PKL DESA MALASAN KULON KECAMATAN LECES, KABUPATEN PROBOLINGGO 2013
Kelompok 3 IKM A 2011 Adelia Ratri Mahenda 101111005 Masyrifah 101111006 Nihayatul Muna 101111015 Marta Laily Ramadany 101111032 Annisa Nur Luthfiyah 101111045 Ridha Ramayanti 101111050 Moh Ridwan Abdulloh 101111083 Bettis Wijayanti 101111093 Siti Malikhatin 101111107 Aris Sujoko 101111109
LEMBAGA SOSIAL
Lembaga sosial Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhuan khusus dalam kehidupan manusia. Soerjono Soekanto, lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan norma atau kaedah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.
1. Keluarga Berdasarkan analisis data jumlah penduduk, dapat diperkirakan bentuk keluarga rata-rata adalah keluarga inti. Data: Jumlah kepala keluarga di desa Malasan Kulon sebanyak 812 KK dengan rata-rata penduduk per KK adalah 4 orang.
2. Agama Masyarakat malsan kulon 100% adalah umat muslim sehingga sangat menjunjung tinggi ajaran agama islam.
3. Pendidikan Desa Malasan Kulon terdapat pendidikan formal mulai TK sampai SMA. Karena daerahnya yang luas, jumlah TK yang ada kurang memadai.
60% keluarga responden seluruhnya bisa berbahasa Indonesia, 40% masih ada anggotanya yang tidak bisa berbahasa Indonesia. 35 % terdapat anggota keluarga responden yang tidak dapat membaca dan menulis. Dari 45 responden, 95% menyatakan bahwa pendidikan itu penting. Tingkat pendidikan yang dianggap cukup
4. Sektor Perekonomian Sektor perekonomian yang terdapat di Desa Malasan Kulon adalah 28 toko, 14 warung, dan sebuah koperasi. Toko tidak bisa menyediakan seluruh kebutuhan masyarakat, karena banyaknya kebutuhan tetapi toko tersebut masih belum mampu menyediakan
5. Fasilitas Jalan Di Desa Malasan Kulon sudah banyak yang diaspal karena jalan karena jaan yang ada di wilayah Malasan Kulon sebagian besar adalah jalan provinsi. Jalan desa penghubung antar RT dan RW masih jalan tanah/ jalan berbatu.
6. Pemerintahan Desa Malasan Kulon dijabat oleh seorang Kepala Desa. Desa Malasan Kulon terdiri atas 4 Dusun: Krajan Embong Cangka Gunung Malang Curah Watu 4 Rukun Warga , dan 17 Rukun Tetangga.
Tipe kendaraan yang dimiliki Hanya sedikit warga yang memiliki kendaraan beroda empat karena faktor ekonomi dan faktor kondisi jalan yang sebagian masih sulit untuk dilewati. Jenis kendaraan Jumlah Mobil 3 Truk 5 Pick up 2 Motor 149 Becak 9 Sepeda 172
Jadi, perekonomian di Desa Malasan Kulon belum maju karena masih buruknya pendistribusian barang/ jasa akibat kurang mampunya sistem transportasi. Jika pendistribusian barang/ jasa berjalan baik, akan ada peluang terbentuknya pasar yang akan ikut memutar roda perekonomian warga Desa Malasan Kulon.
5. Pemerintahan Desa Malasan Kulon terdiri atas: 4 Dusun yaitu Krajan, Embong Cangka, Gunung Malang, dan Curah Watu, 4 Rukun Warga , dan 17 Rukun Tetangga. Kepala desa membawahi kasi, kaur, dan setiap kepala dusun. Jadi, struktur organisasi desa sudah jelas.
6. Fasilitas Kesehatan Pelayanan kesehatan yang tersedia di Desa Malasan Kulon adalah: Ponkesdes yang hanya beroperasi pada siang hari. 4 buah posyandu yang buka seminggu satu kali di setiap rukun warga secara bergantian. Pos KB yang sudah tidak aktif Jenis Jumlah Rumah Sakit Puskesmas Ponkesdes 1 Posyandu 4 Pos KB
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Desa Malasan Kulon Jenis Jumlah Dokter Bidan Praktek Bidan Desa 1 Perawat/ Mantri Dukun Bayi 2 Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Desa Malasan Kulon Masalah: Bidan sering berganti-ganti. Di Desa Malasan Kulon, jabatan pemerintahannya jelas dengan dipimpin kepala desa. Terdapat pelayanan kesehatan yang cukup, namun belum optimal karena terbatasnya tenaga kesehatan dan sering berganti-ganti bidan. Jadi, jika lembaga pemerintahan di Desa Malasan Kulon difungsikan secara optimal, desa akan semakin maju.
