Laporan Praktek Kerja Industri Di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan Disusun oleh : DINI SUNDARI NISN : 9966533053 SMK Negeri 3 Medan T.A 2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Advertisements

KONSENTRASI LARUTAN Stoikiometri : MOL…. LITER NORMAL GRAM ??
Materi Dua : STOIKIOMETRI.
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
KELAS XI SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE KIMIAWI DAN FILTRASI
Manajemen Kualitas Air
PUPUK S (SULFUR) Disusun Oleh: Wahyu Ardiyanto H
Litosfir Litosfer ,diambil dari bahasa Yunani, yaitu lythos, yang berarti batuan, dan sphere, yang berarti lapisan. Secara definisi litosfer adalah lapisan.
Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar.
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
STOIKIOMETRI.
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
STOIKIOMETRI.
MATERI.
Logam Alkali Tanah (II A)
PRINSIP KERJA PROSEDUR ANALISIS PROKSIMAT
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
ANALISIS KADAR KALSIUM PADA DAUN
B. Hidrosfer.
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
PRAKTIKUM KIMIA DASAR MEMBUAT LARUTAN BAKU.
Teknologi Biobriket.
Membuat larutan.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
PERUBAHAN MATERI PENDEFINISIAN PERUBAHAN MATERI
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
Persamaan Reaksi Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar.
TITRASI ASAM BASA Titration: the combination of two solutions in the presence of an indicator; often used to determine the unknown concentration of one.
KONSENTRASI LARUTAN Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut Zat terlarut (solut) LARUTAN Zat pelarut (solven) Konsentrasi Larutan.
HARI / TANGGAL : KAMIS MATA PELAJARAN : KIMIA
PRAKTIKUM BIOKIMIA URINE
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
ANALISA Na BENZOAT PRINSIP: Sampel dijenuhi dgn lar NaCl, shg asam benzoat dlm sampel diubah menjadi NaBenzoat yg larut dgn Penambahan NaOH. NaBenzoat.
Bab 3 Stoikiometri.
Mengevaluasi Status Kesuburan Tanah
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
MINGGU KE 9 ANALISA MINERAL.
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
Kesuburan Tanah (2) Unsur Hara Semester Genap 2006/2007
AIR – H2O Jagat raya – tidak mungkin ada kehidupan tanpa air
IPA Terpadu MATERI DAN PERUBAHANNYA
SIFAT KIMIA TANAH Muhammad Rozadi
OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
BATUAN DAN TANAH.
BUMI DAN ALAM SEMESTA Bagian 01..
Argento-Gravimetri.
Kelompok 4 Bio Riset Membandingkan pertumbuhan dan perkembangan bunga Geranium (geranium sp) yang menggunakan pupuk urea dan yang menggunakan vetsin Nama.
Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT
Bab 3 Stoikiometri.
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
ZEOLITE.
BAB VI. KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
Materi Dua : STOIKIOMETRI.
ZAT ORGANIK/ANGKA PERMANGANAT
LAPORAN PRAKTIKUM ADSORPSI ISOTHERMAL DARI LARUTAN
Oleh : Rosy Anjani Syafitri J0B Dosen Pembimbing :
SOIL MECHANICS CHAPTER 1.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
FATMA MAHARANI, S.Si.  Air adalah senyawa kimia dengan rumus molekul H 2 O dimana 1 atom O mengikat 2 atom H  Manfaat bagi Manusia memerlukan air berkualitas.
Rizal Fahmi Yandari Amri Syahputra Rizal Fahmi Yandari Amri Syahputra.
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
Titrasi Asam Basa Powerpoint Templates Oleh: Deismayanti Lia Agustina
IPA Terpadu MATERI DAN PERUBAHANNYA
Oleh: ASROFUL ANAM, ST., MT.
 Aluminium (atau aluminum, alumunium, dan almunium) dalam sistem periodik ialah unsur kimia yang terletak pada golongan 13 periode 3. Lambang aluminium.
Penegenalan Alat – Alat Laboratorium Kimia By : Wirna Eliza.
Analisis Anion PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK.
Transcript presentasi:

Laporan Praktek Kerja Industri Di Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan Disusun oleh : DINI SUNDARI NISN : 9966533053 SMK Negeri 3 Medan T.A 2014 - 2015

Kata Pengantar Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktek kerja industri ini. Saat ini proses belajar mengajar di sekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk dapat di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat proses kehidupan sekarang cukup banyak yang menuntut generasi muda untuk menguasai pertukaran informasi yang semakin global. Berdasarkan hal tersebut , maka laporan ini disajikan agar para pembaca bisa memahami tentang pengetahuan kimia khususnya kimia mineral. Tujuan utama penyajian laporan ini yaitu untuk menyampaikan materi-materi kimia mineral yang masih sesuai dengan STANDARD SNI.

Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan sesuatu yang bermakna atau menjadi jembatan bagi pembaca untuk melakukan pengujian sesuai standard. Sebagai seorang siswa tentu saja kami tak luput dari kesalahan dan kekurangan karena kami pun masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini dan tentu demi kebaikan kita bersama. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan Prakerin ini. PENULIS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 4 BAB: I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemilihan Tempat Praktek Kerja Industri 6 I.2. Sejarah umum Baristand Industri Medan 8 I.3. Struktur Organisasi Baristand Industri Medan 9 I.4. Jumlah Karyawan/ti Baristand Industri Medan 9 I.5. Lay Out Baristand Industri Medan 10 I.6. Tujuan Praktek Kerja Industri 10 BAB: II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sejarah Perkembangan Pupuk 12 II.2. Sejarah perkembangan Mineral dalam Batu-batuan 19 BAB: III. PROSEDUR PENGUJIAN MUTU IKM III.1.Prosedur Pengujian pupuk 31 III.2.Prosedur Mineral dalam Batu-batuan 47 BAB: IV. HASIL PEMBAHASAN DALAM PENGUJIAN IV.1.Hasil Pembahasan Pupuk NPK 57 IV.2.Hasil Pembahasan Mineral dalam Batu-batuan 62 BAB: V. PENUTUP V.1.Kesimpulan 65 V.2. Saran 66 DAFTAR LAMPIRAN 67 DAFTAR PUSTAKA 73

