PENATALAKSANAAN INFEKSI ONDONTOGENIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
dr. Sardikin Giriputro, SpP(K)
Advertisements

DASAR-DASAR DIETETIK KLINIK
DASAR DIETETIK untuk pasieN
PENGANTAR ANTI MIKROBA
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
dr. Nicko Perdana Hardiansyah
Batu Empedu Sering Dikira Sakit Maag
PERAWATAN LUKA OPERASI
Idiopathic Gingival Fibromatosis Associated
KESEHATAN TENTANG DIARE.
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
SELF ASSESSMENT PEMBERIAN ANTIBIOTIK
PNEUMONIA.
Pendekatan diagnosis Demam pada anak
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Menghitung Tetesan Infus
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
INFEKSI NIFAS dr.Ripto Tobing, SpOG.
Riwanti Estiasari, Darma Imran
Perawatan Gigi Mulut Penderita HEMOFILIA
Oleh Dr. Nugroho Susanto
SUCI FITRIA III B.
PEMANFAATAN MIKROBA BAKTERI Lactobacillus sp PADA BIDANG KESEHATAN
DENTAL CARIES oleh : Theodora,drg.,SpOrt
Budi Mulyaningsih Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
RADANG ODONTOGENIK OLEH: Drg. EMMA. K, MDSc.
Kelainan Periodontal karena perawatan gigi
FLAP PERIODONTAL drg. Ahmad Syaify, Sp.Perio (K)
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
Pitfall dalam terapi antibiotik
INFEKSI ODONTOGEN Theodora, drg., Sp. Ort..
VITA NIRMALA ARDANARI,DR, SP.PROS, SP.KG
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI LUKA OPERASI
Pharmaceutical Care pada Penyakit Infeksi
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Medical Terminology Part II Erna Sulistyowati.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
KEPATUHAN.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Cakupan Ilmu Toksikologi
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
ANALISA JURNAL Equal antipyretic effectiveness of oral and rectal acetaminophen: a randomized controlled trial [ ISRCTN ] (Efektinitas penggunaan.
IMUNISASI BY ROSA RAGA PADMI.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
Terjadi dalam 3 bentuk: 1.Penanahan akut dalam kelenjar limf retrofarings sesudah infeksi saluran nafas atas. Biasanya terjadi pada anak-anak. 2. Benda.
TUGAS MATA KULIAH DASAR BIOMEDIK 2 DOSEN PENGAMPU : DR.HANDY EKA BAYU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KAMPUS SINTANG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH:
TRAUMA ABDOMEN.
KONSEP LUKA Esti Widiani.
LAPORAN KASUS PERAWATAN SALURAN AKAR NON VITAL GIGI SULUNG ANTERIOR Deffy Maryati PEMBIMBING : Dr. drg. Eva Fauziah, Sp. KGA (K)
ABSES GIGI.
Pasien Rawat Jalan Sugito Wonodirekso
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
Luka Bakar (Combutio) dr. Ketut Aditya Rahardja Puskesmas Lindi.
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Transcript presentasi:

PENATALAKSANAAN INFEKSI ONDONTOGENIK masykur rahmat

SUMBER INFEKSI : INFEKSI ODONTOGENIK INFEKSI PERIAPIKAL (caries) INFEKSI PERIODONTAL (pocket)

PEMICU INFEKSI ODONTOGENIK 1. Infeksi Iatrogenik 2. Infeksi Non-Iatrogenik

2. Infeksi post–extraksi Infeksi Iatrogenik 1. Infeksi post-injeksi. 2. Infeksi post–extraksi 3. Infeksi post-operasi.

Infeksi Non-Iatrogenik 1. Infeksi Perikoronal (perikoronitis) 2. Periodontitis 3. Infeksi periapikal 4. Infeksi jaringan lunak 5. Infeksi jaringan keras. 6. Abses pada “facial spaces”

ENDOGENOUS EXOGENOUS BAKTERI PENYEBAB INFEKSI

ENDOGENOUS : Aerobic gram-positive cocci Anaerobic gram-positive cocci Anaerobic gram-positive rods Pulpa/poket Inokulasi Infeksi odontogenik

