SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
Advertisements

PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN
Disampaikan pada Diklat PPAKP 2012
1 MODUL PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Oktober 2007.
PSAP NO. 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
1 PSAP NO. 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Agustus 2007.
PEDOMAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES
Universitas Sriwijaya
PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
1 PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN. PERSEDIAAN Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan.
PEDOMAN AKUNTANSI PERSEDIAAN
Direktorat Akuntansi & Pelaporan Keuangan
BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
PSAP NO. 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Aplikasi PPAKP MANAJERIAL 2013 |
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH 2013
BAGAN PERKIRAAN STANDAR (PMK No 13/PMK.06/2005)
Perdirjen Perbendaharaan No. PER-69/PB/2006
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
APLIKASI SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA
MANAGEMENT PENGELOLAAN BMN (Khusus BMN yang Bersumber dari Pengadaan
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DALAM TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 403/KMK.06/2013
Buletin Teknis sap NO. 11 TENTANG AKUNTANSI ASET TIDAK BERWUJUD
1 PSAP NO. 07 AKUNTANSI AKTIVA TETAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Juli 2006.
RUANG LINGKUP PSAP 07 PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan.
LATAR BELAKANG PENERAPAN PENYUSUTAN
Penyusunan Neraca Awal Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan
Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 09
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA
Peraturan Menteri Keuangan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Keuangan BLU ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian.
BULETIN TEKNIS NO. 05 AKUNTANSI PENYUSUTAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Keuangan TA 2011
PENGGOLONGAN KODEFIKASI
KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN
1 BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH Agustus 2007.
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
1 BULETIN TEKNIS NO. 04 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH Oktober 2007.
Buletin Teknis 11 Aset Tidak Berwujud
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
1 MODUL PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Agustus 2007.
PRESENTASI MULTIMEDIA APLIKASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN-03 SUDJANA-NIP: Kode Matakuliah : 4112 APLIKASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN-03.
PSAP NO 07 AKUNTANSI ASET TETAP
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PENILAIAN ASET BERBASIS AKRUAL
PEDOMAN AKUNTANSI PERSEDIAAN
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN PERMERINTAH DAERAH
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BELANJA PEMERINTAH
PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN
DIREKTORAT BARANG MILIK NEGARA
KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Disampaikan oleh : M. Erfin Fatoni,S.E., M. Acc
PSAP NO. 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PSAP NO. 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Manajemen Kekayaan Negara Materi PKTBT:
Penyusunan Neraca awal dan Jurnal Transaksi
PSAP NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN
PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA DAN KOTA KENDARI
SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
Penyusunan CaLK dan Format Pendukung LK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL.
Kegiatan Koordinasi Aset SD, SMP dan TK Negeri Pembina
IMPLEMENTASI PERMENDAGRI
Transcript presentasi:

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga

DASAR HUKUM Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Keputusan Menteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Peraturan Menteri Keuangan No.91PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar Peraturan Menteri Keuangan No. 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.

SIMAK-BMN adalah subsistem dari SAI yang merupakan rangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Barang Milik Negara Barang Milik Negara (BMN) meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Tidak termasuk dalam pengertian BMN: Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki BUMN/BUMD. (3) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.

Perolehan Lainnya yang sah : Hibah / sumbangan BMN dari pelaksanaan perjanjian/ kontrak BMN yang diperoleh berdasar ketentuan UU BMN yang diperoleh berdasar keputusan pengadilan

KERANGKA SAI SAI SAK SIMAK-BMN

Organisasi Akuntansi BMN K/L Tingkat Kementerian Negara/Lembaga Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) Tingkat Eselon 1 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1 (UAPPB-E1) Tingkat Wilayah Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W) Tingkat Satuan Kerja Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

ALUR SAI (KERANGKA UMUM) DEPKEU (BUN-PENGELOLA BARANG) Departemen UAPB UAPA Eselon 1 UAPPB-E1 UAPPA-E1 Koordinator Wilayah UAPPB-W UAPPA-W Satuan Kerja UAKPB UAKPA

