1. LATAR BELAKANG Dalam hal ini penulis akan mengetengahkan masalah yang dihadapi oleh para pengusaha konstruksi agar dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tersebut dengan waktu yang lebih pendek dengan biaya yang minimal. Untuk itu saya akan mengangkat suatu obyek pada proyek Rencana Pengembangan Kampus STIE-IBS Jakarta Selatan untuk memenuhi kebutuhan akan penyediaan sarana ruang kuliah dan ruang-ruang penunjang perkuliahan dengan memanfaatkan lahan yang dimiliki perusahaan secara optimal. Proyek ini dibangun dengan luas bangunan 6070m2, terdiri dari 4 lantai. Dengan adanya hal ini penulis akan melakukan pengoptimalan biaya dengan mempercepat kurun waktu pelaksanaan (metode crashing).
TUJUAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagaimana mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan pada proyek Gedung Kampus STIE-IBS Menganalisa antara biaya dan waktu Melakukan optimasi biaya dan waktu dengan crash program BATASAN PENULISAN TUGAS AKHIR Keadaan normal jam kerja yang digunakan adalah 8 jam/hari Dalam 1 minggu bekerja selama 6 hari dengan libur hari minggu. Perhitungan waktu dan biaya pelaksanaan hanya pada pekerjaan struktur saja.
KONTRIBUSI Memperoleh jadwal penyelesaian dengan biaya yang optimum LINGKUP PEMBAHASAN 1. PERHITUNGAN WAKTU PELAKSANAAN 2. OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN - Analisa Kapasitas dan Produksi Alat Berat dan Produktivitas Tenaga Kerja - Perhitungan Produktivitas Waktu Nomal dan Waktu Lembur 3. PERHITUNGAN CRASH PROGRAM - Analisa Waktu Pelaksanaan dan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan 4. MENENTUKAN COST SLOPE
2. LANDASAN TEORI Kegiatan dalam satu proyek dapat dipercepat dengan berbagai cara, yaitu : Dengan mengadakan shift pekerjaan. Dengan memperpanjang waktu kerja (lembur). Dengan menggunakan alat bantu yang lebih produktif. Menambah jumlah pekerja. Dengan menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.
Kemiringan (slope segment) tersebut dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : S = (CC – NC) / (ND – CD) CC = Crash Cost NC = Normal Cost CD = Crash Duration S = Slope Analisis Arrow Diagram Network 1. Perhitungan maju (Forward Pass) EFj = ESi + durasi Diambil nilai maksimum Perhitungan Mundur (Backward Pass) LSi = LFj - durasi Diambil nilai minimum Tenggang waktu TFij = LFj – Esi – Du FFij = Efj – Esi - Du
3. METODE PERENCANAAN Mulai Pengumpulan Data selesai Menentukan Waktu dan Biaya Optimum dengan Microsoft Project Analisa Harga Satuan Menentukan Cost Slope Masing-masing kegiatan Total waktu Keseluruhan dengan Jaringan Kerja (network planning) Struktur Bawah (Lower Structure) Struktur Atas (Upper Structure) Analisa Lama Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan Perhitungan Waktu Pelaksanaan Pembuatan Arrow Network Diagram (Jaringan Kerja) Perhitungan Biaya Proyek Perhitungan Crash Program Beatanrdasarkan Item Kegiatan
Tabel Menentukan Cost Slope
5. HASIL OPTIMASI No. URAIAN PEKERJAAN NORMAL OPTIMAL 1. Pek. Persiapan, Prasarana & Penunjang Rp. 880.782.910 2. Pek. Tanah Rp. 106.106.352 Rp. 87.112.384 3. Pek. Struktur Bawah Rp. 668.116.368 Rp. 684.592.420 4. Pek. Struktur Atas - Lantai Satu Rp. 421.000.182 Rp. 346.800.925 - Lantai Dua Rp. 1.283.728.984 Rp. 1.039.346.462 - Lantai Tiga Rp. 1.395.974.160 Rp. 1.116.847.332 - Lantai Empat Rp. 830.213.544 Rp. 688.214.271 - Lantai Atap Rp. 369.975.954 Rp. 358.418.824 BIAYA Rp. 5.955.894.454 Rp. 5.202.115.528 WAKTU PELAKSANAAN 315 249
Dari hasil perbandingan antara biaya dan waktu pelaksanaan hasil optimasi dengan biaya dan waktu normal, diketahui biaya optimasi lebih rendah Rp. 753,778,926.00 dari biaya normal dan waktu penyelesaian lebih cepat 66 hari dari waktu penyelesaian normal. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka biaya dan waktu pelaksanaan hasil optimasi dianggap optimal.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil perencanaan percepatan pelaksanaan yang telah dilakukan pada proyek proyek gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – Indonesia Banking School STIE – IBS – Jakarta Selatan. Kesimpulan : 1. Untuk mengatasi terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek maka diadakan percepatan durasi kegiatan pada jalur-jalur kritis. Dalam mengadakan percepatan proyek dapat dilaksanakan dengan mengadakan kerja lembur dengan tenaga kerja yang tersedia. Pada penelitian percepatan penyelesaian proyek adalah dengan menggunakan penambahan jam kerja lembur. 2. Dari segi waktu di dapatkan penyelesaian pelaksanaan selama 249 hari dari waktu pelaksanaan normal 315 hari atau terjadi pengurangan durasi selama 66 hari. 3. Perubahan biaya total proyek yang terjadi akibat penambahan jam kerja untuk mencapai biaya proyek optimum yaitu dari biaya total normal Rp. 5,955,894,454.00 menjadi sebesar Rp. 5,202,115,528.00 Terdapat efisiensi sebesar Rp. 753,778,926.00 4. Apabila dilakukan percepatan terus sampai diperoleh dimana setiap aktivitas menjadi lintasan kritis, maka waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat, tetapi hanya akan menambah besar biaya total.
Saran : 1. Berdasarkan hasil analisa pembahasan maka dapat disarankan untuk mencoba alternatif lain di dalam melakukan opimasi biaya proyek, selain dengan penambahan jam kerja, misalkan dengan penambahan jumlah tenaga kerja, dengan menggunakan peralatan dan metoda kerja yang lebih baru dan modern sehingga dapat menghasilkan pengurangan durasi yang lebih maksimum dengan biaya proyek yang lebih minimum. 2. Tidak selalu percepatan proyek diiringi dengan pembengkakan biaya dan tanpa menambah sumber daya yang telah ada. Salah satu cara untuk mempercepat pekerjaan adalah penambahan waktu kerja lembur