POKOK-POKOK PIKIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD” DENGAN TEMA : ”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Advertisements

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Data produksi ( ) • Produksi padi, pada tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Baseline Sektor Energi
Menempatkan Pointer Q 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI SEKTOR PERKEBUNAN PROVINSI NAD
SUMBER: Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI SUMBER:
Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Menuju Pembiayaan Sektor Pertanian yang Berkelanjutan Dr. Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur Seminar Nasional Feed The World : Munuju Swasembada yang Kompetitif.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
ANGGOTA DPD HASIL PEMILU 2009 Jumlah Anggota DPD132 orang Jumlah Anggota DPD Laki-Laki97 orang Jumlah Anggota DPD Perempuan35 orang Presentase Jumlah Anggota.
ASIKNYA BELAJAR MATEMATIKA
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
Jakarta Convention Centre, 29 Januari 2010
KEBIJAKAN DAN PENCIPTAAN IKLIM INVESTASI YANG

Luas Daerah ( Integral ).
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
Is Fatimah. 28/03/ Sudahkan memahami SKEMA PENDANAAN (RD, RT, KP, DF) Insentif SINas ?
TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk.
Tata cara Penanaman Modal
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
ANGGOTA KELOMPOK KERJA FORUM KAWASAN TIMUR INDONESIA
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
Contoh Kasus Kebijakan Pertanian di Indonesia
PENANAMAN MODAL (UU No.25 Th.2007)
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
DASAR HUKUM PENGELOLAAN HUTAN PERUM PERHUTANI
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
KEGIATAN EKONOMI KESEHATAN Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH.
INDUSTRI Bila ada pertanyaan : Facebook : ranto.lumban.gaol
PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN NEGARA
UNDAR - MARYUNANI PEMBANGUNAN EKONOMI PERTANIAN: Sebuah Fakta.
Bagaimana Siang dan Malam Berlaku?
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN
KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI BERBASIS AGRO
STATISTIK PERTAMBANGAN NON MIGAS
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
SEKTOR PERTANIAN.
PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN
Peta Peningkatan Pemenuhan Energi Listrik Tiap Provinsi Hasil Model
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN
Struktur Ekonomi Jawa Timur, 2016
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
DATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017
Dirjen Industri Agro pada
Oleh: M. Wahid Supriyadi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya
BAHAN RAPAT KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN
INDUSTRI & PERDAGANGAN
PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO SAMPAI DENGAN PERIODE TW III 2016
PEMBANGUNAN PERTANIAN
PENDAHULUAN PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
Oleh: Risyana Hermawan
Oleh: Risyana Hermawan
PEMBANGUNAN PERIKANAN
Pangan PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DAN 2017.
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Transcript presentasi:

POKOK-POKOK PIKIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD” DENGAN TEMA : ”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA MENDORONG PRODUK-PRODUK UNGGULAN MENJADI PRIMADONA DUNIA” 1

DAFTAR ISI BAGIAN 1 : PERANAN CABANG INDUSTRI TERHADAP PDB NON MIGAS TAHUN 2008 BAGIAN 2 POTENSI PANGAN DI INDONESIA BAGIAN 3 ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI BAGIAN 4 BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN (2025) BAGIAN 5 KENDALA DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN BAGIAN 6 PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN BAGIAN 7 ARAH PENGEMBANGAN BAGIAN 8 SASARAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN BAGIAN 9 KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN BAGIAN 10 KLASTER INDUSTRI PRIORITAS AGRO 2

1. PERANAN CABANG INDUSTRI TERHADAP PDB NON MIGAS TAHUN 2008 la Industri agro terdiri dari industri makanan & minuman, industri kertas dan barang cetakan, industri kayu dan hasil hutan, dan industri barang karet, yang mempunyai peranan terhadap PDB non migas lebih dari 40%. Peranan terbesar adalah industri makanan dan minuman yaitu 30,4%

2. POTENSI PANGAN DI INDONESIA Minyak Mentah Sawit (CPO & CPKO) Kopi Buah Rumput Laut Kakao Beras Indonesia Sebagai Penghasil Potensial Untuk Bahan Pangan, antara lain : la

3. Arah Pembangunan Ekonomi Menjadikan Indonesia Negara Industri Yang Maju dengan Didukung Pertanian yang Kuat dan Tangguh la

BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR UU No.17 Tahun 2007 (RPJMN 2005-2025) Perpres No. 28 Tahun 2008 4. BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN (2025) BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR INDUSTRI ANDALAN MASA DEPAN INDUSTRI ALAT ANGKUT SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI AGRO PETRO KIMIA SEMEN BAJA DLL TPT SEPATU ELEKTRONIK INDUSTRI BARANG MODAL INDUSTRI KOMPONEN BASIS U K M) SDA TERBARUKAN SDA TIDAK TERBARUKAN TELEMATIKA la

5. Kendala Dalam Peningkatan Produksi Pertanian Pembibitan, pemupukan dan Pengolahan yang kurang baik, Alih fungsi lahan, Pergeseran musim, Beralihnya tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lainnya. la

6. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN Kurangnya bahan baku karena diekspor dalam bentuk produk primer, Adanya produk makanan impor yang tidak sesuai dengan ketentuan, Adanya hambatan tarif dan non tarif. Kurangnya dukungan permodalan dan tingginya suku bunga bank serta kurangnya dukungan infrastruktur. la

7. ARAH PENGEMBANGAN VISI “Terwujudnya Pertumbuhan dan Perkembangan Industri Makanan dan Minuman yang Berdaya Saing dan Bernilai Tambah Tinggi serta Mampu Memenuhi Kebutuhan Pangan Nasional” MISI Meningkatkan pengolahan produk primer hasil pertanian dan perkebunan menjadi produk yang bernilai tambah tinggi; Memperkuat ketahanan pangan nasional untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat; Meningkatkan perolehan devisa melalui ekspor. la

8. SASARAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN Meningkatkan struktur dan daya saing industri makanan dan minuman berdasarkan klaster industri Meningkatkan pemanfaatan utilisasi kapasitas produksi industri makanan dan minuman Meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor produk makanan dan minuman Mengembangkan keanekaragaman produk makanan Meningkatkan penyerapan tenaga kerja Meningkatkan ketahanan pangan nasional Meningkatkan pemanfaatan bahan baku yang berasal dari SDA. la

9. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN Menumbuhkembangkan industri makanan dan minuman melalui pengembangan klaster industri prioritas. Mengembangkan industri makanan dan minuman untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan substitusi produk impor. Mengembangkan industri melalui peningkatan kemitraan. Meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan teknologi dan manajemen Memperkuat keterkaitan antar industri makanan dan minuman dengan sektor ekonomi lainnya. Penyebaran industri makanan yang disesuaikan dengan potensi SDA. Meningkatkan kualitas produk melalui penerapan SNI, HACCP dan GMP. Peningkatan iklim usaha yang kondusif. la

10. KLASTER INDUSTRI PRIORITAS AGRO Terdapat 12 Klaster Industri Prioritas Agro, yaitu : Industri Pengolahan Kakao Industri Gula Industri Pengolahan Susu Industri Hasil Tembakau Industri Pengolahan Buah Industri Pengolahan Kelapa Industri Pengolahan Kopi Industri Pengolahan Kelapa Sawit Industri Pengolahan Hasil Laut Industri Pulp dan Kertas Industri Furniture Industri Pengolahan Karet la = pangan = pangan dan non pangan = non pangan

a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit (Permenperin No a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit (Permenperin No.111/M-IND/PER/10/2009) Agro 13 13

a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit (Permenperin No a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit (Permenperin No.111/M-IND/PER/10/2009) Agro 14 14

b. Industri Kakao (Permenperin No.113/M-IND/PER/10/2009) Agro 15 15

b. Industri Kakao (Permenperin No.113/M-IND/PER/10/2009) Agro 16 16

c. Industri Pengolahan Kelapa (Permenperin No.114/M-IND/PER/10/2009) Agro 17 17

c. Industri Pengolahan Kelapa (Permenperin No.114/M-IND/PER/10/2009) Agro 18 18

19 d. Industri Pengolahan Kopi (Permenperin No.115/M-IND/PER/10/2009) Agro 19 19

20 d. Industri Pengolahan Kopi (Permenperin No.115/M-IND/PER/10/2009) Lokasi pengembangan : Sumut., Lampung, Bengkulu, Jatim., Bali dan Sulsel (didasarkan atas potensi bahan baku). Sentra : Sebaran industri pengolahan kopi ternyata tidak selalu pada daerah penghasil biji kopi: Sumut. (2), Lampung (3), Jatim. (10), Bali (1), Sulsel. (3), Sumsel. (2), DKI Jakarta (4), Jabar. (6), Jateng. (2), Sulut. (3) dan daerah lain berjumlah 41 unit (usaha skala menengah). Jumlah sentra : 77 unit pengolahan kopi skala menengah dan besar. Perusahaan : PT Sari Incofood Corporation (Sumut.), PT Nestle Indonesia (Lampung), PT Aneka Coffee Industry (Jatim.), PT Santos Jaya Abadi (Jatim.), PT Gunung Mas Lestari Jaya (Banten). PT Putra Bhineka Perkasa (Bali), PT Setia Unggul Mandiri (Sulsel). Agro 20 20

e. Industri Gula (Permenperin No.116/M-IND/PER/10/2009) Agro 21 21

e. Industri Gula (Permenperin No.116/M-IND/PER/10/2009) Agro 22 22

23 f. Industri Hasil Tembakau (Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009) Agro 23 23

24 f. Industri Hasil Tembakau (Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009) Agro 24 24

25 f. Industri Hasil Tembakau (Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009) : Bahan Baku Utama(Tembakau) : Sumatera Utara, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB. : Industri Rokok : Sumut (PT STTC, Pagi Tobacco), Jabar (PT BAT Indonesia & pabrik rokok kecil), Jateng (PT Djarum, PT Nojorono, PR Sukun, PR Gentong Gotri, PR Jamu Bol, Filasta, Wikatama, PR Menara dan Industri rokok kecil lainnya). Jatim (PT Gudang Garam Tbk, PT H.M Sampoerna, PT Bentoel Prima, PT Philip Moris Indonesia, PT Gelora Jaya, PT Karya Niaga Bersama, PT Gandum dan perusahaan rokok kecil lainnya), NTB(industri rokok kecil). : Bahan Baku Pendukung (Cengkeh) : Sumbar, Lampung, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Sulut, Maluku Utara, Maluku. Keterangan : Sumut Sumbar Lampung Jabar Jateng Jatim Bali NTB Sulsel Sulut Malut Maluku Agro 25 25

26 g. Industri Pengolahan Buah (Permenperin No.118/M-IND/PER/10/2009) Agro 26 26

27 g. Industri Pengolahan Buah (Permenperin No.118/M-IND/PER/10/2009) Agro 27 27

28 h. Industri Pengolahan Ikan (Permenperin No.120/M-IND/PER/10/2009) Agro 28 28

29 h. Industri Pengolahan Ikan (Permenperin No.120/M-IND/PER/10/2009) Agro 29 29

30 i. Industri Pengolahan Susu (Permenperin No.122/M-IND/PER/10/2009) Agro 30 30

31 Terima Kasih