Perkembangan Perwajahan Media Massa Teknik Tata Sunting Surat Kabar Yohanes Widodo (masboi@yahoo.com)
PROSES KERJA JURNALISTIK Rapat Redaksi Reportase Penulisan Berita Editing: proses memeriksa kembali naskah/tulisan untuk menyempurnakan tulisan, yang menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan sebagainya. Pelaku disebut editor atau redaktur Setting dan Lay Out: Setting merupakan proses pengetikan naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan ukuran huruf. Lyout merupakan penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan secara umum. Setting dan layout merupakan tahap akhir dari proses kerja jurnalistik. Setelah proses ini selesai, naskah dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditentukan.
FUNGSI&TUGAS REDAKTUR/EDITOR Mengedit laporan/tulisan yang masuk dari wartawan/reporter Memeriksa skrip/naskah untuk medai audio/video Mengedit tulisan kolom Tugas : memeriksa akurasi kalimat dan kata-kata yang dituliskan oleh reporter/teknis penulisan berkaitan dengan tata bahasa Kata per kata atau dalam satu kalimat. Akurasi sangat penting menentukan bobot tulisan Ketelitian: hukum menulis pertama yang harus diberlakukan. Kesalahan ketik/penulisan akan mengganggu pembaca.
Mengkaji struktur laporan: Memeriksa nama, tempat, istilah dan ungkapan yang ada dalam bahasa Indonesia konsistensi. Makasar atau Makassar? Suharto atau Soeharto, Sukarno atau Soekarno? Al Qaida, Al Qaidah atau Al Qaeda atau bahkan Al Kaidah? Osama bin Ladin, Osama bin Laden atau Usamah bin Ladin? Editor bertugas membereskan semua komponen dalam laporan itu sehingga konsisten dan ajeg mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku di sebuah media disesuaikan dengan panduan media ybs. Mengkaji struktur laporan: model piramida terbalik, piramida biasa atau model batang (sejajar dan simetris)? Memastikan urutan pelaporan fakta tersusun baik dan logis. Gagasan diurutkan dengan tatanan yang rapih Gaya penulisan bisa dipertahankan atau dirombak total.
REDAKTUR SENI/DESAINER/LAYOUTER Tugas Redaktur Seni (Art Editor) Menjamin konsistensi perwajahan dan jiwa/spirit/feeling halaman surat kabar/majalah dengan memasang gambar dan teks yang benar dan menarik bagi pembaca. Memberi pembaca sesuatu yang fresh dan menarik adalah sesuatu yang esential dalam kondisi pasar emdia yang kompetitif. Redaktur seni memainkan perana penting dalam menyeleksi gambar cover atau headline, menjamin bahwa cover terlihat berbeda dan mampu menarik pembeli potensial. Pekerjaan tim seni dan desain pada umumnya mencakup semua aspek perwajahan/layout, desain, dan fotografi.
Tugas Harian Melayout halaman atau memberi masukan kepada desainer dan meyakinkan gambar yang layak dan foto yang digunakan. Mendiskusikan desain dan ide-ide lay out dengan koleganya, seperti wargawan, desainer, dam staf editorial, dan lain-lain. Bekerja sama dengan desainer freelance, illustrators dan fotografer Memproduksi desain cover Mensetting keseluruhan style publikasi, membuat template desain, dan meyakinkan setiap isu mengikuti pola/template tersebut. Me-redesign publikasi untuk memenangkan kompetisi dan merespon perkembangan/trend baru.
Skill dan kualitas personal Kreatif, artistik Kesadaran komersial Menguasai atau menyesuaikan dengan dengan software desain/publishing, seperti: Photoshop, QuarkXPress, Illustrator dan InDesign Percaya diri dalam mempresentasikan gagasan Komunikator yang baik, bisa menjelaskan kepada yang lain secara jelas. Menaruh perhatian terhadap detail Kerjasama dalam tim well organised Teang dan bisa bekerja efektif di bawah tekanan Mampu me-manage budget. Mengikuti perubahan atau perkembangan trend penerbitan majalah, online, maupun cetak. Mampu mengamati typography, gambar, dan white space balance digunakan secara efektif di halaman surat kabar/majalah.
PERKEMBANGAN PERWAJAHAN Terjadi migrasi surat kabar khususnya di Eropa. The Economist menyebutkna: fenomena TABLOIDITIS. Puluhan koran memutuskan untuk berpindah format atau ukuran kertas, dari semula berukuran besar sembilan, delapan, atau tujuh kolom (broadsheet) ke ukuran tabloid atau format kompak. Jim Chisholm, penasihat strategi World Association of Newspaper (WAN), dalam laporan berjudul New Designs, New Format, malah mendeklarasikan: "Broadsheet sudah mati.“
Format kecil, kompak, adalah respons jitu terhadap perkembangan zaman, jawaban atas beberapa persoalan yang dihadapi koran pada umumnya, sekaligus yang membukakan peluang yang selama ini tak tergarap, terbukti dari pengalaman di Eropa. Diawali oleh The Independent, koran yang diterbitkan di London sejak pertengahan 1980-an. Pada September 2003, koran yang disebut-sebut bereputasi radikal ini mulai meluncurkan edisi berukuran tabloidnya di samping edisi broadsheet; keduanya memuat isi dan iklan yang sama. Hanya berselang dua bulan kemudian The Times, yang juga terbit di London dan sudah berusia 216 tahun, mengambil jalur yang sama.
Sejak awal 2004, koran-koran ini berturut-turut menyusul melakukan migrasi: Gazet van Antwerpen dan De Standaard (Belgia), The Irish Independent (Irlandia), The Scotsman (Skotlandia), dan Blick (Swiss). Revolusi terbesar terjadi di Swedia. Dalam waktu yang singkat, 13 koran di negara ini menyeberang ke format tabloid. Mereka umumnya mengadopsi siasat The Independent dan The Times, menerbitkan dua format bersamaan dalam jangka waktu tertentu sebelum akhirnya mengucapkan selamat tinggal kepada format broadsheet. Ini pula yang dilakukan oleh New Straits Times (NST), koran Malaysia yang sudah berusia 160 tahun.
Yang terbawa oleh perubahan zaman dan mempengaruhi kelangsungan hidup koran, mula-mula, adalah transportasi massa dan mobilitas personal. Orang tak bisa leluasa membawa-bawa, apalagi membaca, format broadsheet. Televisi dan Internet telah mengubah cara sebagian besar orang memperoleh informasi. Jumlah pembaca koran di banyak negara terus-menerus turun; pembaca tua banyak yang sudah meninggal, sementara pembaca muda tidak tumbuh signifikan. Koran-koran gratis dan alternatif, yang kebanyakan memilih format kompak, dengan artikel-artikel ringkas, justru lebih menarik minat, terutama di kalangan generasi muda.
Perubahan ke format kompak adalah wujud dari keniscayaan bahwa ukuran koran akan terus mengecil untuk menyesuaikan diri--agar bertahan dan bisa membidik peluang-peluang baru. Mario Garcia, desainer yang menjadi konsultan dalam banyak proyek perubahan format koran, yakin pembaca memang menginginkan perubahan itu. "Trennya ada, dan tren ini tak bisa dihentikan," katanya kepada The Observer.
Redesign Koran Tempo
Cek: http://desain.blogdrive.com http://tukangkoran.blogspot.com