FAKTOR PATHOBIOLOGI YG PENTING Semua Infeksi odontogenik adalah multiple bacteria (polymikrobial), rata-2 5 spesies Toleransi terhadap Oxygen dari bakteri penyebab infeksi odontogen FAKTOR PATHOBIOLOGI YG PENTING

BAKTERI PADA INFEKSI ODONTOGENIK : Aerob 6% aerob + anaerob 44% anaerob 50% Brook et al, 1991

PERKEMBANGAN INFEKSI ODONTOGENIK BERBASIS ANATOMIS LOKASI PERKEMBANGAN 1. Ketebalan tulang sekitar apeks gigi 2. Letak perforasi tulang terhadap perletakan muskulus di maksilla atau mandibula 3. Lapisan fasia yg ada didekat muskulus

Bukal absces Vestibular absces

Ludwig’s Angina

8 PRINSIP PRWTN INFEKSI ODONTOGENIK 1.Menentukan keparahan infeksi 2. Evaluasi status mekanisme pertahanan psn 3. Dirawat sendiri ?? Rujuk ??? 4. Perawatan Infeksi dg pembedahan 5. Dukungan perawatan Medik 6. Pemilihan antibiotik yg tepat 7. Pemberian Antibiotik yg tepat 8. Evaluasi pasien

I. Menentukan keparahan penyakit Anamnesis Pemeriks. fisik Pemeriks. Penunjang CC PI: Onset, timbulnya sakit, bengkak Kec perkemb infeksi Gejala kardinal radang Fatique, lemah, malaise Perawtn/Pengobatan yg diterima Status Generalis Vital sign KU pasien Status lokalis Ekstra oral Intra oral Laboratorium: - darah rutin - darah lengkap - funsi ginjal, liver - urin Radiolografis -Panoramik - Dental (lebih tajam). - Ro Soft tissues. - MRI.

Trismus (maksimal Interinsisal) 20-30 mm : ringan 10-30 mm : moderate < 10 mm : berat

Toxic appearance “toxic appearance” fatigue, demam , malaise , mulut terbuka, kesakitan, capai  infeksi berat

Perbedaan Edema, Cellulitis, Abses Karasteristik Edema (Inokulasi) Cellulitis Abses 1. Durasi 0-3 hari 1-5 hari 4-10 hari 2. Sakit, batas Ringan, diffuse Berat, diffuse Sedang, terlokalisir 3. Ukuran Bervariasi Besar Lebih kecil 4. Warna Normal Merah Mengkilap 5. Konsistensi Lunak (jellylike) Keras (boardlike) Fluktuasi (puncaknya) 6. Perkembangan (progression) Meningkat Menurun 7. Pus Absen Ada 8. Bakteri Aerob Campuran Anaerob 9. Keseriusan (seriousness) Rendah Tinggi Berkurang

II.Evaluasi status mekanisme pertahanan psn. (Patient’s Host Defense Mechanisms) 1. Medical Conditions That Compromise Host Defenses  kondisi medis pasien yg dapat menyebabkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh (kondisi sistemik). 2. Pharmaceuticals That Compromise Host Defenses.  Adalah obat-2 yg dikonsumsi pasien yg dapat menurunka n daya tahan tubuh. - Chemoterapi dapat menurunkan Lekosit (< 1000 cel/ml). - Obat Immunosupressive, pd transplantasi dan sakit autoimmun (cyclosporin, corticosteroids, Imurasn dsb.).

