Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K Eko Yuliantoro Anita Putri
MEMAHAMI DAN MEMPRAKTEKKAN TERAPI MODALITAS DALAM PENANGANAN KASUS PALIATIV CARE DENGAN SYMTOM NYERI
Definisi Nyeri ” Definisi ini menyatakan bahwa nyeri merupakan phenomena kombinasi dari aspek sensory, emosional, kognitif dan eksistensi dari keadaan pathology fisik tidaklah mutlak muncul pada pasien yang sedang mengalami nyeri. (The IASP, dalam Parrot,2002)
Etiologi Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas atau dingin. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat Neoplasma karena terjadinya tekanan atau kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau metastase. Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan Nyeri yang disebabkan oleh factor psikologis akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.
Klasifikasi Nyeri berdasarkan tempatnya Nyeri berdasarkan sifatnya; Nyeri berdasarkan berat-ringannya Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
Nyeri berdasarkan tempatnya Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada mukosa, kulit. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ-organ tubuh visceral. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh didaerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada system saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-lain.
Nyeri berdasarkan sifatnya; Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama. Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
Nyeri berdasarkan berat ringannya Nyeri rendah , yaitu nyeri dengan intensitas rendah Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir kurang dari enam bulan, Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Manifestasi Klinik Respon fisiologi Stimulasi Simpatik nyeri ringan, moderat, dan superficial) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam) 2. Respon nyeri terhadap tingkah laku Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd aktivitas menghilangkan nyeri).
Pain Management 1. Managemen Nyeri Farmakologikal Adapun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah a. Analgesik Narkotik b. Analgesik Lokal c. Analgesik yang dikontrol klien d. Obat – obat nonsteroid
2. Managemen Nyeri Non Farmakologikal upaya-upaya mengatasi atau menghilangkan nyeri antara lain dengan distraksi, relaksasi, massage, akupuntur, therapy music, pijatan, dan guided imaginary
Tujuan Penatalaksanaan Nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri Usia Jenis kelamin Ansietas Pengalaman masa lalu Pola koping Support keluarga dan social Individu
TERIMAKASIH