PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Taman Kanak-Kanak
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Sosialisasi KTSP PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 NOMOR 23 TAHUN 2006Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN.
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang
PEMBELAJARAN TEMATIK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
PERENCANAAN PENGAJARAN SEJARAH
Tugas keprofesian untuk Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Adriy.weebly.com.
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
PROGRAM PAUD.
Namo Buddhaya.
KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA.
Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama
SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Keberhasilan belajar dan mengajar
Konsep Dasar PKM & Penyelenggaraannya
GURU Guru : pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta.
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA DI SD PERTEMUAN 13
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
Namo Buddhaya.
Pelaksanaan Pendidikan Berdasarkan UUSPN 20 Tahun2003
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
SEKOLAH MENYENANGKAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS, DAN TEMATIK TERPADU
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PERENCANAAN PENGAJARAN SEJARAH
MENGEMBANGKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS.
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) PPT
APLIKASI PENELITIAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pengembangan Kurikulum dalam Penulisan
SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL
PANDUAN PENYUSUNAN RPP
UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
UNDANG–UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Undang Undang Sisdiknas no. 20 Tahun 2003
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) PPT
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
SOSIALISASI PAUD TPA Tunas Bangsa
SILABUS SMK NEGERI I SINGKAWANG
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
profil guru yang ideal dengan pendekatan psikologis
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
UNGGUL DALAM PRESTASI AKADEMIK UNGGUL DALAM PRESTASI NON AKADEMIK UNGGUL DALAM PENCAPAIAN HASIL NILAI UJIAN NASIONAL UNGGUL DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME.
Sosialisasi KTSP Departemen Pendidikan Nasional Sosialisasi KTSP UNDANG–UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
Transcript presentasi:

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD OLEH : IKA BUDI MARYATUN

APA ITU KURIKULUM (menurut DAP) Rencana kegiatan yang berisi pengembangan seluruh area perkembangan anak : fisik, emosional, bahasa, seni, dan kognitif Mencakup bahasan yang luas meliputi seluruh disiplin ilmu : sosial, intelektual, dan konsep diri anak Dibangun atas pengetahuan yang sudah siap dipelajari dan dilaksanakan anak (aktivitas pengetahuan utama) untuk menghubungkan pengetahuan mereka dan menerima konsep serta keterampilan baru

APA ITU KURIKULUM (lanjutan 2) Menggunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk membantu anak memecahkan masalah yang dihadapi, membuat hubungan yang bermakna dan memberi kesempatan untuk menggali perkembangan konseptual Mengembangkan pengetahuan & pemahaman; proses; dan keterampilan untuk digunakan dan diterapkan serta untuk mempelajari pengetahuan Berisi pengembangan intelektual, penemuan inti pembelajaran, dan alat penerimaan ilmu yang berbeda sesuai dengan gaya belajar anak

APA ITU KURIKULUM (lanjutan 3) Memberi kesempatan anak untuk mengembangkan budaya dan bahasa keluarganya sambil mengembangkan kemampuan dalam bersosialisasi dengan budaya dan bahasa di sekitarnya Berisi tujuan yang realistik dan dapat dicapai oleh sebagian besar anak pada usianya Menggunakan teknologi dan bersifat filosofis dalam proses pembelajaran

APA ITU KURIKULUM (lanjutan 4) Seperangkat rencana program pendidikan Berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar Diprogram, direncanakan, dan dirancang secara sistematik atas dasar norma yang berlaku Pengaturan cara yang digunakan Dijadikan pedoman pembelajaran

Kurikulum CORE HIDDEN INTI TERSEMBU-NYI Direncanakan secara terstruktur Kurikulum Tidak direncanakan secara terstruktur TERSEMBU-NYI HIDDEN

FUNGSI KURIKULUM Bagi Penulis, acuan dalam membuat bahan ajar Bagi Guru, acuan dalam membuat persiapan dan pelaksanaan pembelajaran Bagi Kepala Sekolah, acuan dalam melaksanakan supervisi pelaksanaan kurikulum Bagi Masyarakat, acuan dalam menentukan kebutuhan output sekolah

