Steven V. DelGrosso, PMP IBM Business Consulting Services PowerPoint for Student Steven V. DelGrosso, PMP IBM Business Consulting Services by: Lectures of Entrepreneurship KEWIRAUSAHAAN
Motivasi Menjadi Wirausaha Sukses
Pengantar Kewirausahaan dapat didorong oleh guru atau seorang dosen yang mengajar kewirausahaan dengan memberikan inspirasi dan minat untuk berwirausaha. Pemicu lainnya datang dari teman sepergaulan, lingkungan keluarga, sahabat yang selalu mendiskusikan ide dan gagasan. Mungkin juga karena pengalaman bisnis kecil-kecilan yang berhasil, sehingga termotivasi untuk membesarkannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kewirausahan bukan dilahirkan, melainkan dibangun (entrepreneur are not born - they develop).
Kisah Sukses Prestasi Mendunia Anne Ahira (25), di dunia online, selalu mengaku ‘orang kampung’: ia terkenal sebagai internet marketer sukses kelas dunia. ia adalah salah satu pengarang buku 30 Days To Internet Marketing Success. Buku yang ditulis oleh 60 orang pengarang yang merupakan internet marketer pilihan dari berbagai belahan dunia yang terkenal sebagai buku internet marketing terbaik sepanjang tahun 2003. Omzet penjualan buku ini mencapai lebih dari 340.000 dollar AS hanya dalam kurun waktu kurang dari empat bulan. penghasilannya sudah ribuan dollar AS, dan bercita-cita akan ‘pensiun’ sebelum umur 30 tahun. keberhasilannya meraup ribuan dollar tidaklah datang begitu saja. Ia mempelajari bisnis secara autodidak serta tentu saja melalui proses trial and error yang cukup melelahkan. sejak SD ia sudah mandiri dan membantu orangtua. ia selalu bilang, kalau ia sudah besar nanti, ia tidak ingin kerja cape-cape, ia mau kerja di rumah, liburan kapan saja boleh, ingin keliling dunia, ke mana aja boleh, dan punya banyak duit.
Kisah Sukses Melalui Motivasi Husni Hasan (39), alumni S1 dan S2 UMB: sejak masih kuliah sudah melayani jasa pengurusan surat-surat perusahaan, seperti NPWP, dan lain-lain. ia menambah bisnisnya dengan profesi sebagai kurir khusus pengantaran uang di sebuah perusahaan, berjualan madu bersama Maman teman kostnya, dan berjualan celana “Jean’s” untuk mahasiswa. saat duduk di semester tujuh, ia menjadi karyawan sebuah perusahaan importir dan supplier produk-produk yang memasok ke supermarket. setelah mengakhiri masa lajangnya, ia makin bersemangat untuk menjadi wirausaha dibandingkan hanya sebagai karyawan. berbekal pengalaman dan kemandirian, ia mendirikan PT Senayan Abadi, menghasilkan buku-buku dan memasarkannya. Seperti buku “Kesaksian Raja Jin: Meluruskan Pemahaman Aqidah dengan Syariat”, buku-buku seri Harun Yahya, Novel dan Kumpulan Cerpen Islami. Sejak 2006 sampai sekarang, usahanya terus berkembang dan selalu mengikuti beberapa event pameran buku di beberapa kota besar.
Mengalahkan Mitos Jangan percaya terhadap mitos seputar wirausaha, semua itu sebenarnya hanyalah kurangnya pemahaman kita tentang kewirausahaan. Seperti mitos berikut ini: Mitos: Wirausaha muncul karena bakat dan keturunan Mitos: Wirausaha adalah para pelaku, bukan para pemikir Mitos: Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk Mitos: Wirausaha adalah selalu sebagai investor Mitos: Wirausaha membutuhkan keberuntungan Mitos: Wirausaha harus selalu sukses dan tidak gagal Mitos: Wirausaha adalah sama seperti penjudi
Mengubah Pola Pikir Sejak terlahir, kita senantiasa dalam comfort zone (daerah aman dan nyaman). Secara alamiah, sadar atau tidak kita selalu keluar masuk dari comfort zone satu ke comfort zone berikutnya. Para wirausaha jangan terjebak hanya dengan menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen tradisional dan tidak pernah bisa berkembang. Langkah awal adalah mengubah cara pandang dan mulai membangun entrepreneurial-mindset. Kita akan tahu telah memiliki kerangka berpikir wirausaha ketika mulai berpikir dan bertindak sesuai kebiasaan wirausaha pada umumnya. Dimana wirausaha akan lebih memilih: memperhitungkan ketidakpastian daripada menghindarinya, mereka melihat secara simpel ketika orang lain melihat kompleksitas, dan mereka mengambil pembelajaran dari resiko yang telah diperhitungkan.
