PEMERIKSAAN KAS dan SETARA KAS
SIFAT DAN CONTOH KAS dan SETARA KAS Sifat Kas dan Setara Kas : Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Contoh Kas dan Setara Kas : Kas ditangan Saldo bank Investasi jangka pendek, (untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.)
TUJUAN PEMERIKSAAN KAS dan SETARA KAS Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas dan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan Bank, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Pemisahan tugas dan tanggung jawab Rekonsiliasi bank dibuat rutin dan harus ditelaah (direview) Digunakan imprest fund system untuk mengelola kas kecil Penerimaan kas, check dan giro, disetor ke Bank Uang kas harus disimpan ditempat yang aman dan dikelola dengan baik Blangko check dan giro disimpan ditempat yang aman Check dan Giro ditulis atas nama dan ditandatangani oleh 2 orang Kasir diasuransikan atau diminta uang jaminan Gunakan kwitansi yang bernomor urut cetak (prenumbered) Pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel lunas Luas pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat dipersempit, apabila : Yakinkan bahwa internal control atas kas/setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berjalan efektif
Adanya pembatasan penggunaan saldo kas/setara kas Memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki perusahaan (Existence) Yakinkan bahwa kas/setara kas dimiliki perusahaan (cash on hand dan cash in bank), betul-betul ada dan milik perusahaan, bukan milik direksi atau pemegang saham Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas Adanya pembatasan penggunaan saldo kas/setara kas Jika dana yang dimiliki perusahan disisihkan untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund), atau jika perusahaan tersangkut hukum sehingga saldo rekening giro dibekukan, dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai kas di harta lancar
Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke Laba Rugi tahun berjalan Saldo kas/setara kas dalam valuta asing konversikan dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan selisih kurs yang ada dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan Untuk memeriksa apakah penyajian di Laporan Posisi Keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (Presentation dan Disclosure) Menurut SAK : Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar (current asset) Kas dan setara yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun
PROSEDUR PEMERIKSAAN KAS dan SETARA KAS Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank Buat top schedule kas dan setara kas per tanggal laporan keuangan (misalnya 31 Desember 2012). Lakukan cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal laporan keuangan, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal laporan keuangan. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan cash count. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan
Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalnya 31-12- 2012), kalau terpaksa karena belum selesai yg Desember dapat diminta per 30-11-2012. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan keuangan, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan window dressing. Periksa transasksi kas sesudah tanggal laporan keuangan (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal laporan keuangan, periksa apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan keuangan dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. Periksa apakan penyajian kas dan setara kas di laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau memo tersendiri mengenai kewajaran dari kas dan setara kas, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit diatas.
Contoh : Saldo menurut rekening Bank Permata per 31-12-2012 adalah sebesar Rp. 2.999.750,- Terdapat biaya administrasi bank bulan Desember 2013 sebesar Rp. 250,- Check yang masih beredar : AA 2501 (30-12-2012) PT Pratama Rp. 700.000,- AA 2502 (30-12-2012) PT Madya Rp. 600.000,- AA 2503 (30-06-2012) PT Indah Rp. 200.000,- Saldo menurut pembukuan 31-12-2012 Rp. 1.500.000,- Buatlah rekonsiliasi bank