Pengangguran dan permasalahannya

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KETENAGAKERJAAN.
Advertisements

Pengangguran dan ketenagakerjaan
PERMINTAAN UANG & TINGKAT BUNGA EKUILIBRIUM
Unemployment CHAPTER SIX
MAKALAH MASALAH PENGANGGURAN DI JAKARTA TIMUR
PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Pengangguran Pertemuan 9.
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO modul ke 1
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKRO EKONOMI
KELOMPOK 8 RETNO ASIH m. ROFI AMALIA SENDY CHRISTINA K.
Pengangguran Pertemuan 9.
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
KETENAGAKERJAAN.
Pengangguran dan Inflasi
THE EMPLOYMENT AND WAGE
Lima Debat Selama Kebijakan Makroekonomi
PENGANGGURAN.
SEBAGAI SUMBER DAYA DALAM
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Eny Lia purwandari A
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
KESEMPATAN KERJA PERKOTAAN “Perkembangan Yang Sangat Merisaukan”
PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
Kegiatan Perekonomian di Indonesia
INFLASI DAN PENGANGGURAN
Ruang Lingkup Analisis Ekonomi Makro
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII IPS
INFLASI & PENGANGGURAN
INFLASI DAN PENGANGGURAN
Pengangguran Pertemuan 9.
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII IPS
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KESEMPATAN KERJA PERKOTAAN “Perkembangan Yang Sangat Merisaukan”
PENGANGGURAN DAN INFLASI
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI MAKRO
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
MODUL MAKROEKONOMI MANKIW
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII IPS
XI SOSIAL KETENAGAKERJAAN.
Permintaan dan Penawaran Agregat
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
PERTEMUAN KE-12 PENGANGGURAN, INFLASI & DEFLASI
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KETENAGAKERJAAN DAN MASALAH TENAGA KERJA DI INDONESIA
PERMASALAHAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA
PERTEMUAN 2.
PROSES PEMBANGUNAN DALAM PEREKONOMIAN DENGAN KELEBIHAN TENAGA KERJA
KETENAGAKERJAAN Penduduk dan Kesempatan Kerja
® Pengangguran.
Kesesuaian Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam Kebijakan Pembangunan
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
PEGANGGURAN OLEH LILI WINARTI, SP. MP.
Ketenagakerjaan dalam Pembangunan Ekonomi
Pengangguran (Unemployment)
BAB I KETENAGAKERJAAN.
Pengangguran.
PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
KETENAGAKERJAAN.
Assalamualaikum Wr. Wb.
KETENAGAKERJAAN.
Pengangguran dan Inflasi
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Menilai Kondisi Ekonomi
PENGERTIAN PENGANGGURAN
KESEMPATAN KERJA DAN PENGANGGURAN
Bab 1 Overview dan Review
Transcript presentasi:

Pengangguran dan permasalahannya

KONSEP PENTING TENTANG KETENAGAKERJAAN Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berpotensi untuk bekerja (berumur15 tahun-65 tahun) Angkatan kerja adalah penjumlahan dari penduduk usia kerja yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan tidak sedang mencari pekerjaan Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah rasio antara angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja Tingkat pengangguran merupakan rasio antara pengangguran terhadap angkatan kerja

Pengertian Dasar (munurut Beberapa Ahli) Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan. Sadono Sukirno, Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Payman J. Simanjuntak, Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menakertrans, Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

Faktor Penyebab Jumlah penduduk yang banyak Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain: Jumlah penduduk yang banyak Pendidikan dan keterampilan yang rendah Teknologi yang semakin modern Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan dan rasionalisasi. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

Piramida Penduduk Indonesia 2010 LANSIA TRIPLE BURDEN REMAJA BALITA DAN ANAK

Pengelompokan Pengangguran

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: Berdasarkan Jam Bekerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam: Pengangguran friksional (frictional unemployment) Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. Pengangguran struktural (structural unemployment) Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: Akibat permintaan berkurang Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) Lanjutan Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian. Pengangguran siklikal Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. Pengangguran teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Pengangguran siklus Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

