Variasi somaklonal
Variasi somaklonal Fenomena umum dalam regenerasi tanaman in vitro Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik yang dihasilkan melalui kultur jaringan Keragaman genetik eksplan mutasi Keragaman genetik yang terjadi di dalam kultur jaringan Fase tak berdiferensiasi yang relatif panjang
Pembentukan kalus Massa sel parenkim yang terjadi karena proliferasi jaringan awal Somaklonal variation Material utk mempelajari perkembangan Dieksploitasi utk produksi bahan alam Kumpulan sel amorphous dari sel-sel yang membelah diri terus menerus
Kalus Diperoleh dari potongan organ yang steril dlm media yg mengandung auxin (+ sitokinin) Medium MS + 2% sukrosa +0.8% agar + 0.1 sampai 10 mg/L 2,4-D 2,4-D = 2,4-dichlorophenoxy acetic acid Perubahan komposisi medium Perubahan konsentrasi sukrosa Penggunaan auxin lain atau penambahan sitokinin
Induksi embrio somatis kacang tanah Embrio lebih cepat muncul
Kalus Kelihatan uniform Tidak stabil secara genetik variasi organogenesis kalus embriogenesis Eksplan Sel suspensi Protoplast regenerasi
Organogenesis Produksi tunas atau akar dari kalus Diinduksi melalui perubahan komposisi medium kultur Perubahan auxin dan atau sitokinin Induksi tunas Sitokinin tinggi Kadang2 diperlukan transfer ke medium baru tanpa ZPT Utk mengurangi konsentrasi auxin dlm kalus
Pengaruh ZPT pada kultur anggur 1 mg/l NAA 1.5 mg/l NAA 1.5 mg/l NAA + 2 mg/l BA NAA, IAA tergolong auxin BAP (atau BA), kinetin tergolong sitokinin
Somatik embriogenesis Pembentukan embrio dari non gametic cells Tidak ada segregasi seksual Membentuk struktur dengan primordia tunas dan akar Somatik embrio mengalami perkembangan membentuk plantlet biasanya tanpa memerlukan zat pengatur tumbuh Multiplikasi melalui somatik embriogenesis Kecepatan produksi yang tinggi
Embriogenesis somatik
Keuntungan utama Somaclonal variation dapat menciptakan tambahan variabilitas genetik Plant improvement
Somaclonal variation (MV1) pada Begonia plantlets diregenerasikan pada culture media. Produksi kalus pada Begonia 0. 60 μΜ NAA, 1.·0 μΜ 2,4-D, 0.·50 μΜ BA yang ditambahkan ke MS medium.
Variasi somaklonal pada tanaman tomat yang diperoleh melalui kalus
Somaclonal variation on in vitro callus culture potato cultivars
Sumber material dalam pemuliaan mutasi Sumber variasi: mutasi hybridisasi Somaclonal variation Jumlah variasi yang dihasilkan beragam Jika variasi rendah, ditingkatkan dengan penggunaan mutagen Secara fisik Secara kimia
Penggunaan EMS Lilium longiflorum
Pada mawar
Radiasi Nilam
Nilam kolkisin in vitro Dari penampakan visual setelah tanaman ditumbuhkan di rumah kaca, terlihat bahwa tanaman yang berasal dari perlakuan colchisin mempunyai warna daun yang lebih hijau, batang dan daun yang lebih lebar, lebih kaku dan lebih tegar dibanding tanaman yang tidak diberi colchisin (kontrol).
seleksi Variasi somaklonal Tolerance Misal: able to grow in the presence of the herbicide
Seleksi terhadap Al pada kedele
- mahkota bunga 500 dan 1000 rad gamma Kultur jaringan tunas akar Tanam di pot
Variasi yang berasal dari kultur jaringan harus diperhatikan secara serius sebagai komponen dalam program pemuliaan hanya bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Perubahan harus stabil 2. Perubahan harus merupakan sifat-sifat penting seperti vigor, hasil, kemasakan, tipe tanaman, fertilitas, dan lain-lain 3. Variasi somaklonal yang menarik pada umumnya meliputi sifat-sifat positif yang belum ada pada nomor-nomor galur yang dihasilkan oleh para pemulia tanaman Pada praktek2 yang memerlukan clonal uniformity Kerugian Misalnya : hortikultura industri kehutanan
Kesalahan dalam pembelahan sel Asal variasi? Pre-existing mutated cells Kesalahan dalam pembelahan sel Mutasi terinduksi karena tissue culture procedure Kondisi tissue culture (environment) Upset normal control of cell division Abnormal cells -point mutation -chromosomal re-arrangement -gene amplification -DNA methylation
Protoplast Dinding sel dihilangkan dengan menggunakan enzyme yang memecah selulosa Sel yang dikelilingi membran sel
Pembuatan protoplas Larutan enzim: Cellulase R10 0.75g Macerozyme R10 0.1g K3 sucrose dengan 1mg/L BAP dan 1 mg/l NAA 50 ml pH 5.6 Filter sterilisasi Washing buffer NaCl 3g CaCl2.2H2O 6.12g KCl 0.12g Glucose 0.3g Aquadest 300ml autoclave
Daun disterilkan Epidermis dihilangkan Diletakkan di larutan enzim Inkubasi overnight Keesokan hari Disaring Ditambah washing buffer Disentrifuge Protoplast di bagian atas
Kultur protoplas terung