Pemetaan Substrat Dasar Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Quickbird-2 Ike Dori Candra C552130111.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE PENDUGAAN CADANGAN KARBON BAWAH PERMUKAAN
Advertisements

ULANGAN HARIAN KE -1 SIAPKAN KERTAS LALU TULIS NAMA, NOMER DAN KELAS !
JENIS JENIS CITRA INDRAJA
Oleh : INDRIANI Dibawah bimbingan : Ankiq Taofiqurrahman.S.Si.,M.T.
Sistem Informasi Geografis (TPE4118/2/P) TEP
SURVEI TANAH Dosen : Y. Morsa Said.
KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis
Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta hektar atau sekitar 10,8 persen dari luas daratan Indonesia (Subagjo, 1998; Wibowo dan Suyatno, 1998).
Mahmud Yunus, S.Kom., M.Pd., M.T.
Geographic Information and Spatial Information
MANTA TOW.
Studi Transportasi.
ANALISIS CITRA QUICKBIRD MENGGUNAKAN KLASIFIKASI Latifa Ulfah
KONSEP DATA GEOSPASIAL
Sistem Informasi Geografis
Simulasi Analisis Wilayah Kota Adi Wibowo, SSi, Msi
SURVEI TANAH (Pertemuan ke 13)
GALIH WASIS WICAKSONO TEKNIK INFORMATIKA UMM
Pengantar Sistem Informasi Geografis
“Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster”
GILANG BUDI YUDHISTIRA, Pemanfaatan Citra Satelit Landsat 7 ETM+ Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan Di Kabupaten Brebes Tahun
 Tujuan Umum Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan memahami Konteks Data Spasial  lihat buku konsep- konsep dasar hal.145 – 186  Tujuan.
Metodologi Hybrid Berdasar Informasi Spasial dan Spektral Unsupervised dan Supervised Prof.Dr. Aniati Murni (R 1202) Dina Chahyati, M.Kom, (R 1226) Fakultas.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TKW 303
SEKOLAH PASCASARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS
Syllabus Kuliah PERPETAAN (2009)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
ArcView Merupakan salah satu perangkat lunak dekstop SIG
Mengapa penginderaan jauh?
KONSEP PEMOTRETAN.
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Sistem Informasi Geografis
Perpetaan untuk Perencanaan Keruangan
Sistem Informasi Geografis
Data Spasial.
Operasi Aritmatika dan Geometri pada Citra
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
Teknologi Penginderaan Jarak Jauh dalam penentuan DPI
PERTEMUA N I MARET 2010 JURUSAN TEKNIK SIPIL UNSOED
CITRA IKONOS Oleh: Mangapul P.Tambunan
Pemetaan Digital Geographic Information System (2 SKS) Semester II – TA 2008/2009 Politeknik Caltex Riau.
IKE DORI CANDRA C TEKNOLOGI KELAUTAN
Geographic Information and Spatial Information
Panduan Survey Lapangan
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
cakupan CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI
PENGINDERAAN JAUH PENDAHULUAN.
Medium Earth Orbit | Politeknik Negeri Padang Rianto
I pendahuluan.
Teknik Pengambilan Data Spasial
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
Teknologi Sensor dalam Penginderaan jauh
Sistem Informasi Geografis
Jenis peta dan penggunaannya
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SELAMA 20 TAHUN DI WILAYAH PERBATASAN MAKASSAR – MAROS DENGAN Remote Sensing PROGRAM PASCASARJANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN.
KARTOGRAFI Nama : Shauqi Isyana Tristantio NIM :
Studi Transportasi.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENGINDERAAN JAUH DR. EKO BUDIYANTO, M.Si..
Studi Transportasi.
Dasar-dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan system informasi geografis. Herdien Raka ( )
Disiapkan oleh : I Ketut Sutarga PENGENALAN S I S T E M INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGENALAN S I S T E M INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
PETA DAN PERPETAAN DR. EKO BUDIYANTO, M. Si..
SUMBER DATA SPASIAL DAN DATA NON SPASIAL
DEDY MIRWANSYAH PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.
SEJARAH PETA. Periode Awal Peta dunia yang pertama kali ada dibuat oleh Bangsa Babilonia sekitar 2300 sebelum masehi. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa.
PENDEKATAN SURVEI TANAH PARAMETRIK DAN PEDAGOGIK
Transcript presentasi:

Pemetaan Substrat Dasar Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Quickbird-2 Ike Dori Candra C552130111

