Psikiatri Asesemen risiko: Harm, self-harm, suicide Cleoputri Yusainy, PhD
Risiko dalam Psikiatri Risiko dalam konteks Psikiatri merujuk pada kemungkinan terjadinya peristiwa seperti: Self-harm (perilaku menyakiti sendiri secara sengaja); Suicide (bunuh diri); atau Harm to others (perilaku agresif dan kekerasan). Peristiwa tsb. sering kali tidak secara langsung disebabkan oleh gangguan mental pada pasien.
Asesmen risiko Dalam sejarah Riwayat perilaku menyakiti diri sendiri dan orang lain. Tindakan aktual yang mengarah pada rencana perilaku berisiko. Stres atau kehilangan luar biasa. Depresi, psikosis, penyalahgunaan zat, gangguan kerpribadian. Dalam MSE Pemikiran suicidal atau kekerasan. Gangguan mood parah. Simtom psikiatri, terutama pasivitas dan delusi persekutori. Dalam konteks Faktor demografik. Penyalahgunaan zat atau alkohol. Ketidakstabilan sosial. Paparan bunuh diri atau self-harm di lingkungan terdekat. Akses terhadap senjata atau korban potensial.
Suicide (bunuh diri) Suicidal behaviours mencakup suicidal ideation, suicide plan, dan suicide attempts. Penyebab kematian yang paling utama pada gadis usia 15–19 tahun. Pelaku biasanya depresi dan putus asa. Biasanya bersifat terencana. Risiko bunuh diri meningkat pada minggu awal kepulangan dari institusi mental. Pada penderita skizofrenia, biasanya terjadi pada awal kemunculan gangguan tsb.
Asesmen risiko bunuh diri Perhatikan: Intensi yang diekspresikan pasien. Kondisi mental pasien. Perilaku self-harm. Akses terhadap senjata atau sarana lain yang mematikan. JANGAN hindari asesmen risiko bunuh diri karena dugaan bahwa (i) asesmen itu dapat memancing perilaku bunuh diri (ii) orang dengan rencana bunuh diri akan mengingkarinya.
Self-harm (harm to self) Perilaku menyakiti diri sendiri secara sengaja. Umum terjadi di populasi normal dan klinis. Satu kali episode self-harm adalah faktor risiko utama bagi terjadinya self-harm berulang dan bunuh diri. Self-harm bisa merepresentasikan ciri dari depresi, gangguan cemas, penyalahgunaan zat, dan gangguan kepribadian cluster B (antisosial, ambang, narsisistik, histrionik). Psychiatric Interviews for Teaching: Self- Harm http://youtu.be/824H2W-h5Kg
DSHI (Deliberate self-harm inventory; Gratz, 2001) Bagian ini menanyakan hal-hal yang mungkin dilakukan orang untuk melukai diri sendiri. Seringkali, orang merahasiakannya karena berbagai alasan. Meskipun demikian, jawaban yang jujur akan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu orang lain. Berikan jawaban ‘ya’ terhadap setiap pertanyaan hanya jika Anda melakukannya secara sengaja, atau dengan tujuan, untuk menyakiti diri sendiri. Jangan memberikan jawaban ‘ya’ jika hal tersebut terjadi secara tidak sengaja. Gratz, K. L. (2001). Measurement of deliberate self-harm: Preliminary data on the Deliberate Self-harm Inventory. Journal of Psychopathology and Behavioral Assessment, 23(4), 253–263. doi:10.1023/A:1012779403943
Jika ‘Ya’, berapa kali Anda pernah melakukannya? DSHI (Gratz, 2001) Apakan Anda pernah secara sengaja (dengan tujuan untuk menyakiti diri sendiri).... Ya / Tidak Jika ‘Ya’, berapa kali Anda pernah melakukannya? Kurang dari 5 Lebih dari 5 1. Memotong pergelangan tangan, lengan, atau anggota badan lainnya? 2. Membakar bagian tubuh sendiri dengan api rokok? 3. Membakar diri sendiri dengan korek api? 4. Menorehkan kata-kata di atas kulit Anda? 5. Menorehkan gambar, desain, atau tanda lain di kulit Anda? 6. Menggaruk diri sendiri sampai berdarah? 7. Menggigit diri sendiri sampai kulit terluka? 8. Menggosokkan kertas amplas ke tubuh Anda?
Jika ‘Ya’, berapa kali Anda pernah melakukannya? Apakan Anda pernah secara sengaja (dengan tujuan untuk menyakiti diri sendiri).... Ya / Tidak Jika ‘Ya’, berapa kali Anda pernah melakukannya? Kurang dari 5 Lebih dari 5 9. Menggunakan cairan pemutih atau bahan kimia lain untuk menggosok kulit Anda? 10. Menusukkan benda tajam seperti jarum, paku, dll. ke dalam kulit Anda (TIDAK termasuk tato, tindik, suntik) 11. Menggosokan pecahan kaca ke tubuh Anda? 12. Mematahkah tulang Anda sendiri? 13. Membenturkan kepala Anda pada benda lain sampai muncul memar? 14. Meninju diri sendiri sampai meninggalkan bekas? 15. Mencegah sembuhnya luka? 16. Melakukan hal lain untuk menyakiti diri sendiri selain yang ditanyakan kuesioner ini? Jika ya, tuliskan apa yang Anda lakukan? 17.
Harm to others Perilaku agresif dan kekerasan Sering berasosiasi dengan penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian, serta skizofrenia dan mania. Terkadang bisa secara langsung disebabkan oleh gangguan tsb. Misalnya, delusi persekutor pada skizofrenia. Lebih sering muncul karena kombinasi antara frustrasi dan kepribadian yang rentan dengan perilaku tsb. Prediktor terkuat dari perilaku kekerasan adalah sejarah perilaku kekerasan.
Aggression & self-harm Self-harm dan agresi Trait self-control Trait mindfulness Aggression & self-harm Self-harm memiliki korelasi positif dengan agresi, keduanya berkorelasi negatif dengan mindfulness dan self-control. Yusainy, C. & Lawrence, C. (2014). Relating mindfulness and self-control to harm to the self and to others. Personality and Individual Differences, 64, 78– 83. doi:10.1016/j.paid.2014.02.015