Bab 2 Penalaran (Reasoning) 4/9/2017.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Advertisements

Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Bab 4 Basic Probability Business Statistics, A First Course (4e) © 2006 Prentice-Hall, Inc.
Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Pilihan Topik Matematika -III” 2.
Menempatkan Pointer Q 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
PERANGKAT AKREDITASI SD/MI
Metode Berpikir Ilmiah
1suhardjono waktu 1Keterkatian PKB dengan Karya Inovatif, Macam dan Angka Kredit Karya Inovatif (buku 4 halaman ) 3 Jp 3Menilai Karya Inovatif.
Konsep Dasar Penelitian
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
KETENTUAN SOAL - Untuk soal no. 1 s/d 15, pilihlah salah satu
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KONSEP PENDEKATAN.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KONSEP PENDEKATAN.
AP2C GERBANG LOGIKA.
Laporan Hasil Kegiatan Audit
Sudaryatno Sudirham Bilangan Kompleks Klik untuk melanjutkan.
CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN IPA
LIMIT FUNGSI LIMIT FUNGSI ALJABAR.
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
 Suwardjono Bab 1Pengertian Teori Akuntansi 12/17/2014 Transi 1 Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi.
Induksi Matematik TIN2204 Struktur Diskrit.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
INDUCTIVE AND DEDUCTIVE REASONING
Review Proposisi & Kesamaan Logika
Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Inductive Reasoning Zainal A. Hasibuan/Siti Aminah Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Bagaimana merancang diagram E-R yang interaktif
LOGIKA INFORMATIKA VALIDITAS PEMBUKTIAN.
Is Fatimah. 28/03/ Sudahkan memahami SKEMA PENDANAAN (RD, RT, KP, DF) Insentif SINas ?
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
LOGIKA LOGIKA LOGIKA.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Pengertian Teori Akuntansi Bab 1
TEORI OBYEKTIF DAN TEORI KRITIS ADHI GURMILANG 1.
Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi (Suwardjono) 4/9/2017.
Deduksi Ati Harmoni
ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Bab 2 Bidang Pengetahuan dan Profesi Akuntansi 4/9/2017.
Bab 8 Pendapatan 4/9/2017.
ANATOMI KARYA ILMIAH Pendahuluan Format Pengetikan
Waniwatining II. HIMPUNAN 1. Definisi
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Himpunan Pertemuan Minggu 1.
Bab 2 Bidang Pengetahuan dan Profesi Akuntansi 4/10/2017.
(Reasoning), Hakikat dan Penggunaan akuntansi
Kompleksitas Waktu Asimptotik
Bagaimana merancang diagram E-R yang interaktif
DASAR – DASAR LOGIKA INFORMATIKA
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
Bab 1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi 4/11/20174/11/2017.
Training, Learning, and Development Strategy
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
Berpikir ilmiah Pengetahuan adalah hasil kegiatan berpikir
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 4/19/2018.
By : Firdaus Indrajaya T, SE, MSi
MEANING OF WORD/ PHRASE/SENTENCES
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 6/9/2018.
Berpikir ilmiah Pengetahuan adalah hasil kegiatan berpikir
VALIDITAS PEMBUKTIAN – Bagian I
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 11/9/2018.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 11/20/2018.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 11/23/2018.
Bab 2 Penalaran (Reasoning) 12/6/2018.
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts 1.Albertha Daisy A P. ( ) 2.Eka Ari Setiani ( ) 3.Mutiara Sukma S. ( )
Transcript presentasi:

Bab 2 Penalaran (Reasoning) 4/9/2017

Tujuan Pembelajaran Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk: Menjelaskan pengertian penalaran. Menyebut dan menjelaskan komponen penalaran. Menyatakan asersi secara makna dan diagram. Menyebut dan menjelaskan sifat keyakinan. Menyebutkan dan menjelaskan jenis argumen. Membedakan antara argumen dan strategem. Menjelaskan dan memberi contoh strategem dan salah nalar. Mengevaluasi validitas argumen. Menjelaskan aspek manusia yang menghambat argumen yang sehat. 4/9/2017

Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. 4/9/2017

Unsur atau Komponen Penalaran Pernyataan atau asersi (assertion) Keyakinan (belief) Argumen (argument) 4/9/2017

