Ass. Wr. Wb. PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEMETAAN PERMASALAHAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN SYSTEM INTERRELATIONSHIP MODEL.
Advertisements

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN Tectona grandis
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN
KONSERVASI TANAH DAN AIR
A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung
MG-6 DAUR DAN ETAT PEMANENAN KAYU
“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.
MANUSIA, TANAH, DAN LAHAN
USAHATANI DI iNDONESIA
PEMILIHAN JENIS POHON.
Perencanaan pemanenan kayu
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
Irigasi I Jaringan Irigasi.
SUMBER DAYA AIR DAS (Daerah Aliran Sungai)
TINJAUAN ASPEK GEOTEKNIK
LAND CLEARING DAN PERSIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT
Universitas Brawijaya
KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
KONSERVASI LAHAN Usaha memanfaatkan lahan sesuai dengan kemampuannya dan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan kaidah konservasi agar tidak terjadi.
REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
AGROFOREST ATAU SISTEM AGROFORESTRI KOMPLEKS
Klasifikasi tata guna lahan
DALAM REHABILITASI LAHAN KRITIS
Pertemuan 10 Siswanto. 10 Maret 2006© Matthew Casey 2 Methodological Framework BIOPHYSICAL FACTORSSOCIOECONOMIC FACTORS TANAH A I R VEGETASI LAIN-LAIN.
BANGUNAN PENGENDALI EROSI
Kesesuaian lahan dan penentuan lokasi kawasan budidaya
Cara Evaluasi Lahan Mengumpulkan data tanah dan lahan
PENGANTAR EVALUASI LAHAN
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KLASIFIKASI LAHAN HUTAN DAN ZONASI UNIT MANAJEMEN HUTAN
Pengantar Umum : Industri dan Lingkungan, Baku Mutu Air/Air Limbah
Oleh Cecep Kusmana Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
Perencanaan Tata Guna Lahan
BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB APRIL 2014 EVALUASI LAHAN PERTANIAN
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
Anita Sisilia Silitonga Hilda Oktavia Simbolon Febri Firsandi Putra
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
PERLINDUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
EVALUASI LAHAN PENGERTIAN DAN RISALAHNYA
EVALUASI LAHAN KESESUAIAN LAHAN
ADAPTASI.
1. 4 MENGENDALIKAN EROSI LAHAN
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KONSERVASI TANAH
PROSEDUR PEMILIHAN TEKNIK KONSERVASI TANAH
MANUSIA DAN KEHUTANAN LANSKAP
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KULIAH-6 6. PREDIKSI EROSI-3 A. Menghitung IE.30
Bambu untuk Mengahadapi Pemanasan Global
Pengendalian Sedimen dan Erosi
BAHAN KAJIAN MK. STELA FPUB APRIL 2013
EVALUASI LAHAN Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
EVALUASI DAN KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN
MATA KULIAH EROSI DAN KONSERVASI.
“KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KACANG TANAH (Arachis Hypogeae L.)”
AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DAN PEP RAD-GRK DI BIDANG KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
Evaluasi lahan Komponen evaluasi lahan Evaluasi lahan Lahan
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SUB DAS ALO TERHADAP PERILAKU PEMANFAATAN FISIK LAHAN Risman Jaya, S.Pd., M.Si.
Transcript presentasi:

Ass. Wr. Wb. PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014

Evaluasi Lahan Hutan “Area lahan tertentu" dapat disebut sebagai 'Satuan Pemetaan Lahan' atau 'Satuan Peta Lahan'. Area ini merupakan area lahan yang dipetakan dengan karak­teristik atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Tipe pemanfaatan lahan (Land Utilization Type, LUT) merupakan spesifikasi lebih lanjut dari Tipe Utama Penggunaan Lahan. LUT ini ditandai oleh seperangkat spesifikasi teknis, dalam suatu tatanan fisik, ekonomi, dan sosial yang ada. Atribut kelengkapan dari LUT meliputi data atau asumsi-asumsi tentang tujuan dan produk, persyaratan fisik dan ukuran pemilikan lahan, persyaratan infrastruktur, kapital dan tenagakerja, teknologi dan sumber enerji yang digunakan, taraf pengelolaan dan penguasaan lahan.

