BATANG GRAM POSITIF RITA ENDRIANI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SALMONELLOSIS (PULLORUM)
Advertisements

DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI BAKTERI
IMMUNOLOGI Antibodi.
ENTEROBACTERIACEAE ( NON LACTOSE FERMENTATION )
IMUNISASI.
PENYAKIT TROPIS & INFEKSI I
SUVEILANS DIFTERI bwk keren.
Penyakit-penyakit pada Ibu Hamil
BATANG GRAM POSITIF TIDAK BERSPORA
PATOGENISITAS MIKROORGANISME
Pseudomonas SETIO HARSONO.
KEMAMPUAN MIKROBA UNTUK MENIMBULKAN PENYAKIT
Bakteri anaerob adalah bakteri yg tidak menggunakan oksigen untuk petumbuhan & metabolismenya, namun tetap mendapatkan energi dr reaksi fermentasi. Bakteri.
MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK dan SENSITIVITY TES UNTUK INFEKSI BAKTERI
Praktikum Mikrobiologi Pangan 3 Andini Hanif S.Si, M.Si MIKROBIOLOGI AIR PEMERIKSAAN AIR.
DIFTERI Suharyo.
PERTUSIS Suharyo.
ANTRAKS Suharyo.
LEPTOSPIROSIS I. Defenisi    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
BAKTERI.
Interaksi dalam kehidupan mikroorganisme dengan manusia
STRUKTUR DAN MORFOLOGI BAKTERI
MANFAAT MIKROBILOGI DALAM BIDANG PETERNAKAN
Oleh Dr. Nugroho Susanto
VARICELLA Ilmu Penyakit Menular.
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
INFEKSI BAKTERI ANAEROB FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes
PEMANFAATAN MIKROBA BAKTERI Lactobacillus sp PADA BIDANG KESEHATAN
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
MANAJEMEN KESEHATAN IKAN
serangga org lain (antraks kulit) Siklus Hidup serangga org lain (antraks kulit) - fase vegetatif spora (inang) vegetatif.
Isolasi dan identifikasi Mikroorganisme
Mikrobiologi Udara.
STRUKTUR DAN MORFOLOGI BAKTERI
MANFAAT MIKROBILOGI DALAM BIDANG PETERNAKAN
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
BAKTERI PENCEMAR MAKANAN
Listeria monocytogenes
YONI MAI PUTRI IIB.
Demam Tifoid Eggi Arguni.
Pseudomonas SETIO HARSONO.
DIFTERIa.
Corynebacterium diphtheriae
Identifikasi Mikroba.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
HEPATITIS A Dr.Ayling Sanjaya,M.Kes,SpA 1.
HIPERSENSITIFITAS Lisa Andina, S.farm, Apt..
Hepatitis A Nurmayanti.
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
Disusun Oleh: Nama : IMELDA SAPUTRI Npm : Sesi : A
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
BACILLUS Bacillus cereus
SISTEM KARDIOVASKULER Anatomi dan Fisiologi Manusia
BAB 11 SISTEM IMUN.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI
STAPHYLOCOCCUS Eko Budi Koendhori.
TUGAS PATOLOGI DIFTERI.
Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes
Demam Typhoid Oleh: Sarah Nurdiana ( ) Siti Octavia ( )
CRYPTOCOCCUS NEOFOMANS
BIOTEKNOLOGI Dengan menggunakan Mikroorganisme
 Imunologi: Ilmu yang mempelajari sistim imunitas tubuh  Sistim imunitas : mekanisme pertahanan tubuh terhadap foreign antigen.
PERTUSIS Suharyo.
GENETIKA MIKROBA.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

BATANG GRAM POSITIF RITA ENDRIANI

PENDAHULUAN Bentuk bakteri  Bulat/ coccus dan batang/ bacil Pewarnaan Gram  Positif dan Negatif Batang Gram Positif  ? Jenis – jenisnya: - Genus Corynebacterium - Genus Bacillus - Genus Listeria - Genus Propionibacterium - Genus Lactobacillus - Genus Erysipalotrix

Gambaran umum

Samb...

CORYNEBACTERIUM

Klasifikasi Fam : Corynebacteriacae Genus : Corynebacteriae Spesies : 1. C. diphtheriae ( Diphthery ). 2. C. ulcerans ( exudative pharyngitis and diphtheria like disease, nasopharynx - carrier ). 3. C. pseudotuberculosis ( Granulomatous lymphadenitis ). Those three species produced diphtheria toxin. C. haemolyticum ( pharyngitis and skin ulcer, occasionally mimic diphthery ) 5. C. xerosis ( endocarditis, bacteremia, pneumonia, surgical wound inf. ) 6. C. pseudodiphthericum ( endocarditis, UTI )

Morfologi Sifat aerob Bentuk batang lansing,kadang2 lurus, agak bengkok Ukuran 1,2-64um x 0,3-1,1 um Khas  club shaped  tersusun spt rantai berjejer spt huruf V, L, Y atau “Chinese Letter”. Menghasilkan granul Baber Ernest  mengandung polifosfat  fs sebg cad makanan Gerak (-), spora (-), kapsul (-)