Faktor- faktor yang menyebabkan pengangguran Adanya peralihan lahan dari pertanian menjadi kawasan industri dan real estate. Peralihan ini mendorong peralihan mata pencaharian juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi akan kesulitan menghadapinya dan bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran Kawasan industri dianggap sebagai satu-satunya tempat untuk merubah nasib dari yang miskin menjadi kaya sehingga banyak orang-orang yang datang ke kawasan industri untuk mencari pekerjaan agar dapat merubah nasibnya Kurangnya lapangan kerja yang tersedia di kawasan Industri untuk mencari kerja.disebabkan lowongan pekerjaan yang diinginkan oleh pencari pekerjaan sedikit. Sebagai contoh, banyak orang yang yang memiliki skill dan pendidikan di bidang obat-obatan sedangkan lowongan pekerjaan yang sesuai kriteria mereka sedikit, sehingga banyak yang tidak dapat bekerja karma perusahaan yang membutuhkan skill dan pendidikan mereka sedidit.

Lanjutan Kurangnya tingkat pendidikan dan skill bagi pendatang yang ke kawasan Industri dalam mencari pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya para pencari kerja yang berasal dari desa, yang datang ke kawasan industri bermodalkan nekat. Sehingga mereka akan kesulitan untuk mencari pekerjaan karena tidak di butuhkan oleh perusahaan atau pabrik karma skill dan tingkat pendidikan yang tidak memenuhi. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan pekerjaan. Perhatian dari pemerintah sangat penting untuk mengurangi pengangguran di kawasan industri, perhatian yang dapat diberikan seperti membuka tempat kursus atau BLK (Balai Latiahan Kerja) untuk menambah skill dan mempermudah pencarian pekerjaan. Kurangnya informasi, hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang lowongan pekerjaan.

Jumlah yang tidak Bekerja Jumlah yang tidak bekerja Bagaimana Tingkat Pengangguran di ukur Angkatan Kerja Jumlah yang tidak Bekerja Jumlah yang bekerja Jumlah yang tidak bekerja 100 Tingkat Pengangguran Angkatan kerja

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia

Kondisi Di Indonesia Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 117,4 juta orang, berkurang sekitar 2,0 juta orang dibanding angkatan kerja Februari 2011 sebesar 119,4 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 109,7 juta orang, berkurang sekitar 1,6 juta orang dibanding keadaan pada Februari 2011 sebesar 111,3 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2011 mencapai 6,56 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen dan TPT Agustus 2010 sebesar 7,14 persen.

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2008 - 2011 No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2008 (Agst) 2009 (Agst) 2010 (Agst) 2011 (Agst)   1 Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD 547 038 637 901 757 807 877 265 2 Sekolah Dasar 2 099 968 1 531 671 1 402 858 1 120 090 3 SLTP 1 973 986 1 770 823 1 661 449 1 890 755 4 SMTA (Umum dan Kejuruan) 3 812 522 3 879 471 3 344 315 3 074 946 5 Diploma I/II/III/Akademi 362 683 441 100 443 222 244 687 6 Universitas 598 318 701 651 710 128 492 343 Total 9 394 515 8 962 617 8 319 779 7 700 086 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2008, 2009, 2010, dan 2011

Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2009 samapi dengan 2011 No. Lapangan Pekerjaan Utama 2009 (Feb) 2009 (Agst) 2010 (Feb) 2010 (Agst) 2011 (Feb) 2011 (Agst)   1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 43 029 493 41 611 840 42 825 807 41 494 941 42 475 329 39 328 915 2 Pertambangan dan Penggalian 1 139 495 1 155 233 1 188 634 1 254 501 1 352 219 1 465 376 3 Industri Pengolahan 12 615 440 12 839 800 13 052 521 13 824 251 13 696 024 14 542 081 4 Listrik, Gas, dan Air 209 441 223 054 208 494 234 070 257 270 239 636 5 Bangunan 4 610 695 5 486 817 4 844 689 5 592 897 5 591 084 6 339 811 6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 21 836 768 21 947 823 22 212 885 22 492 176 23 239 792 23 396 537 7 Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 5 947 673 6 117 985 5 817 680 5 619 022 5 585 124 5 078 822 8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan 1 484 598 1 486 596 1 639 748 1 739 486 2 058 968 2 633 362 9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 13 611 841 14 001 515 15 615 114 15 956 423 17 025 934 16 645 859 Total 104 485 444 104 870 663 107 405 572 108 207 767 111 281 744 109 670 399 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2009, 2010, dan 2011

Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Pengangguran Terbuka*) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2004 - 2011 No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2004 2005 (Nov) 2006 (Agst) 2007 (Agst) 2008 (Agst) 2009 (Agst) 2010 (Agst) 2011 (Agst)   1 Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD 1 004 296 937 985 781 920 532 820 547 038 637 901 757 807 877 265 2 Sekolah Dasar 2 275 281 2 729 915 2 589 699 2 179 792 2 099 968 1 531 671 1 402 858 1 120 090 3 SLTP 2 690 912 3 151 231 2 730 045 2 264 198 1 973 986 1 770 823 1 661 449 1 890 755 4 SMTA (Umum dan Kejuruan) 3 695 504 5 106 915 4 156 708 4 070 553 3 812 522 3 879 471 3 344 315 3 074 946 5 Diploma I/II/III/Akademi 237 251 308 522 278 074 397 191 362 683 441 100 443 222 244 687 6 Universitas 348 107 395 538 395 554 566 588 598 318 701 651 710 128 492 343 Total 10 251 351 12 630 106 10 932 000 10 011 142 9 394 515 8 962 617 8 319 779 7 700 086 *) Mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011

Solusi Kebijakan Ada 2 kebijakan utama Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan moneter yaitu pengaturan jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar. Kebijakan ini laksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Selain itu juga dapat dilaksanakan kebijakan fiskal, yaitu kebijakan yang berkaitan dengan sisi pengeluaran dan penerimaan dana pemerintah. Kebijakan ini dilaksanakan oleh Departemen Keuangan. Next Page

Lanjutan Kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat dijabarkan dalam beberapa poin: Pertama, pengembangan wawasan orang – orang yang menganggur. Hal ini dilakukan karena pada prinsipnya bahwa setiap manusia memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Kedua, melakukan pengembangan kawasan-kawasan Industri dan perdagangan, khususnya bagi daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya.

Lanjutan Keempat, menyederhanakan perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Kelima, mensinergikan pola pembangunan yang lebih pada padat karya, sehingga semua kegiatan pemerintah dapat menampung tenaga kerja. Misalkan dalam hal pembuatan jalan, sarana dan prasarana maka perlu melibatkan tenaga kerja setempat, sehingga mampu mengurangi pengangguran. Keenam, mengembangkan suatu lembaga job center yang mampu menjadi mediator bagi para pengusaha dalam mencari tenaga kerja dan memberikan informasi bagi para pencari kerja Ketujuh, menyempurnakan sistem dan kurikulum pendidikan nasional (Sisdiknas). Selain itu meningkatkan kemampuan sekolah-sekolah kejuruan sehingga lulusannya dapat menciptakan lapangan kerja dan menjadi tenaga kerja yang siap.

Lanjutan Kedelapan, upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur. Kesembilan, mengembangkan potensi seumber daya alam yang belum terolah secara maksimal.

Bagi perekonomian negara Dampak Pengangguran Bagi perekonomian negara Penurunan pendapatan perkapita. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. Bagi masyarakat Pengangguran merupakan beban psikologi dan psikis. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Dampak Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran Struktural Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya. Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru. Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan, pembangkit listirk dan lainnya sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman Lanjutan Cara Mengatasi Pengangguran Musiman Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu. Cara Mengatasi Pengangguran Siklus Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan Meningkatkan daya beli masyarakat.