SIKLUS PERENCANAAN KURIKULUM 1. Pengamatan yang teratur untuk mempelajari individu anak dan kelompok/kelas 5. Melaksanakan perencanaan dengan baik dan menambah pemikiran baru 2. Menilai hubungan masing-masing anak sebelum merumuskan tujuan 4. Menentukan strategi, bahan, dan pengalaman yang akan diberikan pada anak untuk mencapai tujuan pembelajaran 3. Mempelajari minat, pengalaman, dan pertanyaan anak

MENU PEMBELAJARAN GENERIK OLEH : IKA BUDI MARYATUN

PENGERTIAN : 1. acuan Menu pembelajaran pada paud Seperangkat rencana Seperangkat pengaturan kegiatan pengembangan dan pendidikan Dirancang sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan

2. Menu pembelajaran generik Program pendidikan Untuk anak usia dini Dilaksanakan secara holistik Dapat digunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program

Tujuan acuan menu pembelajaran generik Umum Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini Sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

Khusus : Anak mampu Melakukan ibadah, mengenal ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Mengelola ketrampilan tubuh, termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca indra). Menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar.

Berpikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab akibat. Mengenal lingkungan alam & sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta mengembangkan konsep diri dan kontrol diri. peka terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Menolong diri sendiri, mengembangkan keterampilan hidup, serta sikap positif terhadap belajar

Fungsi acuan menu pembelajaran generik Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini Pada berbagai jenis lembaga pengembangan anak usia dini pada PAUD

Pendekatan Pelaksanaan Menu Pembelajaran Berorientasi pada kebutuhan anak Layanan pendidikan, kesehatan & gizi Belajar melalui bermain Bermain bereksplorasi, menemukan & memanfaatkan benda-benda sekitar Kreatif & inovatif Mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir kritis, menemukan hal baru Lingkungan yang kondusif Perhatikan keamanan & kenyaman anak

Menggunakan pembelajaran terpadu Pembelajaran bermakna dengan mengenalkan berbagai konsep pada anak Mengenmbangkan keterampilan hidup Pembiasaan mandiri, disiplin, bersosialisasi, keterampilan diri Menggunakan berbagai media & sumber belajar Dari alam atau sengaja disiapkan

Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak ciri-cirinya : Anak terpenuhi kebutuhan fisiknya, merasa aman & tentram secara psikologis Pembelajaran berulang Belajar emlalui interaksi sosial Minat belajar melalui minat & keingintahuan Memperhatikan perbedaan individu Sederhana ke rumit dsb Stimulasi terpadu Dalam satu kegiatan dikembangkan beberapa aspek sekaligus.

PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN 2009

PAUD FORMAL : TK/RA NONFORMAL : TPA & KB INFORMAL

STANDAR PAUD STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR ISI, PROSES, DAN PENILAIAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA, PENGELOLAAN, DAN PEMBIAYAAN

STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN Kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (0-6 Tahun) Aktualisasi potensi semua aspek perkembangan bukan pada pencapaian kecakapan akademik Aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional

Pengelompokkan Usia Anak Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia: 3 - < 6 bulan 6 - < 9 bulan 9 - < 12 bulan 12 - < 18 bulan 18 - < 24 bulan Tahap usia 2 – < 4 tahun, terdiri atas kelompok usia: 2 – < 3 tahun 3 – < 4 tahun Tahap usia 4 – ≤ 6 tahun, terdiri atas kelompok usia : 4 – < 5 tahun 5 – ≤ 6 tahun

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi : guru, guru pendamping, Pengasuh tenaga kependidikan

Pendidik Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas : merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik Bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal Formal terdiri dari guru dan guru pendamping; Pendidik PAUD nonformal terdiri dari guru, guru pendamping, dan pengasuh

Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan : administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada lembaga PAUD PAUD Formal terdiri dari Pengawas, Kepala TK/RA, Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan PAUD Nonformal terdiri dari Penilik, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan

STANDAR ISI, PROSES, DAN PENILAIAN Meliputi : struktur program, alokasi waktu, perencanaan, pelaksanaan, penilaian dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu s esuai dengan tingkat perkembangan, bakat/minat dan kebutuhan anak Mempertimbangkan potensi dan kondisi setempat

Standar Isi Struktur meliputi : Bentuk Kegiatan Layanan Alokasi waktu bidang pengembangan pembentukan perilaku bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan Bentuk Kegiatan Layanan Alokasi waktu Rombongan belajar : 4.2.1 Kelompok usia 0 - <1 tahun 1 : 4 anak; 4.2.2 Kelompok usia 1 - <2 tahun 1 : 6 anak; 4.2.3 Kelompok usia 2 - <3 tahun 1 : 8 anak; 4.2.4 Kelompok usia 3 - <4 tahun 1 : 10 anak; 4.2.5 Kelompok usia 4 - <5 tahun 1 : 12 anak; 4.2.6 Kelompok usia 5 - ≤6 tahun 1 : 15 anak. Kalender Pendidikan

Standar Proses Perencanaan: Pengembangan Rencana Pembelajaran, Prinsip-prinsip, Pengorganisasian Pelaksanaan : Penataan Lingkungan Main, Pengorganisasian Kegiatan,

Standar Penilaian Teknik Penilaian : Pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan/dialog, laporan orang tua, dokumentasi hasil karya anak (portofolio), deskripsi profil anak

Lanjutan Standar Penilaian Lingkup Proses Pengelolaan hasil Tindak lanjut

STANDAR SARANA DAN PRASARANA, PENGELOLAAN, DAN PEMBIAYAAN Meliputi : jenis, kelengkapan, kualitas fasilitas yang digunakan dalam menyelenggarakan proses penyelenggaraan PAUD

DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) OLEH : Ika Budi Maryatun

LATAR BELAKANG Kata DAP dicetuskan oleh NAEYC (National Association for the Education of Young Children) pada tahun 1998 NAEYC lahir dari Dep Pendidikan USA untuk merumuskan kurikulum dan program yang sesuai dgn AUD Keberhasilan sosialisasi NAEYC tentang kurikulum untuk PAUD karena DAP memberikan panduan pembelajaran berdasarkan jenjang usia anak

PENGERTIAN Perencanaan yang bermakna dan sesuai dengan perkembangan anak sebagai penerapan pengetahuan mengenai perkembangan anak dalam lembaga PAUD Program pembelajaran yang direncanakan untuk AUD berdasarkan pengetahuan mengenai perkembangan anak DAP berdasarkan pada pertimbangan data dan kenyataan tentang anak

12 Prinsip Dasar DAP Seluruh aspek perkembangan anak saling terkait satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi. Perkembangan memiliki urutan yang runtut. Setiap anak memiliki proses perkembangan yang berbeda. Pengalaman sebelumnya mempengaruhi perkembangan

Lanjutan Prinsip Dasar DAP Proses perkembangan sesuatu yang dapat diperkirakan menuju ke arah yang lebih kompleks, terorganisasi dan terinternalisasi. Perkembangan dan pembelajaran dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial yang beragam. Anak sebagai pebelajar aktif Perkembangan dan pembelajaran dipengaruhi kematangan secara biologis dan lingkungan

Lanjutan Prinsip Dasar DAP Bermain sebagai alat bagi anak dalam menunjukan tahap perkembangannya. Perkembangan anak akan lebih meningkat, jika anak diberikan kesempatan untuk melatih keterampilan yang baru dan meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliknya sekarang.

Lanjutan Prinsip Dasar DAP Anak memiliki beragam cara untuk belajar dan mencari tahu serta memiliki berbagai cara untuk menunjukan apa yang diketahuinya. Anak akan lebih mudah belajar jika anak merasa merasa aman dan nyaman.

