Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KUMPULAN SOAL 4. FLUIDA H h
Advertisements

PONDASI 1.
Soal :Tekanan Hidrostatis
SOAL-SOAL RESPONSI 5 TIM PENGAJAR FISIKA.
Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
Sifat Fisika Ekosistem Perairan Tawar
11 MODUL Pengertian Dasar Pemadatan Tanah
Momentum dan Impuls.
LENGAS TANAH.
Oleh Drs. Muhammad Choliq
. KELOMPOK STRUKTUR JALAN LENTUR
Tujuan klasifikasi tanah
PENGERTIAN TANAH Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari aggregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara.
2,3 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Ekuivalen antara standard Inggris dan Amerika
KLASIFIKASI TANAH.
Tugas 1 masalah properti Fluida
Luas Daerah ( Integral ).
TEKNOLOGI BETON.
MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/SEMESTER : XII /GANJIL
TEGANGAN AIR TANAH.
GEDUNG BERTINGKAT RENDAH
TEKNOLOGI PEMBUATAN BETON
#2.BETON RINGAN ((Lightweight Concrete)
Teknologi Biobriket.
ULANGAN HARIAN FISIKA FLUIDA.
Agregat By Leo Sentosa.
Perancangan Perkerasan
Dinamika Litosfer E. Pengaruh Proses Eksogen Terhadap Kehidupan
KELAS X SEMESTER 2 SMKN 1 Wanayasa Banjarnegara
USAHA DAN ENERGI.
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Pengantar Beton bertulang :
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
3. AGREGAT Agregat dalam beton digunakan sebagai bahan pengisi, dan dipandang sebagai bahan untuk mempermurah harga beton. Agregat dalam beton menempati.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
5. Rancangan Campuran Beton
Bahan pembentuk beton dan persyaratannya
PROSES PENGECORAN.
TANAH FAJRI ANUGROHO Sumber Pustaka:
Rancangan Beton Normal Metode ACI
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
AGREGAT DAN PRODUKSINYA
TEKNOLOGI BETON Pertemuan 10.
BETON (CONCRETE) Beton adalah bahan bangunan komposit yang terdiri dari: Pasta semen (bahan pengikat) Agregat (bahan pengisi) Campuran tersebut menghasilkan.
AGREGAT KASAR Pertemuan 03
Kuliah ke-4 WA TKS333 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
TEKNOLOGI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON AGREGAT.
BUMI DAN ALAM SEMESTA Bagian 01..
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
Beton sebagai Konstruksi
BAB 1 MORTAR Sep-18.
PROSES PENGECORAN ( METAL CASTING ) Laboratorium Metalurgi
MATERIAL DAN PROSES PRODUKSI PRODUK-PRODUK BETON
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
Agregat By Leo Sentosa.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS KELOMPOK : 1.Monang J.E Sitinjak 2.Elwy Asrianto Marbun 3.Agung Yudha Pratama.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta By. Yulcherlina.
Agregat Reni K. Kinasih.
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
Kelompok: 1. Hasanuddin Achmat ( ) 2. Mayogo Setyo ( )
STABILISASI TANAH Adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, Atau dapat pula Stabilisasi Tanah adalah Usaha.
SEMEN Semen Portland adalah material berbentuk bubuk berwarna abu-abu dan banyak mengandung kalsium dan alumunium silika. Bahan dasar pembuat semen adalah.
Merancang dan Menguji Campuran Beton Trial (Mix Design) Sesuai dengan Karakteristik Mutu Beton Rieske Iswardhany
Transcript presentasi:

Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik yang berbeda-beda. Akibat perbedaan sifat dan karakteristik setiap batuan, maka setiap jenis batuan tidak dapat digunakan untuk segala macam maksud pekerjaan pembangunan. Karakteristik batuan seperti kekerasan yang tinggi, ketahanan pada temperatur yang tinggi, ketahanan pada cairan & zat yang reaktif. Khususnya untuk pekerjaan beton, dimana volume batuan yang digunakan sangat dominan, maka pengetahuan tentang batuan mutlak diperlukan.