BAB I P E N D A H U L SMK NEGERI 3 MEDAN T.A 2014 – 2015

I.1.Latar Belakang Pemilihan Tempat Praktek Kerja Industri Perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang seperti politik,ekonomi,sosial, budaya dan IPTEK menuntut Sumber Daya Manusia yang berkualitas,berwawasan luas dan mampu berfikir kritis. Semua orang berhak mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing di bidangnya masing-masing khususnya di dunia industri. Tingginya kualitas Sumber Daya Manusia telah terlepas dari peranan lembaga pendidikan yang tidak bertanggungjawab menempa Sumber Daya Manusia, belum lagi sarana dan prasarana yang kurang memadai di dunia industri. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Medan merupakan sekolah kejuruan negeri satu-satunya yang memiliki jurusan bidang kimia di Sumatera Utara. Untuk mempersiapkan siswa/i yang berkualitas dan siap pakai sebagai tenaga kerja di bidang jasa laboratorium kimia yang terampil,ulet,jujur,dan telah dibekali pengetahuan dasar serta disiplin sehingga siswa/i-nya mampu bersaing di dunia kerja dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Maka salah satu program yang diwajibkan bagi siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Medan adalah melaksanakan praktek kerja industri sebagai salah satu program pendidikan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan jurusannya di bidang laboratorium yang mana program ini dilaksanakan selama 3 bulan pada suatu lembaga penelitian maupun usaha industri. Dari kegiatan tersebut diharapkan siswa/i dapat menerapakan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari sekolah. Sekolah juga mendapatkan umpan atau masukan yang berguna bagi pengembangan mutu pendidikan. Balai Riset dan Standardisasi Industri merupakan salah satu lembaga penelitian yang bergerak di bidang jasa laboratorium yang bersifat nasional. Balai ini menangani berbagai macam analisa,baik itu Industri Kimia Mineral,Makanan Minuman Hasil Pertanian,Limbah,Instrumen,dan Mikrobiologi.Dan pemilihan tempat di Balai Riset dan Standardisasi Industri ini agar kami dapat lebih memahami prosedur kerja suatu analisa sampel dan menentukan hasil analisanya, apakah sample itu memenuhi syarat mutu SNI untuk dikonsumsi atau diperdagangkan.

I.2.Sejarah Umum Baristand Industri Medan Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis penelitian dan pengembangan industri. Balai ini berdiri sejak 15 April 1964 dengan status perwakilan Balai Penelitian Kimia Medan. Berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian No.35/M/SK/8/1998. Balai Penelitian Kimia berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Medan dan pada tanggal 29 November 2002 Balai Penelitian dan Pengembangan Industri berubah lagi menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai dengan keputusan Menteri No.49/MIND/PER/6/2006.

I.2.Sejarah Umum Baristand Industri Medan Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis penelitian dan pengembangan industri. Balai ini berdiri sejak 15 April 1964 dengan status perwakilan Balai Penelitian Kimia Medan. Berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian No.35/M/SK/8/1998. Balai Penelitian Kimia berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Medan dan pada tanggal 29 November 2002 Balai Penelitian dan Pengembangan Industri berubah lagi menjadi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai dengan keputusan Menteri No.49/MIND/PER/6/2006. I.4.Jumlah Karyawan/ti Baristand Industri Medan Baristand Industri telah mempunyai tenaga kerja yang membaik dan setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dengan penyampaian laporan berkala yang tepat pada waktunya. Jumlah pegawai Baristand Industri Medan sebanyak 113 orang pegawai. Sistem kerja yang diterapkan adalah: Senin s/d Kamis : 07.30 s/d 16.00 Jum’at : 07.30 s/d 16.30 Sabtu : Libur

I.5.Lay Out Baristand Industri Medan Baristand Industri berada di dalam Jl.Sisingamangaraja No.24 Medan, lebih tepatnya di depan makam pahlawan,di samping Jl.Armada. I.6.Tujuan Praktek Kerja Industri Siswa mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dari sekolah. Siswa dapat memperoleh pengalaman sebagai persiapan memasuki dunia kerja. Siswa dapat menerapkan dan mengembangkan pengalaman yang nantinya memasuki dunia kerja. Meningkatkan wawasan siswa pada program kimia industri dan kimia analisa. Meningkatkan kemampuan dalam hal menggunakan peralatan/instrumen yang lebih modern. Meningkatkan ketelitian siswa dalam bekerja di laboratorium. Meningkatkan kinerja siswa/i sebagai bekal untuk bersaing didunia kerja. Menciptakan lapangan pekerjaan didunia industri. Dapat menciptakan siswa/i yang bermoral. Dapat memperoleh lapangan pekerjaan yang layak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA SMK NEGERI 3 MEDAN T.A 2014 – 2015

II.1. SEJARAH PERKEMBANGAN PUPUK Sejarah Pupuk #Zaman Purba Pada zaman purba orang berpendapat bahwa tanah dapat menyedediakan sejumlah unsur tata penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Pendapat ini mungkin berkaitan dengan adanya pengambilan unsur hara oleh ribuan jenis tumbuhan yang diimbangi sehingga tanah dihutan tetap subur. # Zaman Sesudah Masehi Seorang ahli kimia yang bernama Von Teiblg pada tahun 1840 melakukan penelitian bahwa tanaman mendapatkan zat karbon dari udara dan beberapa unsur kimia dari tanah. Teori untuk membuat pupuk adalah dengan penggabungan Hidrogen dan Nitrogen dari udara, sehingga disimpulkan bahwa setiap unsur membutuhkan zat hara yang berbeda pada setiap jenis tanah. Pupuk adalah suatu bahan yang menggandung unsur N, P, K yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk menambahkan zat hara makro/mikro dalam tanah untuk melengkapi unsur hara.Pada umumnya bahan utama pupuk yang digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu.

