Sistem Pemerintahan Islam Memahami Khilafah: Sistem Pemerintahan Islam

Deskripsi Khilafah Khilafah: Sistem Pemerintahan Islam Khalifah: Kepala Negara Bukan Monarki Bukan Federasi Metode mengangkat Khalifah: baiat, dan bukan pewarisan seperti kerajaan. Khilafah adlh negara kesatuan, tidak ada otonomi wilayah (negara bagian). Bukan Republik Bukan Imperium Khilafah: Kedaulatan/ membuat hukum ada di tangan syara’, bukan ditangan Rakyat (Demokrasi) Khilafah mengurusi seluruh wilayah secara kesatuan, tidak membedakan & mengistiwewakan Ibu kota saja, seperti Imperium

Definisi Khilafah رئاسةٌ عامة للمسلمين جميعاً في الدنيا لإقامة أحكامِ الشَّرع الإسلامي وحملِ الدعوة الإسلامية إلى العالَم Kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. (Prof. Dr. Abdul Majid al-Khalidi, Qawa’id Nizham al-Hukm fi al-Islam: 229-230)

Pilar Pemerintahan Islam 1 Kedaulatan adalah milik syara’, bukan milik rakyat. 2 Kekuasaan berada di tangan umat. 3 Pengangkatan seorang Khalifah adalah fardhu atas seluruh kaum Muslim . 4 Khalifah mempunyai hak untuk melegislasi hukum-hukum syara’ & menyusun UUD dan UU.

Khilafah Janji Allah swt Perspektif Teologis: Khilafah Janji Allah swt وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ..... Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yg beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yg saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yg sebelum mereka berkuasa .... (QS. An-Nur: 55) Al-Qurthubi & banyak mufassir lain berdalil berdasarkan ayat ini, atas wajibnya mengangkat khalifah untuk menyelesaikan perselisihan yg terjadi diantara manusia... (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Adzim, juz: 1 hal. 221)

Khilafah: Kewajiban (Fardhu Kifayah) Perspektif Normatif: Khilafah: Kewajiban (Fardhu Kifayah) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ Hai orang-orang yg beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu... (QS. An-Nisa: 59) كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ اْلأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ فَتَكْثُرُ، قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا؟ قَالَ: فُوْا بِبَيْعَةِ اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ Dahulu Bani Israel diurusi dan dipelihara oleh para nabi, setiap kali seorang nabi meninggal digantikan oleh nabi yg lain, dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, dan akan ada para Khalifah, dan mereka banyak, para sahabat bertanya : “lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi bersabda : “penuhilah baiat yg pertama dan hanya yg pertama, berikanlah kepada mereka hak mereka, dan sesungguhnya Allah akan meminta pertanggung-jawaban mereka atas apa yang mereka diminta untuk mengatur dan memeliharanya (HR. Muslim)

نصب الإمام واجب ، وقد عرف وجوبه في الشرع بإجماع الصحابة والتابعين ... “Mengangkat seorang imam (khalifah) wajib hukumnya, dan kewajibannya dapat diketahui dalam Syariah dari ijma’ (kesepakatan) para shahabat dan tabi’in…” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, hlm. 191). أجمع سلف الأمة، وأهل السنة، وجمهور الطوائف الأخرى على أن نصب الإمام – أي توليته على الأمة – واجب على المسلمين شرعا ... “Salaful Ummah, yaitu Ahlus Sunnah & mayoritas kelompok lainnya bersepakat bahwa mengangkat seorang Imam (Khalifah) –yg akan mengurus urusan umat– wajib atas kaum muslimin menurut syara’... “ (Rasyid Ridha, Al-Khilafah, hl. 18 ) أجمعوا على أنه يجب على المسلمين نصب خليفة “Para sahabat ber-ijma (bersepakat) bahwa kaum muslim wajib mengangkat Khalifah.” (Imam an-Nawawi, Syarh Shahih Muslim: juz 12, hal. 205) Al-Ghazali: ‘Agama dan kekuasaan (Khilafah) laksana saudara kembar.’ Dikatakan juga: ‘Agama adalah pondasi dan kekuasaan (Khilafah) adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak berpondasi akan hancur, dan segala yang tidak memiliki penjaga akan musnah.’ (Al-Iqtishad fi al-I'tiqad, hal. 199) An-Nawawi: Mengangkat imamah (khilafah) adalah fardhu kifayah, jika tidak terdapat orang yg layak, kecuali hanya seorang saja, maka kewajiban tersebut berubah menjadi fardhu ‘ain bagi dirinya.... (Imam An-Nawawi, Raudhah at-Thalibin, juz 10, hal. 43)

Khilafah: Adidaya Selama 13 Abad Perspektif Historis: Khilafah: Adidaya Selama 13 Abad “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yg luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapa pun yg memerlukannya & memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yg belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas, sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa yg menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yg paling maju peradabannya selama lima abad” (Will Durant, The Story of Civilization, XIII/151).