DEPOSIT BATUAN Deposit fluviatile, dapat ditemukan didasar sungai dan kualitasnya tergantung pada unsur dan kondisi sungai pada saat deposit batuan diambil.

Batuan beku (batuan vulkanis) Batuan beku merupakan hasil aktifitas gunung berapi dimana batuan ini banyak terdapat di Indonesia, diperkirakan 70% gunung berapi di dunia terletak di Indonesia. Batuan beku dalam, dihasilkan dari, temperatur proses pembekuan magma yang terjadi di dalam permukaan bumi yang mempengaruhi sangat tinggi serta kurang bereaksi dengan udara. Sifat batuan ini mempunyai kekerasan, kepadatan, kekekalan tinggi, baik digunakan sebagai bahan beton. Batuan beku luar, proses pembekuan magma terjadi dekat permukaan bumi. Dihasilkan dalam kondisi tekanan rendahnya temperatur, proses berlangsung dalam waktu yang singkat. Batuan ini mempunyai kepadatan, kekerasan, kekekalan yang lebih rendah, kurang baik digunakan sebagai agregat beton, kecuali untuk pekerjaan beton ringan.

Macam-Macam Ukuran Batuan

AGREGAT DAN PERMASALAHAN 67-75 % dari volume beton terdiri dari agregat, dengan menggunakan komposisi agregat semaksimal mungkin akan diperoleh harga beton yang lebih murah. Sifat dan karakteristik agregat sangat menentukan kualitas akhir beton yang dikerjakan. Jenis agregat menurut asalnya dapat dibagi menjadi agregat alam dan agregat buatan (agregat sintetis). Agregat alam langsung diperoleh dari alam melalui pemecahan sehingga batuan tersebut berbentuk pasir dan krikil dan butirannya berbentuk bundar. Agregat buatan dibuat untuk menggantikan fungsi agregat alam. Contoh agregat buatan antara lain: agregat lempung bekah, bermis, perlit, agregat udara.

Jenis agregat menurut susunan gradasi butirnya Agregat dengan gradasi baik Agregat dengan kasar dan seragam Agregat dengan gradasi halus dan seragam Agregat dengan gradasi celah AGREGAT MENURUT SUSUNAN BUTIRNYA Agregat halus ukuran butir dari 0,075-4,8 mm atau 5,0 mm Agregat kasar ukuran butir lebih besar 5,00 mm

Macam-macam ukuran saringan

Susunan Butiran Agregat halus Menurut SNI 03-1750-1990, susunan butir agregat halus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut; Sisa di atas ayakan 4 mm harus maximum 2 % berat. Sisa di atas ayakan 1,0 mm harus maximum 10 % berat. Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus maximum 95 % berat. Sedangkan batasan susunan klasifikasi butir agregat halus dapat dilihat pada grafik susunan butir zone 1 hingga zone 4.

Cara Penilaian Agregat Nilai agregat tergantung pada; Mutunya Tersedianya Harganya Jenis konstruksi yang akan menggunakan bahan tersebut. Penilaian cocok tidaknya bahan agregat; Ukuran serta gradasi Kebersihannya Kekerasannya Kemulusannya Bentuk butiran Bentuk permukaan butiran

Agregat dengan gradasi baik Adalah agregat susunan butirnya dari butiran halus hingga kasar secara teratur. Gambar : Agregat dengan gradasi baik

Agregat dengan kasar dan seragam Agregat ini kurang baik digunakan untuk agregat beton, karena menghasilkan beton yang porous serta mudah mengalami proses segresi (mudahnya agregat halus naik ke permukaan karena banyak rongga-rongga terbuka) dan menghasilkan kepadatan beton yang rendah. Gambar : Agregat dengan gradasi seragam (kasar)

Agregat dengan gradasi halus dan seragam Pengaruh agregat dengan susunan gradasi halus dan seragam hampir sama dengan butiran kasar. Selain itu, hal lain yang timbul adalah penyusutan lebih tinggi serta memerlukan kadar semen relatif tinggi untuk menutupi seluruh permukaannya. Gambar : Agregat dengan gradasi seragam (halus)

