TEMU-11 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki kemampuan dasar tentang COHORT STUDY.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB 8 Estimasi Interval Kepercayaan
Advertisements

Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
Pengujian Hipotesis.
BESAR SAMPEL Oleh Nugroho Susanto.
Modul 7 : Uji Hipotesis.
BAB 13 PENGUJIAN HIPOTESA.
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
LANJUTAN SOAL-SOAL LATIHAN DAN JAWABAN PELUANG.
Obeservasional Exsperimen
Pertemuan 18 Pendugaan Parameter
Kuliah ke 12 DISTRIBUSI SAMPLING
PENGUKURAN RISIKO PENYAKIT
03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1. 03/04/2015 Universitas Muhammadiyah Jakarta 2.
PENDUGAAN STATISTIK Tita Talitha, MT.
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
OLEH: SRI SUNARINGSIH IKA WARDOJO, SKM
ANALISIS UKURAN KESEHATAN
KRITERIA KAUSALITAS (KRITERIA HILL)
SAMPLING Vitri Widyaningsih, dr.
Honey Ndoen COHORT.
STUDI KOHORT.
M.A. Epidemiologi K3 Dr. Dr. L. Meily Kurniawidjaja, MSc., Sp.Ok.
PENELITIAN OBSERVASIONAL ANALITIK (2)
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
PENGUJIAN PARAMETER DENGAN DATA SAMPEL
BAB 1 TEORI PROBABILITAS
UKURAN-UKURAN ASOSIASI
RANCANGAN / DISAIN PENELITIAN
TEMU 10 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki kemampuan dasar tentang CASE-CONTROL STUDY.
RANCANGAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Epidemiologi analitik
RANCANGAN PENELITIAN OBSERVASIONAL ANALITIK
REVIEW CASE CONTROL STUDY COHORT STUDY Kirim jawaban ke: atau
CASE CONTROL & COHORT Erni Yusnita Lalusu.
M.A. Epidemiologi K3 DR. Dr. L. Meily Kurniawidjaja, MSc., Sp.Ok.
Case Control Study (Penelitian kasus kontrol)
STUDI EPIDEMIOLOGI.
METODOLOGI PENELITIAN
UKURAN MORBIDITAS & MORTALITAS DALAM EPIDEMIOLOGI
Diakhir kuliah mahasiswa memiliki kemampuan dasar tentang
RISET PROGNOSIS DIANA AGUSTIN WINA SUNDARI
DESAIN PENELITIAN Pertemuan Ke-3.
PENELITIAN OBSERVASIONAL:
DESAIN PENELITIAN.
TEMU - 4 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan dasar tentang faktor risiko , studi epidemiologi analitik: Studi Ekologi, Studi Cross Sectional.
RANCANGAN STUDI EPIDEMIOLOGI PERTEMUAN 12 DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
PENGUKURAN RISIKO PENYAKIT
Riset secara tradisional dibagi menjadi dua kategori :
REVIEW CASE CONTROL STUDY COHORT STUDY Kirim jawaban ke: atau
Nurul Wandasari S, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat
KELOMPOK 3 Yulia Permatasari. A (Moderator) Merlin. Balak (Pemateri)
TERMINOLOGI EPIDEMIOLOGI
Besar sampel untuk penelitian kasus-pembanding,
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
Studi kohor Oleh : Mia Audina (
M.A. Epidemiologi K3 Desyawati Utami S.Pi, M.KKK
Desain Epidemiologi Oleh Dr. Nugroho Susanto, M.Kes.
OLEH: SRI SUNARINGSIH IKA WARDOJO, SKM
Penelitian Epidemiologi dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra.
TEMU V LATIHAN.
Diakhir kuliah mahasiswa memiliki kemampuan dasar tentang
TEMU - 9 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan dasar tentang faktor risiko dan studi epidemiologi analitik.
STIKES TUANKU TAMBUSAI BANGKINANG
STIKES TUANKU TAMBUSAI BANGKINANG
Prospective Study Design
STUDI KOHOR MK RISET EPIDEMIOLOGI.
RANCANGAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK
STUDI KOHORT.
Sesi 10: Metode dan Besar Sampel untuk Disain Kohort
Rancangan penelitian kesehatan berdasar klasifikasi penelitian Rancangan pnltnJenisContoh Observasional (non- eksperimen) Deskriptif Analitik Lap kasus.
Transcript presentasi:

TEMU-11 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki kemampuan dasar tentang COHORT STUDY