Introduction Pemetaan dasar perairan dangkal memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal karena wilayahnya umumnya terpencil dan sulit diakses. Remote sensing dengan memanfaatkan citra digital merupakan alternatif yang paling ideal untuk pemetaan dasar perairan dangkal ( Green et al 2000). Peluncuran satelit resolusi spasial tinggi seperti Quickird tahun 2001 memungkinkan pendeteksian fitur-fitur habitat di perairan dangkal. Satelit Quickbird-2 yang diluncurkan pada tanggal 18 October 2001 berada pada ketinggian 450 km dengan periode edar 93,5 menit dan orbit polar sun synchronous. Satelit yang memiliki cakupan sebesar 16,5 km ini melewati lintasan (daerah) yang sama setiap 1-5 hari tergantung posisi lintang.

Karakteristik panjang gelombang yang dimiliki oleh sensor Quickbird-2 diuraikan dalam Tabel 1.

Method Untuk pemetaan habitat perairan dangkal harus dilakukan survey lapangan. Tujuannya adalah untuk mengamati kondisi lapangan yang sebenarnya dan pengecekan silang hasil klasifikasi dari citra satelit. Survey dilakukan menggunakan Scuba dan snorkling, posisi titik pengamatan direkam dengan GPS Kegiatan survey antara lain : Plotting/merekam titik-titik yang dianggap penting sebagai acuan untuk menafsirkan kenampakan objek di lapangan dengan kenampakan objek dalam peta hasil klasifikasi. Membuat dokumentasi pemotretan objek di lapangan untuk validasi kenampakan objek di peta

Pengambilan data lapangan di sejumlah 651 titik sampling. Lokasi titik pengambilan data tersebar di Karang Congkak dan Karang Lebar, Kep. Seribu, Jakarta. Untuk keperluan uji akurasi tematik citra,diambil sejumlah titik pada lokasi Karang Congkak. Citra yang digunakan adalah Quickbird multiband (16 bit). Penentuan lokasi dilakukan dengan 2 unit GPS tipe navigasi. Flow chart disajikan pada gambar 1.

Pengamatan dasar perairan dilakukan dengan cara acak dan menyebar pada lokasi karang lebar dan karang congkak Data yang dicatat adalah jenis dasar perairan dan posisi geografis Pengambilan data mencakup 5 kategori jenis perairan yaitu karang hidup, karang, pasir dan bercampur lamun, lamun dan pasir Tabel 2. kategori dasar perairan

Uji Akurasi Citra Hasil Klasifikasi Menurut Campbell ( 1987), uji akurasi dilakukan dengan membandingkan peta, satu peta bersumber dari hasil analisis penginderaan jauh (yang diuji) dan peta acuan dari sumber lainnya. Peta kedua diasumsikan memiliki informasi yang benar. Perhitungan citra hasil klasifikasi dilakukan dengan membuat matrik kontigensi atau matrik konfusi. Matrik konfusi dihasilkan dari perbandingan nilai piksel hasil klasifikasi dengan data dari lapangan (Congalton dan Green, 1999). Uji Ketelitian yang dihitung adalah overall accuracy, producer’s accuracy dan user’s accuracy. Alur penelitian rumus-rumus yang digunakan :

Result And Discussion Klasifikasi citra Quickbird dengan menggunakan metode ISOclass yang di iterasi dengan evaluasi visual citra komposit RGB disajikan pada Gambar 3. Secara umum dapat dikatakan, citra Quickbird tidak sensitif untuk mendeteksi keberadaan karang hidup. Karang hidup di lokasi Karang Congkak ditemukan pada bagian tepi dan berada pada zona perairan yang lebih dalam. Bila dibandingkan hasil klasifikasi citra pada kedua skala ( gambar a dan b), terlihat objek pasir bercampur lamun lebih dapat terlihat pada skala yang lebih besar (1:5.000).

Uji Akurasi Citra Terklasifikasi Hasil uji akurasi peta citra hasil klasifikasi visual tutupan dasar perairan disajikan pada table 3 dan 4. Nilai akurasi peta citra Quickbird skal 1:10.000 adalah 42 %. Nilai akurasi total klasifikasi citra Quickbird skala skala 1:5.000 adalah 56%. Tabel 3. Uji Akurasi klasifikasi visual citra Quickbird pada skala 1:10.000 Tabel 4. Uji Akurasi Klasifikasi Visual Citra Quickbird pada skala 1:5.000

Faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi :

Kesimpulan

Thank’s