Saat ini sudah banyak dikenal bermacam-macam pupuk Saat ini sudah banyak dikenal bermacam-macam pupuk. Pupuk adalah bahan pengubah sifat biologi tanah supaya menjadi lebih baik. Pupuk selain berfungsi menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk dalam pengertian khusus mengandung bahan hara (urea) Nitrogen. Kita biasanya membagi pupuk kedalam berbagai jenis diataranya pupuk kandang, Pupuk anorganik, pupuk kompos, pupuk cair, Pembenah tanah dll. Khusus untuk pertanian dan perkebunan pupuk memiliki kadar tersendiri. Jangan salah, walaupun anda memilih pupuk yang memiliki kadar kandungan yang tinggi dan mahal dan jaminan mutu no wahid, tetapi jika anda tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai pupuk (mengetahui teknik yang tepat dalam pemupukan,kontur tanah), panen anda bisa saja mengalami kegagalan. Bahan dan Kandungan Pupuk : Bahan-bahan pembuat pupuk adalah Carrier, double superfosfat, CaSO4, Fosfor, kotoran (impurities), Za, asam bebas (H2SO4), bahan mantel (coated), dan Filler (pengisi). Adapun kandungan pupuk meliputi Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium(K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mg), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo).

Fungsi Pupuk : Menambah dan menyuburkan tanah  Sebagai vitamin bagi tubuh adalah nutrisi bagi tanah. Menghidupkan kembali jasad renik yang ada dalam tanah. Merangsang tanaman agar tumbuh sehat. Melindungi tanaman dari hama penyakit Menaikan mutu dan produktivitas hasil tanaman. Macam-macam Pupuk : Berdasarkan sumber bahan : Pupuk organik dan Pupuk anorganik. Berdasarkan bentuk fisik : Pupuk cair, Pupuk Granular dan Pupuk kristal Berdasarkan Kandungannya : Pupuk Tunggal (Urea, ZA), Pupuk Majemuk (NPK,KCL dan Pupuk mikro hara (micronutrients). Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan pupuk untuk tanaman adalah : Profil tanah Struktur tanah Derajat keasaman tanah (pH tanah), dan Unsur hara tanaman

Berdasarkan unsur berbahan pupuk di golongkan menjadi 2 macam yaitu : Pupuk Organik Pupuk organik yaitu pupuk yang dibuat dari sisa – sisa makhluk hidup yang diolah menjadi proses pembusukan di komposisi oleh bakteri pengurai. Petani kita kebanyakan masih mengandalkan pupuk konvensional seperti urea, SP36, KCl maupun ZA, padahal pupuk tersebut hanya memenuhi sebagian unsur hara makro saja seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium(K) atau Sulfur(S). Padahal setiap tanaman membutuhkan unsur hara makro dan mikro (ada 16 macam) yaitu Hara Makro C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S dan Hara Mikro Fe, Mn, Mo, B, Cu, Zn, dan Cl. Bila semua unsur tersebut tidak mencukupi maka tanaman akan tumbuh tidak normal dan hasil menjadi tidak ada alias gagal. Hara Mikro walaupun dibutuhkan hanya sedikit tetapi keberadaannya sangat penting dan bila tidak diperhatikan maka dapat mempengaruhi hasil panen. Ada tiga unsur yang sangat menentukan tingkat kesuburan tanah di lahan pertanian yaitu unsur biologi, fisika dan kimia, ketiga unsur ini saling terkait dan harus seimbang. Ketimpangan unsur didalam kandungan tanah akan mematikan unsur biologi didalam tanah, tanah menjadi semakin keras dan tidak dapat menyimpan air. Kalau sudah terjadi ketimpangan ini, pemulihannya akan memakan waktu lama dan memakan biaya yang besar.

Kekurangan unsur mikro biasanya dijumpai pada tanah masam (pH rendah), dan tanah basa (pH tinggi), tanah mineral berbahan induk masam atau berbahan organik rendah. Tanah yang terus menerus diberi pupuk fosfat kalau sudah jenuh fosfat akan berubah menjadi asam dan semua unsur hara diendapkan menjadi garam fosfat yang tidak bisa diserap oleh tanaman dan tanah menjadi keras menggumpal. Tanah dalam kondisi asam unsur Mikro akan terikat oleh partikel tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Tanah di Jawa sebagian besar cenderung telah jenuh fosfat, beberapa wilayah di Indonesia yang miskin unsur hara mikro terutama Fe, Zn, dan Mn adalah Sulawesi, Maluku, NTT dan NTB. Tanah-tanah diketinggian diatas 700m DPL adalah type latosol atau tanah ber- pH rendah, biasanya kandungan unsur mikro juga rendah. Tidak semua daerah dapat digeneralisir karena masing-masing memiliki karakteristik berbeda, didaerah tertentu kandungan mikronya rendah tetapi didaerah lain kandungan mikro tinggi.

Umumnya lahan yang terus menerus ditanami tanpa penambahan unsur mikro akan membuat tanah tereksploitasi karena unsur mikro biasanya turut terpanen bersama dengan tanaman, oleh karena itu pupuk organik wajib ditambahkan disaat mulai persiapan penanaman tanaman dan masa pemeliharaan.  Tanaman umbi-umbian rakus menghisap hara mikro sehingga pemupukan ulang sangat diperlukan setelah panen, demikian pula tanah terbuka luas ditambah ada kemiringan tanah juga membuat hara mikro berkurang karena penguapan dan erosi tanah. Sedikitnya ada 4 unsur mikro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman yaitu Boron, Mangan(Mn), Besi(Fe) dan Tembaga(Cu), disamping itu diperlukan juga bakteri pengurai tanah untuk mempercepat mengembalikan kandungan tanah menjadi normal kembali.   Sisa daun kering, sampah rumah tangga dan kotoran hewan tidak serta merta dapat disebut pupuk organik karena itu masih bersifat kompos yang kandungan mikro masih rendah. Untuk dapat disebut PUPUK ORGANIK diperlukan pengolahan dan penambahan bahan-bahan lain untuk meningkatkan persentase unsur mikro yang berguna untuk pertumbuhan tanaman dan perbaikan struktur tanah.