Compromised Host Defenses : UNCONTROLLED METABOLIC DISEASES 1. DM yg tak terkontrol 2. Alkoholisme 3. Malnutrisi 4. Penyakit ginjal stadium akhir IMMUNE SYSTEM-SUPPRESSING DISEASES. 1. HIV. 2. Lymphoma dan Leukemia. 3. Malignansi 4. Congenital & Acquired Immunologic diseases. IMMUNOSUPPRESSIVE THERAPIES. 1.Chemotherapy 2.Corticosteroids. 3.Transplantasi organ

Perawatan dental pada pasien DM : GULA DARAH SEWAKTU, DENGAN OT (mg/dl%) PERAWATAN DENTAL 1. Kurang dari 85 Beri glukosa. Tangguhkan perawatan elektif. Hanya emergency. 2. 85 - 200 Kurangi stress. Berikan antibiotik profilaksis untuk extraksi gigi. 3. 200 - 300 Kurangi astress. Berikan antibiotik profilaksis. Konsultasi medik/dokter yg merawat. 4. 300 - 400 Cegah perawatan elektif. Rujuk ke dokter yg merawat atau rujuk ke IGD Rumah Sakit terdekat. 5. Lebih tinggi dari 400. Cegah perawatan dental. Rujuk ke IGD Rumah Sakit terdekat.

3 kriteria mayor utk segera dirujuk ke RS/opname : 1. Rapidly Progressing Infection. Dari hitungan 1-2 hari sebelum periksa. 2. Dyspnea (difficultuy in brething), seper ti adanya perubahan suara, ½ duduk. 3. Dysphagia (difficulty in swallowing). Terjadi pnyempitan orofaring dan potensial terjadinya obstruksi airway.

Kriteria utk Rawat Inap/merujuk ke Spesialis : Selulitis yg progressiv. Kesulitan bernafas (dyspnea) Kesulitan menelan (dysphagia). Dehydrasi. Trismus moderat - berat (< 20 mm, interinsisal). Demam ,dengan suhu > 38 oC. Meluas sampai “facial space” yg dalam. Malaise berat dan “toxic appearance” Severe Immunocompromised patient’s. Kesalahan (ketidakadekuatan) perawatan sebelumnya. Pasien tidak kooperatif bila dengan rawat jalan. Membutuhkan General Anestesi dalam perawatannya.

TIGA LANGKAH YG MENENTUKAN : SEVERITY OF THE INFECTION Mild  Moderate  Severe EVALUATE HOST DEFENSES Metabolic  Immun system  Immunosupressive DECIDE EXPEDITIOUSLY REFER OR NOT

TUJUAN PERAWATAN BEDAH III. Perawatan Infeksi dg pembedahan. Pulpa nekrotik, periodontal. Pus & debris. IV TUJUAN PERAWATAN BEDAH MENGHILANGKAN KAUSA MEMBUAT DRAINAGE

Tindakan membuat drainage dan menghilangkan kausa, meliputi : 1 Tindakan membuat drainage dan menghilangkan kausa, meliputi : 1. Trepanasi gigi nekrosis, tetap terbuka. 2. Grinding bila ada traumatik oklusi. 3. Insisi & Drainage (I&D), bisa dengan menggunakan Penrose drain/Handschoen/kasa. I&D bisa dilakukan Intra atau Ekstra oral. Insisi tidak boleh memotong frenulum atau n. mentalis. 4. Ekstraksi bila sudah memungkinkan.

INDIKASI CULTUR & SENSITIVITAS TEST ( C&S ) 1. Infeksi yg menyebar diluar proc.alveolaris. 2. Infeksi yg progressiv. 3. Sebelumnya menerima beberapa antibiotik 4. Infeksi yg non-responsif (setelah 48 jam) 5. Infeksi yg sering kambuh 6. Daya tahan tubuh pasien menurun. 7. Osteomyelitis. 8. Kemungkinan adanya actinomycosis.

(Flynn) INFEKSI ODONTOGENIK ASSESMENT SEVERITY OUT PATIENTS. Refer ke SpBM/RS. Tahap : Selulitis / abses ringan I&D dan C&S Rawat kausa Dental Tahap Inokulasi Rawat kausa dental:extraksi, trepanasi, Endo, Debridement. OralAntibiotika, Perawatan supportiv Kontrol penyakit systemik Hydrasi, Nutrisi 3 hari tak sembuh. 3 hari Sembuh/remisi

(Recom) INFEKSI ODONTOGENIK ASSESMENT SEVERITY OUT PATIENTS. Refer ke SpBM/RS. Medikasi Antibiotika Dan antiinflamasi Tahap : Selulitis / abses ringan I&D dan C&S Rawat kausa Dental Tahap Inokulasi Rawat kausa dental: Trepanasi, Extraksi, Endo, Debridement. 3 hari tak sembuh. 3 hari Sembuh/remisi Teruskan medikasi Antibiotika Dan antiinflamasi

