Jean-Paul Sartre ( ) Masa kecil yang tidak bahagia (Les Mots)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Assalamualaikum Wr. Wb Psikologi Agama.
Advertisements

Sasaran pendidikan Manusia, maka perlu tahu sifat hakikatnya
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Apakah Etika Itu?.
Week 2. Sejarah  Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi.
muda berdaya UNICEF – YAKITA Collaborative Program on Youth Mengenal Diri Sendiri: Siapa Aku Buat Aku dan Di Mata Orang.
Letting Go of Your Children Parents Seminar SPHI Lippo Village 23 Oktober 2013.
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Hakikat Manusia dan Perkembangannya
HAKEKAT MANUSIA HARYONO.AS NIP
Pardjono, Ph.D Pascasarjana UNY
Pengantar Filsafat Panorama Rasionalitas Dalam Filsafat
DEVELOPMENT ACROSS THE LIFE SPAN
Pendekatan baru dalam kriminologi (Koesriani Siswosoebroto)
Psikologi Eksistensialis Ekarini Saraswati. Pendahuluan  Psikologi fenomenologis sebagaimana namanya menyoroti perilaku manusia dari segi gejala yang.
Struktur sosial masyarakat
Dasein The Guiding Question: the question of the meaning of Being (Sein). (Philosophy has emphasized the knowledge. Being is understood as the most universal.
Steve Jobs, inovator Apple, yang wafat 5 Oktober 2011 setelah menderita kanker selama tujuh tahun, menuliskan refleksinya tentang kematian: “Tidak ada.
Nama Kelompok : Merryeta Sandra Bahtra Dystiara Nora Fahmiah
Honesty often hurts Kejujuran seringkali menyakitkan But lie hurts more when it is found out Tapi kebohongan lebih menyakitkan saat diketahui.
Menjadi Penjala Manusia
DIRI, KONSEP DIRI, dan PENYESUIAN DIRI
Socrates, Plato, Aristoteles
Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd. Seminar Nasional Solo, 24 April 2015
HISTORISITAS MANUSIA Pertemuan 04
KEGIATAN DAN PENYEBABAN MANUSIA KOMUNIKASI PERTEMUAN 08 Matakuliah: L Filsafat Manusia Tahun : 2007.
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
MASHAB-MAZHAB FILSAFAT
Modul11 filsafat komunikasi PARADIGMA DASAR ILMU
Pendekatan baru dalam kriminologi (Koesriani Siswosoebroto)
METAFISIKA TEORI REALITAS.
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
HIDUP DALAM GOD’S NATURE
ETIKA POLITIK / PEMERINTAHAN
KONSEP DIRI.
Children’s rights By: leony and nicole.
Dasar Identitas Sosial Regularitas Hubungan Manusia
Budaya Politik.
Budaya Politik (political culture)
Landasan Pengembangan Kurikulum
O N T O L O G I I L M U ONTOLOGI : onto yang berarti wujud (being) dan logi yang artinya ilmu jadi ontologi berarti ilmu tentang wujud atau ilmu tentang.
Edmund Husserl “Back to Things Themselves”
DAYA TARIK INTERPERONAL
Struktur sosial masyarakat
FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK BUTA.
GEREJA YANG KONTEKSTUAL
PENDEKATAN KUALITATIF: METODE PENELITIAN ETNOGRAFI
TEORI EKSISTENSIAL VIKTOR FRANKL
MANUSIA DAN HARAPAN.
ILMU KEPENDIDIKAN Kelompok: Aqin Rizka Ayati (K )
MODUL 6 ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
Pengantar Humanistik.
FILSAFAT PENDIDIKAN.
FILSAFAT PENDIDIKAN EKSISTENSIALISME
Kelompok 9 : Miftahul Jannah Siti Rechal Muhammad Khairunnas
MATERI KULIAH PENDIDIKAN AGAMA
Filsafat eksistensialisme
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Nura Suciati Fauzia, S. ST
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
ALLAH DLM ALAM PIKIR MODERN
O N T O L O G I I L M U ONTOLOGI : onto yang berarti wujud (being) dan logi yang artinya ilmu jadi ontologi berarti ilmu tentang wujud atau ilmu tentang.
Sasaran pendidikan Manusia, maka perlu tahu sifat hakikatnya
EKSISTENSIALISME (Filsafat Berbasis Kemerdekaan)
Filsafat eksistensialisme. Sejarah munculnya eksistensialisme Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger ( )
B Y C HANDRA S ETIAWAN. Pendapat para ahli Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya politik adalah pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang.
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
Mengenal Diri Sendiri: Siapa Aku Buat Aku dan Di Mata Orang
Transcript presentasi:

Jean-Paul Sartre (1905-1980) Masa kecil yang tidak bahagia (Les Mots) Tumbuh dalam minat sastra, sebagai “agama” baru, menggantikan kristianitas. Ia bercita-cita menjadi sastrawan besar (misunderstood). Sebagai mahasiswa dan guru muda, ia mengkritisi golongan borjuis dengan norma-norma dan tradisinya. Di bidang filsafat dia menolak idealisme. Belajar fenomenologi Husserl, yang dituangkan dalam karya-karya psikologinya (L’imagination, Esquisse d’une theorie des emotions, L’imaginaire). Minat: sastra, filsafat, politik, drama, film. Menolak penghargaan nobel dalam bidang kesusastraan.

Karya-Karya Les mots (1964) La transcendence de l’ego (1936) L’imagination (1936) Esquisse d’une theorie des emotions (1939) L’imaginaire (1940) La Nausee (1938) L’etre et le neant: Essai d’ontologie phenomenologique (1943) L’existentialisme et humanisme

Karya Sandiwara Les mouches (lalat-lalat) Huis clos (pintu tertutup) Morts sans sepulture (orang mati yang tidak dikubur) La putain respectueuse (pelacur terhormat) Le mains sale (tangan kotor) Le diable et le bon Dieu (Setan dan Tuhan Allah) Les sequestres d’altona (para tahanan dari altona) Les chemins de la liberte (jalan-jalan kebebasan)

L’etre et le neant: Essai d’ontologie phenomenologique (1943) Dengan metode fenomenologi Sartre ingin membangun suatu ajaran tentang ada. Hubungan antara kesadaran dan ada. Dua cara ada: etre-en-soi dan etre-pour-soi.

Descartes: Cogito ergo sum Husserl: intensionalitas kesadaran Sartre: -fenomenolog tidak menjelaskan secara memuaskan “Ada” dari fenomena. Apakah Ada dari fenomena-fenomena juga merupakan fenomena atau tidak? Menurut Husserl Ada dari fenomena tidak berbeda secara prinsipial dengan tampaknya objek itu. Husserl hanya sampai pada eidos (essensi), tetapi tidak pernah mencapai Ada dari suatu objek. Bagi Sartre Ada merupakan transfenomenal. Idealisme: esse est percipi

Kesadaran Kesadaran itu bersifat intensional; menurut kodratnya terarah kepada dunia. Dalam rumusan Sartre: Kesadaran (akan) dirinya berada sebagai kesadaran akan sesuatu. Kesadaran adalah kesadaran diri (Self-consciousness). Kesadaran (akan) diri tidak sama dengan pengalaman tentang diri; mengambil diri sebagai obyek pengenalan. Cogito bukanlah pengenalan-diri, melainkan kehadiran kepada diri secara non-tematis. Ada perbedaan antara kesadaran tematis dan kesadaran non-tematis: kesadaran akan sesuatu dan kesadaran (akan) dirinya.

Kesadaran (akan) dirinya “membonceng” pada kesadaran akan dunia Kesadaran (akan) dirinya “membonceng” pada kesadaran akan dunia. Karenanya cogito tidak menunjuk pada suatu relasi pengenalan, melainkan pada suatu relasi Ada. Kesadaran adalah “kehadiran” (pada) dirinya. Kehadiran (pada) dirinya merupakan syarat yang perlu dan cukup untuk kesadaran.

Kesadaran adalah kesadaran akan sesuatu yang lain. Artinya terdapat ADA yang transenden (tidak sama dengan kesadaran). Di satu pihak terdapat KESADARAN; di lain pihak terdapat ADA dari fenomena-fenomena atau ADA begitu saja.

ADA: etre-en-soi (Being-in-itself) It is what it is; etre-en-soi identik dengan dirinya. Tidak aktif, tidak pasif, tidak afirmatif, tidak negatif Tidak mempunyai masa silam, masa depan; tidak mempunyai kemungkinan ataupun tujuan. Kontingen, artinya ada begitu saja tanpa fundamen, tanpa diciptakan, tanpa dapat diturunkan dari sesuatu yang lain.