PENDEKATAN-PENDEKATAN PAUD OLEH : IKA BUDI MARYATUN (Adapted From NEST)

1. MONTESSORI Dikembangkan Oleh Maria Motessori (1870 – 1957) Awalnya diperuntukan bagi ABK Bertujuan mengoptimalkan seluruh kemampuan anak melalui stimulasi yang dipersiapkan Setiap anak memiliki keunikan

Masa peka (sensitive period) Keunikan setiap anak : Masa peka (sensitive period) Lahir – 6 th : masa eksplorasi sensoris Menciptakan pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman sensoris Usia 6-12 tahun : eksplorasi konsep Mengembangkan kekuatan berpikir abstrak dan imajinasi Usia 12-18 tahun : eksplorasi humanistik Memahami posisi di masyarakat dan tahu cara berkontribusi pada dunia Usia 18-24 tahun : eksplorasi khusus Menemukan keberadaan diri bagian dari dunianya

Daya serap pikiran (absorbent mind) Anak belajar secara tidak sadar dari lingkungannya Anak sudah memiliki kemampuan, langkah dan irama belajar sendiri-sendiri dalam dirinya Anak mampu mengembangkan konsentrasi, disiplin diri, namun memerlukan lingkungan yang dapat mendukungnya Pada masa perkembangan awal, anak berkembang melalui pengalaman sensori bukan karena imajinasinya

Komponen kunci penerapan Montessori : Para pendidik dilatih secara khusus tentang filosofi dan metode Montessori. Terjalin kemitraan dengan orangtua. Kelas merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari beragam usia. Bermacam-macam bahan dan pengalaman pembelajaran Montessori diberikan kepada anak secara cermat dan berurutan sesuai kebutuhan anak. Penjadwalan yang teratur yang memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat dalam pemecahan masalah dan terlibat secara mendalam dalam pembelajaran. Suasana kelas mendorong interaksi sosial yang mendukung pembelajaran kooperatif.

Kurikulum dan kegiatan : Materi sensorial Anak berlatih memperluas dan memperhalus persepsi sensorinya Materi yang digunakan adalah alat-alat yang mengandung konsep tentang ukuran, bentuk, warna, suara, tekstur, bau, berat ringan Materi konseptual Merupakan bahan-bahan konkret untuk melatih anak membaca, menulis, matematika dan pengetahuan sosial 3. Materi kehidupan praktis (sehari-hari) Pembelajaran yang diberikan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari menyapu lantai, mencuci piring, menyiram tanaman, mengancingkan baju

2. BANK STREET Dikembangkan Oleh Lucy Sprague Mitchell, Caroline Pratt, Harriet Johnson (1878 – 1967) Berawal dari ”Nursery School”, bagian dari Biro Eksperimen Pendidikan Dipengaruhi oleh kajian John Dewey yang meyakini bahwa kekuatan pendidikan untuk mempengaruhi dan meningkatkan masyarakat “the whole child” anak secara keseluruhan

Prinsip Umum : Perkembangan berawal dari simple ke kompleks. Sifat individual terjadi secara kontinum Peningkatan perkembangan memerlukan waktu yang lama dan hal-hal baru yang dipelajari Anak mempunyai motivasi dalam dirinya untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan Percaya diri anak terbentuk dari pengalaman dengan orang lain dan objek dalam berinteraksi Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan konflik antara individu dan orang lain

Ide Dasar : Anak merupakan pembelajar aktif, peneliti, eksplorer, dan artis. Belajar terjadi dalam konteks sosial yang memungkinkan anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya Pemahaman perkembangan kognitif dan afektif merupakan suatu interkoneksi atau tidak terpisah-pisah.

Kurikulum & kegiatan : Terfokus pada tema yang paling menarik bagi anak Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan Seni dan ilmu sentra pengalaman dan aktivitas yang membantu anak menemukan makna di dunia sekitar Bermain dengan material yang bersifat buka tutup Balok, air, kayu, kertas, materi-materi seni dan tanah liat Bebas memilih permainan yang diinginkan Didorong untuk belajar dengan cara mereka sendiri Bermain merupakan jantung dari pendekatan interaksi perkembangan

Fokus utama : Kompetensi, Bagaimana individu menggunakan keterampilan dan pengetahuannya dalam hidup. Individualitas, Menekankan fungsi otonomi, kemampuan untuk membuat pilihan, mengambil inisiatif, risiko kegagalan, dan menerima bantuan tanpa kehilangan kebebasan. Sosialisasi, Tingkat pertama berkaitan dengan control dan memikir ulang, adaptasi dan internalisasi perilaku ; tingkat kedua mengacu kepada perkembangan hubungan dengan orang lain yang ditandai dengan kepedulian, kejujuran, tanggungjawab dan kerjasama.