(Laskin) PERICORONITIS Subacute or chronic Acute 1.Irigasi H2O2/saline. 2. Debridement di mahkota 3. Extraksi M3 atas. 4 Antibiotik dan analgesik. 5. Peningkatan intake cairan. 6. Kumur-2. Extraksi mudah Extraksi sulit Irigasi salin. Debridement pada flap Extraksi M3 atas. Kumur Chlorhexidine. Analgesik. Angkat M3 bawah Tak baik Baik Ganti antibiotik C&S RS Angkat M3 bwh

(Laskin) ABSES GIGI ABSES SELULITIS I&D , ANTIBIOTIK NON-TOXIC TOXIC EXTRAKSI SULIT EXTRAKSI ANTIBIOTIK &SUPPORTING TERAPI RESOLUSI ANTIBIOTIK & SUPPORTING TERAPI ANTIBIOTIK EXTRAKSI EXTRAKSI

Dukungan perawatan Medik Resistensi pasien terhadap infeksi ditujukan pada 3 area : 1. Immune system compromise 2. Perawatan penyakit systemik 3. Dukungan fisiologis.

Ad. 1. Untuk perawatan Immune System Compromise, perlu raber dengan spesialist terkait. Ad. 2. Perawatan penyakit systemik. Banyak penyakit systemik yg mempengaruhi daya tahan tubuh, Mis. a). DM.Karenanya perlu kontrol segera GDS. b). Peny. Kardiovaskuler. c). Peny. Hematologis.

Ad. 3. Dukungan fisiologis Ad. 3. Dukungan fisiologis. Pada pasien infeksi terjadi perubahan fisiologis yg dapat mempengaruhi daya tahan tubuh : a. Dehydrasi, terutama pada anak-2 dan lanjut usia. Kenaikan 1o F membutuhkan tambahan cairan 800 cc, perhari, dan kenaikan kebutuhan calori sebesar 3 – 5% perhari. Pada pasien dysphagia, perlu tambahan cairan , yg bisa per-sonde atau iv-line. b. Kenaikan suhu tubuh. c. Dysphagia.

VI. Pemilihan antibiotik yg tepat : a. Menentukan kebutuhan antibiotik. Tingkat keseriusan infeksi ketika datang Apakah perawatan bedah dapat dilakukan Status daya tahan pasien thdp infeksi.

Indikasi Pemakaian Antibiotik Infeksi akut. Onset cepat, pembengkakan difus dan sakit moderat-parah. Mempuyai penyakit systemik (medically compromised) Potensial berkembang ke fasia dibawahnya Pericoronitis akut, dg trismus, panas , malaise Osteomyelitis & Lymphadenopati

b. Pemakaian antibiotik empiris b. Pemakaian antibiotik empiris. Infeksi odontogenik disebabkan oleh banyak bakteri yg dapat diprediksi.Yakni campuran dari bakteri : - Aerobik - Fakultatif streptococcus. - Anaerobik. Karenanya, antibiotika yg diperlukan  dapat diprediksi.

Antibiotik yg sering digunakan untuk infeksi odontogenik, secara berurutan : 1. Penicillin. 2. Amoxicillin. 3. Clindamycin. 4. Azithromycin. 5. Metronidazol. 6. Moxifloxacin.

c. Pemakaian antibiotik spektrum-sempit c. Pemakaian antibiotik spektrum-sempit. Antibiotik dg spektrum sempit juga akan membunuh bakteri dalam skala kecil. American Dental Association’s Council (ADA’s) merekomendasikan bahwa antibiotik spektrum sempit diberikan pada kasus infeksi simple. Sedangkan yg berspektrum luas untuk infeksi komplek.