IV. COHORT STUDY Mempelajari eksposur faktor risiko ‘E’ sekarang dan penyakit ‘D’ dimasa datang, Unit studi adalah individu Sekumpulan orang sehat dengan faktor risiko ‘E’ dan dipelajari kejadian penyakit ‘D’ dimasa datang Memberikan informasi besar risiko relatif faktor risiko ‘E’ sebagai penyebab penyakit ‘D’ Analisis menggunakan RELATIVE RISK = RR = Risiko Relatif Rancangan studi

MASA LALU SEKARANG MASA DATANG PILIH COHORT KELOMPOKKAN MENURUT EKSPOSUR AMATI FREKUENSI OUTCOME Studi Prospektif

MASA LALU SEKARANG MASA DATANG MENGAMATI EKSPOSUR FAKTOR RISIKO KELOMPOK KASUS DAN KONTROL PILIH KASUS DAN KONTROL Studi Retro spektif PILIH COHORT KELOMPOKKAN MENURUT EKSPOSUR AMATI FREKUENSI OUTCOME Studi Prospektif

orang sehat P Tidak terpapar Terpapar W a k t u Sakit Sehat

RETROSPEKTIF (CASE CONTROL) PENYAKIT TERKENA BEBAS TERPAPAR FAKTOR RISIKO TIDAK TERPAPAR a b c d PROSPEKTIF (COHORT)

Insidens rate pada kelompok terekpos/terpapar RR = Insidens rate pada kelompok tak terekpos/terpapar SAKIT(D) YA (+)TIDAK (-) Faktor YA (+) aba+b Risiko TIDAK (-) cdc+d Totala+cb+d Risiko Relatif = (a/a+b) / (c / c+d) Nilai RR artinya: orang yang terekspos (terpapar) faktor risiko ‘E’ mempunyai risiko relatif terkena penyakit ‘D’ sebanyak (nilai RR) kali dibanding yang tidak terekspos (terpapar) faktor risiko ‘E’

FaktorRisiko YA (+)TIDAK (-) Sakit YA (+) aba+b (D) TIDAK (-) cdc+d Totala+cb+d RR = (a/a+c) / (b/b+d)

SAKIT(D) YA (+)TIDAK (-) Faktor YA (+) Risiko TIDAK (-) Total RR = (40/(40+80)) / (60/(60+320) =2.11 Artinya: individu yang terekpos faktor risiko ‘E’ mempunyai risiko relatif terkena penyakit ‘D’ sebanyak (2.11) kali dibanding individu yang tidak terekpos faktor risiko ‘E’

FaktorRisiko YA (+)TIDAK (-) Sakit YA (+) (D) TIDAK (-) Total RR = (a/a+c) / (b/b+d) = (40/(40+80)) / (60/(60+320)) = 2.11

Uji statistik untuk menilai tingkat kemaknaan (signifikansi) didasarkan pada “confidence limit” sebesar 95% dengan rumus: Eksponensial (ln RR) + 1,96 V (var ln RR) Dimana var ln RR = 1/a + 1/(a+b) + 1/c + 1/(c+d) Hasilnya: e (ln 2.11) V (1/40 + 1/ /60 + 1/380) e (ln 2.11) V ( ) e (ln 2.11) * e ( ) e e 1.19  Bila ‘lower limit’ > 1 maka nilai RR bermakna

RR = 2.11 dan 95% confidence limit: Artinya: individu yang terekpos (terpapar) faktor risiko ‘E’ mempunyai risiko relatif 2.11 kali terkena penyakit ‘D’ diban-ding individu yang tidak terekpos (terpapar) faktor risiko ‘E’; namun hasilnya bermakna secara statistik. Karena nilai RR tersebut mempunyai nilai ‘lower limit’ >1.

Nilai 95% confidence limit: , artinya bila dilaku-kan penelitian yang sama ber-ulang 2 sebanyak 100 kali maka sebanyak 95 kali nilai RR yang diperoleh berada diantara 1.37 hingga RR

LATIHAN Penelitian yang dilakukan antara tahun 1947 sampai dengan tahun 1977 pada wanita yang bekerja dipabrik pengecatan lempeng-lempeng uranium dan wanita yang bekerja sebagai operator telepon. Jumlah sample yang dipilih secara acak, diketahui insiden kanker tulang dipabrik pengecatan lempeng- lempeng uranium adalah dua-ratus persepuluh-ribu, sedang insidens pada kelompok operator telepon adalah empat perseribu. Jumlah wanita yang bekerja dipabrik pengecatan adalah 5000 orang sedangkan yang bekerja sebagai operator telepon sebanyak 2500 orang. Dapatkah kita menyatakan bahwa bekerja dipabrik pengecatan lempeng- lempeng uranium bukan merupakan penyebab kanker tulang?