PENGANTAR FILSAFAT Topik 12 FILSAFAT ISLAM
IBNU SINA Ibnu Sina mengajarkan rekonsiliasi antara agama dan filsafat, ketuhanan, emanasi dan jiwa. Nabi dan filosof menerima kebenaran dari sumber yang sama yaitu malaikat Jibril (akal ke-10)
AJARAN IBNU SINA Nabi memperolehnya melalui akal hads (materiil) dalam bentuk wahyu dan filosof melalui akal mustafad dalam bentuk ilham Nabi adalah manusia pilihan Allah dan tidak ada manusia yang dapat mengusahakan dirinya menjadi nabi. Filosof merupakan manusia yang mempunyai intelektual tinggi. Manusia dibedakan menjadi awam dan terpelajar.
AJARAN IBNU SINA Wujud Tuhan dipandang dari 3 tingkat, wajib al wujud (berwujud), mumkin al wujud (boleh berwujud boleh tak berwujud), mumtani al wujud (tidak mempunyai wujud). Emanasi berasal dari ramuan Plotinus, menyatakan bahwa dari Tuhan memancar akal pertama, dari akal 1 memancar akal ke-2, ke-3 hingga akal ke-10.
AJARAN IBNU SINA Emanasi menghasilkan 10 akal, 9 akal mengurusi 9 planet dan akal ke-10 mengurusi bumi. Akal adalah para malaikat, akal ke-1 adalah malaikat tertinggi dan akal ke-10 adalah malaikat Jibril Akal ke-10 memancarkan segala yang terdapat di bumi, termasuk jiwa manusia.
AJARAN IBNU SINA Jiwa tumbuhan mempunyai 3 daya : makan, tumbuh dan berkembang biak. Jiwa hewan mempunyai daya gerak dan menangkap dengan indera luar dan indera dalam Jiwa manusia mempunyai daya praktis yang berhubungan dengan badan dan teoritis yang berhubungan dengan hal abstrak.
AJARAN IBNU RUSYD Hukum mempelajari filsafat adalah wajib atau sunah Secara legal-fiqih : mubah (boleh), mahdzur (dilarang), nadb (dianjurkan) dan wajib (harus). Al Quran memerintahkan manusia untuk melakukan kias
AJARAN IBNU RUSYD Ada kebenaran ganda, sesuatu yang menurut filsafat benar mungkin menurut agama tidak benar. Agama dan filsafat mempunyai kebenaran sendiri-sendiri. agama dan filsafat bersifat harmoni Filsafat adalah saudara kandung agama akal menempati kedudukan tinggi
AJARAN IBNU RUSYD Bukti keberadaan Allah Dalil inayah al ilahi : Semua di dunia ada sesuai kebutuhan. Kesesuaian tidak terjadi kebetulan tapi dari sang pencipta Dalil ikhtira : Penciptaan makhluk dan kemudian hidup membuktikan ada yang menciptakan Dalil gerak : Gerak berakhir pada penggerak pertama