MODEL PENGORGANISASIAN ROHIS
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan barisan yang teratur seakan-akan merupakan bangunan yang amat kokoh (Q.S Ash Shaff : 4)
Dasar Pemikiran Persiapan masa depan yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) telah menjadi perhatian serius setiap ideologi, negara dan institusi di dunia dalam menghadapi persaingan global. Dakwah Islamiyah, dengan misinya yang menyeluruh, harus pula mempersiapkan diri menghadapi masa depan dengan baik agar dapat menaungi dan memimpin segenap perubahan yang ada sesuai fungsinya sebagai rahmat alam semesta. Da’wah sekolah memiliki peran strategis dalam mempersiapkan SDM di masa depan karena akan mempersiapkan berbagai segmen masyarakat sekaligus: buruh dan pekerja (jalur sekolah kejuruan), wiraswasta dan profesional (jalur sekolah menengah umum dan universitas) dan lapisan pemimpin-pemimpin bangsa (dakwah kampus). Mengingat perannya yang besar dan strategis, dakwah sekolah memerlukan pedoman penyelenggaran yang jelas, sistematis dan terarah
Tujuan Terwujudnya barisan pemuda-pelajar yang mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran, mampu menghadapi tantangan masa depan dan menjadi batu bata yang baik dalam bangunan masyarakat Islam.
Sasaran Tumbuhnya bakat kepemimpinan dari para aktifis dakwah sekolah sebagai bekal calon pemimpin masa depan. Terwujudnya kualitas ruhiyah, ilmiyah dan fanniyah para pelajar muslim berkualitas baik di bidang akademis, life skill, bahasa asing, kepemimpinan, manajemen sehingga mampu meraih pendidikan lanjutan yang lebih tinggi dan berkualitas serta berdaya saing global. Terwujudnya kebangkitan Islam secara massal baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat pelajar umumnya. Misalnya: tereduksinya kultur jahiliyah menjadi Islami, meningkatnya pengamalan Islam, dsb.
Tahapan Tahap Pembentukan Tahap Pertumbuhan Tahap Pematangan Tahap Perluasan
Tahap Pembentukan Fase mulai terbentuknya embrio dakwah dan pengelola dakwah di suatu sekolah Kriteria: Terbentuknya minimal 1 halaqah tamhidiyah Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) Siswa di bawah pengawasan usroh kader inti. Mulai bergulirnya program-program dakwah sekolah melalui para ADS Siswa tersebut melalui lembaga dakwah khusus seperti lembaga Mushalla / Masjid Sekolah dan / atau Kerohanian Islam OSIS
Tahap Pertumbuhan Fase mulai tumbuhnya kuantitas dan kualitas kader Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) sebagai akibat keberhasilan dakwah sekolah Kriteria: Tercapainya pertumbuhan dakwah khassah hingga mencapai 10 % dari seluruh siswa muslim di sebuah sekolah dengan berbagai marhalahnya. Penguasaan dan optimalisasi pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dalam menjalankan berbagai program dakwah selama minimal 3 (tiga) tahun berturut-turut. ADS Siswa mulai memainkan peranan penting dalam dakwah formal pada lembaga-lembaga siswa: OSIS, ekstra kurikuler, dsb. ADS Siswa memiliki keseimbangan bekal diniyah, dakwiyah, jasadiyah, fanniyah dan akademis
Tahap Pematangan Fase mulai matangnya dakwah di suatu sekolah yang ditandai dengan semakin banyaknya produk kader dakwah dan simpatisan yang massal sebagai akibat kematangan individu ADS maupun lembaga dakwahnya Kriteria: Da’wah Khassah: 15 % dari seluruh siswa muslim di sebuah sekolah dengan berbagai marhalahnya. Mulai efektifnya kualitas dakwah khassah dalam mencapai target muwashofat dan marhalah tarbawiyah Simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami mencapai 40 % dari seluruh siswa muslim. Mulai terlihat fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah tersebut yang tampak dari berbagai parameter
Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, MPK (Majlis Permusyawaratan Kelas) dan Ekstra Kurikuler selama minimal 3 (tiga) tahun/periode berturut-turut. Mulai matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan ADS Siswa. Mulai efektifnya struktur & program berbagai lembaga pendampingan dakwah sekolah seperti lembaga alumni, LSM, Ormas, dsb. Mulai ekspansi dakwah kepada SLTP sekitar atau almamaternya
Tahap Perluasan Fase ekspansi dakwah ke berbagai medan dakwah sekolah non siswa seperti guru, kepala sekolah, pegawai, kurikulum, remaja lingkungan dan para pelajar sekolah lain yang berdekatan Kriteria: Da’wah Khassah: 20 % dari seluruh siswa muslim di sebuah sekolah dengan berbagai marhalahnya. Mulai efektifnya kualitas dakwah khassah dalam mencapai target muwashofat dan marhalah tarbawiyah Simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami mencapai 60 % dari seluruh siswa muslim. Mulai terlihat fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah tersebut yang tampak dari berbagai parameter Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, MPK (Majlis Permusyawaratan Kelas) dan Ekstra Kurikuler dalam 5 tahun terakhir Semakin matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan ADS Siswa. Semakin efektifnya struktur & program berbagai lembaga pendampingan dakwah sekolah seperti lembaga alumni, LSM, Ormas, dsb. Semakin matangnya dakwah di berbagai SLTP & SLTA binaan. Terwujudnya berbagai ekspansi dakwah ke guru, kepala sekolah, orang tua, remaja llingkungan, dsb
Macam Medan Dakwah Sekolah Siswa. Guru. Kepala Sekolah. Pegawai Sekolah. Orang Tua Siswa. Sesama Pelajar / Remaja Lingkungan di Sekitar Sekolah.
