XIII.CAIRAN DAN SISTEM KOLIGATIF LARUTAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LAPISAN TUNGGAL PADA PERMUKAAN CAIR
Advertisements

Sifat Koligatif Larutan
LARUTAN.
DISKUSI PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
Stoikiometri Larutan + Koloid
BAB IV SIFAT-SIFAT GAS SEMPURNA
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A. Dispersi Koloid Jika suatu zat dilarutkan ke dalam suatu pelarut tertentu maka zat terlarut tersebut akan terdispersi ke dalam pelarutnya (medium pendispersi).
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT
MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/SEMESTER : XII /GANJIL
Materi Tiga : LARUTAN.
KONSEP LARUTAN.
KIMIA KELAS III.IPA SEMESTER I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1
Jurusan Pendidikan Matematika
Gerakan Partikel CO2 O2 H2O Ion H2O.
SIFAT – SIFAT CAMPURAN LARUTAN DAN KOLOID.
KONSEP LARUTAN.
KD II SISTEM KOLOID.
Materi Tiga : LARUTAN.
BAB VIII Larutan Sifat dasar larutan Konsentrasi larutan
Saron L. Donuata XII B (15) SMK Kehutanan Negeri Makassar ©2014
Sifat Koligatif Larutan
MUDUL6 KOLOID DAN LARUTAN
Larutan.
SIFAT-SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
?????… …. LARUTAN.
Larutan.
SIFAT-SIFAT MAKROMOLEKUL
“SIFAT KOLIGATIF LARUTAN”
ELEKTROKIMIA.
Oleh : Hernandi Sujono, Ssi., Msi.
MATA KULIAH : KIMIA DASAR
SIFAT-SIFAT MAKROMOLEKUL
Stoikiometri Larutan + Koloid
PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1
ILMU KIMIADASAR.
LARUTAN & KONSENTRASI Oleh : Ryanto Budiono.
Sifat Koligatif Larutan Untuk SMK Tekonologi dan Pertanian
LARUTAN ELEKETROLIT DAN NON ELEKTROLIT
OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
BAB 1 Sifat Koligatif Larutan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
BAB LARUTAN.
SIFAT-SIFAT KOLOID SEL
KIMIA ANALISIS SENYAWA APA ? 2. ANALISIS KUANTITATIF
SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAAN SISTEM
KOLOID KELOMPOK 5: BELLA OKTARI EMMIA YULITA GINTING FELYSIA ALODIA
1 Sifat Koligatif Larutan.
KOLOID 1.
Sifat Koligatif Larutan Untuk SMK Tekonologi dan Pertanian
KESETIMBANGAN FASE OLEH : RIZQI RAHMAT MUBARAK BUDI ARIYANTO
DIFUSI, TERMODINAMIKA, DAN POTENSIAL AIR
KIMIA DASAR MULYAZMI.
SIFAT KOLIGANTIF LARUTAN
MEKANIKA FLUIDA Sifat – sifat Fluida.
Koloid Ali.
Materi Tiga : LARUTAN.
Materi Tiga : LARUTAN.
MATERI - ENERGI - GELOMBANG
Kimia Dasar (Eva/Zulfah/Yasser)
PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XII SEMESTER 1 Aries Eko Wibowo.
SIFAT KOLIGATIF DAN PENERAPANYA
Gaya Antarmolekul Cairan
KOLOID.
Sifat koligatif larutan Kelompok Ami Ratna Puri Nahda adilla zahran Melinda permata sari Tias Tifani Kelompok Ami Ratna Puri Nahda adilla zahran Melinda.
Materi Tiga :. Memiliki pemahanan sifat-sifat larutan dan kesetimbangan ion dalam larutan Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit 1.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik.
Transcript presentasi:

XIII.CAIRAN DAN SISTEM KOLIGATIF LARUTAN Sifat koligatif adalah sifat yang ditentukan oleh banyaknya zat (materi) yang ada dan bukan ditentukan oleh macamnya zat. Larutan Larutan adalah materi homogen yang tidak mempunyai susunan (komposisi) kimia tertentu. Suatu larutan terdiri dari : 1. Pelarut (= solven) Pelarut dapat berupa zat tunggal atau campuran 2. Zat terlarut (= solut = linarut) Zat terlarut juga dapat terdiri dari dari zat tunggal atau campuran