Teori Pengangguran

Backward Banding Curve Backward banding curve adalah kurva ynga menjelaskan hubungan antara supply of labour dengan tingkat gaji yang diterima. Pada tahap tertentu dengan semakin tingginya upah yang ditawarkan maka pekerja akan mengorbankan leusier time (waktu lenggang) untuk digunakan sebagai waktu bekerja. Namun sejalan dengan semakin sedikitnya leusier time yang dimiliki oleh pekerja, maka walaupun ditawarkan upah yang semakin tinggi tidak akan menyebabkan pekerja menambah jam kerjanya

the Natural Rate of Unemployment Secara alamiah, maka setiap negara akan memiliki tingkat pengangguran tertentu, walaupun perekonomian dalam kondisi full employment (semua faktor produksi di manfaatkan). Besaran tingkat pengangguran ini akan sangat tergantung pada fluktuasi ekonomi yang terjadi Secara sederhana persamaan matematika nya dapat dituliskan sebagai berikut: L = E + U Labor force Number of employed workers Number of unemployed workers is composed of Total angkatan kerja yang ada merupakan penjumlahan antara jumlah tenaga kerja yang bekerja dan tenaga kerja yang tidak bekerja

f U = s E f U = s (L – U) f U/L = s (1-U/L) U/L = s / (s + f) Jumlah orang yang menemukan pekerjaan Jumlah orang yang kehilangan pekerjaan Tingkat pengangguran kondisi mapan Dari persamaan sebelumnya, kita tahu E = L – U, yaitu jumlah pekerja sama dengan angkatan kerja dikurangi jumlah pengangguran. Jika kita mensubstitusi (L-U) untuk E dalam kondisi mapan, kita dapatkan : f U = s (L – U) Lalu, bagi kedua sisi dengan L dan mendapat : f U/L = s (1-U/L) Sekarang selesaikan untuk U/L untuk menemukan : U/L = s / (s + f)

U/L = s / (s + f) U/L = 1/ (1+ f/s) Ini bisa juga ditulis sebagai : Persamaan ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kondisi-mapan U/L bergantung pada tingkat pemutusan kerja s dan perolehan kerja f.

DAMPAK KEBIJAKAN Tiap kebijakan yang ditujukan untuk menurunkan tingkat pengangguran alamiah akan menurunkan tingkat pemutusan kerja ataupun meningkatkan tingkat perolehan pekerjaan. Serupa, tiap kebijakan yang mempengaruhi tingkat pemutusan kerja atau perolehan pekerjaan juga mengubah tingkat pengangguran alamiah.

Pencarian Kerja dan Pengangguran Friksional Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan pekerja untuk mencari pekerjaan disebut pengangguran friksional. Ekonom menyebut perubahan komposisi permintaan di antara industri atau daerah sebagai pergeseran sektoral (sectoral shift). Karena perge- seran sektoral selalu terjadi, dan karena dibutuhkan waktu bagi pekerja untuk mengubah pekerjaan, pengangguran friksional selalu ada. Dalam usaha mengurangi pengangguran friksional, beberapa kebijakan secara tidak sengaja meningkatkan jumlah pengangguran friksional. Salah satunya asuransi pengangguran (unemployment insurance). Pada program ini, pekerja dapat mengambil sebagian upah mereka untuk periode tertentu setelah kehilangan pekerjaan mereka.

Kekakuan Upah-Riil dan Pengangguran Struktural Kekakuan upah (Wage rigidity) adalah gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Pengangguran yang disebabkan keka- kuan upah dan penjatahan pekerjaan disebut pengangguran struktural (structural nemployment).Orang meng-anggur bukan karena mereka tak bisa menemukan pekerjaan yang paling se-suai dengan keahliannya, tapi karena, pada upah yang berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. Pekerja ini hanya menunggu pekerjaan yang akan tersedia. Upah riil S U Upah riil kaku D Tenaga kerja Jika upah riil tertahan di atas tingkat ekuilibrium, maka penawar- an tenaga kerja melebihi perminta- an. Akibatnya : pengangguran U.

