetapi dapat pula membawa kebaikan
2. Pengetahuan sistematis/reflektif, meliputi: 2. Pengetahuan sistematis/reflektif, meliputi: filsafat, ilmu empiris dan teologi. Ciri-cirinya: berobjek, bermetode, bersistem dan bersifat umum. Jurgen Habermas mengelompokkan ilmu menjadi 3: Ilmu-ilmu empiris analisis, mis. IPA. Ilmu-ilmu historis-hermeneutik, mis. Sejarah Ilmu-ilmu tindakan: ekonomi, sosiologi, politik, filsafat, kritik ideologi, psikoanalisa, dll. Kepentingan internal pembebasan
Sumber-sumber pengetahuan 1. Otoritas – percaya pada orang lain. Syaratnya: ada kejujuran 2. Persepsi indera: empiris, tumpuan utama pengetahuan modern, sifatnya terbatas dan kadang hasilnya menipu . 3. Akal: membandingkan ide-ide, bersifat konseptual logis, runtut. 4. Intuisi: diperoleh langsung tanpa pemikiran sadar dan persepsi langsung. Hasil induksi dan deduksi di bawah sadar yg muncul ke permukaan 5. Wahyu: pengetahuan berasal dari Yang Ilahi dalam kitab suci/ajaran agama.