Proses dan Struktur Penalaran Masukan Proses Keluaran Asersi sebagi elemen Keyakinan bahwa asersi konklusi benar/valid Argumen Asersi Asersi inferensi Asersi konklusi 4/9/2017

Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi. Arti Penting Argumen Serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat di dalamnya. Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi. Merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu pernyataan. Argumen membentuk, memelihara, atau mengubah keyakinan. 4/9/2017

Asersi Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan. Pengkuatifikasi asersi Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik dan menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi. Pengkuantifikasi: sedikit, banyak, tak semua, beberapa, semua. 4/9/2017

Penyajian Asersi B A Makna atau arti Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan pencari laba. Struktur atau bentuk Semua A adalah B. Diagram B A 4/9/2017

Penyajian Asersi B A B A Hubungan eksklusi: Tidak satupun A adalah B = Tidak satupun B adalah A B A Hubungan inklusif: B Semua A adalah B dapat bermakna Tidak semua B adalah A A 4/9/2017

Penyajian Asersi Hubungan saling isi B A 4/9/2017

Penyajian Asersi “Beberapa B adalah A” Tanpa diagram tidak diketahui apakah: Ada sebagian A yang bukan B. Semua A adalah B. B sama dengan A Asersi menyangkal “Semua B adalah A” Asersi menegaskan “Tidak semua B adalah A” “Beberapa B adalah A” tidak selalu sama dengan “Tidak semua B adalah A” 4/9/2017

Penyajian Asersi B A A B Interpretasi: Beberapa B adalah A. atau Umumnya ini yang dimaksud. Menyangkal Semua B adalah A. Menegaskan Tidak semua B adalah A 4/9/2017

Asersi untuk Evaluasi Istilah Interpretasi: meja bundar biru (blue round tables) meja biru bundar (round blue tables) certified public accountant (CPA) = bersertifikat akuntan publik (BAP)? 4/9/2017

Jenis dan FungsiAsersi Asumsi (assumption) Hipotesis (hypothesis) Pernyataan fakta (statement of facts) Fungsi: Sebagai pernyataan premis dan konklusi Kaidah/prinsip: Kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas terendah premis-premis yang diajukan dalam argumen. 4/9/2017

Keyakinan Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak. Properitas Keyakinan Keadabenaran Bukan pendapat Bertingkat Berbias Bermuatan nilai Berkekuatan Veridikal Berketertempaan 4/9/2017

Anatomi Argumen Premis 1 inferensi inferensi Premis 3 Premis 2 Asersi inferensi inferensi Asersi Asersi Premis 3 Premis 2 inferensi inferensi Asersi Konklusi 4/9/2017

Indikator Argumen Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks, tidak selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi. Indikator premis: oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi bahwa, jika Indikator konklusi: oleh karena itu, dengan demikian, maka, sehingga, sebagai akibatnya Cara mengenali: Prinsip/kaidah interpretasi terdukung (principle of charitable interpretation) 4/9/2017

Jenis Argumen Deduktif Nondeduktif: Induktif Analogi Sebab-akibat 4/9/2017

Lihat contoh penalaran deduktif dalam akuntansi pada Gambar 2.8 Argumen Deduktif Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut premis baik major maupun minor). Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut argumen logis (logical argument). Premis major: Premis minor: Konklusi: Semua binatang menyusui berparu-paru. Kucing adalah binatang menyusui. Kucing berparu-paru. Lihat contoh penalaran deduktif dalam akuntansi pada Gambar 2.8 4/9/2017

Kriteria Kebenaran Argumen Deduktif Kelengkapan Kejelasan Kesahihan Keterpercayaian Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah kebenaran logis bukan kebenaran empiris (realitas). Kriteria kebenaran logis: Semua premis benar Konklusi mengikuti semua premis Semua premis dapat diterima 4/9/2017

Hubungan Premis dan Konklusi (Gambar 2.9) Bila konklusi mengikuti premis secara logis, kebenaran logis konklusi bergantung pada kebenaran semua premis. Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: B Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: S Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: B Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: S Pasti/harus Tak mungkin Mungkin Mungkin B = Benar, S = Salah 4/9/2017

Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar. Argumen Induktif Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai premis. Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan argumen ada benarnya (plausible argument) bukan argumen pasti benarnya atau logis (logical argument). Premis: Konklusi: Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya. Beberapa biji berikutnya manis rasanya. Semua jeruk dari karung A manis rasanya. Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar. 4/9/2017

Perbedaan Argumen Deduktif dan Induktif Argumen induktif Premis 1: Semua burung berbulu. Premis 2: Bebek berbulu. Konklusi: Bebek adalah burung. Premis 1: Beberapa burung dapat terbang. Premis 2: Bebek adalah burung. Konklusi: Bebek dapat terbang. Pasti benar (necessarily true) Boleh jadi benar/ada benarnya (not necessarily true) Untuk meyakinkan perlu dilekatkan tingkat keyakinan (confidence level), misalnya 90% atau 95%. Lihat contoh penalaran induktif dalam akuntansi pada Gambar 2.11 4/9/2017

Argumen Sebab-Akibat (Causal Generalization) Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor tertentu disebabkan oleh faktor yang lain. Kriteria Penyebaban: Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek). Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor akibat. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang diidenfikasi. Lihat kaidah penyebaban Mill pada Gambar 2.10 4/9/2017

Kecohan (Fallacy) Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak valid. Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain dengan argumen yang valid. Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran: Strategem Salah nalar (reasoning fallacy) Aspek manusia dalam berargumen 4/9/2017

Kecohan lantaran Strategem Persuasi taklangsung Membidik orangnya Menyampingkan masalah Misrepresentasi Imbauan cacah Imbauan autoritas Imbauan tradisi Dilema semu Imbauan emosi 4/9/2017

Kecohan lantaran Salah Nalar Menyangkal anteseden Pentaksaan Perampatan-lebih Parsialitas Pembuktian dengan analogi Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban Menarik simpulan pasangan Ketegaran ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of falsifiability) bukan salah nalar. 4/9/2017

Kecohan lantaran Aspek Manusia Puas dengan penjelasan sederhana Kepentingan mengalahkan nalar Sindroma tes klinis Mentalitas Djoko Tingkir Merasionalkan daripada menalar Persistensi Fiksasi fungsional 4/9/2017

Kutipan Penting Hirshleifer (1988) di halaman 90. Nickerson (1986) di halaman 92. Thomas Kuhn (1970) di halaman 93. 4/9/2017

All sciences advance through disagreement. In astronomy the geocentric model of Ptolemy was opposed by the new heliocentric model of Copernicus; in chemistry Priestley supported the phlogiston theory of combustion while Lavoisier propounded the oxidation theory; and in biology the creationism of earlier naturalists was countered by Darwin’s theory of evolution. It is not universal agreement but rather the willingness to consider evidence that signals the scientific approach. For Galileo’s opponents to disagree with him about Jupiter’s moons was not unscientific of itself; what was unscientific was their refusal to look through his telescope and see. Jack Hirshleifer, Price Theory and Applications (1988), hlm. 4. 4/9/2017

Priestley never accepted the oxygen theory, nor Lord Kelvin the electromagnetic theory, and so on. The difficulties of conversion have often been noted by scientists themselves. Darwin, in a particulary perceptive passage at the end of his Origin of Species, wrote: “Although I am fully convinced of the truth of the views given in this volume..., I by no means expect to convince experienced naturalists whose mind are stocked with a multitude of facts all viewed, during a long course of years, from a point of view directly opposite to mine. ... [B]ut I look with confidence to the future, —to young and rising naturalists, who will be able to view both sides of the question with impartiality.” Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions (1970), hlm. 151. 4/9/2017

And Max Planck, ..., sadly remarked that “a new scientific truth does not triumph by convincing its opponents and making them see the light, but rather because its opponents eventually die, and a new generation grows up that is familiar with it” ... scientists, being only human, cannot always admit their errors, even when confronted with strick proof. I would argue, rather, that in these matters neither proof nor error is at issue. The transfer of allegience from paradigm to paradigm is a conversion experience that cannot be forced. Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions (1970), hlm. 151. 4/9/2017

Bila orang merasakan belajar sebagai kenikmatan, maka dia akhirya akan mengenyam kenikmatan ganda. 4/9/2017