(a) (b) (c) (d) Gb. (a).C. diphtheriae (b). P. Gram, (c). Kultur pd Telurit. (d). P. Neisser

Patogenisitas Endoktoksin  toksigenisitas rendah  neuritis perifer dan paralisis Eksotoksin  toksin difteri  dihasilkan oleh: C. Diphtheriae yg lisogenik  terinfeksi o/ bakteriofaga (beta-corynebacteriophage)  menghasilkan gen penyandi eksotoksin (tox gen) Untuk mengetahui bakteri nya termasuk galur toksigenik atau non  dilakukan tes virulensi

Tes Virulensi In vitro Tes dilusi gel Tes biakan jaringan In vivo Tes intrakutan Tes kutan Gambar:Tes dilusi gel/ efek cawan

Patogenesis Transmisi: droplets atau kontak langsung  menempel pd pili mukosa sal pernapasan atas  multiplikasi pd mukosa membran  produksi toksin (eksotoksin)  nekrosis sel mukosa  inflamatory  pseudomembran Pseudomembrane, composed of : 1. Bacteria 2. Necrotic epithelium 3. Phagocytes 4. Fibrin Eksotoksin menyebar scr limfogen dan hematogen  jantung, ginjal, hepar dan saraf.

Gejala Klinis Inkubasi 2-7 hari Gejala umum : demam, sore throat, adenopathy cervical Lokal : pseudomembran(eksudat fibrin, lengket, abu2, kuat)  khas ! Pseudomembran dapat meluas laryng & trachea  airway obstruction Sistemik : toksin melewati mukosa faring  aliran darah  multipel organ (t.u jantung penyebab miokarditis : aritmia dll) ; paralisis saraf cranial : palatum & faring meny regurgitasi Cutaneous lesion : ulserasi kulit, ada membran abu2

Pseudomembran Terutama Anak kecil  Obstruksi pernaf Eksudat putih-kotor di seluruh tonsil & inflamasi + pembengakkan lokal

Diagnosis laboratorium Spesimen : swab faring Mikroskopis : P Neisser dan Gram Kultur: ada pertumbuhan  tes virulensi Sensitivity tes antibiotik

Therapi Anti difteri serum (ADS)  hrs diberikan sedini mgkin sejak d/ ditegakan Utk pemberian ADS  Skin tes tes Schick  (+)/ (-) tes Moloney  tahan/ tidak Antibiotik, Ertromisin Kortikosteoid Analgetik/ antipiretik Trakeostomi

Pencegahan Isolasi penderita Imunisasi dg difteria toksoid : kombinasi dg tetanus toksoid, vaksin pertusis Toksoid : eksotoksin diinaktifasi shg tdk memberikan efek toksik tapi msh bersifat antigenik Memberantas karrier Petugas kontak difteri dilakukan p/ labapabila - negatif  diberi imunisasi - positif  diberi ADS dan antibiotik

BACILLUS ANTHRACIS

Morfologi Sifat aerob Bentuk batang besar, lurus, ukuran 3-5 x 1-1,2 um Susunan dua-dua/ rantai Khas  “bamboo appearence” Spora(+), bentuk oval/elips, letaknya sentral Gerak (-), kapsul (+) Agar nutrient  koloni besar, opaq, plumouse colony (permukaan koloni spt bulu/rambut, pinggir tidak rata)  caput medussae/hair like curl/medusa head Tahan terhadap fisis/ kimia

Gambar: Mikroskopis dan kultur B. anthracis (a) (a) (a) (b) (c) (a) (b) (c) Gambar: Mikroskopis dan kultur B. anthracis

Struktur Antigen Ag kapsul (polipeptida) Ag somatik (polisakarida) komponen dinding sel Ag toksin (protein)  Eksotoksin yg kompleks  protective Ag (PA), lethal factor (LF) dan oedem factor (EF)

Patogenisitas Kapsul dan toksin  virulensi yg tinggi Komponen eksotoksin PA mengikat reseptor  EF dan LP masuk ke sel  EF meningkatkan cAMP sitoplasma sel  gejala.

Patogenesis dan G/ Klinis Transmisi dg 3 cara: Kontak langsung  cutaneus anthrax Spora / biakan bakteri  kontak dg lesi kulit tu ektremitas atas  12-36 jam stlh kontak  paupa kecil  vesikel  keluar cairan serosanguinous  b ag tengah lesi nekrosis dikelilingi warna merah dan eritem  malignant pustule/ cutaneus antrax

Samb.... 2. Inhalasi  pulmonary anthrax/woo sorters disease 3. Oral dg makanan/ minuman  Gastrointestinal anthrax G/: mual, muntah, diare  hematemesis  fatal

Diagnosis laboratorium Spesimen tgt gejala  cairan/pus, muntah, tinja, sputum, dll Mikroskopis  P. Gram Kultur  media semi solid  gerak (-)  agar darah  hemolisis, koloni bjumbai Serologis (tes Ascoli)  Reaksi presipitasi ekstrak jar hewan mati + antisera antraks  presipitat  positif

