“Meningkatkan Efektifitas Zonasi PROGRAM KAMPANYE PERIKANAN BERKELANJUTAN “Meningkatkan Efektifitas Zonasi Taman Nasional Wakatobi, Untuk Mengurangi Dampak Penangkapan Ikan Berlebihan (Overfishing)” Disampaikan oleh : Muhammad Desna Noronhae Terselenggara atas kerjasama: Ambil Sebagian, Simpan Untuk Hari Esok
PERMASALAHAN Penurunan hasil tangkapan ikan saat ini bukan hanya 100% tetapi bisa dikatakan 1000% (Kuddi) Bentuk-bentuk penurunan kondisi sumberdaya perikanan, berdasarkan data survey pra kampanye: 1. Ukuran ikan lebih kecil dibandingkan 5 tahun lalu (42%) 2. Tidak ditemukan lagi beberapa jenis ikan (29,2%) 3. Biaya untuk setiap kali trip lebih besar dibandingkan 5 tahun yang lalu (15,1%) 4. Waktu menangkap ikan dalam jumlah yang sama dibandingkan 5 tahun yang lalu lebih lama (12,5%) 5. Hasil tangkapan nelayan berkurang, karena jumlah ikan menurun/sedikit (1,2%) Penyebab menurunnya kondisi sumberdaya perikanan : Alat tangkap yang digunakan semakin banyak jumlah dan jenisnya Jumlah nelayan semakin banyak untuk suatu areal yang sama Alat tangkap yang digunakan merusak (misal : bom, bius, akar tuba,dll) Penegakan aturan bidang perikanan lemah Kepatuhan nelayan terhadap aturan zonasi rendah Ukuran ikan lebih kecil Langka/hilangnya beberap jenis ikan Hasil tangkapan nelayan berkurang
Peta Zonasi Taman Nasional Wakatobi Manfaat Zonasi Taman Nasional Wakatobi Menjamin pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam di wilayah perairan Wakatobi secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat Wakatobi. Menjamin perlindungan masyarakat Wakatobi dari para pesaing luar kawasan dalam memanfaatkan sumber daya alamnya secara berkelanjutan. Menjamin kelestarian sumber daya alam wilayah TN Wakatobi dari tekanan industri perikanan skala besar dengan membatasi wilayah operasi penangkapan di luar Zona Pemanfaatan Lokal (lokasi tangkap industri perikanan skala besar hanya dapat dilakukan di Zona Pemanfaatan Umum). Menjamin kelestarian sumber daya alam wilayah Taman Nasional Wakatobi dari penangkapan tidak ramah yang dapat merusak ekosistem perairan sebagai sumber ekonomi masyarakat Wakatobi. Kampanye Pride fokus pada 3 lokasi kawasan larang tangkap, yaitu : Zona Pariwisata Hoga Zona Perlindungan Bahari Utara Kaledupa Zona Perlindungan Bahari Utara Darawa Zonasi sebagai sistem pengelolaan Taman Nasional untuk menjamin pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat
Teori Perubahan = K + A + IC + BR BC TR CR Conservation Result (Hasil Konservasi) Kenaikan biomassa ikan karang 10% pada 2 (dua) lokasi Zona Perlindungan Bahari dan kenaikan kelimpahan ikan karang pada 1 (satu) lokasi Zona Pariwisata TR Threat Reduction (Penguranagn Ancaman) Penyadartahuan dan penggalangan partisipasi masyarakat Meningkatkan frekuensi monitoring resource use pada kawasan larang tangkap Pemberian sanksi bagi pelanggar kawasan larang tangkap BC Behaviour Change Pengguna sumberdaya tidak menangkap ikan di kawasan larang tangkap Masyarakat terlibat dalam pengawasan kawasan larang tangkap Masyarakat mendukung pemberian sanksi bagi pelanggar kawasan larang tangkap BR Barrier Removal Memperjelas kawasan larang tangkap melalui