Kesadaran tidak boleh dipisahkan dari dunia Kesadaran tidak boleh disamakan dengan benda. Kesadaran….entre-pour-soi (baing-for-itself; ada-bagi-dirinya). Etre-pour-soi bukanlah benda dan berbeda secara radikal dengan etre-en-soi. Keduanya mempunyai status yang berbeda. Jadi ada dua modes of being: etre-en-soi dan etre-pour-soi; yang satu tidak bisa diasalkan pada yang lain.

Etre-Pour-Soi Kesadaran intensional: kesadaran (akan) dirinya berada sebagai kesadaran akan sesuatu. Kehadiran (pada) dirinya sendiri adalah konstitutif bagi kesadaran. Sama sebagaimana benda tidak mungkin berada kecuali dengan memiliki tiga dimensi; suatu maksud, rasa senang atau sedih, hanya bisa berada sebagai sadar (akan) dirinya. Kehadiran (pada) dirinya sendiri, yang mengkonstitusikan kesadaran, itu bersifat non-tematis. Manusia tidak langsung sadar akan dirinya. Contoh: manusia memandang gambar; mengetik.

Etre-pour-soi mempunyai ciri “menidak,” negativitas Etre-pour-soi mempunyai ciri “menidak,” negativitas. It is not what it is! Kesadaran berarti distansi, jarak, non-identitas; kesadaran adalah kebebasan. Ketiadaan muncul dengan manusia, dengan etre-pour-soi. Manusia adalah makhluk yang membawa “ketiadaan”. Ketiadaan muncul dengan “menidak” dunia. Ketiadaan tidak terdapat di luar Ada. Ketiadaan terus menerus menghantui Ada, tidak dapat dilepaskan darinya. Ada-nya etre-pour-soi adalah “menidak”, menampilkan ketiadaan.

Etre-en-soi dan Etre-pour-soi Etre-en-soi tidak mempunyai relasi dengan etre-pour-soi. Sedangkan etre-pour-soi mempunyai relasi dengan etre-en-soi, yaitu “menidak” etre-en-soi. Salah satu keinginan etre-pour-soi adalah berada sebagai etre-en-soi: mempunyai identitas dan kepenuhan Ada (seperti etre-en-soi dan tetap mempertahankan sifatnya sebagai etre-pour-soi). Manusia merupakan une passion inutile

Kebebasan Kesadaran yang “menidak” adalah Kebebasan. Manusia adalah kebebasan. Manusia adalah satu-satunya makhluk dimana eksistensi mendahului essensi. Sementara makhluk di bawah manusia essensi mendahului eksistensi. Manusia is not what he is. Karena itu eksistensialisme adalah suatu humanisme. Ciri-ciri hakiki manusia baru bisa dirumuskan setelah kematianya. Kebebasan manusia tampak dalam kecemasan. Kecemasan itu berbeda dengan ketakutan. Kecemasan tidak mempunyai objek. Kecemasan adalah kesadaran bahwa masa depan saya bergantung sepenuhnya pada saya. Kecemasan juga bisa tekait dengan keputusan masa lampau.

Karena manusia tenggelam dalam hidupnya, kecemasan jarang muncul Karena manusia tenggelam dalam hidupnya, kecemasan jarang muncul. Bahkan manusia sengaja menyembunyikan kecemasaan dan melarikan diri dari kebebasanya. Melarikan diri dari kebebasaan dan mengubur kecemasan mengandaikan adanya kesadaran bahwa ia bebas. Dengan demikian manusia mengakui kebebasan sekaligus menyangkal kebebasan. Sikap tidak otentik ini disebut mauvaise foi (bad faith; malafide). Manusia mengakui dan menyangkal apa yang dihayatinya.

Existentialism is a Humanism Quietism of despair Contemplative philosophy (bourgeois philosophy) Catholic: Having underlined all that is ignominious in the human situation. Mlle Mercier: we forgot how an infant smiles. Communist: Leaving out of account the solidarity of mankind and considering man in isolation. We base our doctrine upon pure subjectivity, upon the Cartesian “ I think.” The ego cannot reach them through the cogito. Christian: deny the reality and seriousness of human affairs since the existentialists ignore the commandment of God and all values prescribed as eternal.

Existentialism is a doctrine that does render human life possible. Two kinds of existentialists. Christian existentialists: Jaspers and Gabriel Marcel. Atheists: Heidegger, Sartre, and the French existentialists. In common: existence comes before essence.

ATHEISME abad 18: Allah tidak ada, tetapi essensi manusia mendahului existensi. Theis Existentialist. Atheis Existentialist.