Agregat dengan gradasi celah Agregat bergradasi celah memiliki susunan butiran yang terputus. Agregat ini menghasilkan kualitas beton yang kurang baik karena kontribusi bahan pengikat tidak akan merata akibat sebagian pasta semen dan butiran agregat halus lainnya harus mengisi jumlah gradasi yang terputus tadi. Celah Gambar : Agregat dengan gradasi celah

Kebersihan agregat Agregat tidak bebas dari bahan kotoran yang dapat; Menyukarkan pembuatan serta pengecoran Menghasilkan beton yang tidak awet atau memperlihatkan beton yang permukaannya jelek Mengurangi kekuatan tekan. Bahan-bahan yang dapat mengotori agregat; Lempung Lanau Arang batu Mika Fragmen-fragmen kayu Lain-lain bahan organik Garam-garam organik

Kekerasan agregat Diperlukan karena dalam pembuatan beton agregat ini harus mengalami gerakan-gerakan yang keras dalam mixer, demikian juga harus menerima gesekan pada saat pemadatan. Agregat harus dapat menahan pengausan, pemecahan degradasi (penurunan mutu) serta disintegrasi (penguraian). Ketahanan agregat terhadap pengausan dapat ditentukan dengan menggunakan “Mesin Pengaus Los Angeles” (Mesin Vibrasi). Penggunaan alat ini dan tata cara melakukan pemeriksaan ketahanan agregat secara rinci dalam ASTM C 131 dan AASHO T 96.

Agregat yang rapuh

Bentuk Butiran Bentuk butiran menempati kedudukan yang sangat penting dalam perencanaan suatu campuran beton. Hampir semua sifat-sifat teknis dari beton ditentukan oleh sifat fisik dan kimia bahan agregat, sedangkan sifat ekomomi beton ditentukan oleh bentuk butiran dan gradasi dari agregat. Dalam seri percobaan dengan menggunakan agregat kasar berbentuk bulat jumlah rongga udara adalah 34%. Dalam seri percobaan dengan menggunakan agregat kasar yang bersudut jumlah rongga udara adalah 41%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dibutuhkan jauh lebih banyak mortal untuk agregat bersudut daripada agregat berbutir bulat

Agregat ringan Agregat ringan, dapat diperoleh dari alam seperti batu apung, maupun melalui proses buatan seperti expanded clay, expanded slate, klinker dll. Dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti pengurangan bobot terutama untuk bangunan yang bertingkat tinggi. Bangunan dengan berat massa yang rendah memiliki keamanan yang relatif baik terhadap gaya lateral gempa. selain itu agregat ringan juga dimaksud sebagai unsur penahan termal dan penahan api. Bobot isi agregat kasar 2.300-2.500 kg/cm3. Bobot isi agregat halus 750-1100 kg/cm3 Karena bobotnya yang ringan dan mempunyai kemampuan menyerap air besar, penakaran dilakukan berdasarkan volume.

Agregat normal Pada umumnya agregat normal yang banyak digunakan pada pekerjaan beton normal dengan kep[adatan berkisar 2.300-2.500 kg/m3. Agregat mormal diperoleh dari hasil pemecahan maupun alami harus dicuci terlebih dahulu dari pengaruh unsur-unsur yang merugikan sebelum digunakan.

Agregat berat Kadang-kadang untuk satu jenis pekerjaan diperlukan massa yang besar seperti pada bendungan, atau untuk memenuhi persyaratan ketahanan terhadap radiasi. Untuk itu pekerjaan tersebut diperlukan agregat dengan berat jenis yang tinggi. Agregat berat sangat efektif untuk menahan sinar radiasi dengan kepadatan 4.000-5.000 kg/cm3, dan tergantung pada jenis dan ukuran agregat serta derajat pemadatan agregat, namun sering terjadi kesukaran untuk mengerjakan beton dengan agregat berat untuk mendapatkan sifat kemudahan diolah tanpa proses segresi.