DAFTAR BACAAN PRANATA SOSIAL Duverger, Maurice, 1998, Sosiologi Politik, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada Goode. J. William, 1983, Sosiologi Keluarga, Jakarta, Bina Aksara Henslin.M.James, 2006, Sosiologi, Dengan Pendekatan Membumi, edisi 6 Jilid 2, Jakarta PT.Erlangga Hendropuspito.OC., 1983, Sosiologi Agama, Penerbit Kanisius Horton, B. Paul & Chester L.Hunt, 1991, Sosiologi , Jilid 1, Penerbit Erlangga O’Dea, F. Thomas, 1992, Sosiologi Agama, Jakarta Rajawali Pers Rush, Michael & Phillip Althoff, 2000, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada Soemardjan, Selo & Soeleman Soemardi, 1974, Setangkai Bunga Sosiologi, LPFE UI Soekanto, Soeryono, 1986, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta PT Rajawali Sugiyanto, 2002, Lembaga Sosial, Global Pustaka Utama Sunarto, Kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Edisi 2, LPFE UI
Pengertian Menurut : Koentjaraningrat , Adalah sistem sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola pola resmi atau suatu sistem tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas aktivitas untuk memenuhi kompleks kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat
sebagai Lembaga Sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu Menurut, Horton dan Hunt, Pranata sosial atau dalam istilahnya sebagai Lembaga Sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.
Esensi pranata sosial adalah : Istilah pranata sosial berasal dari istilah “social institution”, yang dapat diartikan sama dengan pranata sosial, lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Dari beberapa istilah tersebut pada dasarnya mempunyai persamaan apa yang terkandung di dalamnya yaitu, bahwa pranata sosial itu terdiri dari ; 1. Nilai nilai dan norma-norma sosial 2. Pola perilaku yang dibakukan 3. Seperangkat kontrol sosial 4. Organisasi atau lembaga
Ringkasnya inti dari Pranata Sosial Terdiri dari : 1. Sistem norma, sebagai perwujudan yang bersifat abstrak 2. Lembaga atau organisasi, sebagai perwujudan yang bersifat empirik / kongkrit
Proses Timbulnya Pranata Sosial Melalui cara : 1.Tidak resmi, misalnya dengan cara “trial and error”yaitu,ketika masyarakat menghadapi permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, baru kemudian dibuatlah aturan. Cara ini terjadi pada awal-awal kehidupan manusia bermasyarakat.Contoh ; munculnya norma sosial yang disebut usage,folkways, mores dan customs.
2. Resmi : artinya bahwa munculnya pranata sosial itu direncanakan secara rasional dan tertulis sebelum timbul permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti timbulnya norma sosial yang disebut hukum
2. Kebutuhan proteksi 3. Kebutuhan reproduksi Tujuan Pranata Sosial Idealnya tujuan utama yang akan dicapai oleh setiap pranata sosial, secara umum adalah tercapainya pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara memadai dan dalam suasana yang tertib Kebutuhan Hidup Menurut Soetandyo Wignyosoebroto 1. Kebutuhan nutrisi 2. Kebutuhan proteksi 3. Kebutuhan reproduksi
5. Berprestasi/aktualisasi diri 6. Berkomunikasi Menurut Maslow ; Kebutuhan hidup terdiri dari : kebutuhan 1. Fisiologis 2. Keamanan 3. Mencintai/dicitai 4. berkembangbiak 5. Berprestasi/aktualisasi diri 6. Berkomunikasi
Agar kebutuhan hidup warga masyarakat tersebut dapat terpenuhi secara memadai, maka harus ada aturan. Mengapa pemenuhan kebutuhan hidup harus diatur/ada aturannya? Karena a.l. : 1. Jumlah sesuatu yang dibutuhkan lebih sedikit daripada yang membutuhkan 2. Ada kecenderungan orang yang”kuat”mampu memenuhi kebutuhannya lebih dari yang diperlukan, sedang pihak yang’lemah” tak mendapat bagian/mdpt bag. Yg tak wajar
Fungsi Pranata Sosial Agar tujuan pranata sosial dapat tercapai, maka pranata tersebut harus berfungsi. Jadi tujuan itu bersifat ideal dan statik. Sedang fungsi adalah dinamika tujuan artinya tujuan tanpa fungsi maka tujuan tersebut steril, sedang fungsi tanpa tujuan tak mungkin. Untuk itu, fungsi pranata sosial secara umum adalah sbb 1. Memberi pedoman kpd warga masyarakat dalam bersikap, berperilaku untuk menuhi kebutuhan hidup 2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi. Mengingat pada umumnya tidak seimbangnya antara sumber pemenuhan kebutuhan dengan yang memerlukan.
3. Memberikan pegangan untuk melakukan kontrol sosial, baik berupa proses, bentuk, intensitas maupun konsistensi sanksi yang harus dijatuhkan kepada para pelanggar. Tambahan : 1. Sbg wahana/sarana untuk pemenuhan kebutuhan hidup 2. Tergantung dari masing masing jenis pranata sosial punya fungsi yang variatif
Karakteristik Pranata Sosial Berbagai macam pranata sosial yang ada dalam masyarakat mempunyai ciri atau karakteritik yang beragam, namun secara umum menurut Gillin & Gillin adalah sebagai berikut ; 1. Punya tujuan yang akan dicapai. Tujuan inilah yang menggerakkanpranata sosial itu melakukan sesuatu /berfungsi 2. Merupakan organisasi kemasyarakatan, artinya bahwa pranata sosial itu terdiri dari sekelompok orang yang secara sengaja disusun secara terstruktur untuk mengendalikan pranata sosial tersebut.
3. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu, artinya pranata sosial yang sudah terbentuk itu tidak mudah untuk lenyap, karena pranata yang sudah digunakan itu muncul melalui proses institusionalisasi yang lama dan tdk mudah 4. Mempunyai alat perlengkapan/sarana tertentu untuk dapat mencapai tujuan atau melaksanakan fungsinya. 5. Mempunyai simbol atau lambang yang bersifat presentasional(menghadirkan) dan simbol yang discursive(sebagai tanda saja) 6. Mempunyai dokumen
Klasifikasi Pranata Sosial Dalam kehidupan masyarakat terdapat beraneka ragam pranata sosial. Untuk memudahkan pemahaman secara ringkas dapatlah diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Faktor Penyebaran Dapat dibedaan : a. General institutions b. Restricted institution
General Institutions adalah pranata sosial yang bersifat umum, artinya dapat ditemui disemua masyarakat. Dengan kata lain pranata demikian ini menyebar dan dikenal disetiap kehidupan masyarakat. Contoh : agama b. Restricted Institutions adalah pranata sosial yang lebih bersifat khusus dan hanya dikenal dan atau penyebarannya hanya pada masyarkat tertentu. Misalnya ; agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu & Budha
a. Approved atau social sanctioned institutions 2. Penerimaan Masyarakat digolongkan : a. Approved atau social sanctioned institutions b. Unsunctioned institutions
Approved atau sunctioned institutions adalah pranata sosial yang keberadaannya diterima oleh masyarakat umum, contohnya pranata keluarga, agama, pendidikan dan sebagainya. b. Unsunctioned institutions adalah pranata sosial yang keberadaannya ditolak oleh masyarakat umum, tetapi diterima oleh seklompok orang tertentu, contohnya prostitusi, perjudian, kriminalitas dan sebagainya.
b. Subsidiary social institutions 3. Orientasi Nilainya diklasifikasikan : a. Basic social institutions b. Subsidiary social institutions
Basic social institutions adalah pranata sosial yang mengandung nilai nilai dan norma sosial yang penting untuk mewujutkan dan memelihara tertib sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pranata tersebut hrs ada dan digunakan dalam masyarakat. Contohnya adalah pranata keluarga, agama, pendidikan, ekonomi dan politik.
Basic social instutions dapat juga disebut sebagai pranata sosial yang bersifat primer. Artinya bahwa keberadaan pranata ini dalam kehidupan masyarakat harus ada, bila masyarakat menghendaki ketertiban dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Contoh, bila ada sekelompok orang yang dalam memenuhi kebutuhan biologis dan reproduksi tidak menggunakan pranata keluarga maka dapat dipastikan masyarakat itu akan mengalami kekacauan.
b. Subsidiary social institutions adalah pranata sosial yang mereprentasikan nilai nilai dan norma sosial yang dianggap kurang penting, tetapi diperlukan ketika pemenuhan kebutuhan utamanya telah terpenuhi. Contoh pranata rekreasi, olah raga, kesenian/hiburan dan sebagainya.
Ukuran primer – sekundernya pranata sosial Dapat dikatakan bahwa masyarakat pada umumnya mempunyai ukuran yang relatif sama untuk menentukan primer sekundernya pranata sosial. Ukuran primer bila nilai dan norma yang terkandung pranata itu bersifat penting, demikian sebaliknya. contoh, nilai dan norma yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok sebagai nilai & norma yang penting oleh karena itu, pranata keluarga, ekonomi, agama, politik dan pendidikan umumnya digolongkan sebagai pranata sosial yang bersifat primer.
Pendekatan untuk mempelajari Pran-Sos. 1. Pendekatan historis Pendekatan ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah timbul serta perkembangan suatu pranata sosial. Misalnya, sejarah timbulnya pranata politik(negara) yang dilatar belakangi untuk dorongan untuk menyelesaikan berbagai macam pertentangan yang semakin banyak dan bervariasi, sementara masyarakat tiap harinya telah disibukkan oleh berbagai aktivitasnya(bekerja, belajar, kegiatan sosial dll). Selanjutnya, perkembangan pranata politik tidak hanya menangani konflik tetapi berbagai aspek kehidupan masyarakat.
2. Pendekatan komparatif Pendekatan ini bertujuan untuk membandingkan eksistensi pranata sosial di suatu masyarakat satu dengan yang lain. Misalnya, membandingkan eksistensi pranata pendidikan pada masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan. Secara umum masyarakat perkotaan menganggap bahwa pranata pendidikan itu bersifat primer, sedang pada masyarakat pedesaan pada umumnya memandang sebagai pranata sosial yang bersifat sekunder.
3. Pendekatan fungsional Pendekatan ini disamping melakukan analisis fungsi atau kegunaan berbagai pranata sosial yang terdapat dalam masyarakat, juga fungsi antara pranata sosial satu dengan yang lain. Pranata sosial yang timbul lewat proses yang tak terencanakan adakalanya fungsinya jauh lebih besar dibandingkan yang terencana, karena pranata sosial yang muncul tak terencana itu berawal dari kebutuhan masyarakat akan pranata sosial. Beda halnya yang direncanakan, adakalanya karena obsesi para penguasa. Selain itu, keberadaan pranata sosial satu dengan yang lain punya hubungan yang fungsional.
Mator sekelangkong