BAGAN ARUS SIMAK-BMN DJKN Ditjen PBN UAPB UAPA UAPPB-E1 UAPPA-E1 UAPPB-W Kanwil DJKN Kanwil Diten PBN UAPPA-W UAKPB KPKNL KPPN UAKPA

Klasifikasi Barang Milik Negara (PMK 97/PMK.06/2007) BMN diklasifikasikan berdasarkan golongan, bidang, kelompok sub kelompok dan sub-sub kelompok barang Golongan Semakin Global/ Ringkas Semakin rinci/ detail Bidang Kelompok Sub Kelompok Sub–sub Kelompok

Barang Milik Negara

Registrasi BMN Kode Registrasi diterakan pada BMN terdiri dari Logo Departemen/Lembaga, Kode Lokasi + Tahun Perolehan dan Kode Barang + Nomor Urut Pendaftaran dengan susunan sbb: UAPB UAPPB-E1 UAPPB-W UAKPB UAPKPB Tahun Perolehan XXX . XX . XX. XXXXXX . XXX. XXXX X . XX . XX. XX . XXX. XXXXXX Nomor Urut Pendaftaran Sub-sub Kelompok Barang Sub Kelompok Barang Kelompok Barang Bidang Barang Golongan Barang

Kondisi BMN: Barang Bergerak Baik (B) Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik Rusak Ringan (RR) Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/komponen pokok. Rusak Berat (RB) Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis untuk diadakan perbaikan/rehabilitasi.

Kondisi BMN: Tanah Baik (B) Rusak Ringan (RR) Rusak Berat (RB) Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Rusak Ringan (RR) Apabila kondisi tanah tersebut karena sesuatu sebab tidak dapat dipergunakan dan/atau dimanfaatkan dan masih memerlukan pengolahan/perlakuan (misalnya pengeringan, pengurugan, perataan dan pemadatan) untuk dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukannya. Rusak Berat (RB) Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi dan sebagainya.

Kondisi BMN: Jalan & Jembatan Baik (B) Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik Rusak Ringan (RR) Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh namun memerlukan perbaikan ringan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Rusak Berat (RB) Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan tidak utuh/tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar.

Kondisi BMN: Bangunan Baik (B) Rusak Ringan (RR) Rusak Berat (RB) Apabila bangunan tersebut utuh dan tidak memerlukan perbaikan yang berarti kecuali pemeliharaan rutin. Rusak Ringan (RR) Apabila bangunan tersebut masih utuh, memerlukan pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan pada komponen-komponen bukan konstruksi utama. Rusak Berat (RB) Apabila bangunan tersebut tidak utuh dan tidak dapat dipergunakan lagi.

Mapping Klasifikasi BMN-PERSEDIAAN ke Bagan Akun Standar PMK 97/PMK.06/2007 PMK 91/PMK.05/2007 4.01.03.01 4.01.03.02 4.01.03.03 4.01.03.04 4.01.03.06 4.01.04.00 Alat Tulis Kantor Kertas dan Cover Bahan Cetak Bahan Komputer Alat Listrik Obat-obatan 115111 Barang Konsumsi 4.01.01.03 4.01.03.05 4.01.02.00 Bahan Peledak Perabot Kantor Suku Cadang 115112 115113 115114 Amunisi Bahan untuk Pemeliharaan 4.01.05.01.001 4.01.05.01.002 4.01.05.01.003 Pita Cukai, Materai, dan Leges Tanah dan Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat Hewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat 115121 115122 115123 Pita Cukai, Meterai dan leges

Mapping Klasifikasi BMN-PERSEDIAAN ke Bagan Akun Standar PMK 97/PMK.06/2007 PMK 91/PMK.06/2007 4.01.05.01.999 4.01.05.99.000 Persediaan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat lainnya. Persediaan untuk dijual/diserahkan lainnya 115124 115125 115126 115127 Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat Jalan, Irigasi, dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat Aset Tetap Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat Aset Lain-lain untuk diserahkan kepada Masyarakat