Peran guru Memahami perkembangan anak Potensi dasar pengetahuan Memilih dan menyusun materi-materi Mengetahui anak secara individual Sebagai fasilitator

3. HIGH/SCOPE Dikembangkan Oleh David Weikart (1960an) Mulai digunakan pada tahun 1962 Melibatkan anak sebagai pembelajar aktif

Komponen Utama : Anak sebagai pembelajar aktif yang menggunakan sebagian besar waktunya di dalam learning center yang beragam Merencanakan-melakukan-mengulang (plan – do - rewiew) Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari melaksanakan rencana mereka mengulang kembali yang telah mereka pelajari. Pengalaman kunci (key experience) Penggunaan catatan anekdot untuk mencatat kemajuan yang diperoleh anak

Unsur Kurikulum : Benda-benda yang dapat dieksplor anak Manipulasi benda-benda oleh anak Pilihan bagi anak tentang apa yang harus dilakukan anak Bahasa anak Dukungan dari orang dewasa

Pengalaman Kunci Pemandu Kegiatan Representasi kreatif, Bahasa dan keaksaraan, Inisiatif dan hubungan sosial, Gerakan, Misk, Klasifikasi, Seriasi, Bilangan, Ruang, Waktu

Peranan guru Strategi interaksi yang positif Berfokus pada kekuatan anak Membangun hubungan dengan anak Mendukung ide-ide bermain anak Mengembangkan ketrampilan dalam bertanya Mengajak anak untuk memecahkan masalah jika terjadi konflik sosial

4. Kurikulum Kreatif Dikembangkan Oleh Diane Trister Dodge (1978 - sekarang) Dasar filosofinya adalah guru harus mampu menggunakan bermacam-macam strategi untuk memenuhi kebutuhan anak dalam aspek perkembangan sosial, emosional, fisik, kognisi dan bahasa

Elemen-elemen penting dari kurikulum kreatif Teori dan riset tentang otak oleh Maslow, Erickson, Piaget, Vygotsky, Smilansky dan Gardner Pemahaman cara belajar anak sebagai proses yang kontinum Menekankan pada setting lingkungan pembelajaran dalam sentra, mengatur jadwal kegiatan sehari-hari, mengorganisasi pilihan waktu- belajar, dan menciptakan komunitas kelas

Bermitra dengan orangtua untuk mendukung pembelajaran Lanjutan Guru berperan menjadi pengamat dan menggunakan bermaca strategi untuk memandu pembelajaran Bermitra dengan orangtua untuk mendukung pembelajaran

Lingkungan pembelajaran Anak belajar di dalam sentra Material yang digunakan harus beragam dan diorganisasi Kelas dirancang untuk bisa menerima anak dari berbagai latar belakang Anak terlibat secara aktif Belajar melalui investigasi dan bermain

Dikembangkan Oleh Loris Malaguzzi (akhir perang dunia ke-2 - sekarang) 5. Regio Emilia Dikembangkan Oleh Loris Malaguzzi (akhir perang dunia ke-2 - sekarang)

Konsep Anak sebagai individu yang kompeten, kuat, suka menemukan, dan penuh ide Lingkungan sebagai guru ketiga harus dirancang dengan baik Adanya hubungan di antara anak, guru, dan orangtua Dokumentasi sebagai penguatan terhadap pengalaman anak

Perencanaan yang fleksibel Lanjutan Perencanaan yang fleksibel Provokasi guru pada anak dengan memperhatikan minat anak dan mendorong/mengembangkan lebih jauh pemikiran dan tindakan Seratus bahasa dari anak sebagai representasi ide-ide anak