Penggolongan larutan Menurut wujud akhirnya, larutan dapat dibagi menjadi : 1. Larutan Gas Dalam larutan gas, baik pelarut maupun linarut (solven dan solut) berupa gas. Contoh : Uap air dalam udara Selanjutnya larutan gas disebut juga campuran gas. 2. Larutan cair Dalam larutan cair, pelarutnya berwujud cair, sedangkan menurut wujud linarutnya, larutan cair dibagi menjadi : 2.a. Larutan gas dalam cair Contoh : Larutan oksigen (O2) dalam air 2.b. Larutan cair dalam cair Contoh : Larutan etanol dalam air 2.c. Larutan padat dalam cair Contoh : Larutan Gula dalam air

3. Larutan padat Dalam larutan padat, pelarutnya berwujud padat, sedang-kan menurut wujud linarutnya, larutan padat dapat dibagi menjadi : 3.a. Larutan gas dalam padat Linarut berupa gas, misalnya gas hidrogen (H2) yang larut dalam paladium (Pd) 3.b. Larutan cair dalam padat Linarut berupa cairan, misalnya amalgam (larutan logam dalam raksa). Contoh : amalgam perak, yaitu Ag dalam Hg 3.c. Larutan padat dalam padat Linarut berupa padatan, umumnya berupa larutan logam atau paduan logam (aliasi = alliage), misalnya kuningan (Cu dalam Zn).

13.4.4. Peristiwa melarut Terjadinya larutan dapat melalui salah satu dari tiga proses berikut : 1. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat baru. Keadaan ini terjadi bila ada antaraksi antara pelarut dengan linarut, yaitu dengan pemecahan satu atau lebih ikatan kimia. Contoh : P2O5 + 3 H2O  2 H3PO4 NH3 + H2O  NH4OH 2. Zat terlarut berantaraksi dengan pelarut tanpa perubahan sifat zat terlarutnya. Peristiwa ini dikenal sebagai solvasi dan khusus untuk pelarut air disebut hidrasi. Contoh : pelarutan NaCl dalam air

Gambar 13.2. Proses hidrasi NaCl

Solvasi terjadi antara pelarut polar dengan linarut polar atau ionik Solvasi terjadi antara pelarut polar dengan linarut polar atau ionik. Contoh lain adalah larutan etanol (polar) dengan air (polar). 3. Zat terlarut mengalami dispersi (penyebaran) dalam pelarut. Keadaan ini terjadi pada pelarut dan linarut yang keduanya non-polar. Contoh : Benzena yang terdispersi dalam CCl4. Gambar 13.3. Dispersi benzena dalam CCl4 Kedua molekul, benzena dan CCl4, bersifat non-polar. Kelarutan terjadi karena kecenderungan benzena dan CCl4 terdispersi sejauh mungkin.

13.5. SIFAT-SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Sifat-sifat koligatif larutan adalah : 1. Penurunan Tekanan Uap 2. Penurunan Titik Beku 3. Kenaikan Titik Didih 4. Tekanan Osmotik

13.5.1. Titik Beku Adalah temperatur dimana terjadi keseimbangan antara wujud padat dan wujud cair. Pada keadaan ini kedua wujud tersebut tidak mengalami perubahan. Contoh : titik beku air pada 1 atm. adalah 0oC. 13.5.2. Tekanan Uap Molekul-molekul suatu zat yang berada dalam fasa cair mempunyai kecenderungan lolos keluar dari wujud cair menjadi wujud gas. Bila cairan tersebut berada dalam ruang tertutup, maka molekul-molekul yang lolos ini menimbulkan tekanan yang besarnya tergantung kepada temperatur waktu itu. Tekanan ini disebut tekanan uap zat tersebut pada temperatur itu.

13.5.3. Titik Didih Titik didih suatu cairan adalah temperatur yang menunjukkan tekanan uap cairan sama dengan tekanan udara luar. Bila tekanan tersebut = 1 atm., maka titik didih itu disebut titik didih standar cairan tersebut. Pada titik didihnya, terjadi gelembung uap pada cairan yang naik ke permukaan cairan. Peristiwa ini disebut pendidihan cairan.

