IMUNISASI Nur Auliyah F, S.ST.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Apakah Imunisasi itu ? Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Apakah tujuan dan gunanya ? Untuk.
Advertisements

Pengantar Bagian 6 Pekerjaan Responden dan Partisipasi dalam Perawatan Kesehatan Gambar: imagerymajestic | FreeDigitalPhotos.net 100% SDKI 2012 m.
Vaksin TT (Tetanus Toksoid)
Kuliah oleh dr. Yuani Setiawati Departemen Farmakologi Unair
PENYULUHAN IMUNISASI PADA BALITA
KULIAH VAKSIN & IMUNISASI Pertemuan ke 3
Apa itu polio? Polio merupakan penyakit yang disebabkan virus polio yang tergolong dalam Picornavirus. Suatu mikro organisme berukuran kecil, namun dapat.
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU
PROGRAM IMUNISASI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
PREVENTIVE PEDIATRI.
IMUNISASI Imunisasi : usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah.
IMUNISASI.
Oleh : Devi Octaviana, S.Si., M.Kes
PENYAKIT TROPIS & INFEKSI I
IMUNISASI “Bunda arif” Jl. Jatiwinangun No. 16 Purwokerto
KESEHATAN TENTANG DIARE.
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
Sistem Pertahanan Tubuh
Bag.Ilmu Kesehatan Anak RS.Hasan Sadikin/FK UNPAD Bandung
PERTUSIS.
Imunisasi dan vaksin kelompok 5 Astry Estiarini
CARA PENYUNTIKAN VAKSIN RABIES
MEMAHAMI JADWAL IMUNISASI BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST
YUSLIANA NAINGGOLAN, SPD, M.KES
DIFTERI Suharyo.
PERTUSIS Suharyo.
MEMAHAMI JADWAL IMUNISASII
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
IMUNISASI Ns. Arif Susila, SKep..
MEMAHAMI IMUNISASI KELOMPOK BERESIKO
VIRUS ??? By : Sri Wahyunisa. VIRUS ??? By : Sri Wahyunisa.
IMUNISASI.
ANALISA PD3I DENGAN CAKUPAN IMUNISASI DI PROVINSI SUMATERA UTARA
Oleh Dr. Nugroho Susanto
VARICELLA Ilmu Penyakit Menular.
Anamnesis dan pemeriksaan fisis sebelum imunisasi
APLIKASI SISTEM IMUN dr. Prategrini Purwendahsricahyaprihatin Sucifaalinda STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN NOPEMBER 2010.
Penyakit tetanus Tabita wahyu a.
DIFTERIa.
MEMAHAMI PEMBERIAN IMUNISASI PASIF PADA BAYI, BALITA & ANAK
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
Keterpaduan Surveilans AFP-Tetanus-Campak
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
POLIOMYELITIS Oleh: Dewi Rini Astuti Zega, SST
PROGRAM IMUNISASI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
IMUNISASI DASAR SESUAI PROGRAM PEMERINTAH
Bab 4 Aplikasi Praktis Imunologi bab 5 Antibodi monoklonal
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
PD3I, PENYEBAB DAN CONTOH VAKSIN
BAB 11 SISTEM IMUN.
IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
Vaksin Dr.Henny Saraswati, S.Si, M,Biomed.
KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) WINNIE TUNGGAL MUTIKA
IMUNISASI BY ROSA RAGA PADMI.
Imunisasi. Definisi Suatu upaya untuk meningkatkan atau menimbulkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat.
PERTUSIS Suharyo.
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
IMUNISASI TIM SIMULASI KDM.
POLIOMIELITIS (PENYAKIT POLIO)
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
IMUNISASI KHULUL AZMI.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
OLEH UMI KALSUM, A.Md.Keb. DEFENISI SUATU UPAYA UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN TERHADAP SUATU PENYAKIT DENGAN CARA MEMASUKKAN KUMAN ATAU BIBIT KUMAN YG TELAH.
7 Jadwal Pemberian Imunisasi yang Wajib pada si Kecil Baru lahir 0 hari s/d 7 hari Imunisasi HB 0 Imunisasi lanjutan DPT HB Hib dan campak 0 hari s/d 1bulan.
Cara Penyuntikan Imunisasi Oleh : dr. Diana. Suntikan Subcutan Arah jarum 45° terhadap kulit Cubit tebal untuk suntikan subcutan Tidak Perlu di Aspirasi.
Transcript presentasi:

IMUNISASI Nur Auliyah F, S.ST

Tujuan Mengetahui pentingnya imunisasi Immunisasi PPI dan Non PPI: jadwal, cara, dosis, kontraindikasi, efek samping

Pendahuluan Kematian dan kesakitan anak: Penyakit infeksi yang dapat dicegah dng imunisasi Tujuan : Individu : mencegah suatu penyakit tertentu/ mengurangi beratnya penyakit pada seseorang Global/ komunitas: Eliminasi : tetanus neonatorum Reduksi : campak Eradikasi: cacar, polio herd immunity: Cakupan yang tinggi  mengurangi transmisi Eradikasi: cakupan yang tinggi pada saat bersamaan  memutus transmisi; host nya hanya manusia

Aspek imunologi vaksinasi Kekebalan: Non spesifik: Kulit, air mata, asam lambung, urin, bersin dll Sel : makrofag, lekosit dll Spesifik: Pasif : tubuh tidak membentuk imunoglobolin, tidak berlangsung lama. Aktif : dibuat oleh tubuh setelah terpajan antigen, berlangsung lama karena ada sel memori Alamiah : sakit vaksinasi

Respon imun

Vaksinasi Respon imun dan memori mirip dengan infeksi alamiah, tetapi tanpa menimbulkan penyakit (tinggi imunogenitas, rendah reaktogenitas) Klasifikasi: Program: Pengembangan Program Imunisasi ( PPI ): Hep B, BCG, Anti Polio, DPT, Campak Non PPI: Hib, Hepatis A, MMR, Varicella Kandungan Antigen: Vaksin hidup yang dilemahkan ( BCG, OPV, Campak, MMR, Varicela, Typhoid oral) Vaksin inactive: Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel utuh, sebagian sel ( Hepatitis A, B, DPT, DPaT, Tipus inj, IPV, HiB)

Vaksin Hidup yang dilemahkan Harus replikasi Reaksi berat  penyakit alamiah Kontraindikasi : imunodefisiensi, kehamilan Respon imun serupa dengan infeksi alamiah Biasanya efektif dengan satu dosis Berinterferensi dengan antibodi Tidak stabil: rantai dingin, penanganan yang hati-hati

Vaksin inaktif Tidak dapat replikasi: aman pada pasien imunodefisiensi Tidak seefektif vaksin hidup Titer menurun : perlu boster Membutuhkan 3 –5 dosis Berinterferensi minimal dengan antibodi yang beredar

Aturan pemberian vaksin Penjelasan : tujuan, kemungkinan efek samping Cari kontraindikasi : meminimalkan efek samping : Cek list, antisipasi dan siapkan alat resusitasi Lihat jadwal, catch-up vaccination. Tehnik yang benar: dosis, tempat suntikan, tindakan aseptik, rantai dingin Pencatatan dan pelaporan : termasuk KIPI

Cek list/ quesioner Bagaimana kondisi anak hari ini Riwayat alergi ? Apakah ada efek samping berat pada imunisasi sebelumnya Apakah ada masalah dengan respon imun? , anggota keluarga ? Menerima transfusi darah, imunoglobulin Apakah vaksinasi virus hidup dalam 4 mgg Hamil / akan hamil Pernah kejang, problem / penyakit syaraf?