Struktur program Perbandingan guru : anak di kelas 2 : 25 Anak, guru, dan keluarga bersama-sama mendorong pembelajaran Kegiatan proyek dalam kelompok kecil, maks 5 anak/kelompok Konflik dalam pergaulan anak dipandang sebagai proses kognisi bukan sosial interaksi

Lingkungan sebagai guru ke-tiga Ruang/tempat yang digunakan harus bisa menarik dan mengundang minat anak Segala sesuatu dan tempat harus mengandung unsur pendidikan Setiap sentra dan sekolah memiliki area pusat budaya Menekankan pada berbagai macam media Anak dan orangtua membantu untuk mengumpulkan dan mengelola bahan-bahan main yang digunakan

Kurikulum Kurikulum dirancang berdasarkan minat anak Guru memfasilitasi anak untuk memperluas proyek Anak juga mengerjakan kegiatan seperti pada umumnya Guru mengamati, mendiskusikan, dan menginterpretasikan setiap kegiatan yang dilakukan bersama anak

Peranan guru Membangun pengetahuan dan pemahaman anak Menjadi seorang pendengar yang baik dan observer. Mendokumentasikan hasil kerja anak dan mendiskusikannya dengan guru-guru yang lain setiap minggu. Menjadi partner bagi anak di dalam proses pembelajaran. Pedagogista, guru sebagai koordinator, konsultan pendidikan

6. Project-Base dikembangkan oleh Lilian Katz Tujuan Pembelajaran : Pengetahuan (knowledge) Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep, dan banyak unsur dari pikiran Ketrampilan (skills) Ketrampilan berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan harus dapat menjadi suatu ketrampilan

Disposisi (disposition) Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati Lanjutan Disposisi (disposition) Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati Kemampuan prososial, motivasi, peduli, dan empati kepada anak lain Berkembang dengan baik melalui mengamati (observing) dan meniru (modelling)

Bawaan dari lahir untuk memaknai pengalaman, bertanya, mencari jawaban, dll Tidak bisa diajarkan melalui instruksi harus diwujudkan dalam tingkah laku, diekspresikan dan digunakan disposisi yang hilang, tidak akan bisa kembali lagi

Perasaan (feelings) Dipelajari melalui pengalaman Lanjutan Perasaan (feelings) Dipelajari melalui pengalaman Tidak dapat dipelajari melalui instruksi, paksaan, atau doktrinasi Memberi kesempatan untuk terlibat aktif, menentukan pilihan, dan mengambil keputusan

Kapan dipelajari ? Sesuai tujuan akademik Sesuai tujuan intelektual Ketika mengajarkan pengetahuan, konsep, informasi dan ketrampilan Sesuai tujuan intelektual Ketika mengajarkan unsur-unsur pengalaman yang melibatkan disposisi : menganalisa, mensintesa, menghipotesa, hubungan sebab akibat, meramalkan dan menginvestigasi

Bagaimana cara belajarnya ? “Hearts and Minds” Dari pengamatan dan penyelidikan

BCCT Dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training) Florida, USA Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan Pamela Di Indonesia bernama BCCT (Beyond Center and Cyrcle Time) Kemudian akan diganti dengan nama SELING (Sentra & Lingkaran)

Konsep : Melalui 3 jenis main Main Sensorimotor anak belajar melalui panca indera dan hubungan fisik dengan lingkungan Dengan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan di dalam dan di luar ruangan.

Main Peran, atau simbolik, main pura-pura, fantasi, imajinasi atau main drama. Untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak. Main Peran dibagi atas 2 jenis : 1. Main Peran Makro, Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu 2. Main Peran Mikro, Anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-benda berukuran kecil untuk menyusun adegan

Main Peran Makro dan Mikro

Main Pembangunan a. Main pembangunan bahan sifat cair/bahan alam bermain dengan menggunakan bahan bahan cair seperti air, krayon, spidol cat dengan kuas, pensil, pulpen, playdough, ublegh, pasir, lumpur, biji-bijian seperti beras, kacang kedelai, kacang hijau dll

b. Main Pembangunan Terstruktur bermain dengan mempergunakan balok unit,balok berongga, balok berwarna, lego, puzzle dan lain lain