Gambar 13.8. Proses pendidihan cairan Penentuan Titik Didih Cairan Titik didih cairan pada tekanan udara normal dapat diukur dengan cara penyulingan (destilasi) cairan tersebut pada tekanan udara normal (fasa cair berhubungan dengan udara terbuka). Temperatur diukur sewaktu cairan mulai menetes.

Gambar 13.9.Berkurangnya kecenderungan lolos Penurunan Tekanan Uap Larutan Bila suatu cairan berisi zat terlarut yang tidak mudah meng-uap, maka kecenderungan lolos molekul cairan tersebut berkurang. Gambar 13.9.Berkurangnya kecenderungan lolos Dengan demikian terjadilah penurunan tekanan uap pelarut dalam larutan.

Hukum Raoult F.M. Raoult (1887) secara eksperimental menemukan bahwa : Tekanan parsial uap pelarut yang berkeseimbangan dengan larutan encer berbanding lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Ini dapat dirumuskan sbb. : P = P0 . X P : tekanan parsial pelarut dalam larutan P0 : tekanan uap pelarut murni X : fraksi mol pelarut dalam larutan

Penurunan Titik Beku larutan Seperti terlihat pada diagram fasa air dan larutan dalam air, maka titik beku larutan selalu lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Penurunan titik beku larutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut, yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Raoult, 1883) : Tf = Kf . m Tf :Penurunan titik beku larutan Kf : Tetapan penurunan molal pelarut (tetapan krioskopik) m : Konsentrasi linarut dalam molal, yang dapat dirumuskan sbb: W1: Berat pelarut W2 : Berat linarut M2 : massa molekul linarut

Kenaikan titik didih larutan Besarnya kenaikan titik didih larutan juga berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut, yang dapat dirumuskan sebagai berikut Tb : kenaikan titik didih larutan Kb : tetapan kenaikan molal pelarut (tetapan ebulioskopik) m : molalitas linarut W1 : berat pelarut W2 : berat linarut M2 : massa molekul linarut

13.5.4. Tekanan Osmotik Larutan Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik yang terjadi akibat peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis adalah adalah peristiwa perpindahan mole-kul-molekul melalui membran semi-permeabel. Membran semi-permeabel (selaput setengah tembus) adalah suatu lapisan yang dapat dilewati oleh molekul-molekul yang kecil tetapi tidak dapat dilewati oleh molekul-molekul yang besar. Dalam hal larutan, selaput tersebut dapat dilewati oleh pelarut, tetapi tidak dapat dilewati oleh zat terlarut (linarut).

Gambar 13.11. Peristiwa osmosis melalui membran semi- permeabel

Terjadinya tekanan osmotik - Peristiwa difusi Dalam peristiwa difusi, suatu linarut akan bergerak dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah, sehingga konsentrasinya merata. Gambar 13.12. Difusi kristal KMnO4 dalam air

Pengukuran dan perhitungan tekanan osmotik Rumus gas yang umum : P x V = n x R x T (Boyle-Gay Lussac-Avogadro) dengan : P : tekanan gas (atm.) V : volume gas (liter) n : jumlah mol gas R : tetapan gas (0,082 L . atm . mol-1. oK-1) T : temperatur mutlak (oK) untuk larutan berlaku :  x V = n x R x T (Boyle-Gay Lussac- van ‘t Hoff) dengan :  : tekanan osmotik (atm) V : volume larutan (liter) n : jumlah mol linarut

Contoh : 1 g sukrosa (BM=342), dilarutkan dalam air sampai menjadi 100 ml larutan. Berapakah tek osmotik larutan pada 25oC. Jawab: p.V = n.R.T V = 100 ml = 0,1 l n = 1,0 = 0,0029 mol 342 T = 25oC = 25 + 273 = 298 oK p = 0,0029 x 0,082 x 298 = 0,71 atm 0,01 Perhitungan tekanan osmotik berguna untuk mengukur BM senyawa, mis . protein.