Mengubah Pola Pikir Menurut McGrath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004) pada umumnya wirausaha memiliki lima karateristik mindset, yaitu: Mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru Mereka mengejar peluang dengan disiplin yang ketat Mereka hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas Mereka fokus pada pelaksanaan Mereka mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka
Motivasi Berprestasi Pribadi wirausaha yang berhasil dapat dicirikan oleh hal-hal berikut: Berorientasi kepada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil resiko untuk mengejar tujuan. Dapat mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi kepada tujuan atau hasil. Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan perusahaan dari waktu kewaktu. Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus menerus. Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif berprestasi.
Motivasi Berprestasi David C. McClelland bersama dengan kawan-kawannya, melakukan penelitian dengan menggunakan Thematic Appreciation Test (TAT) meminta karyawan untuk melihat gambar dan menulis cerita tentang apa yang mereka lihat, mereka mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga yang dikenal dengan Tiga Motif Sosial, yaitu: Kebutuhan berprestasi (n-Ach) merupakan keinginan untuk melakukan dengan lebih baik atau lebih efisien untuk memecahkan masalah. Kebutuhan kekuasaan (n-Pow) adalah keinginan untuk mengendalikan dan mempengaruhi perilaku orang lain. Kebutuhan berafiliasi (n-Aff) adalah keinginan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain.
Motivasi Berprestasi (McClelland) Pertama, kebutuhan akan berprestasi (n-Ach), memiliki ciri-ciri sebagai berikut: senang menetapkan sasaran kerja yang menantang (moderate risk) mereka selalu merasa bahwa apapun yang terjadi maka sebagian besar menjadi tanggung jawabnya (personal responsibility). dalam bekerja mereka selalu ingin memperoleh umpan balik (using feedback). Kedua, kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow), memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berusaha untuk selalu mempegaruhi orang lain. bagi mereka hasil akhir lebih penting dari pada proses. Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, pembantu, penolong atau ‘pahlawan’. Ketiga, kebutuhan untuk berafiliasi (n-Aff), memiliki ciri-ciri sebagai berikut: lebih mementingkan suasana kebersamaan dibandingkan dengan pekerjaannya sendiri. lebih memperhatikan reaksi atau sikap orang lain terhadapnya. dalam pemilihan karir, mereka sangat dipengaruhi oleh siapa yang akan menjadi rekan kerja.
Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Proses mental bawah sadar dapat membantu kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Banyak ide berasal dari proses pikiran bawah sadar, namun tidak semua orang bisa memanfaatkannya. Kerugian bagi orang yang mengabaikan pikiran bawah sadar tersebut, karena pikiran/ide yang muncul sekarang, jika tidak dimanfaatkan, maka dikemudian hari ia tidak akan muncul lagi. Pikiran manusia dapat dikelompokkan menjadi dua: pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (sub-conscious mind). Pikiran bawah sadar memiliki kekuatan yang sangat besar. Dr. Brian Tracy, seorang ahli psikologi dan motivator terkenal, sebagaimana dikutip Andrew How dalam buku Highway to success mengatakan bahwa pikiran bawah sadar memiliki kekuatan 30 ribu kali lipat pikiran sadar. Tapi sayangnya, kebanyakan manusia hanya menggunakan kira-kira 10 % dari pikiran bawah sadar itu.
Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Bila anda telah memprogram bahwa diri anda tidak mampu menjadi pengusaha maka berarti anda telah berbicara dengan diri anda sendiri (self talk) bahwa anda tidak mampu. Akibatnya anda akan berhenti berusaha karena anda yakin tidak bisa. Sebaliknya, bila anda mempunyai keyakinan bahwa akan mampu menjadi pengusaha sukses, maka hasilnya juga akan positif, karena anda akan menggunakan segala daya upaya untuk meraihnya. Pada kenyataannya, sebagian besar manusia hanya menggunakan sekitar 12 % pikiran sadarnya dan sisanya 88 % dengan pikiran bawah sadarnya. Dengan demikian, terlihat bahwa sebenarnya pikiran bawah sadar sangat menentukan kehidupan ini. Dalam bukunya Piece of Mind, Sandy McGregor menjelaskan hukum dan bahasa pikiran bawah sadar sebagai berikut: “Pikiran bawah sadar tidak mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan”. Pikiran bawah sadar tidak memiliki mekanisme untuk mengenal mana yang nyata dan mana yang tidak nyata.
Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Prof. George W. Ladd dalam Buchari Alma (2005), menguraikan beberapa faktor atau kondisi yang mendorong bekerjanya proses terbentuknya pikiran bawah sadar menjadi sangat produktif. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut: Doubt (sikap ragu-ragu) Venturesome Attitude (sikap berani) Bermacam-macam pengalaman, memories, dan interest Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh Menyerah sementara Relaxation (istirahat atau santai) Writing (menulis) Bertukar pikiran Bebas dari kebingungan atau kekacauan Deadlines (batas waktu) Tension (tensi)
Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar McGregor dalam buku Safak Muhammad (2005) menjelaskan Hukum Pikiran Bawah Sadar yang terdiri dari 4 P, yaitu: Positif - bahasa yang digunakan dalam berbicara dengan pikiran bawah sadar biasanya positif. Sekarang coba Anda pikirkan jika saya mengatakan, “jangan lupa!” pasti Anda langsung berpikir bahwa Anda sedang lupa. “jangan berdiri!” artinya anda sedang “berdiri”. Present Tense (kalimat saat ini) - jika anda mengatakan “saya ingin mulai bisnis minggu depan”. Apa yang terjadi dalam pikiran bawah sadar anda saat minggu depan tiba? Apakah sekarang sudah minggu depan? Tentu belum! Sehingga bisa menunggu sampai besok kalau waktunya sudah datang, berarti saat ini anda belum memulai bisnis. Sebaiknya gunakan selalu kalimat “saat ini” ketika anda bicara pada pikiran bawah sadar, jangan pernah memakai kata besok. Pribadi - gunakanlah kata ‘Saya’ bukan ‘kamu’, ‘mereka’, ‘kami’, atau ‘kita’. Atau pakailah nama anda sendiri dalam berbicara pada pikiran bawah sadar anda (self talk). Misalnya, saya, Fulan menjadi pengusaha mendapat keuntungan 5 miliar ditahun 2010. Persisten (pengulangan) - semakin sering anda melakukan pengulangan atau bicara dengan pikiran bawah sadar, maka semakin mengertilah anda tentang apa yang anda inginkan atau harapkan dimasa depan.
Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Saran: Berilah masukan pada pikiran anda dari pagi hingga malam menjelang tidur dengan kata-kata, gambaran gagasan dan informasi yang konsisten dengan tujuan anda untuk meraih sukses. Kembangkan kebiasaan berpikir positif dan percaya diri untuk menjadi pengusaha sukses. Perbanyaklah membaca buku-buku cerita, artikel, dan buku-buku tentang orang-orang sukses. Pikirkan bagaimana anda seperti mereka dan bayangkan diri anda sendiri sudah seperti mereka. Semua itu akan mempermudah untuk mewujudkan niat anda menjadi pengusaha. Jadi semuanya bermula dari fokus pikiran anda, dengan menetapkan keinginan dan harapan yang besar dan fokus, maka segalanya akan terwujud sesuai dengan niatan yang anda miliki. Tanpa itu, segala niat anda menjadi seorang wirausaha hanya akan sebatas mimpi belaka.
Lembar Kerja: Proyeksi Diri Petunjuk Pelaksaan Pengisian Lembar Kerja Bab 4: Dosen membentuk kelompok yang terdiri dari 5 mahasiswa Setiap mahasiswa terlebih dahulu memberikan ringkasan atas pemahaman materi kuliah dengan mengisi form No. 1. Dilanjutkan dengan mengisi form No. 2 tentang “Proyeksi Diri” Kemudian setiap mahasiswa mengisi form No. 3 tentang “Siapa sebenarnya Saya?” dan form No. 4 tentang “Siapa Saya? (untuk dikenang)” Untuk mengisinya semua form, disediakan waktu 20 menit dan mendiskusikannya hanya dengan kelompoknya masing-masing selama 25 menit. Mengisi hasil diskusi pada form No. 5 dan 6 yang tersedia. Hasil pembahasan ditandatangani Ketua Kelompok dan Dosen. Setelah melakukan dikusi kelompok, maka setiap kelompok melakukan diskusi panel.
Lembar Kerja: Proyeksi Diri Petunjuk Pelaksaan Pengisian Lembar Kerja Bab 4: Dosen memimpin diskusi panel, setiap kelompok menunjuk salah satu anggota untuk presentasi. Waktu panel 20 menit. Dosen bertugas mengendalikan pelaksanaan diskusi, membimbing dan memberikan arahan dalam kesimpulan panel. Hasil diskusi panel ditulis dalam form No. 7 yang tersedia dan ditandatangani dosen dan ketua kelompok. Hasil panel disampaikan ke dosen. Ketua kelompok menilai aktivitas diskusi anggota kelompok pada form No. 8 dan menyerahkan ke dosen. Dosen memberikan kesimpulan dan pendapat akhir tentang motivasi dan paradigma wirausaha.
Sampai jumpa minggu depan