Mapping Klasifikasi BMN-PERSEDIAAN ke Bagan Akun Standar PMK 97/PMK.06/2007 PMK 91/PMK.05/2007 4.01.01.01 4.01.01.02 4.01.01.04 4.01.01.05 4.01.01.06 Bahan Bangunan dan Konstruksi Bahan Kimia Bahan Bakar dan Pelumas Bahan Baku Bahan Kimia Nuklir 115131 4.01.01.07 Barang dalam Proses 115132 Persediaan untuk tujuan Strategis/berjaga-jaga 115191 Persediaan untuk tujuan strategis/ berjaga-jaga 4.02.00.00 4.99 Barang tak Habis pakai Persediaan Lainnya 115192

Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun Neraca Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi,dan Jaringan Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap Lainnya 1.01—Tanah dengan biaya perolehan > Rp 1 Dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca

Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun Neraca Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi,dan Jaringan Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap Lainnya 2.01—Alat Besar 2.11—Alat Persenjataan 2.02—Alat Angkutan 2.12—Komputer 2.03—Alat Bengkel dan Alat Ukur 2.13—Alat Eksplorasi 2.04—Alat Pertanian 2.14—Alat Pemboran 2.05—Alat Kantor dan Rumah Tangga 2.15—Alat Produksi & Pemurnian 2.06—Alat Studio, Komunikasi dan 2.16—Alat Bantu Eksplorasi Pemancar 2.17—Alat Keselamatan Kerja 2.07—Alat Kedokteran dan Kesehatan 2.18—Alat Peraga 2.08—Alat Laboratorium 2.19—Unit Peralatan Proses Produksi biaya perolehan > Rp 300.000, yang diperoleh sebelum 1/1/2002, dan yang berasal dari transfer/hibah dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel

Mapping Klasifikasi BMN ke Akun Neraca Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi,dan Jaringan Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap Lainnya 1.06—Bangunan Gedung 1.08—Bangunan Menara 1.09—Rambu-rambu 1.10—Tugu Titik Kontrol/Pasti biaya perolehan > Rp 10.000.000, yang diperoleh sebelum 1/1/2002, dan yang berasal dari transfer/hibah dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel

Mapping Klasifikasi BMN dalam KMK 97/2007 ke Akun Neraca Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi,dan Jaringan Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap Lainnya 1.02—Jalan dan Jembatan 1.03—Bangunan Air 1.04—Instalasi 1.05—Jaringan dengan biaya perolahan > Rp 1

Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun Neraca Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi,dan Jaringan Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap Lainnya Golongan 5 Konstruksi Dalam Pengerjaan

Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun Neraca Aset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi,dan Jaringan Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Tetap Lainnya 2.09—Koleksi Perpustakaan/Buku 2.10—Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga 3.01—Hewan 3.02—Ikan 3.03—Tanaman dengan biaya perolehan > Rp 1 Intrakomptabel-Neraca Kecuali: untuk Peralatan Olah Raga yang diperoleh sejak 1 Januari 2002 > Rp 300.000,00 dan yang diperoleh dari pengalihan=Intrakomptabel -Neraca, di luar itu Ekstrakomptabel. yang diperoleh sebelum 1 Januari 2002

Kebijakan Akuntansi—Tanah Pengukuran Tanah dinilai dengan biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai Pengakuan Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah. Pengungkapan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya, Dasar penilaian yang digunakan, Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menurut jenis tanah yang menunjukkan: -Penambahan; -Pelepasan; -Mutasi Tanah lainnya.

Kebijakan Akuntansi—Peralatan dan Mesin Pengukuran Pembelian: harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Kontrak: nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan. Swakelola: biaya langsung (tenaga kerja dan bahan baku) dan biaya tidak langsung (biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut ). Pengakuan Non-donasi: diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut Donasi:diakui pada saat Peralatan dan Mesin tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah Pengungkapan Disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya, Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan, Pengembangan dan Penghapusan. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Peralatan dan Mesin.

