Kajian Budaya berdasarkan penelitian Stuart Hall Warisan Marxis Asumsi Hegemoni Hegemoni Tandingan Pengkodean oleh Khalayak kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Sekilas Teori Media merepresentasikan ideologi dari kelas yang dominan di dalam masyarakat. Karena media dikontrol oleh korporasi (kaum elite), informasi yang ditampilkan kepada publik yang pada akhirnya dipengaruhi dan ditargetkan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan. Pengaruh media dan peranan kekuasaan harus dipertimbangkan ketika menginterpretasikan suatu budaya. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Sekilas Teori Stuart Hall adalah seorang teoretikus yang mempertanyakan peranan berbagai institusi elite seperti media dan gambaran mereka yang sering kali salah dan menyesatkan. Hall berfokus pada peran media dan kemampuan mereka untuk membentuk opini publik mengenai populasi yang termarginalkan, termasuk orang-orang kulit berwarna, orang miskin, dan kelompok orang lainnya yang tidak menggambarkan sudut pandang pria heteroseksual berkulit putih (dan kaya). kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Sekilas Teori Bagi Hall, kepribadian bersifat politis; sebagai seorang Jamaika, ia berbicara “mengenai menjadi yang ‘paling hitam’ di dalam keluarganya, ‘seseorang dari luar’, yang tidak layak dan yang menemukan bahwa pengalaman kemarginalan diciptakan ulang dan diperbesar.” kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Sekilas Teori Cultural Studies adalah perspektif teoretis yang berfokus bagaimana budaya dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan dominan. Menurut Hall (1992) kajian budaya memiliki banyak wacana; juga memiliki beberapa sejarah. Ia adalah sekelompok formasi yang utuh; memiliki beberapa sejarah. Ia adalah sekelompok formasi yang utuh; memiliki peristiwa dan momen di masa lalu. Sering disebut ‘kajian khalayak’. kajian_budaya_joice cs
Warisan Marx: Kekuatan bagi Masyarakat Cultural Studies adalah tradisi yang berakar pada tulisan-tulisan Karl Marx (1963) dihargai sebagai orang yang mampu mengidentifikasikan bagaimana mereka yang memiliki kekuasaan (kaum elite) mengeksploitasi yang lemah (kelas pekerja). Ia percaya bahwa keadaan lemah dapat menuntun terjadinya alienation atau kondisi psikologis di mana orang mulai merasa bahwa mereka memiliki sedikit kontrol terhadap masa depan mereka. kajian_budaya_joice cs
Warisan Marx: Kekuatan bagi Masyarakat Para pemikir Marxis yang percaya bahwa kelas pekerja ditekan karena adanya kepemilikan media oleh korporasi disebut sebagai teoretikus Mazhab Frankfurt. Ilmuwan ini percaya bahwa media lebih tertarik untuk menghasilkan uang dibandingkan menyampaikan berita. Kemudian muncul neo-Marxist, yang berarti bahwa teori ini berbeda dari Marxisme klasik hingga pada batasan tertentu. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi Budaya tersebar dalam dan menginvasi semua sisi perilaku manusia. Orang merupakan bagian dari struktur kekuasaan yang bersifat hierarkis. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (1) Budaya didefinisikan sebagai sebuah komunitas makna. Menurut Hall (1981:31) ideology merujuk pada gambaran, konsep, dan premis yang menyediakan kerangka pemikiran di mana kita merepresentasikan, menginterpretasikan, memahami, dan ‘memaknai’ beberapa aspek eksistensi sosial. Hall yakin bahwa ideologi mencakup bahasa, konsep, dan kategori yang dikumpulkan oleh kelompok-kelompok sosial yang berbeda untuk memaknai lingkungan mereka. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (1) Kita tidak dapat melarikan diri dari kenyataan budaya bahwa, sebagai komunitas global, tindakan tidak dilakukan dalam ruang hampa. Graham Murdock (1989:436) menekankan ketersebaran budaya dengan menyatakan bahwa semua kelompok secara konstan terlihat dalam menciptakan dan menciptakan ulang sistem makna dan memberikan bentuk kepada makna ini dalam bentuk-bentuk ekspresif, praktik-praktik sosial, dan institusi-institusi. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (1) Culture war: pergulatan budaya akan makna, interpretasi, identitas, dan kontrol. Menunjukkan bahwa sering kali terdapat pemisahan-pemisahan yang dalam di dalam persepsi mengenai pentingnya suatu isu atau peristiwa budaya. Individu-individu sering kali berkompetisi untuk membantu membentuk identitas nasional. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (1) Stella Ting-Toomey dan Leeva Chung (2005) melihat bahwa budaya juga mencakup berbagai aktivitas dari sebuah populasi. Budaya, tidak dapat dipisahkan dari makna di dalam masyarakat. Makna di dalam budaya kita dibentuk oleh media. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (1) Michael Real berpendapat bahwa: “Media menginvasi ruang kehidupan kita (AS), membentuk selera dari mereka yang berada di sekitar kita, memberikan informasi dan mempersuasi kita mengenai produk dan kebijakan, mencampuri mimpi pribadi , dan ketakutan publik kita, dan sebagai gantinya, mengundang kita untuk hidup di dalam mereka.” Dengan demikian, media mengandung pesan-pesan baik – baik sengaja maupun tidak sengaja – yang menyebabkan kita menerima tujuan, impian, dan standar kesuksesan yang ditampilkan di dalam media. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (2) Teori budaya berkaitan dengan manusia sebagai bagian penting dari suatu hierarki sosial yang kuat. Kekuasaan bekerja di dalam semua level kemanusiaan, dan secara berkesinambungan membatasi keunikan identitas. Makna dan kekuasaan berkaitan erat, menurut Hall (1989), makna tidak dapat dikonseptualisasikan di luar bidang permainan dari hubungan kekuasaan. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs Asumsi (2) Mungkin sumber kekuatan yang paling mendasar di dalam masyarakat adalah media. Hall (1989) menyatakan bahwa media telah menjadi terlalu kuat dan berkuasa. kajian_budaya_joice cs
kajian_budaya_joice cs