Kasus Newmont, Ditinjau dari Perspektif Otonomi Daerah & Desentralisasi Fiskal Robert A. Simanjuntak Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
D. Pertanggungjawaban APBN dan APBD
Advertisements

UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0
BULETIN TEKNIS NO. 06 AKUNTANSI PIUTANG
“Desentralisasi Fiskal” di Indonesia 24 Juli 2012.
DANA PERIMBANGAN DANA ALOKASI DANA ALOKASI UMUM/DAU KHUSUS/DAK
Pendapatan Asli Daerah; Potensi yang Terabaikan
Economic Recovery Seminar Series Banda Aceh, 31 Januari, 2007
MAPEL : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PELUANG PEMBIAYAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH
Hubungan Keuangan Pusat – Daerah Oleh: Dr. Roy V. Salomo, M.Soc.Sc.
Otonomi Daerah.
Staf Ahli Rektor UNS Solo Bidang Keuangan dan Manajemen
ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
FUNDAMENTAL EKONOMI LOKAL
A. Pengertian APBN dan APBD 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
SUMBER-SUMBER KEUANGAN DAERAH
Akuntasi Sektor Publik Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Daerah
PETA FISKAL DAERAH SECARA NASIONAL TAHUN DAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL DALAM RAPBN 2008 DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA DENGAN PAH IV DEWAN.
SUB DIREKTORAT STATISTIK KEUANGAN PADA DIREKTORAT STATISTIK KEUANGAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PARIWISATA.
BEBY NUR RIFQI, PENGARUH ASPEK PENERIMAAN DALAM DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN (STUDI KASUS DELAPAN KABUPATEN.
Elemen (unsur-unsur) Daerah Otonom
Dana Alokasi Umum (DAU) didiksusetyo didiksusetyo.
DESENTRALISASI FISKAL Politik dan Perubahan Kebijakan
RASIO KEUANGAN KOTA SURABAYA
DANA PERIMBANGAN DANA ALOKASI DANA ALOKASI UMUM/DAU KHUSUS/DAK
REVIEW ON PUBLIC FINANCE
MATA KULIAH KEBIJAKAN FISKAL
Disampaikan dalam rangka BENCHMARKING DIKLATPIM III
PETA KOMPETENSI 4 Dapat menjelaskan peran BUMN dan BUMD sebagai sumber penerimaan publik 5 Dapat menjelaskan administrasi perpajakan 6 Dapat menganalisis.
SAMBUTAN SEKRETARIS DAERAH KOTA SURAKARTA
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Musrenbang Provinsi Jawa Timur
MODUL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH
RENCANA PEMBIAYAAN.
Otonomi Daerah.
OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DAERAH OLEH : DEDY ARFIYANTO , SE.MM
APBN DAN APBD Oleh : ALAN NUR’ALIM XI IPS 4 Editor:
Pertemuan 3 Pola Hubungan Keuangan
DANA PERIMBANGAN (1) (DANA BAGI HASIL PBB, BPHTB)
OTONOMI DAERAH.
DANA ALOKASI KHUSUS 2008 “Kebijakan dan Mekanisme Alokasi”
Hubungan Keuangan Pemerintah & Daerah
KEUANGAN DAERAH Keuangan daerah berperan penting dalam mengukur kemampuan daerah secara nyata dalam melaksanakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung.
DANA BAGI HASIL PBB & BPHTB
RUANG LINGKUP PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH (Pertemuan ke 3)
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1 DINAR GIRINDIAWATI SMA N 1 UNGARAN.
Kebijakan Fiskal Indonesia
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1 DRS. TRI NARDONO SMA N 1 DEPOK
Pengantar Pendapatan Daerah
Matkul: AKPD Pertemuan 13:
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara
Forum Gabungan SKPD Tahun 2016
Pertemuan 3 Pola Hubungan Keuangan
Pertemuan 9 DANA ALOKASI UMUM) Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
HUBUNGAN PUSAT-DAERAH BIDANG KEUANGAN
APBN DAN APBD Untuk SMA KELAS XI Semester 1 Ricky Cahyo Pamungkas
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1.
MEKANISME PENYEIMBANGAN KETIMPANGAN KEMAMPUAN FISKAL
Perkenalkan Kami: Danang (8) Aisyah (2) Ariella (5) Hanna (16) Ismi
PERTEMUAN 6.
Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Deskripsi Penerimaan Kabupaten Pacitan
Pengantar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
PERHITUNGAN ALOKASI DAU 2018
START TO PRESENTATION.
APBN DAN APBD KELAS XI Semester 1 DRS. TRI NARDONO SMA N 1 DEPOK
BP2D PROVINSI JAWA BARAT
Transcript presentasi:

Kasus Newmont, Ditinjau dari Perspektif Otonomi Daerah & Desentralisasi Fiskal Robert A. Simanjuntak Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sumber Penerimaan Daerah  PAD  untuk Kab/Kota hanya rata-rata 7%  Ketimpangan Vertikal & Horizontal  Dana Bagi Hasil (DBH)  mengurangi Ketimpangan Vertikal  meningkatkan Ketimpangan Horizontal  Dana Alokasi Umum (DAU)  mengurangi Ketimpangan Horizontal  Dana Alokasi Khusus (DAK)  Pinjaman Daerah 2

Pajak yang Dapat Dibagihasilkan  Penerimaannya elastis terhadap (tumbuh seiring dengan) pertumbuhan ekonomi  Potensi basis pajaknya relatif merata antardaerah  Lokasi tax collection kurang lebih sama dengan lokasi tax incidence  Obyek pajak merupakan kepemilikan nasional  Penerimaannya tidak bersifat ad hoc dan/atau distortif terhadap kegiatan perekonomian 3

SDA yang Dapat Dibagihasilkan  SDA yang tidak terbarukan (non-renewable)  SDA dengan PNBP yang jelas dan potensial  Komponen yang dibagihasilkan teridentifikasi dengan baik  Daerah dan periode pemungutan teridentifikasi dengan baik  Eksternalitas negatif dari kegiatan eksplorasi dapat teridentifikasi dengan baik lokasinya  Basis pajaknya memiliki lokasi yang spesifik 4

Otonomi Daerah dan Pelayanan Publik  Esensi Otonomi Daerah  “mendekatkan pemerintah kepada masyarakat”  Beberapa hasil penelitian tentang kaitan Desentralisasi dengan Pembangunan Ekonomi dan Kualitas Layanan Publik  Kesimpulannya Ambigu, bahkan untuk beberapa aspek Cenderung Memburuk.  Beberapa Isu yang mendominasi: Perebutan sumber- sumber penerimaan, Pilkada, Pemekaran, dll. 5

Dana Perimbangan ke NTB, Sumbawa dan Sumbawa Barat ( Rp Milyar) DAUDBH-PDBH-SDA NTB554,43573,40646,6766,75108,45121,3215,1126,6122,42 Sumbawa424,69436,35496,1626,7835,3537,364,236,916,26 Sumbawa Barat 173,46181,74214,9342,4944,4048,9930,4353,2444,98 Rata2 Provinsi Rata2 Kab/Kota 6

DAU dan DBH per kapita (Rp) Provinsi NTB Rata-rata Provinsi SumbawaSumbawa Barat Rata-rata Kabupaten DAU/pop131,53784,8131,089,1721,656,104635,380 DBH/pop26,734104,68293,801768,412181,277 7

8