Pupuk Anorganik Pupuk anorganik yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara menaruh berbagi bahan kimia contoh Urea, Tsp, dan Gandalis. Berdasarkan bentuk fisiknya pupuk dibedakan menjadi : Pupuk padatan Pupuk padatan diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk padatan biasanya diaplikasikan ke tanah/ media tanam. Pupuk cair Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat dan cairan. Pada umumnya pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.

II.2 Sejarah Mineral dalam Batu – batuan Dari proses perkembangan sejarah dari abad ke abad, Banten mengalami kejayaan dibidang ekspor-impor, terutama keramik dan hasil bumi lainnya. Khusus bidang kerajinan tangan rakyat, dari hasil penelitian daerah Panjunan (lihat peta Banten Lama) ternyata merupakan daerah industri besar "local-pottery" yaitu keramik khas Banten dengan aneka tipe dan ragam hias kwalitet ekspor. Kesan inilah yang dijadikan penyelidikan khusus bagi kami untuk dapat dipelajari dan dihidupkan kembali untuk kepentingan kita semua masa sekarang dan yang akan datang. Sebagai penelitian lebih lanjut bahwa tanah liat yang disebut juga "clay" merupakan satu-satunya bahan untuk pembuatan benda-benda keramik.Tanah liat ialah : hasil pemecahan geologis dari Permukaan Bumi secara alamiah oleh sinar matahari, cuaca, air dan angin yang terjadi secara terus menerus dimana-mana. Pada permukaan bumi terdiri dari lapisan batu-batuan yang berasal pendinginan bahan-bahan yang meleleh dan pijar yang merupakan bagian dari perut bumi. Batu-batuan pada permukaan bumi terdiri dari berbagai macam mineral. Dan mineral adalah bahan alamiah yang berasal dari bumi dan memiliki komposisi kimiawi tertentu. Salah satu mineral yang terjadi dalam proses pendinginan tersebut adalah "felspat" dari pemecahan atau pelapukan felspat inilah yang mengandung tanah liat.

Sebagian besar lapisan bumi terbentuk dari bahan yang dikenal sebagai "silica" dan "alumina." Karena itu kita selanjutnya akan melihat bahwa kedua bahan inilah yang merupakan komponen utama dari tanah liat. Pembentukan tanah liat dari pemecahan batu-batuan oleh cuaca terjadi dalam ratusan ribu sampai dengan jutaan tahun, yang paling banyak dan besar peranan dalam proses tersebut adalah air. Sesuai dengan proses terjadinya pelapukan yang menghasilkan tanah liat, maka kita mengenal bermacam-macam tanah liat. Menurut pengamatan penulis bahwa kekayaan dan jatidiri bangsa di Banten sejak mulai akhir prasejarah sampai dengan zaman kolonial menjelang abad ke-20 Banten mempunyai latar belakang sejarah yang panjang, begitu pula halnya dengan sejarah perkembangan industri keramik sampai sekarang ini dapat kita lihat seperti yang kita amati di Kampung Dukuh, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang.

Kerak bumi atau daratan, terdiri dari beberapa jenis batuan yang berbeda-beda baik tentang materi penyusunnya, proses terbentuknya, corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya, maupun kekuatannya menahan kuasa gondolan. Bagi para ahli geologi yang mengkaji kandungan dan perkembangan bumi secara fisika, pengetahuan tentang batu-batan ini sangatlah penting. Begitu juga bagi para ahli Geografi. Mereka perlu mempunyai pengetahuan asas tentang jenis jenis batu-batuan yang biasa terdapat di bumi dan juga keterkaitannya dengan bumi. Batu-batuan juga menjadi dasar bagi tanah-tanah dan sedikit banyak menentukan jenis-jenis tumbuhan dan penggunaan tanah-tanah di sesuatu kawasan. Oleh itu kita perlu mengetahui dan mengenal batu-batuan yang terdapat di sekeliling kita. Batu-batuan ini dibedakan menjadi beberapa kelas, yang dibuat berdasarkan : a)kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batuan ini. b)tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batuan. c)struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.

Jenis Batu-batuan 1. Batuan beku (igneous rocks) : batuan ini terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pendinginan dan pembekuan dari magma yang berasal dari dalam kerak bumi. Batu ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak mengandung fosil. Batu igneus dibedakan lagi  berdasarkan kandungan bahan-bahan logam di dalamnya. Jika batuan  ini mengandungi lebih banyak silika maka batuan itu digolongkan sebagai batuan asid. Sebagai batuan granit, batuan igneus jenis asid ini, tidaklah padat dan lebih muda warnanya daripada batuan bes. Batuan bes lebih padat dan lebih hitam warnanya karena banyak mengandungi oksid bes, seperti besi, aluminium dan magnesium. Pada umumnya batu igneus sangat keras dan kuat. Oleh kerana itu, batu igneus biasanya digunakan untuk pembuat jalan raya, tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan yang berukir.Berdasarkan tekstur dan terbentuknya, batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusunnya. Batuan beku (igneous) plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang  relatif lebih lambat, sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Batu-batuan plutonik, terbentuk ketika lelehan magma terperangkap di bawah permukaan (kerak) bumi dan mendingin secara perlahan-lahan menjadi massa kristal. Oleh kerana itu terjadilah mineral-mineral (hablur-hablur) kasar yang mudah dikenal. Batuan beku vulkanik (Batuan Gunung Berapi), umumnya terbentuk dari magma yang keluar dari gunung berapi, menjadi lava dan mengalami pembekuan yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api), sehingga mineral penyusunnya lebih kecil atau halus.