STRATIFIKASI SOSIAL
1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat, 45% tidak bersekolah dan 28% hanya tamatan SD serta tidak ada yang dapat lulus sarjana. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan disini masih sangat rendah.
2. Ekonomi Pendapatan responden Penghasilan bulanan sekitar Rp 600.000-Rp 1.200.000(UMR Kab. Probolinggo Rp. 1.198.600,-) Batas bawah Rp 600.000,- hanya setengah UMR. Pemasukan lebih kecil dari pengeluaran
Tipologi Masyarakat
Solidaritas Mekanis dan Solidaritas Organis Geografis Pemerintahan Penduduk : menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, mata pencaharian Pendidikan dan Kesehatan Pertanian Perekonomian Perhubungan Sanitasi Konsumsi Pangan Konsumsi Nonpangan Perilaku Masyarakat Psikografi
Solidaritas Organis Sudah ada pembagian kerja yang terperinci dalam struktur pemerintahan desa, yakni kepala desa dibantu sekretaris, kasi, kaur, serta kepala dusun yang dibawahi langsung oleh kades. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya, masyarakat masih bergantung pada bidan desa yang bukan berdomisili setempat (tidak ada RS dan puskesmas), sering terjadi pergantian bidan sehingga program kesehatan yang dijalankan sering terhambat karena bidan harus menyesuaikan diri sehingga program harus dimulai dari awal lagi Budaya gotong royong dan tolong menolong masih berlaku di masyarakat Malasan Kulon
Solidaritas Mekanis Masing-masing kelompok masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari yg mayoritas bekerja sbg petani, terbukti kelompok umur terbanyak yang ada di desa Malasan Kulon adalah kelompok umur 25-29 tahun (usia produktif) Hewan ternak yang ada di hampir setiap rumah menjadi investasi tersendiri untuk anggota masyarakat. Meski demikian, batas bawah pendapatan masyarakat masih jauh di bawah UMR Masyarakat sangat mengutamakan peringatan hari tertentu, masyarakat bahkan rela untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membuat kue dan makanan dalam peringatan acara Masyarakat malasan kulon 100% adalah umat muslim sehingga sangat menjunjung tinggi ajaran agama islam
Analisis Solidaritas Masyarakat desa Malasan termasuk dalam solidaritas mekanis. Karena masyarakat desa Malasan masih belum mengenal segmentasi dalam pekerjaan, mereka masih menggantungkan hidup kepada pertanian. Pembagian peran dalammasyarakat belum jelas dalam proses sosialnua, meskipun sudah ada perangkat desa tetapi masih belumberjalan dengan baik kebanyakan masyarakat masih rendah dalam pengetahuan sehingga belum mengenal dengan betul dengan pemerintahan. Solidaritas kolektif berjalan dengan kompak, Masyarakat masih banyak melakukan tradisi yang menjadikan kekompakan kolektif berjan dengan baik. Solidaritas masyarakat Malasan termasuk dalam mekanis, meskipun ada ciri ciri organis tetapi masihdominan terhadap mekanis.
Gemeinschaft Mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan By blood Tidak ada keterangan
Gemeinschaft Place Berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan 74% bekerja sebagai petani, mayoritas suami responden pada data primer memiliki pekerjaan sebagai petani juga. Desa Malasan Kulon terletak di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo Tidak ada keterangan jarak antar tempat tinggal Banyaknya lahan pertanian di wilayah Malasan Kulon yang ditanami berbagai tanaman seperti tebu, jagung, dan kacang hijau Kondisi jalan yang masih sangat buruk untuk mengakses tempat di luar Desa Malasan serta keterbatasan kendaraan yang dimiliki, menyebabkan interaksi terbatas
Gemeinschaft Mind Mengacu pada hubungan persahabatan, yang disebabkan karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling berhubungan secara teratur. Mayoritas bekerja sebagai petani Tingkat pendidikan rendah (45% tidak bersekolah dan 28% hanya tamatan SD) mengakibatkan banyak yg belum bisa berbahasa indonesia dan bekerja seadanya sesuai skill yang dimiliki, cenderung turun temurun.
Gesellschaft Kelompok masyarakat di Desa Malasan Kulon ini tidak termasuk dalam kelompok Gesellschaft karena menurut data yang tercantum (40% tidak dapat berbahasa indonesia, 35% tidak dapat membaca dan menulis) membuktikan bahwa penduduk di tempat tersebut bukan pendatang/penduduk asli.