Pengobatan dan pencegahan DOC  Penisilin/ turunannya Pencegahan: - hewan yg dicurigai  diisolasi - hewan yg mati  dibakar - kulit hewan  disterilisasi - imunisasi aktif pd hewan/ manusia

BACILLUS CEREUS Motil , resisten penislin Transmisi : makanan/ minuman yg terkontaminasi spora bakteri Patogenesis diare  spora bakteri pd makanan  germinasi pd sal cerna  hasilkan enterotoksin  ganggu usus  diare Terapi  eritromisisn/ tetrasiklin/ klindamisin/ vankomisin

Gambar: (a,b) mikroskopis (c). Kultur B. cereus

LISTERIA MONOCYTOGENES

Morfologi  Penyebab penyakit zoonosis  Listeriosis Sifat aerob/ mikroerofilik Bentuk cocobacil, 0,4-0,5 x 0,5 -2 um  5-10um Susunan sel spt rantai 2-3 bakteri polisade (spt basil difteroid) Spora (-), kapsul (-) Gerak (+)  flagel peritrik Agar semi solid  swarming Agar darah  Koloni kecil abu2 keputihan, zona hemolisi beta

Samb... Sifat pergerakan dpt dilihat dg cara: menanm pd semi solid dg stab culture  umbrella like 3-5 mm dari permukaan Tetes gantung  diving movement Media pertumbuhan: Agar darah (+) darah domba Agar triptosa dg/ tanpa glukosa + darah Mc Bride medium ( fenil etanol, glisin, lithium HCl)

Gambar: (a, b). Pewarnaan Gram, (c). Kultur L. monocytogenes

Faktor virulensi Komponen antifagositik ada 2 yaitu: LPS  Mirip endotoksin pd Gram negatif Hemolisin  metabolit yg dikeluarkan bakteri slm petumbuhannya  merusak membran sel fagosit

Gejala Klinis Tranmisi  oral Pd hewan coba  meningitis dan nekrosis organ dalam Pd manusia  meningitis, meningoensefalitis Pd trct genital wanita hamil  ditularkan ke janin Pd wanita hamil Pre partum  abortus, kelahiran prematur, still birth, bayi mati stl lahir, bayi lahir hidup dg ggn pernapas, muntah, diare  meningitis

Pemeriksaan laboratorium Spesimen : tgt g/ klinis Mikroskopis  P. Gram Serologi  fluorescence antibody technique (FAT) Inokulasi pd hewan coba

Pengobatan DOC  penisilin/ eritromisin/ tetrasiklin Pencegahan  pasteurisasi susu hewan dan pemberantasan penyakit pd hewan

ERYSIPALOTRIX

Gambaran umum Erycsipelotrix terdapat pd hewan laut dan darat Erycsipelotrix  penyebab erisipelas pada hewan Transmisi ke manusia  kontak langsung dari hewan/ produk hewan yg terinfeksi Resiko tinggi pelaut, nelayan, tukang daging, dll Infeksi pd manusia  Erysipeloid

Morfologi Kultur: Khas  Koloni kecil berkilau tranparans Agar darah  hemolisis alfa Mikroskopis: Bentuk kadang2 spt Gram negatif krn dpt mengaburkan warna Tunggal, rantai pendek, acak / terletak dalam filamnen panjang tidak bercabang Gambar Mikroskopis Erysipelotrix

Samb... Reaksi biokimia  katalase, oksidase dan indol  negatif Media TSIA  hidrogen sulfida (+)  ada warna hitam

Patogenesis , G/ klinis dan Thy/ Patogenesis  jari kaki lecet  kontak langsung  infeksi  dis“jari anjing lau atau jari ikan paus” Inkubasi 2-7 hari G/ klinis lokal: nyeri yg berat, pembengkakan, lesi menonjol, rawna violet, pus (-) Sistemik  bakteriemi  endokarditis Thy/: DOC Penisilin G, resisten vankomisin.

LACTOBACILLUS

Gambaran umum Merupakan flora normal usus dan vagina bayi Dapat memproduksi asam laktat dari karbohidrat sederhana  asam  mampu membunuh bakteri lain  industri fermentasi

Morfologi Sifat mikroaerofilik - anaerob Bentuk batang Gram positif Motil (-)

Gambar: Mikroskopis dan kultur Lactobacillus

PROPIONIBACTERIUM

Gambaran umum Bentuk sama dg Corynebacterium Flora normal dalam kulit Motil (-) Katalase (+) Bersifat anaerob kecuali Propionibacterium acne  sifat aerob tolerance dan tumbuh scr aerob

Samb... Patogenesis akne  asam lemak kulit menimbulkan peradangan kulit  timbulnya akne P.acne  menghasilkan lipase yg memecah asam lemak bebas dari lipid kulit  menghambat pembentukan akne P.acne  bakteriemi  infeksi katub jantung dan serebrospinalis

selamat belajar