Undang-Undang Upah- Minimum Pemerintah menyebabkan kekakuan upah ketika mencegah upah turun ke tingkat ekuilibrium. Banyak ekonom dan pembuat kebijakan percaya bahwa keringanan pajak lebih baik daripada meningkatkan upah minimum—jika tujuan kebijakan adalah untuk meningkatkan pendapatan pekerja miskin. Keringanan pajak pendapatan yand didapat (earned income tax credit) adalah jumlah yang keluarga pekerja miskin diizinkan untuk dikurangi dari pajak mereka.

Mankiw's Burgers Ekonom percaya upah minimum memiliki dampak terbesar pada pengangguran remaja/pemuda. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan 10-persen pada upah minimum mengurangi pengangguran pemuda sebesar 1 sampai 3 persen. Pemuda berkeahlian paling kecil, memiliki produktivitas marjinal terendah, dan mendapatkan kompensasi mereka dalam bentuk magang (on-the-job-training), katakanlah, di Mankiw’s Burgers. Yum! Bicara tentang burgers, sekitar tiga-perempat dari semua pekerja yang diberi upah minimum atau kurang ada pada industri layanan makanan. Apprenticeship adalah contoh klasik dari latihan yang ditawarkan sebagai pengganti upah. M Mankiw's Burgers

Serikat Pekerja dan Tawar-Menawar Kolektif Sebab lain kekakuan upah yaitu kekuatan monopoli serikat pekerja (unions). Di AS, hanya 18 persen pekerja ikut serikat pekerja. Sering, kesepakatan serikat mengatur upah di atas tingkat ekuilibrium dan meng-izinkan perusahaan memutuskan berapa banyak pekerja yang diterima. Akibatnya : penurunan jumlah pekerja dipekerjakan, tingkat perolehan kerja yang lebih rendah, dan peningkatan pengangguran struktural. Pengangguran yang disebabkan serikat kerja adalah contoh konflik antara berbagai kelompok pekerja—orang dalam (insiders) dan orang luar (outsiders). Di AS, ini diselesaikan pada tingkat perusahaan melalui tawar-menawar (bargaining).

Upah Efisiensi Teori upah-efisiensi (efficiency-wage) menyatakan upah tinggi membuat pekerja lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan upah akan menurun- kan tagihan upah perusahaan, itu akan juga menurunkan produktivitas pekerja dan laba perusahaan. Teori upah-efisiensi pertama menyatakan upah mempengaruhi kesehatan. Teori upah-efisiensi kedua menyatakan upah tinggi mengurangi perputaran tenaga kerja. Teori upah-efisiensi ketiga menyatakan kualitas rata-rata tenaga kerja perusahaan bergantung pada upah yang dibayar ke karyawannya. Teori upah-efisiensi keempat menyatakan upah tinggi memperbaiki upaya pekerja.

Tren Pengangguran 1950-an & 60-an 1970-an & 80-an 1990-an Tingkat pengangguran alamiah tidak pernah stabil. 1950-an & 60-an Di bawah 5% 1970-an & 80-an Di atas 6% 1990-an Di bawah 5%

Pengangguran Eropa Empat negara Eropa terbesar– Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris meng- alami tingkat pengangguran tinggi pada tahun-tahun terakhir. Sebabnya ? Tak ada yang tahu dengan pasti, tapi inilah teori utama : Banyak ekonom percaya bahwa masalahnya bisa dirunut pada interaksi antara kebijakan berdurasi-panjang dan kejutan baru. Kebijakan berdurasi-panjang adalah untuk memberikan keuntungan royal untuk penganggur. Kejutan baru adalah turunnya permintaan akan pekerja tak-terampil relatif terhadap pekerja terampil karena kemajuan teknologi. Apakah Anda tahu orang Eropa lebih mungkin menganggur daripada orang Amerika ? Dan, orang Eropa bekerja lebih sedikit.

C U Week Next