Kontraindikasi/precautions (umum) Permanent : Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya DPT : ensefalopati, syok, menangis terus menerus >3 jam, suhu > 40,50C dalam 48 jam, kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu Temporary: Vaksin hidup: kehamilan, penderita imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi imunoglobulin Menderita penyakit berat/ sedang

Bukan Kontraindikasi Penyakit ringan dengan/ tanpa demam ringan Reaksi ringan/ demam ringan setelah vaksinasi sebelumnya Dalam terapi antibiotika Terpapar penyakit, masa penyembuhan Kehamilan dalam keluarga Menyusui, malnutrisi, prematur Alergi terhadap bukan komponen vaksin  missed opportunity

Efek samping ( umum ) Bervariasi : ringan – berat, lokal – sistemik, segera – tertunda Lokal: Nyeri, bengkak, kemerahan tempat suntik Biasanya vaksin dgn adjuvant ( DPT< TT< DT ) Biasanya ringan , sembuh sendiri Sistemik: Demam, lesu, sakit kepala Vaksin hidup: gejala seperi infeksi alamiah, ringan, setelah inkubasi Apakah alergi terhadap komponen vaksin ? Lainnya ? Jarang, dapat diminimalkan dengan screening

Vaksinasi PPI (Program Pengembangan Imunisasi) Tuberkulosis (BCG) Hepatitis B DPT Polio Campak

Tuberkulosis (BCG) Vaksin hidup yg dilemahkan dari Mycobacterium bovis Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari langsung, disimpan pada suhu 2-80C Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 3 jam Tidak diberikan pada pasien imunokompromise Tidak mencegah infeksi TBC → mengurangi risiko TBC berat (meningitis TB, TB milier)

BCG lanjutan... Diberikan pada usia < 2 bln Bila diberikan pada usia >3 bln →lakukan uji tuberkulin dahulu Pemberian: m. deltoideus kanan, intrakutan Dosis bayi: 0,05ml; anak: 0,1ml Dosis ulangan tidak dianjurkan

BCG lanjutan... KIPI: Limfadenitis supuratif di aksila atau di leher BCG-itis Kontraindikasi: Reaksi uji tuberkulin >5mm Imunokompromise, infeksi HIV, sedang mendapat tx imunosupresif Gizi buruk Kehamilan

Hepatitis B Penyebab: virus Hepatitis B Pemberian: intramuskuler di paha anterolateral (bukan di bokong) Vaksin yang beredar di Indonesia: Uniject, Engerix Reaksi KIPI: demam, nyeri & bengkak di tempat penyuntikan Kontraindikasi absolut: - Diberikan sebanyak 3 dosis Diberikan segera setelah lahir. Jarak dosis 1 dan ke-2 adalah 1-2 bln, dosis ke-3: 6 bulan setelah dosis 1 (misal: usia 0, 1, 6 bln)

Imunoprofilaksi Hepatitis B pada bayi prematur dan BBLR Status ibu HBsAg positif BBL >2000 g BBL < 2000 g Vaksin HepB + HBIg (dalam usia 12 jam) Imunisasi 3 dosis pada 0, 1, 6 bl usia kronologis Periksa anti-HBs dan HBsAg pada usia 9-15 bln Imunisasi 4 dosis vaksin pada 0,1,2-3, dan 6 bl usia kronologis

Imunoprofilaksi Hepatitis B pada bayi prematur dan BBLR Status ibu HBsAg tidak diketahui BBL >2000 g BBL < 2000 g Vaksin HepB (dalam 12 jam) + HBIg (dalam usia 7 hari) Catatan: Periksa HBsAg ibu segera, bila positif HBIg segera diberikan Vaksin HepB +HBIg (dalam 12 jam) Periksa HBsAg ibu segera, bila tidak dapat dilakukan dalam 12 jam, berikan HBIg

Imunoprofilaksi Hepatitis B pada bayi prematur dan BBLR Status ibu HBsAg negatif BBL >2000 g BBL < 2000 g Berikan vaksin HepB saat lahir: 3 dosis pada umur 0-2, 1-4, dan 6-18 bl usia kronologis Vaksin HepB-1 dlm 30 hari usia kronologis, bila klinis stabil atau pada saat keluar dai RS sebelum 30 hari usia kronologis Imunisasi HepB dalam 3 dosis pada umur 0-2, 1-4, dan 6-18 bl usia kronologis

Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) Penyebab: toksin dari Corynebacterium diphteria Infeksi di nasofaring → toksin destruksi jaringan, terbentuk membran/selaput→ diabsorbsi aliran darah → seluruh tubuh Komplikasi: miokarditis, neuritis, kematian

Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) Batuk rejan / batuk 100 hari Penyebab: bakteri Bordatella pertussis Kuman menghasilkan toksin →gangguan aliran sekret saluran napas →pneumonia Gejala timbul akibat penumpukan lendir di saluran napas: batuk paroksismal tanpa inspirasi, diakhiri bunyi ‘whoop’, muntah, sianosis Komplikasi: pneumonia, kejang, ensefalopati, dehidrasi, perdarahan konjungtiva

Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) Penyebab: Clostridium tetani Kuman tidak bisa hidup di lingkungan beroksigen Terdapat pada: kotoran dan debu jalanan, usus dan tinja kuda, domba, anjing, kucing, tikus Luka→ kuman masuk → suasana anaerob → penyebaran lewat darah → menempel pada reseptor saraf Gejala: kejang-kejang, gangguan sistem saraf otonom Komplikasi: laringospasme, pneumonia, kematian

DTaP atau DTwP DTaP (vaksin DTP dengan komponen acelluler pertusis) DTwP (vaksin DTP dengan komponen whole cell pertusis) Mulai diberikan sejak umur 2 bln (tidak boleh diberikan sebelum umur 6 mgg), interval 4-6 mgg DTP dasar diberikan 3 kali: usia 2, 3, 4 bln DTP ulangan (DTP4) diberikan 1 th setelah DTP1: yaitu usia 18-24 bln DTP5 diberikan saat umur 5 th (saat masuk SD) DTP6 diberikan saat umur 12 th

DTaP atau DTwP Dosis 0,5 ml, intramuskuler KIPI: Kontraindikasi: Reaksi lokal kemerahan, bengkak, nyeri pd lokasi injeksi Demam, ringan – hiperpireksi Iritabel, menangis terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan Kejang Hypotonic-hyporesponsive Ensefalopati, reaksi anafilaksis →reaksi ikutan paling serius Kontraindikasi: Riwayat anafilaksis Ensefalopati pd pemberian sebelumnya KIPI lain pada pemberian sebelumnya

POLIOMIELITIS (POLIO) Disebabkan: virus polio termasuk famili Picornaviridae Infeksi terjadi diseluruh dunia Gejala: 95% subklinis (asimptomatis), iritabel, kaku kuduk, kaku punggung dan kaki, paralisis (lumpuh layu) Program eradikasi polio (ERAPO) global, di Indonesia: Meningkatkan cakupan imunisasi OPV Melaksanakan PIN Surveilans AFP (acute flaccid paralysis)

OPV (oral polio vaccine) Vaksin dari virus polio hidup yang sudah dilemahkan, oral OPV-1 diberikan sejak lahir Dosis: 2 tetes oral Diberikan di RS/RB pada saat sebelum pulang 3 dosis berikutnya diberikan dengan jarak interval 1-2 bulan KIPI: pusing, diare ringan, nyeri otot, VAPP, VDPV VAPP= vaccine associated polio paralytic VDPV= vaccine derived polio virus

IPV (inactivated poliomyelytis vaccine) Vaksin polio inactivated Dosis: 0,5 ml, sub kutan Diberikan 3 kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan

OPV Keuntungan Kerugian Mendapat imunitas humoral dan lokal Imunitas mukosa usus Pemberian mudah Murah Herd immunity Contact immunity Kerugian Risiko VAPP, VDPV Kontraindikasi pada imunokompromise Gagal imunisasi (pada diare, muntah) Perlu cold chain