13.6. TETAPAN-TETAPAN CAIRAN LAIN 13.6.1. Tegangan permukaan Tegangan permukaan adalah energi dalam erg yang diperlukan untuk membentuk permukaan cairan seluas 1 cm2. Terjadinya tegangan permukaan Gambar 13.13. Gaya-gaya pada cairan

Dalam molekul-molekul cairan, terjadi gaya tarik jarak pendek (gaya van der Waals). Pada sebagian besar molekul cairan tersebut, gaya van der Waals saling meniadakan sehingga hasil akhir = 0. Pada molekul yang berada di permukaan, gaya dari atas tidak ada, sehingga resultan gaya tersebut adalah ke arah bawah, dan molekul-mole-kul menekan ke bawah seolah-olah cairan tersebut mempunyai kulit. Inilah yang disebut tegangan permukaan. Dengan adanya tegangan permukaan, maka cairan berusaha untuk mempunyai permukaan sesempit mungkin (bentuk bola).

Pengaruh temperatur terhadap tegangan permukaan Bila temperatur suatu cairan meningkat, maka gerakan molekulnya makin cepat. Akibatnya, gerakan ini akan melawan gaya tarik antar molekul cairan tersebut. Maka tegangan permukaan cairan akan menurun. Pada temperatur kritisnya, cairan akan kehilangan tegangan permukaannya.

1 poise = 1 dyne . det . cm-2 = 1 dyne . det/cm2 = gramxcm/det2 = gram KEKENTALAN (VISKOSITAS) Kekentalan adalah besaran yang menyatakan hambatan suatu sistem untuk mengalir, bila terhadap sistem itu dikenakan suatu tekanan. Satuan kekentalan Satuan kekentalan adalah poise, yaitu gaya geser yang diperlukan untuk memperoleh kecepatan 1 cm/detik antara dua bidang sejajar suatu cairan yang masing-masing luasnya 1 cm2 dan dipisahkan dengan jarak 1 cm. Dalam satuan cgs : 1 poise = 1 dyne . det . cm-2 = 1 dyne . det/cm2 = gramxcm/det2 = gram cm2 cm.det

- Fluiditas Fluiditas ( = phi) adalah kebalikan dari viskositas Pentingnya pengukuran viskositas Pengetahuan dan pengukuran viskositas sangat penting dalam pembuatan preparat-preparat cair dan setengah cair, misalnya pada pembuatan obat semprot hidung, krim salep dan obat gosok. Viskositas juga penting dalam kedokteran, misalnya dalam pengukuran tekanan darah. Bila viskositas darah naik, maka tekanan darah naik pula, yang dapat membebani kerja jantung.

Pengukuran Indeks bias Indeks bias Indeks bias suatu zat adalah perbandingan antara kerapatan optik zat itu dengan kerapatan optik ruang hampa. Pengukuran Indeks bias Indeks bias suatu zat diukur dengan alat yang disebut refraktometer. Salah satu contoh refraktometer adalah refraktometer Abbe. Prinsip kerja Refraktometer Abbe membandingkan indeks bias zat yang akan diukur dengan indeks bias prisma yang telah diketahui. Lambang : nD20

KEJENUHAN LARUTAN Hubungan antara keadaan larutan dengan jumlah relatif linarut dan pelarut ada 3 macam, yaitu : 1. Larutan jenuh 2. Larutan tak jenuh 3. Larutan lewat jenuh

Larutan jenuh Larutan jenuh adalah suatu larutan yang di dalamnya zat terlarut (solut/linarut) yang berada dalam larutan, berkesetimbangan dengan zat terlarut murni yang berada dalam wadah tempat larutan itu berada tetapi di luar sistem larutan itu. Larutan tak jenuh Larutan tak jenuh adalah suatu larutan yang di dalamnya konsentrasi zat terlarut lebih kecil daripada kelarutan zat terlarut dalam pelarutnya pada temperatur tertentu.