Analisis SWOT
Strength: Mempunyai system pemerintahan yang terstruktur jelas Sebagian besar masyarakat sudah dapat berbahasa Indonesia, membaca dan menulis Adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan Melakukan investasi berupa hewan ternak
Sebagian besar masyarakat telah memiliki jamban pribadi dan Sebagian besar masyarakat telah memiliki jamban pribadi dan mudah mengakses air bersih Adanya kesadaran untuk menekan laju pertumbuhan Jumlah penduduk usia produktif tinggi Komoditi tertinggi dari jagung dan tebu Tanah subur cocok untuk bercocok tanam
Weakness: Tingkat pendidikan rendah Pendapatan ekonomi yang relative rendah Jenis kendaraan sebagian besar roda dua Sebagian besar masyarakat berperilaku merokok
Opportunity: Lahan yang luas dapat menjadi peluang bagi petani untuk lebih mengembangkan sektor pertanian Kadaan geografis dan curah hujan yang tinggi menambah peluang petani untuk memajukan sektor pertaniannya sehingga menghasilkan produksi lebih banyak Tersedia lembaga pendidikan dari TK sampai SMA menjadi peluang bagi masyarakat untuk menciptakan SDM yang berkualitas.
Threat: Jumlah lembaga pelayanan kesehatan kurang (tidak ada Rumah Sakit dan Puskesmas) dapat mengancam kesehatan masyarakat karena aksesibilitas rendah tidak tersedianya dokter dan bidan yang dapat mendiagnosis secara tepat dan cepat sehingga dapat mengancam kondisi kesehatan masyarakat. System pengolahan sampah yang kurang bagus (dibuang di sungai dan dibakar ) dapat menjadi faktorpenularn penyakit
O 4 - 3 - 2- . 1- S 1 2 3 4
Analisis Dari analisis SWOT yang dilakukan masyarakat desa malasan kulon berada pada posisi SO. Artinya di desa Malasan Kulon mempunyai kekuatan dan peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman dan kelemahan yang ada. Sehingga dapat dimakasimalkan untuk memajukan kesejahteraan desa tersebut.
Analisis Budaya
Wujud Idea 100% penduduk adalah umat muslim Masyarakat sudah menganggap bahwa pendidikan itu penting Kegiatan penimbangan balita bukanlah menjadi kegiatan prioritas bagi masyarakat malasan kulon Masyarakat masih belum terbiasa untuk membawa anak mereka rutin ke posyandu
Wujud Activities Masyarakat malasan kulon mayoritas adalah suku madura . Gotong royong dan tolong menolong menjadi budaya di masyarakat malasan kulon. Masih dikenal beberapa mitos yang terkait dengan kesehatan Masyarakat biasanya membuang langsung sampah mereka ke dalam curah yaitu sungai yang telah mongering disekitar rumah mereka
Masyarakat lebih menyukai mengonsumsi ikan segar daripada ikan asin, lebih sering membeli tahu tempe Masyarakat akan mengeluarkan biaya untuk membeli sayur apabila jenis sayur yang diinginkan adalah sayur yang dijul di pasar atau di pedagang keliling, dan jarang mengonsumsi buah Masyarakat menyukai kopi sebagai minuman keseharian
Wujud artifacts Tanaman utama yang saat ini di tanam oleh masyarakat adalah tebu Jumlah ternak yang terbanyak adalah ayam dan sapi.
Potensi Masyarakat
Telah ada 4 posyandu yang bisa dikembangkan Sebagian besar Penduduk adalah wanita, yang biasanya datang ke Posyandu Sebagian besar penduduk usia produktif. Sebagian besar petani
Melihat potensi kelompok yang ada (kelompok posyandu), jadi bisa dikembangkan program yang menyasar ibu-ibu yang ke posyandu, misalnya: program pelatihan memasak sehat dan menarik. Sebab diketahui bahwa anak2 di desa Malasan lebih suka jajan daripada makan di rumah. Pada program ini pula dapat pula disisipi pengajian singkat yang menyangkut tentang “makanan sehat”. Sebab sebagian besar masyarakat berkeyakinan Islam dan sangat menghormati pemimipin dalam agamanya (eg: Kyai, Ustadz, dsb)
Karena sebagian besar masyarakat adalah petani dan buruh tani serta penduduk usia prouktif lebih banyak jumlahnya daripada penduduk usia tidak produktif (<14 th dan >65 th), maka bisa dikembangkan program yang menyasar kelompok ini, seperti program pelatihan pertanian organik untuk lebih meningkatkan perekonomian mereka.