pemberian penanda batas / pelampung Pengawasan dan penerapan aturan kawasan larang tangkap IC Interpersonal Communication Kondisi sumberdaya perikanan yang semakin menurun Peranan dan manfaat kawasan larang tangkap Teori Perubahan : Teori perubahan secara deskriptif membantu memahami perubahan (sosial atau lingkungan) yang diharapkan terjadi dan strategi untuk mendorong terjadinya perubahan tersebut Narasi Teori Perubahan : Untuk mengimplementasikan secara efektif Wilayah Larang Tangkap (Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata) yang terjaga sebagai upaya mengurangi dampak penangkapan ikan berlebihan (overfishing). Maka pengetahuan bahwa Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata yang berfungsi sebagai “bank ikan” untuk memulihkan kondisi sumberdaya perikanan disampaikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dengan sukarela mendukung zonasi sebagai sistem pengelolaan TN.Wakatobi yang didalamnya terdapat wilayah larang tangkap dan mendukung aturan penghentian penangkapan ikan dalam kawasan larang tangkap tersebut. Untuk menghilangkan hambatan teknis dalam perubahan perilaku tersebut maka dilakukan pemasangan marka sebagai penunjuk dan penanda batas kawasan larang tangkap di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata dan pelaksanaan patroli pengawasan oleh masyarakat atas aktifitas yang masih ada dalam kawasan larang tangkap untuk mendukung penegakan aturan mengenai Kawasan Larang Tangkap tersebut. Keberhasilan Program Pride ini ditunjukkan dengan meningkatnya biomassa ikan karang sebesar 10% pada 2 (dua) lokasi kawasan larang tangkap yang ada di Pulau Kaledupa yaitu Zona Perlindungan Bahari Utara Kaledupa dan Zona Perlindungan Bahari Utara Derawa. Dan kenaikan 10% kelimpahan ikan karang di Zona Pariwisata Hoga A Attitude Mendukung zonasi TN Wakatobi, yang didalamnya terdapat kawasan larang tangkap (Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata) Mendukung penghentian penangkapan ikan pada kawasan larang tangkap K Knowledge Penangkapan berlebih (overfishing) merupakan ancaman utama sumberdaya perikanan Peranan dan manfaat zonasi TN.Wakatobi dalam memulihkan Sumberdaya perikanan
Strategi Kampanye-1 FORKANI sebagai organisasi rakyat di Pulau Kaledupa yang concern terhadap pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan merupakan mitra lokal yang potensial untuk terlibat dalam pelaksanaan kampanye Menggalang dukungan mitra lokal untuk terlibat dalam pelaksanaan program kampanye
Uji pesan logo dan poster kampanye Strategi Kampanye-2 Uji pesan logo dan poster kampanye Pre testing media (logo, poster, factsheet,dll): Untuk menguji pesan yang disampaikan dari media yang sudah dirancang kepada masyarkat. Pelibatan masyarakat sebagai konstituen konservasi dalam setiap tahapan kampanye
Pelaksanaan Kampanye : Pembuatan dan distribusi media kampanye a. Visual : Indoor Poster, Factsheet, Sticker Outdoor Baliho, spanduk, umbul-umbul, bendera b. Audio : Iklan layanan masyarakat, Siaran Radio c. Audio – Visual : Video Partisipatif Pelaksanaan Kampanye : Pembuatan dan distribusi media kampanye