IPV Keuntungan Kerugian Tidak ada risiko terjadi VAPP dan VDPV Imunitas konstan, tinggi, menetap Direkomendasikan untuk pasien imunokompromise Termostabil Menimbulkan herd immunity Kerugian Imunitas intestinal sedang Tidak ada contact immunity Mahal

CAMPAK Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan Diberikan umur 9 bln Dosis: 0,5 ml; subkutan dalam Dosis ulangan pada umur 5-6 th (program BIAS) KIPI: Demam tidak tinggi Ruam Gangguan sistem saraf pusat: ensefalitis atau ensefalopati Kontraindikasi: Demam tinggi Pengobatan imunosupresi Ibu hamil Riwayat alergi

Vaksinasi non-PPI MMR HiB Varicella Typhoid

MMR Measles, Mumps, Rubela Vaksin dari virus hidup Dosis: 0,5 ml, subkutan dalam, intramuskuler Jarak: 6 bln dari campak (usia 15 bln), diulang usia 10-12 tahun Kontraindikasi: pada anak imunokompromise, wanita hamil KIPI: demam, rash

Haemophyllus influenza tipe B (HiB) Mencegah meningitis, pneumonia Merupakan vaksin konjugasi: PRP-OMP: konjugasi dg protein Neisseria meningitidis PRP-T : konjugasi dg toksoid tetanus Vaksin HiB diberikan sejak umur 2 bulan, diberikan 3 kali dg jarak 2 bulan Diberikan pada usia: 2, 4, 6 bln, ulangan pada usia 18 bln Bila suntikan awal: usia 6-1 th →diberikan 2x Bila suntikan awal >1 th →diberikan 1x

VARISELA Untuk mencegah varisela (cacar air) Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan Diberikan mulai usia 5 tahun, atau atas permintaan orang tua Dosis: 0,5 ml subkutan

TYPHOID Ada 2 jenis vaksin tifoid: Vaksin tifoid oral: vaksin tifoid oral: vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan Vaksin polisakarida: polisakarida Vaksin tifoid oral: Kemasan bentuk kapsul Untuk anak usia >6 tahun Diulang setiap 5 tahun Vaksin tifoid polisakarida: Dosis: 0,5 ml, subkutan dalam, intramuskuler Diulang setiap 3 tahun

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun waktu 1 bln setelah imunisasi Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi Klasifikasi lapangan (WHO, 1999): Reaksi vaksin Kesalahan program / teknik pelaksanaan imunisasi Reaksi suntikan Kebetulan Tidak diketahui

KIPI yang perlu dilaporkan Dalam 24 jam Anafilaktoid Teriak-teriak > 3 jam Sindrom syok toksik Anafilaksis Hipotonik-hiporesponsif Dalam 5 hari Reaksi lokal hebat Abses di daerah suntikan Sepsis Dalam 15 hari Kejang Ensefalopati Dalam 1-3 bulan Lumpuh layu Trombositopenia 1-12 bln pasca BCG Limfadenitis Osteomielitis Infeksi BCG disseminata Tidak terbatas waktu Kematian, rawat inap, kejadian yang langka dan berat, yang diperkirakan berkaitan dengan imunisasi

Pencegahan terjadinya KIPI Mencegah KIPI akibat reaksi vaksin: Memperhatikan indikasi kontra Orangtua diajarkan menangani reaksi vaksin yang ringan & dianjurkan segera kembali apabila ada reaksi yg mencemaskan Mengenal dan dapat mengatasi reaksi anafilaksis Sesuaikan dengan reaksi ringan/berat yg terjadi atau harus dirujuk ke RS dg fasilitas lengkap

Pencegahan terjadinya KIPI Mencegah KIPI akibat program error: Gunakan alat suntik disposibel Gunakan pelarut vaksin yang sudah disediakan oleh produsen vaksin Vaksin yg sudah dilarutkan harus segera dibuang Dalam lemari pendingin tidak boleh ada obat lain selain vaksin Program error dilacak, agar tidak terulang kesalahan yang sama

Terima kasih