Struktur Dewan Pembina Terdiri dari guru-guru agama Islam yg membina, memberikan saran, dan nasihat bagi pengurus. Majelis Pertimbangan Terdiri dari kelas III dan tim alumni yang ditentukan. Mereka memberikan bantuan berupa tenaga, saran, dan bimbingan dalam menjalankan dakwah sekolah. Badan Pengurus Harian (BPH) Adalah lembaga eksekutif penggerak utama organisasi dakwah sekolah. Badan ini terdiri dari KETUA UMUM, WAKIL KETUA I (IKHWAN), WAKIL KETUA II (AKHAWAT), SEKRETARIS, BENDAHARA, dan KETUA-KETUA BIDANG.
Bidang-Bidang Bidang Kaderisasi Bidang ini mengelola berbagai kegiatan kaderisasi seperti mentoring siswa/ tarbiyah islamiyah, penyusunan kurikulum, pemantauan, evaluasi, dsb. Bidang Dakwah Bidang ini mengelola berbagai kegiatan syiar dan dakwah secara umum. Bidang ini bisa dikembangkan dengan berbagai seksi-seksi misalnya : - Sie Pengajian kelas - Sie Pengajian guru - Sie Kultum - Sie PHBI - Sie Shalat Jum’at
Bidang Hubungan Masyarakat Bidang ini melaksanakan segala bentuk aktivitas yang berkaitan dengan masalah informasi, pengumuman, publikasi, dokumnetasi, dan hubungan masyarakat pada umumnya. Bidang ini bisa terdiri dari beberap seksi-seksi : Sie Pulikasi dan dokumentasi Sie Hubungan alumni Sie hubungan guru Sie penerbitan dan media Bidang Rumah Tangga Mengelola inventaris dan berbagai peralatan yang diperlukan untuk menunjang seluruh aktivitas kegiatan dakwah.
Program-program kerja Penyambutan siswa baru Ceramah umum/tabligh Penyuluhan problematika remaja Studi dasar islam Rihlah/tafakur alam Olahraga Bazar dan Pameran Perlombaan-perlombaan Majalah dinding Buletin dakwah Kursus membaca Alqur’an
Perpustakaan Islam Shalat jum’at berjamaah Informasi perguruan tinggi Try out SPMPTN Pelatihan keterampilan Pengajian guru Muzhaharah dunia islam
PERNAK-PERNIK ROHIS
Guru agama mitra kita… Cobalah buka pintu silaturrahim dan komunikasi Libatkan mereka dalam perencanaan rohis kita Akomodasi mereka dalam perencanaan rohis kita Hargai mereka sebagai penasehat kita bukan sebagai rival dakwah kita Ajaklah mereka dalam setiap event rohis kita yang utama
Keterbatasan sumber daya… Upayakan penggalangan dana mandiri dari sumber tetap alumni, pengurus rohis, para siswa, dan orang tua. Berdayakan peluang bisnis yang ada : penjualan kaset nasyid, majalah dan buletin, tiket penjualan, dsb Upayakan penggalangan potensi sumber daya dari luar pengurus rohis Sedapat mungkin menggunakan fasilitas fisik sekolah yang ada : ruang-ruang kelas, mesjid sekolah, lapangan olahraga, taman, dsb.