Pelaksanaan Kampanye : kegiatan penjangkauan masyarakat Pementasan dan Perlombaan Drama Konservasi Kegiatan : Pertemuan Masyarakat untuk mendiskusikan kondisi sumberdaya perikanan dan langkah-langkah yang prioritas dilakukan Lomba Lagu Konservasi Pementasan Drama Konservasi Kunjungan Sekolah Ceramah Ramadhan Lomba Ceramah Pembuatan lagu konservasi Pelaksanaan Kampanye : kegiatan penjangkauan masyarakat
Penyingkiran Halangan - 1 Pelaksanaan Strategi Penyingkiran Halangan - 1 Pelampung penanda Zona Pariwisata (ZPr) Pemasangan pelampung bersama masyarakat pengguna sumberdaya Hasil survey Pra Kampanye, terkait halangan bagi pengguna sumberdaya untuk mematuhi zonasi : Tidak adanya penanda batas kawasan larang tangkap Kurangnya sumberdaya pengawasan Aktivitas Penyingkiran Halangan : Pemasangan pelampung Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata a. Zona Pariwisata Sombano b. Zona Pariwisata Hoga c. Zona Perlindungan Bahari Utara Darawa Patroli pengawasan Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata oleh masyarakat a. Kelompok One Moolu : Pengawas Zona Pariwisata Sombano b. Kelompok Syahbanjara : Pengawas Zona Pariwisata Hoga c. Kelompok Dewara : Pengawas Zona Perlindungan Bahari Utara Darawa Pelampung penanda Zona Perlindungan Bahari (ZPB)
Pengawasan Zona Pariwisata Hoga oleh Kelompok Syahbanjara Pelaksanaan Strategi Penyingkiran Halangan -2 : Pengawasan Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata oleh masyarakat Pengawasan Zona Pariwisata Sombano oleh Kelompok Syahbanjara Pengawasan Zona Pariwisata Hoga oleh Kelompok Syahbanjara
Keterangan Jumlah Responden,Chi Significance dan Frequenty Error : Nelayan Tidak Berkelompok = 277 Chi Sinificance = Yes at 99% Freq Error = ± 5,9% 2. Nelayan Berkelompok Tingkat Desa = 86 Freq Error = ± 7,2% Nelayan Berkelompok Tingkat Pulau = 29 Chi Sinificance = under 50% Freq Error = ± 10,8% N = 393 Chi Significance : Yes at 99%
Keterangan Jumlah Responden,Chi Significance dan Frequenty Error : Nelayan Tidak Berkelompok = 284 Chi Sinificance = Yes at 99% Freq Error = ± 5,8% 2. Nelayan Berkelompok Tingkat Desa = 87 Chi Sinificance = Under 50% Freq Error = ± 10,7% Nelayan Berkelompok Tingkat Pulau = 18 Chi Sinificance = under 50% Freq Error = ± 22,8%
Keterangan Jumlah Responden,Chi Significance dan Frequenty Error : Nelayan Tidak Berkelompok = 280 Chi Sinificance = Yes at 99% Freq Error = ± 5,8% 2. Nelayan Berkelompok Tingkat Desa = 86 Chi Sinificance = Yes at 95% Freq Error = ± 10,8% Nelayan Berkelompok Tingkat Pulau = 29 Chi Sinificance = under 50% Freq Error = ± 23,2%
Jumlah Responden Khalayak Nelayan : 387 Chi Significance : Yes at 99% Frequncy Error : ± 3,3%
Jumlah responden nelayan : 387 Chi Significance : 99% Frequency Error : ± 3,4%
Keterangan Jumlah Responden,Chi Significance dan Frequenty Error : Nelayan Tidak Berkelompok = 277 Chi Sinificance = Yes at 99% Freq Error = ± 5,9% 2. Nelayan Berkelompok Tingkat Desa = 86 Freq Error = ± 7,2% Nelayan Berkelompok Tingkat Pulau = 29 Chi Sinificance = under 50% Freq Error = ± 10,8%