Gambar13.21. Gambaran larutan jenuh

Larutan lewat jenuh Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung linarut dengan konsentrasi lebih besar daripada kelarutan linarut tersebut pada temperatur tertentu. Contoh : Larutan Na2S2O3 (natrium tiosulfat) dan CH3COONa (natrium asetat) Sejumlah Na2S2O3 atau CH3COONa yang melebihi kelarutannya dapat dilarutkan dalam air dengan pemanasan. Bila dibiarkan dingin, linarut tersebut tidak mengkristal walaupun konsentrasinya melebihi kelarutannya. Larutan semacam ini disebut larutan lewat jenuh dan bersifat metastabil.

Larutan jenuh metastabil dapat dijadikan larutan jenuh yang stabil dengan cara : 1. Mengkristalkan linarut dengan memancingnya dengan menambahkan kristal linarut dari luar. 2. Mengocok wadah dengan keras. 3. Menggores dinding wadah dengan pengaduk.

Tabel 13.5. Istilah perkiraan kelarutan Bagian (volume) pelarut untuk melarutkan satu bagian (berat) li-narut Sangat larut < 1 Sedikit larut 100 - 1000 Larut bebas 1 - 10 Sangat Sedikit larut 1000 – 10.000 -Larut -Agak larut 10 -30 30 - 100 (Praktis) tidak larut > 10.000

Larutan elektrolit dan bukan elektrolit Bila ke dalam air dilarutkan : Gula atau Alkohol atau Urea maka berlaku rumus-rumus penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih sebagai berikut : P = PoX; DTf = Kf x m dan DTb = Kb x m Larutan-larutan tersebut mengikuti Hukum Raoult dan tidak menhantarkan arus listrik. Oleh karena itu disebut larutan non-elektrolit (larutan bukan elektrolit). Tetapi bila ke dalam air dilarutkan : Asam atau Basa atau Garam maka terjadi penyimpangan dari Hukum Raoult, yaitu bahwa hasil-nya lebih besar daripada rumus-rumus di atas. Larutan ini disebut Larutan elektrolit (penghantar listrik cair)

BAB XIV.SISTEM HETEROGEN ADALAH SISTEM YANG MEMPUNYAI BAGIAN2 YANG TIDAK SAMA DALAM KESELURUHAN SISTEM PENGGOLONGAN: SUSPENSI adalah sistem heterogen dengan ukuran partikel terdispersi > 0,1 m (1 m = 10-4) KOLOID (DISPERSI KOLOID) adalah sistem heterogen dengan ukuran partikel terdispersi antara 0,001 - 0,1 m (1,0 - 100 mm) EMULSI merupakan jenis koloid yang medium pendispersi maupun fasa terdispersinya berupa cairan yang tidak saling campur. -Kedua fase terdiri dari fase minyak dan air atau sebaliknya. -Emulgator = zat penstabil emulsi Contoh emulsi : susu, santan, minyak ikan, minyak rambut (cream)

Tabel 14.1. Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi Karakteristik Larutan Koloid Suspensi Penampakan -Mikroskop biasa -Mikroskop elektronik -Tidak tampak - Tidak tampak -Tampak Penyaringan -Kertas saring -Membran semi- permiabel -Lolos -Tertahan -Sifat difusi -Fasa -Kejernihan -Bila dibiarkan -Cepat -Satu fasa -Jernih -Tidak- mengendap -Sangat lambat -Dua fasa -Baur -Tak mendifusi -Tdk tmbs chy -Mengendap

SIFAT-SIFAT KOLOID: 1. SIFAT OPTIK Efek Faraday-Tyndall berupa kerucut cahaya bila s/ koloid disinari dari samping. Efek ini disebkan oleh penghamburan sinar o/ partikel -partikel terdispersi. 2. SIFAT KINETIK a.Gerak Brown: gerakan acak partikel terdispersi dalam medium terdispersi. b.Difusi : partikel terdispersi scr spontan bergerak (berdifusi) dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.Akibat langsung dari gerak Brown.

3. SIFAT ELEKTRIK Elektroforesis adalah pergerakan partikel terdispersi dengan adanya pengaruh listrik. b. Elektro-osmosis adalah pergerakan medium pendispersi dengan adanya pengaruh listrik, sedangkan fasa terdispersi diam. (kebalikan elektroforesis)

CARA PENGENDAPAN KOLOID Penambahan sejumlah besar elektrolit Pemanasan Dengan muatan listrik