Main Pembangunan Sifat Cair & Terstruktur

Pelaksanaan BCCT Dilaksanakan menggunakan 4 pijakan (schafolding) : Pijakan Lingkungan Menata lingkungan belajar Menyiapkan kegiatan dalam sentra Menyiapkan alat main yang akan digunakan Pijakan sebelum main Do’a, salam, & menyapa anak satu persatu Apersepsi materi Membuat aturan main dalam sentra

Pijakan selama main Pijakan setelah main Lanjutan Pijakan selama main Memberi waktu main (45’ – 1 jam) Membimbing anak menyelesaikan tugasnya Memperluas bahasa dan gagasan dengan pertanyaan terbuka Mengamati & mendokumentasikan kemajuan anak Pijakan setelah main Bersama anak membereskan alat main Recalling, Menghubungkan dengan konsep yang akan dipelajari selanjutnya

Asas & Prinsip Pengembangan Kurikulum

Asas Pengembangan Kurikulum Asas Psikologis Hal-hal yang mengacu pada aspek psikologi - tahap perkembangan - kebutuhan psikologis Asas Sosiologis Mengacu pada gejala sosial - hubungan individu dengan individu, golongan, dan masyarakat

Asas Filosofis Mengarah pada falsafah bangsa & pendidikan yang dianut Asas Teknologi/Organisatoris Mengacu pada perkembangan & kebutuhan masyarakat

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM RELEVANSI : Relevansi ke luar : komponen-komponen kurikulum sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, perkembangan masyarakat Relevansi ke dalam : konsistensi antar komponen-komponen kurikulum  keterpaduan internal FLEKSIBILITAS : Kurikulum solid tetapi pada pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian

Keberhasilan yang tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas KONTINUITAS : Adanya kesinambungan sebab proses belajar siswa berlangsung secara berkesinambungan PRAKTIS : Biasa disebut efisien, dengan biaya yang murah dapat dilaksanakan dengan mudah EFEKTIVITAS : Keberhasilan yang tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas

Assesment dalam Setting Kelas Daftar cek Dialog dengan siswa Observasi Logbook atau buku harian Hasil kerja siswa Tes saringan Portfolio

Assesment Individual Wawancara dan percakapan Angket Evaluasi diri siswa Asesmen sebagai bagian dari mediasi Tes pencapaian prestasi Tes kemampuan atau penguasaan tertentu

ALIRAN PENDIDIKAN KONSEP KURIKULUM Pendidikan Klasik Perenialisme (Eropa) Pendidikan untuk ningrat Liberal Art (bukan hal-hal praktis) Hal-hal yang klasik Essensialisme (Amerika) Pendidikan untuk mencari nafkah SUBJEK AKADEMIS Pendidikan Pribadi Progresif (John Dewey) - Learning by doing - Student active learning Romantik-Naturalisme (J.J.Rousseau) - Menekankan pada hukum alam - Belajar menurut keinginan anak HUMANISTIK Pendidikan Teknologis (eksistensialisme) TEKNOLOGIS Pendidikan Interaksional REKONSTRUKSI SOSIAL

KURIKULUM SUBJEK AKADEMIS Sumber : Pendidikan Klasik (filsafat perenialisme, esensialisme) orientasi masa lalu asumsi : ilmu, nilai, budaya telah solid tugas pendidikan memelihara & mewariskan ilmu, nilai budaya guru adalah ekspert & model Karakteristik kurikulum : kurikulum menekankan isi/materi ajaran isi kurikulum berasal dari disiplin ilmu (solid-sistematis) peranan guru sangat dominan penyajian : ekspositori & inkuiri

Pendekatan berdasarkan struktur pengetahuan PENDEKATAN DALAM PERKEMBANGAN KURIKULUM SUBJEK AKADEMIS Pendekatan berdasarkan struktur pengetahuan Pendekatan bersifat integratif (integrated curriculum) Thema yang membentuk kesatuan (unifying theme) Menyatukan beberapa disiplin ilmu (contoh social studies) Menyatukan berbagai metode belajar Pendekatan fundamentalis Mata pelajaran membaca menulis berhitung Mata pelajaran lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis

KURIKULUM HUMANISTIK Sumber : Pendidikan Pribadi (filsafat eksistensialisme) orientasi ke masa sekarang asumsi : anak punya potensi pendidikan ibarat bertani guru adalah psikolog, bidan, motivator, fasilitator Karakteristik kurikulum : siswa adalah subjek, punya peran utama isi/bahan sesuai minat/kebutuhan siswa menekankan keutuhan pribadi penyampaian : discovery, inquiry, penekanan masalah

MODEL KONSEP KURIKULUM KURIKULUM KONFLUEN Menekankan keutuhan pribadi, individu merespon secara utuh (pikiran, perasaan, tindakan) dasarnya Gestalt Ciri : Partisipasi Integrasi Relevansi Pribadi anak Tujuan : mengembangkan pribadi yang utuh Metode belajar konfluen : Mengidentifikasi topik/tema yang mengandung self-judgment Materi disampaikan dalam bentuk open-ended

Karakteristik kurikulum : tujuan dirinci menjadi objektif KURIKULUM TEKNOLOGIS Sumber : Pendidikan Teknologis (filsafat realisme) orientasi ke masa sekarang dan y.a.d menekankan kompetensi kompetensi diuraikan menjadi perilaku yang dapat diamati peranan guru tidak dominan (dapat diganti alat-alat teknologi) pendidikan bersifat ilmiah (science, experimental, terukur0 pendidikan - sistem Karakteristik kurikulum : tujuan dirinci menjadi objektif menekankan isi (uraian kompetensi) disain pengajar disusun sistemik (menggunakan analisis approach) isi disajikan dalam media tulis & elektronik evaluasi menggunakan tes objektif

KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL Sumber : Pendidikan Interaksional (filsafat pragmatisme) orientasi ke masa lalu dan sekarang asumsi : manusia mahluk sosial menekankan pemecahan problema masyarakat tujuan pendidikan pembentukan masyarakat lebih baik pendidikan adalah kerjasama : interaksi guru-siswa-siswa Karakteristik kurikulum : tujuan pemecahan masalah masyarakat isi kurikulum ; problema dalam masyarakat metode mengajar kooperatif / gotong royong / kerja kelompok guru & siswa belajar bersama

ISI / MUATAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Departemen Pendidikan Nasional Materi 10-Penyusunan KTSP-2000

KTSP DOKUMEN I BAB I. PENDAHULUAN BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN BAB III. STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN

KTSP (Dokumen 1)

Bab I. PENDAHULUAN Latar Belakang (Dasar Pemikiran Penyusunan KTSP) Analisis SWOT Kondisi Sekolah Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman SESUAI KARAKTERISTIK SEKOLAH

Bab II. TUJUAN PENDIDIKAN Filosofi Visi Sekolah Misi Sekolah Tujuan Sekolah Prinsip Pembelajaran Tata Tertib

CARA MERUMUSKAN VISI, MISI, TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN TAHAP 1 : HASIL BELAJAR SISWA apa yang harus dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka menamatkan sekolah TAHAP 2 : SUASANA PEMBELAJARAN suasan pembelajaran seperti apa yang dikehendaki untuk dicapai hasil belajar itu TAHAP 3 : SUASANA SEKOLAH suasana sekolah – sebagai lembaga/organisasi pembelajaran – seperti apa yang diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar siswa

Bab III STRUKTUR DAN MUATAN KTSP MELIPUTI KOMPONEN : LINGKUP PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI PENGATURAN BEBAN MENGAJAR

Bab. IV KALENDER PENDIDIKAN DIBUAT PER BULAN

KTSP (Dokumen 2)

SILABUS DARI SK/KD YANG DIKEMBANGKAN PUSAT KTSP DOKUMEN II SILABUS DARI SK/KD YANG DIKEMBANGKAN PUSAT SILABUS DARI SK/KD YANG DIKEMBANGKAN SEKOLAH (MULOK, MAPEL TAMBAHAN)

LAMPIRAN-LAMPIRAN