TENTANG FILM “WAKIL RAKYAT” Oleh Adi Khoirul Anwar 20100540074 PBI
Sekilas tentang cerita film Wajah Pemilu 2009 memang tidak lepas dari spanduk, baliho, stiker,poster, kalender para calon legislatif dari berbagai partai. Semua mengumbar janji, doa, dan senyum paling manis yang pernah dimilikinya. Tak lupa sosialisasi mengenai cara pemilihan yang dicontreng bukan dicoblos.
film ini menurut sayatidak jelek film ini menurut sayatidak jelek. bagi saya yang tidak pernah membuat naskah film, main film, atau menyutradarai film, Wakil Rakyat merupakan tontonan segar dan ringan. Ringan? Tema yang terlintas dari judulnya memang tentang politik, namun bagi saya ada satu hal politis nan sosiologis yang menarik dalam film ini: mendukungkepentingan orang banyak atau mencari dukungan dari orang demi kepentingannya sendiri.
Dalam film ini, diceritakan dua partai besar yang sedang “menebar pesona” kepada rakyat. PPTH (Partai Perjuangan Tiada Henti) dan PSK (Partai S.. K.. //maaf saya lupa kepanjangannya). Bagyo, sarjana S1 yang bekerja sebagai sekuriti di suatu gedung (dan kemudian dipecat), menolong seorang artis yang sedang naik daun (Atika) dalam aksi perampokan. Hal ini membuat Bagyo terkenal sebagai “pahlawan” yang punya banyak penggemar. PPTH melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk mendulang suara di pemilu apabila PPTH mengajak Bagyo menjadi salah satu caleg dari partainya.
Ketika diminta, jelas Bagyo menolak karena tidak mengerti tentang politik. Tapi Wibowo, petinggi PPTH mengatakan bahwa caleg itu tidak perlu mengerti politik... Dan Bagyo pun tergiur dengan posisi itu. Namun keadaan ini membuat hubungan Bagyo dan pacarnya, Ani, semakin renggang karena orangtua Ani adalah pendukung fanatik PSK (musuh PPTH). Ani juga merasa Bagyo mengalami star syndrome karena ketenarannya. Padahal, Bagyo tidak pernah melupakan Ani walaupun sudah menjadi orang terkenal.
Akhirnya, Bagyo pun dirayu oleh asisten Wibowo bernama Dani (Dwi Sasono) untuk melakukan kampanye di sebuah desa terpencil bersama anak buahnya Widodo yang bernama Jereng (Vincent Rompies). Bagyo yang terlena dengan statusnya sebagai figur publik, menyambut tawaran partai tersebut dengan penuh keyakinan.
Ia pun berangkat untuk berkampanye di desa Wadasrejo Ia pun berangkat untuk berkampanye di desa Wadasrejo. Disana, Bagyo yang tidak punya pengalaman politik apapun mengalami kesulitan untuk menarik perhatian. Ternyata masyarakat Wadasrejo tidak mengenal sosoknya sama sekali. Bagyo harus mencari akal untuk memperkenalkan diri dan menarik simpati warga desa terbelakang itu. Ternyata Bagyo menemukan kenyataan lain yang lebih penting daripada nama besar dan popularitas.
Hal itu malah membuat Bagyo lebih bahagia, karena selain dapat menyambung cintanya lagi bersama Ani, masyarakat di daerah terpencil Yogya yang ia pernah singgahi itu memberi ucapan terima kasih kepada Bagyo atas kebersamaan dan bantuan yang telah ia berikan kepada desa itu lewat siaran televisi.
Ketika Bagyo lebih memilih menolong orang yang kesusahan daripada berkampanye untuk kepentingan partainya (pada film ini, partai cenderung mementingkan kepentingan kelompoknya saja, bukan kepentingan rakyat), hal itu menunjukkan keikhlasan untuk mendukung kepentingan rakyat, dan mengesampingkan usaha politis untuk didukung rakyat. Rakyat kini mendambakan kontribusi wakilnya di legislatif, bukan sekedar "angin surga" dari mereka.
KESAN 2 Film ini mempunyai misi khusus untuk memberikan pemikiran lain bagi pemilih-pemilih ataupun caleg-caleg yang akan maju ke Senayan. Meskpun mengambil tema politk, film ini tidak menampilkan alur cerita yang kaku. Apalagi ditunjang dengan akting dari seluruh pemeran yang rata-rata pelawak. ‘Wakil Rakyat’ mampu menampilkan bentuk lain dari film komedi yang tengah populer di masyarakat.
Lewat WAKIL RAKYAT, sang sutradara ingin menyampaikan pesan bahwa menarik simpati masyarakat tak cukup hanya dengan bagi-bagi sembako gratis, mengumbar janji-janji selama kampanye. Melalui karakter Bagyo, para caleg diajarkan bahwa untuk merebut suara rakyat harus menggunakan pendekatan hati, berempati terhadap penderitaan rakyat dan strategi yang tidak menyakiti rakyat.
Dalam film ini, digambarkan banyak para artis mencari sensasi demi mendongkrak popularitas dengan cara masuk partai, walaupun minim pengetahuan tentang politik . Mereka memanfaatkan kepopulerannya demi menarik masyarakat untuk memilihnya.
Para partai politik memilih calonnya bukan dari orang yang bijak dan tahu tentang politik tapi dari kalangan yang terkenal atau populer. Sehingga banyak pemimpin yang tidak faham tentang politik itu sendiri Segala cara mereka lakukan untuk mendapatkan dukungan dengan cara mengumbar janji kepada rakyat Dampak artis ikut parpol mereka membawa kemampuan aktingnya kedunia politik. Bahaya,..,,.
THANK YOU ASSALAMUALAIKUM