Pemetaan Substrat Dasar Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Quickbird-2 Ike Dori Candra C552130111
Introduction Pemetaan dasar perairan dangkal memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal karena wilayahnya umumnya terpencil dan sulit diakses. Remote sensing dengan memanfaatkan citra digital merupakan alternatif yang paling ideal untuk pemetaan dasar perairan dangkal ( Green et al 2000). Peluncuran satelit resolusi spasial tinggi seperti Quickird tahun 2001 memungkinkan pendeteksian fitur-fitur habitat di perairan dangkal. Satelit Quickbird-2 yang diluncurkan pada tanggal 18 October 2001 berada pada ketinggian 450 km dengan periode edar 93,5 menit dan orbit polar sun synchronous. Satelit yang memiliki cakupan sebesar 16,5 km ini melewati lintasan (daerah) yang sama setiap 1-5 hari tergantung posisi lintang.
Karakteristik panjang gelombang yang dimiliki oleh sensor Quickbird-2 diuraikan dalam Tabel 1.
Method Untuk pemetaan habitat perairan dangkal harus dilakukan survey lapangan. Tujuannya adalah untuk mengamati kondisi lapangan yang sebenarnya dan pengecekan silang hasil klasifikasi dari citra satelit. Survey dilakukan menggunakan Scuba dan snorkling, posisi titik pengamatan direkam dengan GPS Kegiatan survey antara lain : Plotting/merekam titik-titik yang dianggap penting sebagai acuan untuk menafsirkan kenampakan objek di lapangan dengan kenampakan objek dalam peta hasil klasifikasi. Membuat dokumentasi pemotretan objek di lapangan untuk validasi kenampakan objek di peta
Pengambilan data lapangan di sejumlah 651 titik sampling. Lokasi titik pengambilan data tersebar di Karang Congkak dan Karang Lebar, Kep. Seribu, Jakarta. Untuk keperluan uji akurasi tematik citra,diambil sejumlah titik pada lokasi Karang Congkak. Citra yang digunakan adalah Quickbird multiband (16 bit). Penentuan lokasi dilakukan dengan 2 unit GPS tipe navigasi. Flow chart disajikan pada gambar 1.
Pengamatan dasar perairan dilakukan dengan cara acak dan menyebar pada lokasi karang lebar dan karang congkak Data yang dicatat adalah jenis dasar perairan dan posisi geografis Pengambilan data mencakup 5 kategori jenis perairan yaitu karang hidup, karang, pasir dan bercampur lamun, lamun dan pasir Tabel 2. kategori dasar perairan
Uji Akurasi Citra Hasil Klasifikasi Menurut Campbell ( 1987), uji akurasi dilakukan dengan membandingkan peta, satu peta bersumber dari hasil analisis penginderaan jauh (yang diuji) dan peta acuan dari sumber lainnya. Peta kedua diasumsikan memiliki informasi yang benar. Perhitungan citra hasil klasifikasi dilakukan dengan membuat matrik kontigensi atau matrik konfusi. Matrik konfusi dihasilkan dari perbandingan nilai piksel hasil klasifikasi dengan data dari lapangan (Congalton dan Green, 1999). Uji Ketelitian yang dihitung adalah overall accuracy, producer’s accuracy dan user’s accuracy. Alur penelitian rumus-rumus yang digunakan :
Result And Discussion Klasifikasi citra Quickbird dengan menggunakan metode ISOclass yang di iterasi dengan evaluasi visual citra komposit RGB disajikan pada Gambar 3. Secara umum dapat dikatakan, citra Quickbird tidak sensitif untuk mendeteksi keberadaan karang hidup. Karang hidup di lokasi Karang Congkak ditemukan pada bagian tepi dan berada pada zona perairan yang lebih dalam. Bila dibandingkan hasil klasifikasi citra pada kedua skala ( gambar a dan b), terlihat objek pasir bercampur lamun lebih dapat terlihat pada skala yang lebih besar (1:5.000).
Uji Akurasi Citra Terklasifikasi Hasil uji akurasi peta citra hasil klasifikasi visual tutupan dasar perairan disajikan pada table 3 dan 4. Nilai akurasi peta citra Quickbird skal 1:10.000 adalah 42 %. Nilai akurasi total klasifikasi citra Quickbird skala skala 1:5.000 adalah 56%. Tabel 3. Uji Akurasi klasifikasi visual citra Quickbird pada skala 1:10.000 Tabel 4. Uji Akurasi Klasifikasi Visual Citra Quickbird pada skala 1:5.000
Faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi :
Kesimpulan
Thank’s