2. Batuan sediment atau Batuan Endapan (sedimentary rocks): batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan ini biasanya terkumpul di kawasan perairan. Terbentuknya batuan sediment ini membutuhkan waktu yang lama. Batuan ini bisa lebih besar daripada batuan jenis lain, oleh karena sifat-sifat atau strukturnya yang berlapis-lapis. Oleh sebab itu batuan ini disebut batu-batuan berlapis. Tebal lapisannya berbeda-beda dari beberapa sentimeter hingga ke beberapa meter. Bentuknya kasar atau berbiji-biji halus, bisa lembut tapi bisa juga sangat keras. Bahan-bahan yang membentuk batuan endapan ini mungkin telah terbawa oleh sungai-sungai, glasier, angin atau binatang-binatang. Batuan enbapan tidak berhablur dan seringkali mengandungi fosil-fosil binatang, tumbuh-tumbuhan dan organism-organisme hidup yang halus. Batuan endapan ini sangat berbeda cara terbentuknya, jika dibandingkan dengan batuan lain. Batuan sediment ini bisanya digolongkan lagi berdasarkan umurnya dan kandungannya, menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.

Batuan sediment klastik : terbentuk secara mekanik, melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup yang halus. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). 

3. Batuan metamorf atau batuan malihan : batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperatur dan  / atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya, seperti batuan igneous dan batuan sediment. Akibat bertambahnya temperatur dan / atau tekanan, maka batuan igneous dan sediment akan berubah tektur dan strukturnya, membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula, yaitu batuan metamorfosis. Suhu yang diperlukan untuk berlakunya proses metamorfisma ialah antara 100°C hingga 800°C. Pada suhu ini batuan masih lagi berkeadaan lembut. Dalam keadaan lembut ini, batuan ini dapat perubahan dari segi susunan mineralnya. Hablur dalam mineral bisa juga berubah dari segi ukuran dan bentuknya.  Komposisi batuan juga bisa berubah akibat suatu proses kimia. Tekanan yang kuat,mungkin akan menghimpit hablur sehingga menjadi rata atau panjang. Apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan muka bumi ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang disentuhnya akan berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini dikenali sebagai metamorfisma termal. Batu marmar dan slat bintik, merupakan contoh batuan yang terbentuk secara metamorfisma termal ini. 

Metamorfisma yang berlaku secara luas adalah metamorfisma serantau Metamorfisma yang berlaku secara luas adalah metamorfisma serantau. Di kawasan kerak bumi yang pernah mengalami proses pembentukan gunung, biasanya terdapat batuan metamorfosis seperti syis dan gneis. Hal ini terjadi apabila batuan yang terdapat jauh di dalam kerak bumi mengalami tekanan yang kuat dan temperatur yang tinggi. Tekanan dan temperatur yang tinggi ini menyebabkan batuan mertgalami proses penghabluran semula. Sifat-sifat asal batuan tersebut mungkin akan berubah oleh pengaruh-pengaruh seperti di atas, khususnya apabila terjadi pergerakan bumi yang sangat kuat. Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut “magnalium” atau“magnelium”.

Sifat Magnesium (Mg) Magnesium adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan (satu pertiga lebih ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam jika dibiarkan pada udara. Dalam bentuk serbuk, logam ini sangat reaktif dan bisa terbakar dengan nyala putih apabila udaranya lembab. Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Massa atom relatimya adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu 111°C. Manfaat dan kegunaan magnesium (Mg) Logam magnesium digunakan dalam pembuatan logam paduan (alloy)untuk membuat campuran logam yang ringan dan liat yang dapat digunakan pada pembuatn alat-alat ringan, seperti suku cadang pesawat atau alat-alat rumah tangga, magnesium hidroksida Mg(OH)2 sebagai obat maag, serta bahan pasta gigi.

2) Kalsium (Ca) Kalsium adalah unsure kimia dengan nomor atom 20 dan massa atom 40,08. Berupa logam, dengan titik lebur 842°C dan titik didih 1480° C. Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Sifat Kalsium (Ca) Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Kalsium merupakan salah satu senyawa alkali tanah yang banyakterdapat di alam selain magnesium. Kalsium melebur pada 845°C dan menghasilkan spektrum warna merah bata.

Manfaat dan kegunaan kalsium (Ca) Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk membalut tulang yang patah. Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen dan cat tembok.Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat dehidrator,dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida pada cerobong asap. Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber basa yang harganya relatif murah Kalsium Karbida (CaC2) disaebut juga batu karbit merupakan bahan untuk pembuatan gas asetilena (C2H2) yang digunakan untuk pengelasan. Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi.

PENGUJIAN MINERAL & BATU - BATUAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN MINERAL & BATU - BATUAN SMK NEGERI 3 MEDAN T.A 2014 – 2015

III.1 Prosedur Penetapan Kadar Air Dalam Pupuk NPK Alat Dan Bahan Alat Aufhauser - Beaker glass Pemanas bunsen - Statif Corong - Selang Kondensor - Labu didih Batu didih - Kertas saring Teknis Neraca analitik - Spatula Bahan Sample pupuk NPK Xylol C6H4(CH3)2 Vaselin

Prosedur Kerja Timbang 20 gram sample, masukkan kedalam labu didih Tambahkan 300 ml Xylol dan Batu didih Pasang alat destilasi Panaskan selama 1 jam ( Dihitung setelah mendidih) Baca volume air pada alat aufhauser Keterangan : V = volume air pada alat Aufhauser (ml) W= massa sampel (gr)

III.1.2. Prosedur Penetapan Kadar Nitrogen Dalam Pupuk NPK Alat Dan Bahan Alat Neraca Analitik - Pipet Volume 25 ml Labu kejhdal - Gelas Ukur Tabung kejhdal - Buret Pemanas Bunsen - Statif Erlenmeyer - Labu ukur 500 ml UDK Bahan Sample Pupuk NPK - Ind. Conway Tablet selen - NaOH 40% H2SO4 tc - Aquadest As.Borat 1% - H2SO4 0.05 N

Keterangan : Vs = volume H2SO4 (ml) k = Ar Nitrogen Vb = volume blanko (ml) W= massa sampel N = Normalitas H2SO4 (N) Ka= kadar air (%) Fp = Faktor pengenceran Prosedur Kerja Timbang sample 0.5 gram Masukkan kedalam labu kejhdal + Tablet selen + 25 ml H2SO4 tc Panaskan hingga larutan menjadi bening, dinginkan Masukkan kedalam labu 500 ml, tera dengan aquadest Pipet 25ml, masukkan kedalam tabung kejhdal + 50 ml NaOH 40% + 50 ml Aquades Sebagai penampung as.borat 1% 25 ml dan 3 tetes ind.conway masukkan kedalam erlenmeyer Lalu didestilasi dengan UDK sampai volume ± 150 ml Titrasi dengan H2SO4 0.05 N sampai titik akhir titrasi berubah menjadi merah muda