Teknologi pertanian pada lahan miring

Pemanfaatan Lahan untuk Hutan Beberapa atribut penting bagi LUT untuk hutan adalah produk, slope, tenagakerja, kapital, taraf teknologi dan pengelolaan. Beberapa definisi penting disajikan berikut ini: (1). Tingkat Produksi Rendah : m3/ha/tahun Moderat : Medium : Tinggi : Sangat Tinggi : > 25.0 (2). Slope % % % % % % % % > 100 % (3). Input tenagakerja per hektar per tahun: Rendah : TOK/ha/tahun Medium : Tinggi : Sangat tinggi : > 3.00

(4). Input tenagakerja total Rendah : Moderat : Medium : Tinggi : Sangat tinggi : > (5). Investasi kapital, Rp/ha/th Rendah : Moderat : Medium : Tinggi : Sangat tinggi : > (6). Investasi kapital total, Rp x 1000 Rendah : Moderat : Medium : Tinggi : Sangat tinggi : >

7. Teknologi A.TradisionalManusia dengan peralatan yang dioperasi­kan secara 'tangan' (handtools); tenagakerja ternak. B.Semi- tradisional Tenagakerja manusia dengan motor; traktor pertanian; sedikit tenagakerja manusia dengan handtools. C.Semi-majuMesin-mesin yag dirancang secara khusus; hampir tidak ada tenagakerja manusia. DTeknologi Maju Mesin-mesin multi-fungsi yang dirancang untuk menggantikan semua tenagakerja manusia.

8. Tingkat Pengelolaan A.Tradisiona l manusia dengan peralatan yang dioperasi­kan secara 'tangan' (handtools); tenagakerja ternak. B.Semi- tradisional Tenagakerja manusia dengan motor; traktor pertanian; sedikit tenagakerja manusia dengan handtools. C.Semi-majuMesin-mesin yag dirancang secara khusus; hampir tidak ada tenagakerja manusia.

Tipe-tipe LUT Hutan Ada banyak tipe LUT Hutan yang dapat dideskripsikan, beberapa di antaranya adalah: 1.Hutan lindung tetap, 2.Hutan konservasi air alamiah, 3.Hutan konservasi tanah alamiah, 4.Hutan produksi alamiah: pengelo­laan ekstensif, 5.Hutan produksi alamiah: pengelolaan intensif, 6.Hutan tanaman kaju komersial (timber), 7.Hutan tanaman kayu pulp, 8.Hutan tanaman kayu bakar, 9.Hutan tanaman bambu, 10.Hutan rakyat, 11.Wanatani (agroforestry), 12.Hutan tanaman konservasi tanah, 13.Hutan wisata.

Tujuan tipe-tipe pemanfaatan lahan untuk hutan No. Tipe PemanfaatanTujuan 1. Hutan lindung tetap pendidikan Konservasi hutan alam pegunungan sebagai sumber plasma nutfah dan untuk kepentingan penelitian dan 2. Hutan konservasi air alamiah Pengamanan kesinambungan suplai air, untuk pertanian dan domestik. 3. Hutan konservasi tanah alamiah Konservasi tanah terhadap erosi dalam rangka un-tuk mencegah kerusakan mekanik dan sedimentasi pada sistem penampung dan penyaluran air, sangat penting ada lereng yang curam dan mudah longsor. 4. Hutan produksi alamiah dengan pengelolaan ekstensif Produksi kayu gergajian dan hasil kayu tambahandi hutan alam pegunungan dengan tingkat produksi rendah 5. Hutan produksi alamiah yang intensif Produksi kayu gergajian dan kayu lain dengan produktivitas medium, dengan preservasi fisiognomihutan. 6. Hutan tanaman kayu timber Produksi kayu gergajian untuk kebutuhan lokal dan ekspor. 7. Hutan tanaman kayu pulpProduksi kayu pulp sangat fleksibel dengan biaya murah. 8. Hutan tanaman kayu bakarProduksi kayu bakar dengan biaya murah 9. Hutan bambuProduksi material multiguna &sekaligus untukkonservasi tanah 10. Hutan rakyatProduksi kayu campuran di sekitar wilayah desa 11. Agro-hutani / WanataniSistem hutan tanaman dengan ternak dan budidayatanaman pertanian menggunakan sistem rotasi yangterkendali 12. Hutan tanaman konservasi Vegetasi penutup tanah di daerah yang sangat peka erosi dalam rangka untuk mengamankan daerah di bawahnya- 13. Hutan wisataMenciptakan fasilitas wisata di kawasan hutan.