Kebijakan Akuntansi—Jalan, Irigasi dan Jaringan Pengukuran Kontrak: biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama. Swakelola: biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama. Pengakuan Non-donasi: diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut Donasi:diakui pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah Pengungkapan Disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya, Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan, Pengembangan dan Penghapusan. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Jalan, Irigasi dan Jaringan.

Kebijakan Akuntansi—Aset Tetap Lainnya Pengakuan Non-donasi: diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut Donasi:diakui pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah Pengungkapan Disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya, Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan, Pengembangan dan Penghapusan. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Aset Tetap Lainnya. Pengukuran Kontrak: pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan. Swakelola: biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.

Kebijakan Akuntansi—Konstruksi dalam Pengerjaan Pengakuan Aset tersebut dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional pemerintah/ dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal dan masih dalam proses pengerjaan. Dipindahkan ke aset tetap setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. Pengukuran Swakelola: biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi dan biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi Kontrak: termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan dan pembayaran klaim kepada kontraktor/pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi. Pengungkapan Disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya, Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya; Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;Uang muka kerja yang diberikan; dan Retensi.

Kebijakan Akuntansi—Perolehan Aset Secara Gabungan Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Aset Bersejarah Karakteristik Aset Bersejarah Pengungkapan Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar; Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat pelepasannya untuk dijual; Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu berjalan walaupun kondisi fisiknya semakin menurun; Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk beberapa kasus dapat mencapai ratusan tahun. Pengungkapan Disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan tanpa nilai. Aset bersejarah yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan diperlakukan sebagaimana Aset Tetap pada umumnya. Aset Bersejarah 1.07 Monumen/Bangunan Bersejarah

Jenis Transaksi BMN Perolehan Perubahan Penghapusan Pembelian Transfer masuk Hibah Rampasan Penyelesaian Pembangunan Pembatalan Penghapusan Reklasifikasi Masuk Pelaksanaan Perjanjian/kontrak Perubahan Pengurangan kw/nilai Pengembangan Perubahan Kondisi Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Penghapusan Transfer Keluar Reklasifikasi Keluar Koreksi Pencatatan Hibah

Transaksi: Saldo Awal Saldo Awal Digunakan untuk menginput semua BMN yang telah dimiliki Satker sebelum tahun anggaran berjalan tetapi belum pernah diinput dalam aplikasi SIMAK-BMN.

Transaksi: Perolehan>>Pembelian Digunakan untuk menginput BMN yang diperoleh pada tahun berjalan melalui pembelian. Pembelian yang dilakukan pada tahun sebelum tahun anggaran berjalan tetapi belum diinput dalam SIMAK-BMN dibukukan sebagai saldo awal pada tahun berjalan.

Transaksi: Perolehan >> Transfer Masuk & Penghapusan >> Transfer Keluar PEMERINTAH PUSAT PB/KPB 1 PB/KPB 2

Transaksi: Perolehan >> Hibah & Penghapusan >> Hibah PIHAK III PEMERINTAH PUSAT PEMERITAH PUSAT Pihak III

Transaksi: Perolehan >> Rampasan Digunakan untuk menginput perolehan BMN yang berasal dari rampasan yang telah mendapatkan keputusan hukum tetap.

Transaksi: Perolehan >> Penyelesaian Pembangunan Digunakan untuk merekam perolehan BMN pada tahun berjalan atas aset yang dibangun lintas tahun anggaran Contoh: Bangunan Gedung Tempat Kerja mulai dibangun pada Agustus 2005. Pada 31 Desember 2005 bangunan tersebut belum selesai sehingga disajikan sebagai KDP di Neraca. 1 Februari 2006 Gedung tersebut telah selesai dan diserahterimakan dari kontraktor kepada Satker.