III.1.3 Prosedur Penetapan Kadar Posfor Total Dalam Pupuk NPK Alat dan Bahan Alat Spektrofotometer UV/Vis - Gelas Ukur Neraca analitik - Pemanas Bunsen Beaker glass 250 ml - Kertas saring W.41 Lumpang dan Alu - Labu ukur 100 dan 500 ml Bahan Sample pupuk NPK - Am.Molibdovanadat HNO3 pa - Aquadest HClO4pa

Prosedur Kerja Timbang 1 gram sample + HNO3 pa 30 ml + HClO4 pa 10 ml panaskan + 50 ml air didihkan. Tunggu sampai volume 25ml, kemudian taruh dilabu ukur 500 ml tepatkan dengan aquadest , lalu homogenkan Saring dengan kertas saring W.41 Pipet filtrate 5 ml ke labu ukur 100 ml + 20 ml pereaksi amm. molibdovanadat Blanko 5,10,15,20,25 ditaruh 1ml standart P2O5 memakai pipet volume morr dalam labu ukur 100 ml kemudian taruh 10ml Am.molibdovanadat, tepatkan uji dengan spektrofotometer Keterangan : C = hasil pembacaan pada spektrofotometer (ppm) Fp = faktor penegenceran V= labu takar terakhir (ml) W = massa sampel (gr) Ka = kadar air (%)

III.1.4 Metode Penetapan Kadar Kalium Pada Pupuk NPK Alat dan Bahan Alat Neraca Analitik - Beaker glass 250 ml Ayakan No.80 - Erlenmeyer 250 ml Pipet volume 10 ml & 1 ml - Corong Gelas ukur 100 ml - Batang pengaduk Labu ukur 500 ml & 100 ml Bahan Sampel Pupuk NPK HCl pa Aquades Kertas saring No. 41

Prosedur Kerja Timbang 1 gr sample halus ke dalam 250 ml beaker glass Masukkan HCl pa 10 + 100 ml air didihkan 5 menit Panaskan di pemanas bunsen sampai volumenya setengah dari volume awal Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml Dinginkan lalu tepatkan dengan aquadest sampai tanda batas, homogenkan Saring dengan kertas saring W.41 Taruh di erlenmeyer 250 ml Pipet 1 ml larutan tadi ke dalam labu ukur 100 ml Tambahkan aquadest sampai tanda batas, homogenkan Uji dengan AAS

III.1.5 Prosedur Penetapan Kadar CaO Pada Pupuk NPK Alat dan Bahan Alat Gelas Ukur 20 ml - Tungku Kaki Tiga Kertas Saring W.42 - Buret 50 ml Beaker Glass 250 ml - Statif & Klem Pemanas Bunsen - Erlenmeyer 250 ml Bahan Filtrat Phospor (NH4COO)2 H2SO4 4 N Aquadest KMnO4 0.1 N

Prosedur Kerja Pipet 25 ml filtrat phospor ke beaker glass 250 ml Tambahkan 20 ml (NH4COO)2 10 % endapkan 1 malam Saring dengan kertas saring W.42 Pindahkan ke beaker glass 250 ml Tambahkan 25 ml H2SO4 4 N Tambahkan Aquadest 50 ml Panaskan ± 800C titer dengan KMnO4 O.1 N Titik akhir dari bening menjadi ungu muda

III.1.6 Prosedur Penetapan Kadar Mg Pada Pupuk NPK Alat dan Bahan Alat PipetVolume Kertas Saring W.42 Cawan Porselen Tanur Desikator Oven Bahan Filtrat Ca (NH4)2HPO4 10% Amoniak pa Gelas Ukur

Prosedur Kerja Filtrat Ca taruh di beaker glass 250 ml Tambahkan (NH4)2HPO4 10% 20 ml Di tambah amoniak pa berlebih ± 10 ml endapan 1 malam Saring dengan kertas saring W.42 taruh di erlenmeyer 250 ml Arangkan di bunsen lalu abukan di tanur dengan suhu 7500 C Masukkan ke desikator 30 menit Timbang

III.1.7 Prosedur Penetapan Sulfur Pada Pupuk NPK Alat dan Bahan Alat Beaker glass 250 ml - Pipet volume 10 ml Neraca Analitik - Oven Gelas Ukur - Tanur Labu Ukur 100 ml - Desikator Kertas Saring W.42 Bahan Sampel pupuk HCl pa HNO3 pa BaCl 10%

Prosedur Kerja Sampel di timbang 0.5 gr di beaker glass 250 ml Tambahkan HCl 30 ml dan HNO3 10 ml Panaskan di bunsen sampai volumenya setengah dari volume awal Masukkan di labu ukur 100 ml dinginkan dan tepatkan dengan aquadest sampai tanda batas Saring dengan kertas saring W.42 Dipipet 10 ml filtratnya + BaCl2 10% 20 ml Panaskan di bunsen Diamkan selama 4 jam Abukan di tanur Masukkan ke desikator 30 menit Timbang

III.8 Prosedur Penetapan Kadar As.Bebas(H3PO4) pada Pupuk SP-36 Alat dan Bahan Alat Neraca Analitik Ayakan No.80 Erlenmayer 250 ml Kertas Saring W.40 Corong Buiret Statif dan Clem Beaker glass Pipet tetes Gelas ukur 100 ml Pipet volume 50 ml Bahan Sampel pupuk SP-36 80mesh NaOH 0.25 N Aceton(p.a) indikator PP Aquades

Prosedur Kerja Timbang (3-5 gr) sampel yg telah dihaluskan 80 mesh, kedalam erlenmayer 250 ml + 100 ml acetonp.a tutup mulut erlenmayer sambil di stirer selama 30 menit. Lalu saring dengan W.40 Pipet 50 ml filtrat tadi, dan dimasukan kedalam erlanmayer 250 ml yg kering + 3-4 tetes indikator PP Titer dengan NaOH 0,25 N samapi titik akhir titrasi dari berwarna ungu menjadi merah muda.