Peradaban Barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan ini Peradaban Barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan ini. Peradaban yang saya maksud adalah dunia Islam dari tahun 800 M sampai dengan 1600 M, termasuk di dalamnya wilayah negara Khilafah Utsmaniyah, Baghdad, Damskus dan Kairo; demikian pula masa-masa para pemimpin yang cemerlang seperti Khalifah Sulaiman yang perkasa (Pengakuan Carly Fiorina: CEO Hewlett-Packard, 26 September 2001) In the Islamic lands, not only Muslims but also Christians and Jews enjoyed a good life. They dressed in fine clothing, had fine houses in splendid cities serviced by paved streets, running water and sewers, and dined on spiced delicacies served on Chinese porcelains. [Di wilayah kekuasaan Islam, tidak hanya Muslim, tetapi juga Kristen dan Yahudi menikmati kehidupan yang baik. Mereka mengenakan pakaian bagus, memiliki rumah bagus di kota-kota indah, yg dilayani oleh jalan-jalan beraspal, air gratis dan saluran air, dan makan di hidangan dgn bumbu lezat, yg disajikan dgn (piring) keramik dari Cina] (Jonathan Bloom & Sheila Blair, Islam - A thousand years of faith and power, Yale University Press, London, 2002, hlm. 105)

Banyak Kalangan Barat Prediksi Khilafah Tegak Perspektif Politik: Banyak Kalangan Barat Prediksi Khilafah Tegak In the Economist Magazine issue of 1996, it was predicted, that in the 21st century, their will be two emerging economies, One will be that of China , and the other will be Caliphate. [Majalah the Economist edisi tahun 1996 meramalkan bahwa pada abad ke 21, akan ada dua kekuatan ekonomi raksasa yang muncul. Yang pertama adalah China dan dan yang satunya lagi adalah Kekhalifahan] [http://www.orkut.com] "…what we call terrorism in the United States , but which is really the uprising of radical Islam against the secular world, and against the democratic world, on behalf of re-establishing a sort of Caliphate.“ […apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia secular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacam Kekhalifahan.} Henry Kissinger, Asisten Presiden AS urusan Keamanan Nasional 1969-1975, bulan November 2004, Koran Hindustan Times

Cycle of Fear (Munculnya lingkaran ketakutan). Desember 2004, National Intelelligence Council’s (NIC) merilis sebuah laporan, “Mapping the Global Future”. Dalam laporan ini diprediksi empat skenario dunia tahun 2020: Davod World:  Digambarkan 15 tahun ke depan Cina & India akan menjadi pemain penting ekonomi & politik dunia. Pax Americana: Dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax Americana-nya. A New Chaliphate: Berdirinya kembali Khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global Barat. Cycle of Fear (Munculnya lingkaran ketakutan). Mereka berharap membangun suatu (kekuatan) politik kekerasan utopis di sepanjang Timur Tengah, yg mereka sebut Khilafah... Khilafah ini akan menjadi sebuah adikuasa Islam totalitarian yang meliputi semua negeri Muslim yang sekarang dan dulu, membentang dari Eropa ke Afrika Utara, Timur Tengah hingga Asia Tenggara. (Source: CQ Transcriptions © 2006, Congressional Quarterly Inc., 5 September 2006, All Rights Reserved).

Analisis Survei Nasional & Internasional Prof. Noah Feldman, Dosen Law School, Harvard University, AS dalam buku yang berjudul, The Rise dan The Down of Islamic State. Dikatakan: “Dapat ditegaskan bahwa meningkatnya dukungan rakyat (Islam) terhadap syariah Islam dewasa ini—meskipun pernah mengalami keruntuhan—akan dapat mengantarkan pada terwujudnya Khilafah Islamiah yang sukses.” Analisis Survei Nasional & Internasional Penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, respon masyarakat terhadap Penerapan Syariah Islam: Tahun 2001: 57,8 %, 2002: 67 %, dan 2003 menjadi 75 %. Survei oleh Gerakan Nasionalis di UI, ITB, UGM, UNAIR, UNIBRAW, didapatkan 80 % mahasiswa memilih syariah Islam sbg pandangan hidup berbangsa & bernegara. (Kompas, 4/3/2008 ). Survei Universitas Maryland di 4 negara: Maroko, Pakistan, Mesir, Indonesia pada April 2007: “Mayoritas responden (70 %) di sebagian besar negara-negara mendukung penerapan Syari’at dengan ketat, menolak nilai-nilai Barat, dan bahkan (ingin) menyatukan seluruh negeri Islam.” (‘Muslim Public Opinion on US Policy, Attacks on Civilians and al-Qaeda’)

يكون في آخر أمتي خليفة يحثو المال حثيا لا يعده عددا Akan ada pada akhir umatku, seorang Khalifah yg memberikan harta secara berlimpah dan tidak terhitung jumlahnya (HR. Muslim) Jadi Khilafah adalah Sistem Pemerintahan Islam, Berjuang Menegakkannya adalah Wajib. Secara Teologis, Normatif, Historis maupun Politis