Transaksi: Perolehan >> Pembatalan Penghapusan Digunakan untuk megoreksi kesalahan dalam penghapusan BMN. Contoh: Pada 6/6/2006, P.C Unit dengan NUP 100 berdasarkan SK Penghapusan dihapuskan. Petugas akuntansi melakukan perekaman transaksi tersebut dalam jenis transaksi penghapusan untuk P.C Unit dengan NUP 25. Pada 8/7/2006 ditemukan kesalahan tersebut. Solusi: P.C Unit dengan NUP 25 direkam di Perolehan: Pembatalan Penghapusan, P.C Unit NUP 100 direkam di Penghapusan.

Transaksi: Perolehan >>Reklasifikasi Masuk Penghapusan >> Reklasifikasi Keluar So Awal, Pembelian; Hibah; Transfer Masuk; Rampasan Penghapusan Reklasifikasi Keluar 1010301005 Tanah Lapangan Sepak Bola 1010301005 Tanah Lapangan Sepak Bola Perolehan Reklasifikasi Masuk 1010104001 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah

Transaksi: Perubahan >> Pengurangan Kuantitas/Nilai Pengurangan kw/nilai Digunakan untuk merekam pengurangan nilai/kuantitas BMN. Contohnya: BMN Tanah yang terkena penggusuran

Transaksi: Perubahan >> Pengembangan Perolehan So Awal, Pembelian, Transfer Masuk, Hibah, Rampasan Perubahan Pengembangan 1060101001--Bangunan Gedung Kantor Permanen, NUP 1 1060101001--Bangunan Gedung Kantor Permanen, NUP 1 + Rp. 1 M Rp. 200 jt Rp. 1,2 M

Transaksi: Perubahan >> Perubahan Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat

Transaksi: Perubahan >> Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Dicatat: So. Awal Fakta: Tanah Bangunan Gedung Perpustakaan, 400 m2 Rp 120.000.000 Tanah Bangunan Gedung Perpustakaan, 410 m2 Rp 123.000.000 Perolehan: Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Tanah Bangunan Gedung Perpustakaan, 400 m2 Rp 120.000.000

Transaksi: Penghapusan >> Penghapusan SK Penghapusan Perolehan Penghapusan >> Penghapusan P.C Unit NUP 10 biaya perolehan Rp 4 jt P.C Unit NUP 10

Transaksi: Penghapusan >> Koreksi Pencatatan So. Awal/Perolehan Aktual: Satker X memiliki 5 Sepeda Motor Direkam 6 Sepeda Motor Penghapusan >> Koreksi Pencatatan Direkam 1 Sepeda Motor

Proses Pengolahan Data BMN BAST Output Bukti Kepemilikan Laporan BMN SPM/SP2D Buku Inventaris Faktur Pembelian Lap. Kondisi Barang Kuitansi Proses DIR SK Penghapusan KIB Inputing Verifikasi Pencetakan DIL DS lainnya yang sah Lap. Brg. Bersejarah Input ADK

Alur akuntansi BMN SAKPB A Persediaan B KDP C BMN Bersejarah BMN D Kartu Persediaan Kartu Persediaan Laporan BMN Persediaan - Rincian Persediaan Tanah - Rincian Tanah Peralatan dan Mesin Rincian Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan - Rincian Gedung dan Bangunan Jalan Irigasi dan Jaringan - Rincian Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya - Rincian Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Aset Lainnya - Rincian BMN RB Kartu Persediaan B KDP Kartu KDP Kartu KDP Kartu KDP Buku Barang Bersejarah C BMN Bersejarah Buku Barang Bersejarah Buku Barang Bersejarah BMN SAPPB-W/E1 I Tanah, Gedung, Alat Angkut Bermotor, Senjata Api KIB KIB KIB SAKPB SAKPA DIR II Non I: berada di dlm ruangan DIR DIR CRBMN DIL DIL III Non I dan II DIL Laporan Kondisi Barang Memenuhi syarat kapitalisasi BI Intrakomtabel D Non A, B, dan C BI Intrakomtabel LBMN Intrakomtabel BI Intrakomtabel LBMN Gabungan Tidak memenuhi syarat kapitalisasi BI Ekstrakomtabel BI Ekstrakomtabel LBMN Ekstrakomtabel BI Ekstrakomtabel

Terima kasih