III.2 Prosedur Penetapan Silika Pada Batu-batuan Alat dan Bahan Alat Pemanas Bunsen - Ayakan 80 Mesh Lumpang & Penggerus - Tanur Tungku kaki tiga - Oven Labu Ukur 100 ml - Cawan porselen Corong - Neraca Analitik Kertas Saring W.40 - Desikator Pengaduk - Beaker glass 250 ml Bahan Sampel HNO3 HCl Aquadest

Prosedur Kerja Batu-batuan di gerus sampai halus lalu di ayak dengan ayakan 80 mesh Timbang 0.5 gr sampel + HNO3 10 ml + HCl 30 ml taruh di beaker glass 250 ml Panaskan sampai volumenya setengah dari volume awal Saring dengan kertas saring w.40 di labu ukur 100 ml Tepatkan dengan aquadest sampai tanda batas Endapan di kertas saring di oven kan sampai suhu 1050 C Lalu di arangkan di bunsen dan di taruh di tanur Masukkan ke dalam desikator 30 menit Timbang

III.2.1 Prosedur Penetapan Kadar R2O3 Pada Batu-batuan Alat dan Bahan Alat Pipet volume 25 ml dan 10 ml Pemanas Bunsen Tungku kaki tiga Kertas Saring W.40 Cawan Porselen Tanur Desikator Bahan Filtrat SiO2 NH4Cl 10% Indikator MO Amonia pa Aquadest

Prosedur Kerja Filtrat SiO2 di pipet 25 ml di beaker glass 250 ml Tambahkan NH4Cl 10 % 10 ml dan indikator MO 3 tetes Panaskan di bunsen (+) amonia pa berlebih ± 10 ml Saring dengan W.40 di beaker glass Di taruh di cawan lalu di arangkan di bunsen dan di taruh di tanur Dinginkan masukkak ke desikator 30 menit Timbang

III.2.2 Prosedur Penetapan Kadar CaO Pada Sampel Batu-batuan Alat dan Bahan Alat Gelas Ukur 20 ml Kertas Saring W.42 Beaker Glass 250 ml Tungku Kaki Tiga Bunsen Buret 50 ml Statif & Klem Erlenmeyer 250 ml Bahan Filtrat R2O3 (NH4COO)2 10% Aquadest H2SO4 4 N KMnO4 0.1 N

Prosedur Kerja Filtrat R2O3 di panaskan di bunsen + (NH4COO)2 10% 10 ml Endapkan 1 hari Saring dengan Kertas Saring W.42 di erlenmeyer 250 ml Pindahkan kertas saring ke beaker glass 250 ml + 50 ml aquadest + H2SO4 4 N 25 ml Panaskan di hot plate sampai suhu 1200C Titer dengan KMnO4 0.1 N Titik akhir dari bening menjadi ungu muda

III.2.3 Prosedur Penetapan Kadar Fe2O3 Pada Sampel Batu-batuan Alat dan Bahan Alat Pipet Volume 5 ml Tabung Meshler Gelas Ukur 5 ml Bahan Filtrat SiO2 HCl 4N KCNS 10 % Prosedur Kerja Di pipet filtrat SiO2 5 ml + HCl 4N 5 ml + KCNS 10% 5 ml Taruh di tabung meshler Tepatkan 100 ml dengan aquadest dan homogenkan Tambah standar Fe sampai warnanya sama dengan sampel lain

III.2.4 Prosedur Penetapan Kadar MgO Pada Batu-batuan Alat dan Bahan Alat Pemanas Bunsen Tungku Kaki Tiga Gelas Ukur Tanur Desikator Neraca Analitik Bahan Filtrat CaO Indikator MM HCl 4N Amonia pa (NH4)2HPO4 10%

Prosedur Kerja Panaskan filtrat CaO sampai volumenya < 100 ml Tambahkan indikator MM 3 tetes Asamkan dengan HCl sampai warnanya merah Tambahkan (NH4)2HPO4 10% 20 ml + NH3 ± 10 ml

HASIL PEMBAHASAN DALAM PENGUJIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN DALAM PENGUJIAN SMK NEGERI 3 MEDAN T.A 2014 – 2015

IV.1 Hasil Pembahasan Pupuk NPK IV.1.1 Hasil Pembahasan Kadar Air Contoh Perhitungan Dik : V = 0.60 ml W = 20,0850 gr Pembahasan : Ka

IV.1.2 Hasil Pembahasan Nitrogen Contoh Perhitungan Dik : Vol H2SO4 = 3,80 ml Vol blanko = 0,10 ml Fp = 500/25 Pembahasan N H2SO4 = 0,0483 W = 0,5067 Ar N = 0,014 K.a = 2,99

IV.1.3 Hasil Pembahasan Phospor Contoh Perhitungan Dik : C = 11,1340 Fp = 500/5 Labu ukur = 100 ml W = 1,0055 gr K.a = 2,99 % Pembahasan

IV.1.4.Hasil Pembahasan Kalium Contoh Perhitungan Dik : C = 13.1611 Fp = 500/5 Labu ukur = 100 ml W = 1,0113 gr K.a = 2.99 % Pembahasan

BAB V P E N U T SMK NEGERI 3 MEDAN T.A 2014 – 2015

IV.2 Hasil Pembahasan Batu-batuan IV.2.1. Hasil Pembahasan Silika Dik : Cawan isi = 44.3016 gr Cawan kosong = 43.9595 gr W = 0.5055 gr Pembahasan

IV.2.2. Hasil Pembahasan R2O3 Dik : Cawan isi = 42.1597 gr Cawan kosong = 42.1380 gr Fp = 100/25 W = 0,5155 gr Pembahasan IV.2.3 Hasil Pembahasan MgO MgO = Tidak Ada

