Peran Amerika Serikat Dalam MeMPROMOSIKAN Demokrasi di Dunia Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012) Peran Amerika Serikat Dalam MeMPROMOSIKAN Demokrasi di Dunia Fahril tou 20100510189

Dalam Mempromosikan Demokrasi ini AS melakukan banyak hal bahkan menjatuhkan rejim yang berkuasa atau pemerintahan yang otoriter. Sebagai contoh sebagaimana yang terjadi di negara-negara yang otoriter yang pemimpinnya di jatuhkan: Penggulingan presiden Salvador Allende di Chile, Sandinista di Nikaragua, Soekarno di Indonesia, Jean Beltrand Aristide di Haiti, atau Saddam Husain di Irak, dan beberapa negara di Timur tengah seperti Mesir, Tunisia dan Libya yang baru saja dijatuhkan oleh rakyatnya sendiri, dan Suriah yang sedang bergolak sekarang, adalah sederet contoh kecil yang terjadi. kebijakan "Promosi Demokrasi."

Sejak berdirinya negara, Amerika Serikat (AS) telah memiliki filosofi untuk mendedikasikan dirinya mendukung demokarasi liberal dan penegakan hukum. Komitmen ini dapat ditemukan dalam beberapa dokumen penting termasuk deklarasi kemerdekaan (Declaration of Independence) 1776 –di mana di sana disebutkan bahwa kehidupan, kebebasan, dan meraih kebahagiaan adalah hak semua orang dan tidak dapat dihilangkan– Konstitusi, dan Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia.

Mulai dari George Washington sampai Barack Obama terus mengaku dirinya bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) selama menjalankan pemerintahan, baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam sejarah kebijakan luar negerinya, AS merupakan negara yang aktif melakukan ekspansi teritorial, ekonomi dan persebaran kultur negaranya.walaupun, sering terjadi konflik antara keinginannya mempromosikan demokrasi dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip HAM dengan tujuannya mengejar kepentingan nasionalnya dalam hal keamanan, maupun dalam memajukan ekonomi negaranya.

Salah satu tujuan diseberkannya Demokrasi di dunia adalah untuk keamanan dan perdamaian dunia, logikanya apabila negara-negara di dunia menganut sistem demokrasi, akan tercipta perdamaian dunia serta ada kejelasan hukum atau tata hukum yang baik yang sesuai. Dengan asumsi inilah dijadikan alasan oleh AS untuk mempromosikan demokrasi di dunia.

Dalam pandangan Liberalisme republikan yang menyataan bahwa negara-negara demokrasi liberal bersifat lebih damai dan patuh pada hukum dibandingkan sistem politik lain. Argumen tersebut bukan berarti bahwa negara-negara demokrasi tidak pernah berperang;negara-negara demokrasi sesering berperang dengan negara non demokrasi.Tetapi argumennya adalah bahwa negara demokrasi tidak berperang dengan negara demokrasi lainnya. Ada tiga elemen di belakang pernyataan bahwa negara demokrasi mengarah pada perdamaian dengan negara-negara demokrasi lain, hal ini sesuai dengan pandangan atau perspektif Liberalisme Republikan yaitu:(1) norma demokrasi atas resolusi konflik secara damai,(2) hubungan damai antara negara-negara demokratis, berdasarkan atas landasan moral yang sama, (3) kerja sama ekonomi antar negara-negara demokrasi:hubungan interdependensi

Terkait dengan masalah AS mempromosikan demokrasi didunia, kita bisa melihat dalam pandangan internasionalisme liberal, paham ini sangat anti dengan statisme dalam pendekatan mereka terhadap Hubungan Internasional.Pemerintah, khususnya pemerintahan yang tidak demokratis, dipandang sebagai biang keladi utama timbulnya konflik dan kekacauan internasional.Untuk merealisasikan cara pandang dunia mereka, kaum liberal hendak mengganti rejim otokrasi dengan rejim yang berdasarkan pada akuntabilitas dan nilai-nilai demokratis

Tujuan AS mempromosikan demokrasi didunia untuk memberikan kebebasan kepada individu-individu di negara-negara yang otoriter serta membuat kemajuan-kemajuan yang baik dan damai dalam tatanan internasional hal ini karena demokrasi memiliki nilai-nilai,moral dan budaya yang baik sehingga akan tercipta kedamaian, dan ketergantungan satu negara dengan yang lainnya membuat negara-negara tersebut cenderung bekerja sama sesuai dangan asumsi idealis dan bahwasanya AS mempromosikan demokrasi karena suatu negara yang tidak demokrasi cenderung agresif.