Penyingkiran Halangan Pemasangan penanda kawasan larang tangkap di 3 (tiga) lokasi : a. Zona Pariwisata Sombano b. Zona Pariwisata Hoga c. Zona Perlindungan bahari Utara Darawa Pengawasan Kawasan Larang Tangkap a. Terpasangnya pelampung penanda lokasi Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata Terbentuknya kelompok masyarakat pengawas Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata
Penyadartahuan dan penggalangan partisipasi masyarakat Pengurangan Ancaman Penyadartahuan dan penggalangan partisipasi masyarakat Pengurangan Ancaman, dilakukan melalui 1. Penyadartahuan dan penggalangan partisipasi masyarakat 2. Meningkatkan frekuensi patroli monitoring resource use pada kawasan larang tangkap 3. Pemberian sanksi bagi pelanggar kawasan larang tangkap - Selama pelaksanaan kampanye sanksi pelanggaran zonasi telah diberikan kepada nelayan dari luar Wakatobi yaitu nelayan dari Sinjai dan Menui Patroli dan Pemantauan Pengguna Sumber Daya di Kawasan Taman Nasional Wakatobi
Hasil Konservasi Capaian Hasil Konservasi : 1. Zona Pariwisata Hoga Kenaikan kelimpahan ikan karang dari 1,53 indv/m2 menjadi 2,20 indv/m2 Kenaikan biomassa ikan karang dari 300,00 Kg/Ha menjadi 628,3 0Kg/Ha Kenaikan biomassa ikan karang dari 763,45 Kg/Ha menjadi 928,00 Kg/Ha Capaian Hasil Konservasi : 1. Zona Pariwisata Hoga - Kelimpahan ikan karang sebelum Kampanye : 1,53 indv/m2 - Kelimpahan ikan karang Setelah Kampanye : 2,20 indv/m2 - Kenaikan 0,67 = 43,79% 2. Zona Perlindungan Bahari Utara Kaledupa - Biomassa ikan karang sebelum Kampanye = 300,00 Kg/Ha - Biomassa ikan karang sesudah Kampanye = 628,30 Kg/Ha - Kenaikan 328,3 Kg/Ha = 109,4% 3. Zona Perlindungan Bahari Utara Darawa - Biomassa Ikan Karang sebelum kampanye = 763,5 Kg / Ha - Biomassa Ikan Karang setelah kampanye = 928,0 Kg/Ha - Kenaikan 164,6 Kg/Ha = 21,6 %
Pengawasan ZPB Utara Darawa PEMBELAJARAN Refleksi bersama pelaksanaan pengawasan Zona Perlindungan Bahari Utara Darawa Penggalian partisipasi dan penyusunan rencana pengawasan ZPB Utara Darawa Pembelajaran dari Pengawasan Zona Perlindungan Bahari Utara Derawa oleh Kelompok Dewara 1. Tahapan : Diskusi tentang kondisi sumberdaya perikanan Merancang aksi sebagai sebuah solusi menggalang dukungan dari para pihak Berbagi sumberdaya Pelaksanaan Aksi Refleksi 2. Diskusi tentang sumberdaya perikanan : kondisi saat ini bentuk-bentuk penurunan faktor penyebab 3. Merancang aksi sebagai sebuah solusi : Pengawasan wilayah pesisir dari aktifitas destruktif fishing pengawasan ZPB Utara Darawa sebagai “bank ikan” Menggalang dukungan para pihak : a. Kelompok Dewara : anggota kelompok untuk melakukan pengawasan dan penyediaan sarana transportasi b. SPTNW-2 Kaledupa : Asistensi tehnik monitoring input data di form monitoring c. Kampanye Pride : Dukungan pengganti BBM Sampan Berbagi pengetahuan dan pembelajaran ke Desa lain Pengawasan ZPB Utara Darawa Pelibatan masyarakat untuk meningkatkan efektifitas zonasi Taman Nasional Wakatobi
RENCANA TINDAKLANJUT Meningkatkan frekuensi pengawasan masyarakat Zona Perlidungan Bahari dan Zona Pariwisata Menyusun SOP Pengawasan sebagai langkah awal untuk meningkatkan sistem “cepat tanggap” penanganan pelanggaran aturan zonasi Melanjutkan proses peningkatan efektifitas implementasi zonasi, melalui : a. Pembentukan 1 (satu) kelompok pengawas b. Pemasangan penanda ZPB Utara Kaledupa
TERIMA KASIH