Persyaratan pokok bagi setiap tipe pemanfaatan lahan hutan No. Tipe Pemanfaatan Lahan Persyaratan 1.Hutan lindung tetap Fisik : Tipe-tipe vegetasi alamiah yang relatif tidak terganggu, luas minimum setiap tipe vegeta­si ha, lokasi dan deskripsi tipe-tipe vegetasi Non-fisik : input tenagakerja ren­dah, investasi kapital rendah, teknologi tradisional; taraf pengelolaan medium, per­lindungan terhadap gangguan, petak observasi permanen, pemantauan perkembangan vegetasi, latihan dan pendidikan. 2.Hutan konservasiFisik: Distribusi hutan seimbang per Sub DAS, air alamiah, luas total minimum 7000 ha; data setiap sub-DAS tentang kekurangan/kelebihan air dan debit air di batas hutan. Non fisik: input tenaga­kerja rendah; investasi kapital moderat; teknologi semi-tradisional, semi-maju atau maju; taraf pengelolaan medium, pengalaman dalam konservasi air dan pemantauan perkem­bangan hutan, konservasi tajuk dan perakaran, perlindungan terhadap gangguan, pemantauan curah hujan dan debit air di batas hutan.

Hutan Tanaman Industri dengan tegakan Jati

3. Hutan alam untuk konservasi tanah Fisik : komposisi vegetasi; klasifikasi erodibilitas DAS Non-Fisik: Input tenagakerja rendah; investa­si kapital moderat; teknologi semi-tradision­al atau semi-maju; taraf pengelolaan medium, pemantauan curah hujan, sedimentasi dan perkembangan vegetasi, stimulasi tajuk, topsoil yang strukturnya bagus dan perakaran yang dalam, perlindungan terhadap gangguan, ada perencanaan jalan dan metode pemanenan. 4. Hutan produksi alamiah yangekstensif Fisik : data tentang komposisi dan dimensi vegetasi, estimasi tebang pilih; satuan-satuan hutan > 5 ha pada kemiringan > 100%, data tentangdata tentang kelas lereng, akses dari desa terdekat. Non-fisik: input tenagakerja rendah; investa­si kapital rendah hingga moderat; teknologi semi-tradisional; taraf pengelolaan rendah hingga medium, pemantauan perkembangan hutan, perencanaan, perlakuan silvikultur, perlin­dungan terhadap gangguan, pengetahuan metode panen dan konservasi, pelatihan personil. Lanjutan.

Hutan Lindung dengan jenis tegakan Pinus

5. Hutan produksi alamiah yang intensif Fisik : data tentang komposisi dan dimensi vegetasi, estimasi tebang pilih; satuan-satuan hutan-> 25 ha pada lereng <70%, data tentang kelas ke miringan, sistem jalan yang terencana dengan aksesibilitas potensial yang bagus. Non-fisik: input tenagakerja rendah hingga medium; investasi kapital medium hingga tinggi; teknologi semi- maju; taraf pengelo­laan tinggi, perencanaan perlakuan silvikul­tur, perlindungan terhadap gangguan, pengeta­huan tentang metode pembangunan jalan dan pemanenan, pelatihan personil. 6. Hutan tanaman kayu timber Fisik : data komposisi spesies, potensial dan dimensi silvikultur, syarat tumbuh spesies tentang iklim, tanah dan hidrologi; tergantung pada teknologi yang digunakan pada kemiringan hingga 50% atau 70%, sebaiknya pada permukaan lahan yang tidak kasar dan aksesibilitasnya baik. Non-fisik: input tenagakerja rendah; rataan tingkat biaya medium; teknologi tradisional, semi-tradisional atau semi- maju; taraf penge­lolaan medium atau tinggi, perencanaan yang intensif terhadap perlakuan silvikultur dan operasi panen, supervisi yang bagus dan intensif, fsilitas transpor yang baik, pelat­ihan personil.