IV.2.4 Hasil Pembahasan CaO CaO = Tidak Ada IV.2.5. Hasil Pembahasan Fe2O3 Dik : Vol Fe = 0.5 ml Fp = 100/1 C = 100 Mr Fe2O3 = 160 Ar Fe = 56 W = 0.5055 gr Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Selama kami prakrin di Baristand tepatnya di lab. IKM dalam hasil analisis tentang kandungan pupuk dan batu-batuan didapatkan bahwa hasil uji. Pupuk Kadar Air : 2,99 % Kadar Nitrogen : 0,51 % Kadar Phospor : 11,41 % Kadar Kalium : 16,17 % Batu – batuan Kadar Silika : 67,67 % Kadar R2O3 : 17,0 % Kadar CaO : Tidak Ada Kadar Fe2O3 : 17,7 % Kadar MgO : Tidak Ada

V.2. Saran Praktikan berharap agar dapat diberi masukan dan penjelasan lebih dalam pelaksanaan pengujian. Sebaiknya antara guru pembimbing dan praktikan dapat berinteraksi dengan baik dan dapat menjaga komunikasi. Kepada Pegawai Baristand khususnya di bagian laboratorium agar meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan pengujian yang lebih baik. Dalam praktek agar menjaga alat dengan baik supaya dapat digunakan untuk praktek selanjutnya. Gunakan bahan kimia sesuai dengan kebutuhan/secukupnya. Peralatan yang tidak terpakai sebaiknya di buang agar tidak memenuhi laboratorium

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Cara Pembuatan Pereaksi Cara Pembuatan Larutan H2SO4 0,05 N Pipet 0,7 ml H2SO4 pa, masukan kedalam labu ukur 500 ml yang sudah berisi aquades dinginkan, lalu tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan. Cara Pembuatan Larutan Asam Borat 1% Timbang 5 gr asam borat, larutkan dengan air 100 ml, lalu masukan kedalam labu ukur 500 ml, lalu tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan. Cara Pembuatan Larutan NaOH 40% Timbang 200 gr NaOH pa larutkan dengan 100 ml aquades, lalu masukan kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan.

Cara Pembuatan Larutan Am.Molibdo Vanadat. Timbang 20 gr Am. Molibdat Tetra Hidrat larutkan dengan 200 ml aquades panas. Timbang 1 gr Am.Meta Vanadat +125 ml HClO4 + 225 ml aquades lalu aduk hingga larut. Campurkan Larutan a dan b diatas tambahkan aquades hingga 1 Liter. Cara Pembuatan Larutan NH4Cl 10% Timbang 50 gr NH4Cl larutkan dengan 200 ml aquades, masukan kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan. Cara Pembuatan Larutan Diamonium Oksalat 10% Timbang 50 gr Diamonium Oksalat larutkan dengan 200 ml aquades, masukan kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga tanda batas, homogenkan Cara Pembuatan Larutan H2SO4 4 N Pipet 54,35 ml H2SO4 pa masukan kedalam labu ukur 500 ml yang sudah berisi aquades, didinginkan lalu tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan.

Cara Pembuatan Larutan KMnO4 0,1 N Timbang 3,2 gr KMnO4 larutkan dengan 300 ml aquades, lalu masukan kedalam labu ukur 1000 ml, tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan, lalu di didihkan selama 1 jam, diam kan selama 1 harian. Cara Pembuatan Larutan Diamonium Hidrogen Pospat 10% Timbang 50 gr Diamonium Hidrogen Pospat larutkan dengan 200 ml aquades, lalu masukan kedalam labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan. Cara Penbuatan Larutan HCl 4 N Masukan 165 ml HCl pa kedalam labu ukur 500 ml yang berisi aquades, didinginkan lala tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan Cara Pembuatan Larutan KCNS 10% Timbang 50 gr KCNS larutkan dengan 200 ml aquade, lalu masukan ke labu ukur 500 ml, tera dengan aquades hingga garis batas, homogenkan.

Cara Pembuatan Kristal Biuret. Timbang 5 gr Biuret kedalam beaker 500 ml + Etanol 500ml aduk hingga homogen, lalu panas kan dengan waterbath hingga volume 125 ml, (yang diambil hanya endapan saja, larutan etanol dibuang) Endapan tadi + lagi etanol sebanyak 500 ml di panas kembali dengan waterbath hingga volume 125 ml, lalu saring, Kertas saring diovenkan sampai kering. Lalu pindahkan kedalam botol kecil

Lampiran 2. Cara Penetapan Larutan Standart Penetapan Larutan Standar AgNO3 CARA KERJA: Timbang 0,05 gr NaCl didalam erlenmayer 250 ml + 100 ml aquades,homogenkan + 3 tetes K2CrO4 5% .Titer menggunakan AgNO3 0,1 N hingga terdapat endapan berwarna merah bata. Hitung kadar AgNO3 dengan rumus: Penetapan Larutan Standar KMnO4 0,1 N CARA KERJA: Timbang 0.05 gr Asam Oksalat(H2C2O4) kedalam erlenmayer 250 ml larutkan dengan 100 ml aquades. Panaskan + H2S2O4 4 N sebanyak 25 ml. Titer dengan KMnO4 0,1 N yg masih dalam keadaan panas hingga titik akhir titrasi dari bening menjadi merah muda. Hitung kadar KMnO4:

Penetapan Larutan Standar H2SO4 0,05 N CARA KERJA: Pipet 5 ml H2SO4 0,05 N dengan pipet volum + indikatorPP 3 tetes. Titer dengan NaOH 0,1 N sampai titik akhir titrasi dari bening menjadi merah muda. Hitung kadar H2SO4:

DAFTAR PUSTAKA SNI 403 Penetapan Pupuk NPK Padat RINSEMA, W.T. 1986.Pupuk dan cara Pemupukan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. AAPG- www.aapg.org SULAEMAN. SUPRAPTO dan EVIATI. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,Tanaman,Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Bahan Pelajaran dari University of North Dakota- http:/volcano.und.edu http: //doddys.wordpress.com/2006/10/06/ batu-batuan di bumi-jenis-dan terbentuknya/ http://doddys.wordpress.com/2008/05/07/pupuk-jenis-dan terbentuknya/