Perbandingan : 1.Infeksi odontogenik simple. ANTIBIOTIK SPEKTRUM SEMPIT ANTIBIOTIK SPEKTRUM LUAS 1.Infeksi odontogenik simple. 1. Infeksi odontogenik komplek. 2.Penicillin. 2. Amoxicillin. 3.Clindamycin. 3. Amoxicillin dg clavulanic acid. 4. Metronidazol. 4. Azithromycin. 5. Tetracycline. 6. Moxifloxacin.

Simpel Vs Komplek Infeksi Odontogen INFEKSI ODONTOGEN SIMPLE INFEKSI ODONTOGEN KOMPLEK 1. Pembengkakan terbatas pd processus alveolaris dan vestibulum. 1. Pembengkakan menyebar diluar space vestibulum. 2. Pertama kali dirawat 2. Perawatan sebelumnya tak adekuat. 3. Pasien tanpa penyakit systemik yang mengganggu daya tahan tubuh. 3.Biasanya pasien mempunyai penyakit sistemik yg mengganggu daya tahan tubuh.

d. Pemakaian antibiotik dg efek samping minimal. Permasalahan dalam pemakaian antibiotik : a. Toxisitas. b. Efek samping. c. Interaksi obat. d. Kepatuhan pasien.

Beberapa antibiotik & efek samping atau toksisitasnya.: NAMA ANTIBIOTIK EFEK SAMPING / TOKSISITAS 1. Penicillin Allergi ( 3% dari populasi) 2. Clindamycin Diarrhea (pseudomembranous colitis). 3. Erythromycin Interaksi obat yang melibatkan sistem Enzim mikrosomal liver. 4. Moxifloxacin (fluoroquinolone) Mental clouding Interaksi dengan obat kardiovaskuler. 5. Cephalexin & cefadroxil Allergi. Os yg punya allergi penisillin, biasanya allergi cefadroxil. Jarang digunakan di infeksi odontogenik. 6. Tetracyclin Nausea, abdominal cramping & diarheas. Sudah jarang digunakan pd infeksi odontogen. 7. Metronidasol Gastrointestinal disturbance. Bila minum metronodasol & alkohol Vomiting & abdominal cramping.

e. Sedapat mungkin gunakan antibiotik bakterisid. Ada dua antibiotik : - Bakterisid = membunuh. - Bakteriostatik = menghambat pertumbuhan. Bakterisidal Bakteriostatik

f. Pertimbangan harga Antibiotik. Harga antibiotika sangat bervariasi. Obat baru cenderung lebih mahal dari obat lama. Demikian juga, obat patent lebih mahal dari obat generik. Bila semua faktor medis sama (sifat obat, efek samping, indikasi, pasien), maka menggunakan antibiotik yg lebih murah adalah sangat bijaksana

VII. Pemberian Antibiotik yg tepat. Pemberian antibiotik harus tepat dosis dan tepat intervalnya. Pabrik biasanya telah memberikan rekomendasinya dalam box. Kelemahannya : Kebanyakan pasien menghentikan minum antibiotik setelah gejala akut mereda, dan jarang yg sampai 5 hari.

Pasien yg patuh minum obat 1x/hr = 80% - Bila 2x/hr, yg patuh = 69% - Bila 4x/hr, yg patuh = 35%. (Flynn, 2012) Karena itu  harus diyakinkan pd pasien  keseluruhan obat antibiotika harus dihabiskan, walau gejala akut telah mereda.

Pasien dirawat dg bedah dan antibiotik VII. Evaluasi pasien. Temp,Trismus,Oedem Allergi, bleed, pain, recurent berkurang/remisi toxisitas,adanya superinfeksi. Pasien dirawat dg bedah dan antibiotik Monitor evaluasi Respon perawatan Komplikasi yg mungkin

Pembedahan yg tidak adekuat: tanpa drain; kurang luas KEGAGALAN PERAWATAN Pembedahan yg tidak adekuat: tanpa drain; kurang luas Menurunnya daya tahan tubuh : adanya penyakit immunocompromising yg tak terdeteksi. Adanya benda asing/corpal : fragmen gigi; calculus yg masuk luka; kapas. Problem pemberian antibiotik : dosis yg rendah; tak mencapai target; tak dihabiskan; resisten;