Hutan Tanaman Industri dengan tegakan Jati

7. Hutan tanaman kayu pulp Fisik : data komposisi dan dimensi spesies; pada slope > 50% tidak peka terhadap erosi, potensi produktivitasnya baik, asesibilitasnya baik dan permukaan tanah tidak kasar; unit-unit minimum > 5 ha, skala usaha > 500 ha.- Non-fisik : input tenagakerja rendah; inves­tasi kapital moderat, rataan tingkat biaya medium; teknologi semi tradisional atau semi- maju; taraf pengelolaan medium hingga ting­gi, perencanaan yang baik dan intensif terhadap perlakuan silvikultur dan operasi pemanenan, fasilitas transportasi yang baik, pelatihan personil. 8. Hutan tanam an kayu bakar Fisik: data tentang komposisi spesies dan potensial hasil; pada slope< 50% pada wilayah di dekat desa. Non-fisik : input tenagakerja medium; inves­tasi kapital rendah, rataan tingkat biaya medium hingga tinggi; teknologi tradisional; tingkat pengelolaan rendah atau medium, pada areal yang dapat tererosi operasi pemanenan lebih ekstensif. 9. Hutan tanam an bambu Fisik : data komposisi spesies dan potensial hasil; sebaiknya padatanah- tanah yang subur. Non-fisik: input tenagakerja rendah hingga medium; investasi kapital rendah; teknologi tradisional; taraf pengelolaan rendah hingga medium, penelitian tentang sistem pengelolaan dan potensial hasil.

HUTAN RAKYAT KAYU BAKAR Hutan rakyat adalah hutan-hutan yang dibangun dan dikelola oleh rakyat, kebanyakan berada di atas tanah milik atau tanah adat; meskipun ada pula yang berada di atas tanah negara atau kawasan hutan negara Sumber:

Tabel persyaratan lahan untuk Jati Kualitas/ Karaktersitik lahan Kelas kesesuaian lahan S1S2S3N1 Regim temperatur (t) 1Rata-rata suhu udara Tahunan (oC) >34 <21 Ketersediaam air (w) 1Bulan kering (< 75 mm) >5 <1 2Rata-rata curah hujan tahunan (mm) – >2500 <1000 Kondisi daerah perakaran (r) 1Kelas drainasebaikAgak baik, sangat baik Agak jelekSangat jelek, tergenang 2Tekstur lapisan olahL.SCL,SiL, Si,CL,SiCL, SC,SiC SL,CLS,CG 3Kedalaman perakaran (cm)> – <50 Retensi unsur hara (f) 1KTK lapisan bawah (me/100 g tanah) pH H20 lapisan bawah5.5 – – – – – 4.5 >8.0 <4.5 Ketersediaan hara (n) 1N-total lapisan bawah---- 2P205 lapisan bawah---- 3K20 lapisan bawah---- Bahaya keracunan (x) 1Salinitas lapisan bawah (mmhos/cm) < 44 – 8-> 8 Kondisi permukaan tanah (s) 1Lereng (%) >50 2Batuan di permukaan (%)012>3 3Batuan singkapan (%)012>3

10.Hutan rakyatFisik: data tentang komposisi spesies, potensi dan dimensi silvikultur; pada slope hingga 50%; DI sekitar wilayah desa. Non-fisik: input tenagakerja rendah hingga medium; investasi kapital rendah; teknologi tradisional atau semi- tradisional; taraf pengelolaan medium, perencanaan dan implemen­tasinya di bawah supervisi lembaga kehutanan. 11. Agro-hutaniFisik: data tentang kompoisi spesies, potensial, dimensi dan hasil tanaman hutan dan tanaman pertanian, pengetahuan tentang kompetisi antara spesies pohon dan tanaman pertanian; pada tanah-tanah yang tingkat kesuburannya moderat dan peka erosi; pada slope < 30%; aksesibilitas internal dan eksternalnya baik. Non-fisik: input tenagakerja medium; investa­si kapital rendah hingga medium; teknologi tradisional atau semi- tradisional; taraf pengelolaan medium atau tinggi, perencanaan yang baik dan intensif terhadap penggunaan lahan ini, termasuk sistem penelitian dan pengelolaannya.

12. Hutan tana-man konserva si tanah Fisik: data komposisi spesies, potensi dan dimensi silvikultur,data penutupan tajuk dan penu­tupan permukaan tanah; pada areal yang sangat peka erosi, dengan slope > 70%. Non-fisik: input tenagakerja rendah; investa­si kapital rendah; teknologi tradisional; taraf pengelolaan medium, pengetahuan tentang perlakuan silvikultur dan konservasi tanah. 13.Hutan wisataFisik: komposisi vegetasi yang sesuai, berselang- seling dengan tempat terbuka; kondisi iklim yang nyaman, lokasi kamping atau slope <15%, aksesibilitas eksternal dan internal yang bagus, fasilitas rekreasi yang memadai. Non-fisik: input tenagakerja medium hingga tinggi; investasi kapital medium hingga tinggi; teknologi tradisional atau semi- tradisional; taraf pengelolaan medium hingga tinggi, pengetahuan tentang pemanfaatan kawa san hutan untuk wisata.